Kambing dan Hujan serta Dawuk dalam Bacamu Belum Selesai
Buku Kambing dan Hujan dan Dawuk karya Mahfud Ikhwan dibedah oleh Ulaya Ahdani selaku dosen Sastra Inggris. Dengan dimoderatori Mitahul Jannah, mahasiswa Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK), acara berjalan dengan menarik. Selain bedah buku, penulis juga bercerita tentang pengalaman pertamannya menulis dan masuk di dunia kesusastraan.
Mahfud bercerita, saat menulis kedua buku ini, ia kesulitan harus memasukkan karakter tokoh. Apalagi setting dalam novel ini di pedesaan, yang tidak mengharapkan perkembangan apalagi perubahan.
Ternyata, pedesaan juga tidak terlepas dari konflik sosial politik di dalamnya. Keresahan bahkan kehidupan yang pernah dialami langsung oleh Mahfud, akhirnya dituangkan ke dalam buku ini.
Ulaya selaku pembahas memberi apresiasi untuk karya-karya Mahfud. Novel Dawuk menjelaskan tentang orang desa biasa yang melawan petinggi negara. Dengan didukung istri dan orang-orang di sekitarnya, tokoh Dawuk melakukan perlawanan. Buku ini menggambarkan tentang kekerasan di desa itu.
Sementara dalam buku Kambing dan Hujan, penulis juga sangat berani untuk memberi konflik dengan membawa dua organisasi masyarakat yang sangat besar, yakni Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama. Lewat tokoh Fauziyah dan Mifta, penulis berhasil menyeimbangkan dan mengolah konflik dengan sangat menarik. Dua sejoli yang ingin bersatu mendapat banyak halangan. Selain beda ormas, juga konflik lebih pelik yang menghubungkan orang tua mereka di masa lalu. Secara tidak langsung, buku ini menjadi “cermin” dari permasalahan yang ada di dunia nyata.
Acara bedah buka ini merupakan agenda hari kedua Pekan Buku Sastra dan Kominikasi yang diselengarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FSBK. Tema “Bacamu Belum Selesai” yang diangkat sangat pas dengan kegiatan yang berlangsung pada Selasa (12/12/2017) pukul 15.30-17.30 WIB ini.
Sebelum bedah buku, terlebih dulu acara dibuka dengan talkshow dan live musik. Acara yang bertempat di kampus 2 Unit B Universitas Ahmad Dahlan UAD, Jln Pramuka, Sidikan, Yoyakarta tersebut termasuk dalam rangkaian memperingati Milad FSBK. (ASE)