• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Tahun Politik: Elektabilitas Mengangkangi Kualitas

26/10/2024/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2023 /by NewsUAD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harian Merapi (14 Desember 2023)
Ilham Yuli Isdiyanto

Di tahun politik, para kesatria politik turun gunung. Mereka kemudian menyamar ‘seolah-olah’ menjadi bagian dari rakyat, bahkan menjadi ‘sudra’ dengan banyak dalih, sampai mengaku akan melayani ‘sudra’ yang terbiasa ‘melayani’. Akhirnya, tarik menarik posisi di kalangan rakyat, para kesatria politik kemudian berubah menjadi ‘demagog’ kelas kakap yang senantiasa berkhotbah tentang keadilan dan juga kesejahteraan. Demokrasi bukanlah binatang jinak, ia sangat liar dan mudah berubah-ubah tergantung dari siapa yang menggunakannya.

Identitas demokrasi kemudian berubah menjadi ‘kendaraan politik’ yang sangat bergantung dari ‘Pak Supir’ untuk mengarahkannya ke mana. Pernyataan Bambang Pacul terkait kuatnya pimpinan partai dalam menentukan arah kebijakan partai politik memberikan sinyal yang kuat terhadap fenomena ini. Demokrasi kemudian semakin terusik dengan hancurnya demokratisasi dengan pragmatisme politik, seperti naiknya Kaesang yang baru dua hari resmi anggota kader tiba-tiba menjadi Ketua Umum Partai Solidaristas Indonesia (PSI) padahal dalam misi partai politiknya adalah ‘melanjutkan agenda reformasi dan demokratisasi’ namun seakan melegitimasi oligarki dan dinasti.

Rapor buruk memang sedang merintangi demokrasi Indonesia, mungkin kasus ‘Mahkamah Keluarga’ yang berhasil memboyong Gibran sebagai calon wakil presiden Prabowo bukanlah puncaknya. Proses demokrasi masih berlanjut, terutama menuju pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 nanti. Banyak ketakutan akan muncul krisis, namun di sisi lain krisis ini akan menguntungkan jika dia mampu didorong untuk di demokrasi pada level negara.

Seperti yang dikatakan Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt (2019) bahwa krisis akan mampu dimanfaatkan guna menyelewengkan kekuasaan (otoriter) dan menciptakan sistem autokrat dengan dalih keamanan dan keselamatan. Demokrasi akan ‘dipangku’ yang dalam pemahaman filosofis Jawa adalah ‘mengendalikannya’, si Pemangku adalah aktor dengan strategi politik guna mendorong setiap tindakan ‘seakan’ demokratis dalam sudut pandang prosedur namun oligarkis dalam sudut pandang nilai demokrasi. Substansi akan kalah dengan prosedur, esensi akan kalah dengan ambisi.

Elektabilitas dan Suara Rakyat

Elektabilitas adalah seni merayu, yakni bagaimana solek personal mampu membius masyarakat luas dengan janji berlapis demi mendapatkan dukungan. Di sisi lain, di era informasi ini, elektabilitas kemudian didukung dengan track record dari tokoh tersebut apakah benar-benar layak atau tidak.Namun, sisi buruknya adalah elektabilitas juga berarti sejauh mana tokoh tersebut diperbincangkan oleh masyarakat luas, baik prestasi maupun kontroversi.

Lembaga survei memiliki peran penting dalam langkah prediktif menjelang pemilihan umum (pemilu), kemampuan prediktifnya didasarakan pada data-data yang diklaim valid dan ilmiah menjadi acuan terhadap optimisme politik. Walaupun beberapa kalangan melihat, sejauh mana kapasitas lembaga survey ini mampu memberi prediksi yang teruji secara terus menerus.

Seperti survei Litbang Kompas (11/12/2023) yang baru dirilis menempatkan elektabilitas Prabowo-Gibran 39,3%, Anies Muhamimin 16,7%, dan Ganjar-Mahfud 15,3%. Hal ini paling membingungkan adalah, dengan banyaknya kontroversi terkait pasangan Prabowo-Gibran, seperti isu ‘Mahkamah Keluarga’ ternyata tidak mempengaruhi elektabilitas secara serius.

