Ecobrick Jawab Masalah Sampah Plastik di Hargosari
Sampah plastik sudah menjadi momok bagi kebanyakan orang. Tak terkecuali warga desa Hargosari, salah satu desa yang menjadi tempat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke-76 Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Tugas besar bagi kita semua untuk menjawab pertanyaan masalah sampah plastik ini, mengingat bahwa dalam kehidupan sehari-hari memang sulit sekali berhenti menggunakan plastik.
Bahaya sampah plastik begitu mengerikan. Sampah plastik susah diurai, bahkan setelah dibakar pun tidak bisa terurai dan hanya bisa mengecil. Oleh karena itu, sampah plastik bisa menyebabkan penyakit kanker yang luar biasa bahayanya. Bukannya tidak ada tindakan, selama ini pun sudah banyak cara untuk memusnahkan sampah plastik sampai seperti semula. Namun, butuh waktu ratusan tahun untuk mengatasinya.
Untungnya, masalah tersebut terjawab dengan adanya penyuluhan dan pelatihan ecobrick yang disampaikan oleh Dr. Ir. Tri Budiyanto, M.T. IPM. Ia merupakan dosen Program Studi (Prodi) Teknik Industri UAD. Menurut Tri, ecobrick sudah lama dikenal di kalangan masyarakat, namun di dusun Mojosari yang terletak di desa Hargosari belum ada yang tahu.
Ecobrick merupakan bata ramah lingkungan. Cara pembuatannya sederhana yaitu dengan memisah sampah plastik. Selanjutnya, plastik dipenjarakan dalam botol. Tahap berikutnya botol-botol tersebut disusun sesuai keinginan. Bisa dimanfaatkan pula untuk pelapis pot, tempat duduk yang artistik, bahkan bisa digunakan dalam bangunan untuk membuat rumah.
Harapan Tri melalui munculnya ecobrick bisa menjadi salah satu alternatif yang bisa membantu mengatasi atau membuang sampah plastik. Apalagi saat pelatihan berlangsung, warga sangat antusias. Artinya, lampu hijau sudah diberi oleh warga, karena ecobrick bisa membantu mengatasi pencemaran limbah yang berbau plastik. (Dew)