Mahasiswa FEB UAD Lakukan PHP2D Berbasis Ekonomi Digital
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam organisasi mahasiswa (ormawa) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), berhasil lolos Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D). Program ini didanai langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI).
Latar belakang diadakannya PHP2D karena era revolusi industri mengharuskan masyarakat memanfaatkan teknologi dan informasi dalam berbagai bidang, tak terkecuali sektor ekonomi. Pemberdayaan berbasis ekonomi digital yang dilakukan dengan mengembangkan komoditas pertanian dan perikanan menggunakan platfrom digital dalam pemasaran produk.
“PHP2D terdiri atas empat program kerja yaitu hidroponik berskala industri yang dipusatkan di tengah desa, program 50 kolam lele untuk 50 kepala keluarga kurang mampu, 1.000 sayur dipekarangan rumah guna menjadikan kampung sayur, serta instalasi jamur tiram akan menjadi sentra utama yang diperdayakan di desa Terong,” terang Jufri Susanto.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan selaku ketua itu menerangkan, desa Terong yang terletak di Bantul dipilih karena lokasinya sangat strategis. Potensi objek wisata seperti Puncak Becici dan Pinus Pengger membuat wisatawan tertarik. Sayangnya, desa tersebut memiliki permasalahan dengan kontur tanah yang kering, sehingga diperlukan sebuah teknik untuk pemberdayaan dalam sektor pertanian sayur.
Pada program ini akan dilakukan pelatihan dan pengembangan empat sektor kepada masyarakat. Hasil dari pemberdayaan berupa sayuran, lele, dan jamur akan dipasarkan melalui media sosial. Pengembangan produk lainnya dengan mengolah jamur tiram dan abon lele sehingga meningkatkan nilai jualnya. Hasil dari seluruh pemasaran akan diserahkan kepada masyarakat desa Terong yang kurang mampu.
Tujuan diadakan program pemberdayaan ini guna menjadikan desa Terong sebagai pusat ekowisata dengan pengelolaan hidroponik dan 1.000 sayuran di pekarangan rumah warga yang dapat mengedukasi dan menarik wisatawan.
“Semoga kami dapat mewujudkan desa Terong menjadi desa yang mandiri secara ekonomi, sehingga memunculkan SDM unggul yang kapabel guna pembangunan desa,” tandas Jufri. (Chk)