Pertanyaan di tengah berbagai kekecewaan politik, harus dipahami bahwa irasionalitas politik dengan cara berdemokrasi bukan terletak pada kapasitas diri namun ‘seni’ menghegemoni. Hal ini dipertegas oleh pandangan Jean Baechler (2001) yang menyebut demokrasi tak lebih sebagai ‘pasar politik’, artinya proses transaksi adalah proses yang saling menguntungkan. Baik itu pertukaran antar gagasan maupun antar kepentingan.

Oleh karenanya, kredo yang seharusnya muncul adalah ‘elektabilitas bukanlah suara rakyat’ namun suara rakyat adalah ‘idealitas kondisi rakyat yang dengan sadar dan paham untuk mewujudkan kualitas demokrasi’. Jika tesis ini dimunculkan, maka pemilu akan menemukan kejenuhannya sendiri, karena proses pemilu menjadi irasional dengan ketidakcukupinya syarat kesadaran masyarakat.

Mungkin gagasan ini lebih cocok pada arah demokrasi deliberatif ketimbang demokrasi prosedural, seperti bagaimana masyarakat menyikapi peran seorang Presiden Joko Widodo yang memberikan izin anaknya untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden jelas tidak selaras dengan semangat etika demokrasi. Ketidaksetujuan rakyat sampai pada kritik terhadap Mahkamah Konstitusi tidak ditanggapi secara responsif tetapi retoris dengan mengembalikan lagi pada konstitusi dan perundang-undangan. Tidak mudah untuk memberikan saran pada Pemilu 2024, berbagai bentuk kontroversi yang membayangi dengan problem etisnya seakan membawa aura pesimistis atas terwujudnya demokratisasi pemilu nantinya.

Sikap imparsial negara mulai dipertanyakan, imbas dari dugaan conflict of interest yang semakin menjadi-jadi. Sikap berdemokrasi yang ideal didasarkan pada arah subtantif, sehingga lebih mendorong proses politik yang deliberatif. Namun, hal ini harus didasarkan pada sikap egalitarian yang proporsional, sehingga rasa keadilan dalam proses suksesi kekuasaan melalui pemilu akan juga dirasakan sportif oleh seluruh lapisan masyarakat. Harapan terbesar adalah tidak muncul krisis, berkumpulnya sejumlah tokoh bangsa dari Goenawan Muhammad sampai KH Mustofa Bisri di Rembang adalah mendorong pada upaya yang lebih kondusif untuk masa depan bangsa.

Jika krisis ini muncul, maka ada elit yang diuntungkan dan rakyatlah yang paling dirugikan. Pemilu 2024 bagian dari pendewasaan, sebagai proses berbangsa. Mungkin sudah saatnya merefleksi sistem demokrasi, kenapa sulit sekali untuk demokratis? Akhirnya, pertunjukan yang muncul adalah elektabilitas mampu mengangkangi kualitas, apalagi jika ada dukungan ‘isi tas’. Salam.

Sumber : https://www.harianmerapi.com/cermin/4011197607/tahun-politik-elektabilitas-mengangkangi-kualitas

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2024-10-26 10:04:042024-10-26 10:04:04Tahun Politik: Elektabilitas Mengangkangi Kualitas

Sepasang Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram (8) Semula Makamnya Tak Diketahui karena Berada di Pemakaman Umum

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (24 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Betapa terkejutnya Sunan Muria melihat istrinya tergolek di tanah dalam keadaan kaki dan tangan terikat. Sementara Kapa dilihat sedang adu mulut dengan gurunya Wiku lodhang. Wiku Lodhang pun menjauh dan mendekati Dewi Roroyono untuk membebaskan dari belenggu yang dilakukan KApa. Bersamaan terdengarkan jeritan keras dari mulut Kapa yang ternyata ada serangan aji kesaktian yang dilakukan Kapa berbalik menghantam dirinya sendiri.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (8) Semula Makamnya Tak Diketahui karena Berada di Pemakaman Umum

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 11:08:092022-08-26 11:08:09Sepasang Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram (8) Semula Makamnya Tak Diketahui karena Berada di Pemakaman Umum

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (7) Dewi Roroyono Dijodohkan dengan Sunan Muria dan Diboyong ke Padepokan

