Sesuai maklumat PP Muhammadiyah bernomor 375/MLM/I.0.E/2011 tentang ketetapan Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah 1432 H. Bahwa awal bulan Ramadhan 1432 H jatuh pada tanggal 1 Agustus 2011 H. Berkenaan dengan datangnya bulan Ramadhan 1432 H tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan himbauan sebagai berikut.
1. Mengajak kaum muslimin, khususnya warga Muhammadiyah untuk menyambut kehadiran bulan Ramadhan dengan semangat baru guna menjalankan ibadah puasa (shaum) Ramadhan. Menjadikan Ramadhan sebagai wahana penjernihan nurani, pencerdasan pikiran, dan perbaikan akhlaq, yang memberikan makna dan fungsi bagi pencerahan perilaku dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut diperlukan ketika bangsa ini tengah dilanda krisis akhlaq dan spiritual serta makin melemahnya akal sehat dalam tatanan kehidupan, yang menyebabkan kian melemahnya sendi-sendi kehidupan bersama yang menyelamatkan kehidupan.
2. Mengajak warga Muhammadiyah untuk mengisi bulan suci Ramadhan dengan kegiatan ibadah dan aktivitas organisasi secara intensif dan sinergis sesuai ketentuan yang telah digariskan oleh agama dan Persyarikatan. Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menggairahkan shalat berjama’ah dan melakukan pembinaan umat melalui masjid dan majlis ta’lim, ibadah shalat lail/tarawih, i’tikaf, tadarus al Qur’an, bersilaturahim dengan kerabat dan tetangga dekat maupun jauh serta sesama komponen bangsa lainnya, mengjaga ukhuwah dan persaudaraan sesama umat Islam, menolong sesama, membantu kaum dhua’afa dan mustadh’afin, berinfaq, beramal jariyah, bershadaqah dan menunaikan zaka, peringatan hari besar Islam seperti peringatan nuzulul Qur’an, menyelenggarakan pengajian Ramadhan serta kegiatan-kegiatan lainnya yang membawa kepada keselamatan, kebahagiaan, dan kemaslahatan hidup diri sendiri, keluarga, masyarakat dan dunia kemanusiaan dalam bingkai rahmatan lil’alamin.
3. Mengajak warga Muhammadiyah untuk menggairahkan dan mendorong anak-anak, remaja, dan angkatan muda Muhammadiyah agar meningkatkan ibadah puasa Ramadhan dan ibadah-ibadah makhdhah lainnya. Kegiatan lainnya ialah memakmurkan masjid dan kegiatan-kegiatan dakwah kemasyarakatan sehingga tercipta kehidupan masyarakat yang lebih rejilius, damai, maju, dan berakhlaq mulia.
4. Menghimbau segenap tokoh masyarakat, politisi, pejabat publik, pengusaha, dan semua elemen di tubuh pemerintahan dan masyarakat untuk mempelopori hidup jujur, amanah, bersahaja, dan menjadi teladan (uswah hasanah) sebagai bentuk penegakan nilai-nilai suci agama dan nilai-nilai utama kebangsaan demi kemajuan bangsa. Selain itu juga melakukan gerakan bersama antikorupsi dan berbagai anti penyimpangan serta anti eksploitasi dalam berbagai bidang kehidupan yang selama ini telah menyebabkan krisis dan rusahknya tatanan kehidupan nasional. Menjadikan Ramadhan sebagai proses meningkatkan sikap hidup yang berkarakter dan bermartabat utama.
