Gagasan Mahasiswa UAD Mengudara ke Korea Selatan
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ikutkan mahasiswanya dalam lomba Seoul International Invention Fair (SIIF) 2019. Lalu Alan Kadarisman dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri, Alfia Husna dari Prodi Farmasi, dan Zulfan Khaidir Teknik Informatika, berkesempatan mengudara ke Korea Selatan untuk lomba pameran produk. Sebelum menjadi juara di sana, Alan mengaku direkomendasikan oleh Wakil Dekan (Wadek) untuk mengikuti ajang bergengsi tersebut. Tak heran, karena gagasan mereka pernah juara dalam Program Kreativitas Mahasiswa Teknik Industri (PKM-TI). Selain itu, mereka juga pernah beberapa kali menang sampai ke Aceh, Thailand, Korea, dan Malaysia.
Di sana Alan selaku ketua dan kedua anggotanya memperkenalkan sebuah produk yang bernama Si Polwan yaitu obat kumur herbal. Produk lainnya diperkenalkan juga oleh peserta yang berasal dari 30 negara. Si Polwan diambil dari bahasa Latin daun salam, yaitu syzygium polyanthum. Daun salam yang biasanya hanya dibuat sebagai bahan masakan, kini disulap menjadi obat kumur supaya nilai jualnya lebih tinggi. Harapan mereka bisa dijual, baik nasional maupun internasional.
Idenya muncul dari sebuah keresahan. Alan dan timnya melihat data statistik dari 2013, sebanyak 47% masyarakat Indonesia menderita penyakit garis gigi (karang gigi). Kemudian 2017 meningkat menjadi 77%. Hal tersebut menjadi peluang untuk menciptakan sebuah gagasan. Memakan waktu dua minggu untuk menemukan sebuah obat herbal bernama Si Polwan ini. Obat tersebut berisi cairan sebanyak 100 mililiter. Lima kilogram daun salam bisa menjadi 20 botol obat kumur.
Pemuda asal Lombok Timur ini berpesan, “Kami pernah gagal sekitar 10 kali dalam membuat sebuah karya. Tanpa sadar, itulah yang menjadi kunci sukses. Kegagalan bisa untuk instrospeksi diri dan mengetahui letak sebuah kesalahan. Jangan terlalu takut untuk keluar dari zona nyaman. Cobalah cari event yang bisa menunjang prospek ke depannya. Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) sangat penting. Terdapat soft skills, kegiatan, dan prestasi. Jika SKPI kosong, maka akan rugi. Apalagi UAD menunjang, sanggup, dan siap untuk membantu mahasiswanya supaya berprestasi,” tutup Alan. (Dew)