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (23 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Sunan Muria segera memboyong istrinya ke Padepokan Gunung Muria dan mereka hidup bahagia karena merupakan pasangan yang ideal. Selang waktu berlalu, Kapa dan Gendiri masih sulit melupakan Dewi Roroyono karena waktu dari Keling ke Ngerang mereka terlanjut terpesona melihat kecantikan wanita jelita. Mereka merasakan penyesalan karena telah terburu-buru menawarkan jawa baiknya. ANdai saja mereka tidak terus menatap wajah dan tubuh Dewi Roroyono yang indah mereka tidak akan terpesona dan tidak terjerat oleh iblis dari pandangan mata.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (7) Dewi Roroyono Dijodohkan dengan Sunan Muria dan Diboyong ke Padepokan

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 11:02:372022-08-26 11:02:37Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (7) Dewi Roroyono Dijodohkan dengan Sunan Muria dan Diboyong ke Padepokan

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (6) Kecantikan Dewi Roroyono Membuat Mata Adipati Pathak Tak Berkedip

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (21 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Sepasang mata Adipati Pathak tidak berkedip memandangi gadis itu terus menerus. Pathak tidak bisa menahan nafsu dan gelora asmaranya. Dia menggoda Dewi Roroyono dengan ucapan yang tidak pantas. Dewi Roroyono merasa begitu malu bahkan dia diperlakukan kurang ajar karena memegang bagian tubuh yang tidak pantas disentuh. Dewi Roroyono tidak  tahan dan naik pitam, minuman yang dibawa sengaja ditumpahkan ke pakaian sang Adipati.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (6) Kecantikan Dewi Roroyono Membuat Mata Adipati Pathak Tak Berkedip

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 10:54:322022-08-26 10:54:32Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (6) Kecantikan Dewi Roroyono Membuat Mata Adipati Pathak Tak Berkedip

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (5) Kiai Ageng Henis Mengubah Pura Menjadi Masjid Laweyan

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (21 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Kiai Ageng Beluk dahulunya menganut agama Hindu. Setelah berteman lama dengan Kiai Ageng Henis dan dakwah yang dilakukan Kiai Ageng Henis, KIai Ageng Beluk pun memeluk agama Islam, Kiai Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Kiai Ageng Henis dan diubah bangunannya menjadi MAsjid Laweyan.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (5) Kiai Ageng Henis Mengubah Pura Menjadi Masjid Laweyan

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 10:43:042022-08-26 10:43:04Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (5) Kiai Ageng Henis Mengubah Pura Menjadi Masjid Laweyan

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (4) Tak Terima Pandangan Saudaranya Bahwa Langkah Perempuan Sempit

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (19 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Nyai Ageng merasa tidak terima dengan musyawarah dan pandangan yang dilontarkan oleh saudaranya saat perkumpulan tersebut. Nyai pada waktu itu langsung membakar selendang kemban yang menjadi warisan nenek beliau, yaitu Nawang Wulan dan Kiai Jaka Tarub. Nyai Ageng Ngerang berkata: ‘Lenges dari bakaran selendang ini yang dibawa angin, dimanapu jatuhnya, dan tempat yang kejatuhan lenges tersebut akan menjadi Bumi Ngerang.’

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (4) Tak Terima Pandangan Saudaranya Bahwa Langkah Perempuan Sempit

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 10:38:332022-08-26 10:38:33Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (4) Tak Terima Pandangan Saudaranya Bahwa Langkah Perempuan Sempit

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (3) Setelah Menikah Mendirikan Pesantren Di Ngerang Juwana

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (18 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Kedekatan Kiai Ageng Ngerang dan Nyai Ageng Ngerang dengan Syeh Siti Jenar seorang ulama tarekat dan sufi membuat mereka harus terjerat masalah. Nyai Ageng Ngerang pun pernah belajar bersama Syeh Siti Jenar. Pada waktu itu terjadi konflik politik di kerajaan Demak dengan Syeh Siti Jenar sehingga siapa pun yang dekat dengan Syeh Siti Jenar akan ikut diburu oleh prajurit kerajaan Demak.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (3) Setelah Menikah Mendirikan Pesantren Di Ngerang Juwana

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 10:27:112022-08-26 10:27:11Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (3) Setelah Menikah Mendirikan Pesantren Di Ngerang Juwana

