Sepasang Ulama Ageng Ngerang dan Kesultanan Mataram (8) Semula Makamnya Tak Diketahui karena Berada di Pemakaman Umum
Koran Merapi (24 Februari 2022) Yosi Wulandari Betapa terkejutnya Sunan Muria melihat istrinya tergolek di tanah dalam keadaan kaki dan tangan terikat. Sementara Kapa dilihat sedang adu mulut dengan gurunya Wiku lodhang. Wiku Lodhang pun menjauh dan mendekati Dewi Roroyono untuk membebaskan dari belenggu yang dilakukan KApa. Bersamaan terdengarkan jeritan...
Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (7) Dewi Roroyono Dijodohkan dengan Sunan Muria dan Diboyong ke Padepokan
Koran Merapi (23 Februari 2022) Yosi Wulandari Sunan Muria segera memboyong istrinya ke Padepokan Gunung Muria dan mereka hidup bahagia karena merupakan pasangan yang ideal. Selang waktu berlalu, Kapa dan Gendiri masih sulit melupakan Dewi Roroyono karena waktu dari Keling ke Ngerang mereka terlanjut terpesona melihat kecantikan wanita jelita. Mereka...
Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (6) Kecantikan Dewi Roroyono Membuat Mata Adipati Pathak Tak Berkedip
Koran Merapi (21 Februari 2022) Yosi Wulandari Sepasang mata Adipati Pathak tidak berkedip memandangi gadis itu terus menerus. Pathak tidak bisa menahan nafsu dan gelora asmaranya. Dia menggoda Dewi Roroyono dengan ucapan yang tidak pantas. Dewi Roroyono merasa begitu malu bahkan dia diperlakukan kurang ajar karena memegang bagian tubuh yang...
Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (5) Kiai Ageng Henis Mengubah Pura Menjadi Masjid Laweyan
Koran Merapi (21 Februari 2022) Yosi Wulandari Kiai Ageng Beluk dahulunya menganut agama Hindu. Setelah berteman lama dengan Kiai Ageng Henis dan dakwah yang dilakukan Kiai Ageng Henis, KIai Ageng Beluk pun memeluk agama Islam, Kiai Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Kiai Ageng Henis dan diubah...
Sepasang Ulama Agung Ngerang dan Kesultanan Mataram (4) Tak Terima Pandangan Saudaranya Bahwa Langkah Perempuan Sempit
Koran Merapi (19 Februari 2022) Yosi Wulandari Nyai Ageng merasa tidak terima dengan musyawarah dan pandangan yang dilontarkan oleh saudaranya saat perkumpulan tersebut. Nyai pada waktu itu langsung membakar selendang kemban yang menjadi warisan nenek beliau, yaitu Nawang Wulan dan Kiai Jaka Tarub. Nyai Ageng Ngerang berkata: 'Lenges dari bakaran...