Apakah Anakku Berbeda?; Langkah Awal Pahami ABK
Masih banyak masyarakat yang memandang anak berkebutuhan khusus (ABK) sebagai aib. Lebih-lebih para orang tua sampai melarang anak untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Atau, orang tua merasa kesulitan menemukan pelayanan ABK yang sesuai dengan karakteristik anak. Berlatar belakang hal tersebut, Pusat Studi UAD Child and Family Education Center (ChiFEC) dan Asosiasi Disleksia Indonesia (ADI) menyelenggarakan seminar dan talkshow pada Sabtu (03/03/2018) di aula Islamic Center UAD.
Acara yang terbuka untuk umum ini menghadirkan beberapa pembicara. Di antaranya Dr. India Laksmi Gamayanti, M.Si., Psikolog. sebagai psikolog klinis anak; Erny Hidayati, S.Psi., M.A., Psikolog. yang merupakan dosen UAD dan psikolog anak; dan Nurri Ariyanti Puspitasari, S.E. selaku ketua DPSG Jateng-DIY.
Mengusung tema “Apakah Anakku Berbeda? Kenali Keragaman Anak melalui Deteksi Gangguan dan Stimulasi Perkembangan Anak”, acara tersebut diharapkan dapat memberi pemahaman kepada peserta mengenai jenis-jenis ABK, klasifikasi ABK, karakteristik ABK, pendidikan ABK, dan cara melakukan stimulasi perkembangan ABK.
“Saya mewakili Rektor mengucapkan terima kasih kepada pembicara yang berkenan menyampaikan materi pada acara kali ini, juga kepada peserta yang sudah berpartisipasi. Saya berharap acara ini nantinya tidak akan sampai seperti ini saja, tetapi dapat mengalami kemajuan dengan judul yang berbeda dan pemikiran-pemikiran baru sehingga memperoleh hasil yang lebih dari harapan saat ini,” jelas Prof. Dr. Sarbiran, selaku Wakil Rektor IV UAD. (nda)