5. Menghimbau seluruh komponen bangsa untuk membangun kehidupan yang penuh kesejukan dan kedamaian. Dalam menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi, hendaknya menempuh cara-cara yang ma’ru dan menjauhi cara-cara kekerasan, teror, dan anarkis, atau hal-hal yang mengancam keselamatan, ketertiban, dan hajat hidup publik. Setiap tindak kekerasan, selain merugikan kepentingan umum dan melawan hukum, juga bertentangan dengan ajaran agama yang mengajarkan perdamaian dan keselamatan. Islam melarang umatnya melakukan perbuatan fasad (pengrusakan) di muka bumi. Karena itu segala bentuk kekerasan dan pengrusakan harus ditindak secara tegass sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku tanpa pandang bulu, agar hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
6. Menghimbau semua pihak, lebih-lebih industri hiburan, baik yang hadir melalui media cetak, elektronik, maupun pranata lainnya, agar lebih mengedapankan nilai-nilai moral dan kebaikan, serta tidak menjual komoditi pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlaq dan tatanan bangsa demi meraih keuntungan materi. Sikap positif yang demikian dperlukan sebagai bentuk penghormatan terhadap kehadiran bulan suci Ramadhan sekaligus sebagai pertanggungjawaban terhadap masa depan kehidupan di negara yang penduduknya dikenal relijius sebagaimana selama ini. Membangun hubungan antarsesama secara harmonis dan menjauhkan diri dari benih-benih konflik serta permusuhan.
7. Mengajak segenap warga Muhammadiyah untuk menyiapkan rumah dan lingkungan masing-masing menjadi rumah dan lingkungan masyarakat yang penuh berkah baik selama bulan Ramadhan maupun sesudahnya. Raihla rezeki yang halal dan baik, serta manfaatkan untuk kemaslahatan diri, keluarga, dan masyarakat yang memerlukan. Didiklah putra-putri serta anggota keluarga dengan nilai-nilai ajaran Islam, ciptakan suasanan rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah, serta pancarkan sikap berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketaqwaan dengan sesam. Pada bulan penuh berkah itu setiap anggota keluarga hendaknya berusaha untuk selalu berkumpul dan bermuhasabah, betapapun sibuknya. Kebersamaan orang tua dan anak dalam suasanan harmonis di bulan Ramadhan bisa dijadikan sebagai media pendidikan untuk belajar lebih baik tentang kejujuran, kebaikan, kerja keras, disiplin, kesabaran, kecerdasan, cinta ilmu, saling menghormati, dan meningkatkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
8. Mengenai kemungkinan adanya perbedaan penetapan tanggal 1 Ramadhan, Syawwal, dan Dzulhijjah antara yang ditetapkan oleh Muhammadiyah dengan pihak lain, seperti dengan ormas Islam lainnya maka kepada segenap warga Muhammadiyah dihimbau untuk:
a. Tetap berpegang teguh kepada hasil hisab Majlis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
b. Menyelenggarakan shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha di tempat-tempat yang telah terbiasa digunakan atau tempat-tempat lain yang dipandang representatif, dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada instansi pemerintah setempat yang berwenang.
c. Mempersiapkan penyelenggaraan shalat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha dengan baik, mempublikasikan secara luas serta melakukan koordinasi dan kerja sama dengan kalanganan umat yang berhari raya pada hari yang sama, sehingga penyelenggaraan shalat ‘Id dapat berjalan dengan tertib, lancar dan penuh syi’ar.
d. Dapat memahami, menghargai, dan menghormati adanya perbedaan tersebut serta menjunjung tinggi keutuhan, kemaslahatan, ukhuwah, dan toleransi seuai dengan keyakinan masing-masing, disertai kearifan dan kedewasaan serta nilai ibadah itu sendiri.
9. Menghimbau segenap kaum muslimin untuk menjadikan bulan Ramadhan sebagai momentum untuk melakukan introspeksi (muhasabah) atas segala kesalahan dan dosa dengan jalan memohon ampunan (maghfirah), berkah, dan rahmat Allah SWT disertai dengan kesungguhan bertaqarrub dan beribadah kepada-Nya serta berbuat ihsan kepada sesama manusia malalui berbagai kegiatan ibadah di bulan suci yang penuh kemudian ini.
Read more