Didik Generasi Alpha, Tinggalkan Metode Pembelajaran Kuno
“Anda (red: mahasiswa baru UAD) calon pendidik di masa mendatang memiliki tantangan mengajar generasi alpha. Generasi ini hidup di tengah kepungan teknologi. Baru lahir langsung ‘jepret’,” jelas Prof. Dr. Ir. Dwi Sulisworo, M.T. saat menjadi pembicara di acara stadium generale Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Di hadapan para mahasiswa baru Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2019, Dwi mengatakan pendidikan sekarang sudah harus memanfaatkan teknologi informasi. Pasalnya, di era ini segala sesuatu bisa dengan mudah diakses dengan adanya jaringan internet.
“Terkadang saya miris, zaman sudah modern tapi di sekolah siswa dilarang untuk membawa HP. Padahal jika pendidik kreatif, HP bisa menjadi sarana belajar yang bagus,” ujarnya.
Metode mengajar harus disesuaikan dengan perkembangan zaman. Akan menjadi kurang relevan jika metode tahun 90-an digunakan di era sekarang. Dwi menambahkan, zaman dulu siswa diajarkan untuk berkompetisi menjadi yang terbaik. Tetapi, saat ini kolaborasi lebih ditekankan untuk membentuk karakter siswa.
Jika diamati, generasi saat ini lebih banyak mementingkan kerja kolektif. Terbukti dari banyaknya dari mereka yang bekerja dan berdiskusi di warung kopi dengan koleganya. Rumah atau ruang kerja seperti bukan menjadi prioritas.
“Warung kopi jadi tempat kerja, lebih memilih mobil daripada rumah. Tinggal bisa di apartemen. Inilah pergeseran yang terjadi. Kami kira ke depan tren ini masih akan terjadi. Jadi, pendidik harus benar-benar menyiapkan generasi yang mampu beradaptasi dengan keadaan seperti ini,” ungkap Wakil Direktur Pascasarjana UAD ini.
Ia menambahkan, calon pendidik bagi generasi alpha juga harus menanamkan produktivitas siswanya sejak dini. Sebab, persaingan global saat ini adalah berlomba ke luar angkasa, berlomba ke kedalaman bumi, dan menjangkau relasi seluas-luasnya. (ard)