• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Dosen UAD Bicara Kejantanan Orang Madura

23/02/2019/in Event /by NewsUAD

“Orang Madura terkenal kasar, keras, dan semaunya sendiri. Tetapi jika bertemu dan berkomunikasi dengan orang Madura secara langsung, maka kita tidak akan menemukan stereotip kasar, keras, dan lain-lain itu. Mereka sangat santun, tidak ada yang keras seperti anggapan banyak orang,” kata Budi saat menjadi pengulas dalam acara “Psikologi Kejantanan Orang Madura” yang diadakan oleh Civitas Kotheka di Gedung Kesenian Pamekasan, Jalan Trunojoyo, Kelurahan Patemon, Selasa malam (12-2-2019).

Budi yang pernah melakukan observasi ke beberapa daerah di Madura itu berkesimpulan bahwa sikap orang Madura bergantung pada lawan bicaranya. Kalau santun dibalas lebih santun. Sebaliknya, kalau kasar akan dibalas lebih kasar.

Lelaki asal Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, itu menuturkan, carok menjadi cara orang Madura mempertahankan kejantanannya. Sebab hal itu menjadi senjata untuk menjaga kehormatan. Bahkan, dalam praktiknya carok direncanakan.

Baginya, praktik carok unik. Bisa terjadi karena diundang. Tentunya, hal itu sudah direncanakan. Sebelum carok, berbagai persiapan dilakukan oleh kedua belah pihak.

“Beberapa persiapan biasanya dilakukan sebelum carok dimulai. Jadi, pelaku carok akan meningkatkan ibadahnya sebagai bekal spiritual. Persiapan dalam hal supranatural juga dilakukan,” ujarnya.

Pada koloman budaya yang rutin tersebut juga menghadirkan Dr. Hadi Suyono, S.Psi., M.Si., Dosen Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Menanggapi tema tentang kejantanan orang Madura, Hadi, pangggilan akrabnya mengatakan, karakter kejantanan orang Madura berhubungan dengan psikologi maskulinitas. Yakni sebuah perilaku atau simbol-simbol kelaki-lakian. Baik laki-laki maupun perempuan juga bersifat maskulinitas.

Namun, psikologi kejantanan orang Madura lebih dikenal pada stereotip bentuk kekerasan. Hal itu muncul karena faktor lingkungan sehingga terbentuk tradisi, dan sudah terjadi sejak zaman dahulu.

“Kita bisa lihat di daerah yang rawan terjadi carok. Biasanya kalau ada yang mati karena carok, pakaiannya disimpan tanpa dicuci. Tujuannya, untuk diberitahukan kepada anaknya bahwa bapaknya meninggal karena dibunuh. Dari situ muncul identitas sosial,” terang laki-laki asal Bantul Yogyakarta itu.

Menurut dia yang biasa terjun di lokasi konflik tersebut, identitas sosial tidak perlu dikembangkan. Sebab, bagaimanapun bentuk kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Perlu kesadaran masyarakat untuk mengubah diri.

“Jadi, kesempatan untuk memperbaiki identitas sosial masih mungkin terjadi. Tapi bukan berarti menghilangkan maskulinitas atau keberanian dalam diri kita. Artinya, karakter orang Madura tidak akan hilang hanya karena meninggalkan carok,” pungkas penulis buku Merawat Perdamaian tersebut.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dosen-UAD-Bicara-Kejantana-Orang-Madura-2.jpeg 480 720 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2019-02-23 14:52:432019-02-24 22:53:34Dosen UAD Bicara Kejantanan Orang Madura

TERKINI

  • Upaya Penegakan Hukum dalam Fenomena Kesenjangan Antara das Sollen dan das Sein Melalui Advokasi03/07/2025
  • Kompetisi ONMIPA-PT 2025: Dorong Mahasiswa Tangguh Lewat Kompetisi Akademik03/07/2025
  • Mahasiswa Magister Kesehatan Masyarakat UAD Sosialisasikan Bahaya Rokok Elektrik03/07/2025
  • Skrining Kesehatan Mental dan Edukasi Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA oleh FKM UAD03/07/2025
  • Mahasiswa UAD Adakan Program Dahlan Muda Menginspirasi di SD Tamanan03/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II dalam BE-FEST 202503/07/2025
  • Mahasiswa Perbankan Syariah UAD Raih Juara I di Kejurnas Bhayu Manunggal Championship 202502/07/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara I Lomba Menyanyi Nasional01/07/2025
  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025

FEATURE

  • Memperteguh Jati Diri Mahasiswa03/07/2025
  • Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat03/07/2025
  • Fenomena Anomali Brain Rot: Bijak Konsumsi Konten Digital03/07/2025
  • Pentingnya Persatuan Umat dengan Kalender Hijriah Global Tunggal02/07/2025
  • Ijazah Saja Tak Cukup, Begini Strategi Lulusan Baru Hadapi Dunia Kerja01/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top