Ancaman Perubahan Iklim Bagi Kesehatan
Suara Merdeka (10 Juli 2024)
Lolita
YOGYAKARTA, kedu.suaramerdeka.com – Sejak akhir abad ke-19, suhu rata-rata bumi telah mengalami peningkatan sekitar 1°C. Gletser dan es mengalami pencairan yang lebih cepat, sehingga menyebabkan permukaan air laut semakin naik. Pemanasan global, pencairan glasier es, peningkatan permukaan air laut, dan perubahan pola cuaca, merupakan beberapa ciri perubahan iklim yang semakin bergejolak.
Fenomena perubahan ini berlangsung dalam jangka waktu panjang bisa puluhan hingga jutaan tahun. Hal ini menjadikan ancaman tersendiri bagi keberlangsungan makhlukhidup di muka bumi. Perubahan iklim dapat mengakibatkan peningkatan risiko berbagai jenis penyakit. Sebagai contoh badai tropis dapat mengganggu layanan dan infrastruktur kesehatan yang berakibat fatal pada kejadian cedera fisik, psikis, hingga berujung kematian. Banjir yang parah juga dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air seperti leptospirosis, kolera, dan infeksi. Banjir juga dapat memicu evakuasi massal dan masalah kesehatan mental akibat kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian.
Kondisi kekeringan, kebakaran hutan, polusi udara dapat mempengaruhi kualitas udara dan sanitasi lingkungan. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh kekeringan seperti malnutrisi, gangguan saluran pernafasan, demam lebah, penyakit yang diperantarai vektor (nyamuk, virus, bakteri), gangguan mood, hingga bunuh diri. Gelombang panas yang intens dapat menyebabkan penyakit terkait stress panas seperti sengatan panas, kelelahan akibat panas, dan dehidrasi. Suhu tinggi dapat meningkatkan stress pada sistem kardiovaskular yang menyebabkan peningkatan risiko serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Suhu tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan dan kontaminasi mikro organisme pathogen seperti Salmonella dan E. coli. Perubahan iklim juga dapat memperluas jangkauan geografis nyamuk pembawa penyakit seperti malaria, demam berdarah, zika, dan chikungunya. Kejadian cuaca ekstrem dapat menyebabkan stress psikologis dan kecemasan.
Kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan keamanan dapat memicu gangguan mental seperti depresi, dan kecemasan. Kekhawatiran tentang masa depan dan dampak perubahan iklim pada kehidupan manusia dapat menyebabkan perasaan tidak berdaya, kecemasan, dan stress kronis, terutama di kalangan generasi muda yang sangat peduli terhadap masalah lingkungan. Populasi rentan akibat perubahan iklim dapat terjadi pada anak-anak, lansia, komunitas berpenghasilan rendah dan orang dengan penyakit yang sudah ada (pre-exsiting conditions). Anak-anak lebih rentan terhadap penyakit akibat perubahan kualitas air dan udara.
Sistem kekebalan yang belum sempurna menjadikan anak-anak lebih berisiko terkena penyakit infeksi. Begitu pula dengan lansia yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit terkait panas, penyakit kardiovaskular, dan pernapasan. Mereka juga lebih rentan terhadap dampak cuaca ekstrem dan perubahan lingkungan yang cepat.
Komunitas yang berpenghasilan rendah sering kali tinggal di daerah yang lebih rentan terhadap banjir dan polusi udara. Mereka juga memiliki akses yang terbatas ke layanan kesehatan dan infrastruktur yang mendukung. Di samping itu, perubahan suhu dan polusi udara dapat memperburuk kondisi individu dengan penyakit kronis seperti gangguan jantung, ginjal dan paru-paru.
Strategi adaptasi dan mitigasi
Perubahan iklim memerlukan strategi adaptasi dan mitigasi antara lain : kesiapan kesehatan publik, infrastruktur ketahanan iklim, kebijakan advokasi, keterlibatan komunitas, riset dan monitoring, implementasi sistem peringatan dini untuk kejadian cuaca ekstrem dalam mengurangi resiko kesehatan.
Selain itu, perlu dilakukan perencanaan darurat dan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum guna menghadapi bencana yang terkait dengan perubahan iklim. Infrastruktur kesehatan, termasuk rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat perlu diperkuat untuk menghadapi peningkatan beban penyakit akibat perubahan iklim.
Edukasi kepada masyarakat juga perlu digalakkan terutama terkait cara mengurangi risiko kesehatan, seperti perbaikan hidrasi selama gelombang panas dan pencegahan penyakit yang ditularkan melalui vektor. Pembangunan infrastruktur sistem perairan yang canggih, seperti bendungan, saluran drainase, dan sistem pengelolaan air hujan dapat ditingkatkan untuk mengatasi banjir dan kekeringan.
Infrastruktur bangunan yang tahan terhadap cuaca ekstrem dirancang dengan bahan dan desain yang mampu bertahan dari badai, banjir, dan suhu ekstrem. Jaringan energi juga harus dipastikan agar pasokan listrik tetap stabil selama kejadian cuaca ekstrem dengan mengintegrasikan sumber energi terbarukan.
Peraturan lingkungan yang ketat diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, termasuk standar emisi untuk kendaraan dan industri. Penanaman pohon, pelestarian hutan, dan restorasi ekosistem dapat menyerap CO2 dan mengurangi fenomena pulau panas perkotaan.
Pembiayaan untuk proyek adaptasi dan mitigasi perubahan iklim perlu ditingkatkan, termasuk investasi dalam energi terbarukan dan teknologi bersih. Masyarakat juga harus terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi adaptasi dan mitigasi melalui konsultasi dan kolaborasi publik.
Kesadaran tentang perubahan iklim melalui program pendidikan dan kampanye informasi juga harus menjangkau semua lapisan masyarakat. Strategi adaptasi dan mitigasi juga melibatkan komunitas lokal dalam mengembangkan kebun komunitas dan proyek energi terbarukan skala kecil. Riset tentang perubahan iklim pada kesehatan dan lingkungan juga berdampak pada implementasi kebijakan dan strategi adaptasi yang efektif.
Sistem monitoring untuk melacak perubahan iklim dan dampaknya, termasuk kualitas udara, penyebaran penyakit, dan kejadian cuaca ekstrem perlu direalisasikan segera. Inovasi dalam teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, seperti pengembangan sistem pendingin yang efisien energi dan teknologi desalinasi air perlu didukung oleh berbagai pihak.
Perubahan iklim adalah tantangan global yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari SMkesehatan, lingkungan, ekonomi, hingga kesejahteraan sosial. Saat ini, dampaknya sudah dirasakan oleh semua manusia di seluruh dunia.
Peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan perubahan pola cuaca mengancam ekosistem dan kehidupan manusia di muka bumi. Oleh sebab itu, diperlukan dukungan semua lini secara cepat untuk merealisasikan strategi adaptasi dan mitigasi.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan komunitas internasional sangatlah penting untuk menciptakan respons yang terpadu dan efektif terhadap tantangan perubahan iklim. Mari bersama-sama mengambil langkah untuk mengurangi emisi, meningkatkan ketahanan, dan beradaptasi dengan perubahan iklim global yang sedang terjadi. Setiap tindakan, sekecil apapun, memiliki dampak besar dalam perang melawan perubahan iklim. Masa depan kita bergantung pada tindakan kita hari ini.
sumber : https://kedu.suaramerdeka.com/pendidikan/2113093844/ancaman-perubahan-iklim-bagi-kesehatan