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (2) Sejak Kecil Tekun Belajar Soal Pendidikan Agama

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (18 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Sejak kecil Nyai Ageng mndapatkan pendidikan agama dan NYai termasuk siswa yang tekun. Sunan Kalijaga yang sering datang ke padepokan Tarub juga menjadi guru dan tempat belajar Nyai Ageng Ngerang. Bahkan Sunan Kalijaga juga mengagumi cara nyai Ageng Ngerang belajar dan begitu tekun.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (2) Sejak Kecil Tekun Belajar Soal Pendidikan Agama

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 10:21:242022-08-26 10:21:24Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (2) Sejak Kecil Tekun Belajar Soal Pendidikan Agama

Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (1) Memiliki Nasab dengan Nabi Muhammad SAW Generasi ke-25

26/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi(14 Februari 2022)

Yosi Wulandari

Nyai Ageng Ngerang semasa Walisongo menjadi wali nukbah dalam menyebarkan agama Islam di daerah Juwana dan daerah lereng pegunungan Kendeng Pati Selatan hingga akhir hayatnya. Nyai Ageng Ngerang dalam cerita sejarah diperkirakan lahir sebelum tahun 1478 M. Dewi Roro Kasihan adalah nama kecilnya dan memiliki nama lengkap Nyai Siti Rohmah Roro Kasihan. Dalam perannya sebagai tokoh ulama wanita di Juwana, Nyai Ageng memiliki nama panggilan lain, yaitu Nyai Juminah.

Selengkapnya Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (1) Memiliki Nasab dengan Nabi Muhammad SAW Generasi ke-25

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-26 10:14:132022-08-26 10:14:13Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (1) Memiliki Nasab dengan Nabi Muhammad SAW Generasi ke-25

Kabar Gembira

24/08/2022/in Koran Merapi, Opini, Publikasi 2022 /by NewsUAD

Koran Merapi (28 Januari 2022)

Iis Suwartini

Malam demi malam berlalu, isak tangis ibu selalu terdengar di telinga, juga suara dengkuran ayah. Mendengar ibu menangis serasa diiris sembilu. Ingin sekali membuka pintu kamar, lalu memluk dan mendengar keluh kesahnya. Sayangnya niat itu tak pernah terwujud, karena tidak akan membuahkan hasil. Ibu pasti lebih memilih bercerita pada sajadah yang mulai nampak lusuh, lalu segera bergegas pergi setelah menyiapkan sarapan. Bahkan ia tidak pernah memberikanku waktu untuk mencium tangannya. Dari kejauhan nampak punggung ibu dengan sepeda lusuhnya. Aku pun berlari mengejarnya.

Selengkapnya Kabar Gembira

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2022-08-24 10:05:102022-08-24 10:05:10Kabar Gembira
Page 1 of 10123›»

TERKINI

  • UAD Selenggarakan Pengajian Songsong Iduladha02/06/2025
  • Peran Kader IMM dalam Menyikapi Isu Pelecehan Seksual02/06/2025
  • Sinergitas Mahasiswa Hadis Menuju Organisasi Progresif02/06/2025
  • Tips Menulis Artikel Ilmiah ala Santi Santika02/06/2025
  • Membekali Mahasiswa dengan Pelatihan Etika dan Kecerdasan Emosional Digital02/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FAI UAD Raih Juara 3 Lomba Qiroatul Akhbar02/06/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal STPN 2025 Se-DIY31/05/2025
  • Inovasi Tim Jelantina Raih Juara 3 Lomba Poster26/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Gold Medal dan Penghargaan Khusus di Ajang Internasional26/05/2025
  • Tim Bouqet Snack PBSI PPG UAD Juara 1 Lomba Video dalam Gelar Karya 202526/05/2025

FEATURE

  • Mahasiswa Harus Responsif dalam Era Digital02/06/2025
  • Ni’matus Syakirah: yang Penting Proses, Bukan Nilai02/06/2025
  • Indonesia Membutuhkan Generasi yang Melek Teknologi den Rendah Hati02/06/2025
  • Perjalanan Hanifia Merawat Cinta Al-Qur’an31/05/2025
  • Cerita Inspiratif Rino, Meniti Karier dan Perjalanan Melawan Burnout31/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top