Membudayakan Literasi melalui Pekan Buku Sastra dan Komunikasi
Menjaga budaya literasi sama seperti menjaga pacar, susah. Apalagi ketika ada benda ketiga yang menarik perhatian seperti gawai yang merasuk di tubuh manusia. Banyak lembaga, organisasi, komunitas yang ingin melestarikan budaya literasi dengan mengadakan kegiatan-kegiatan guna menunjang atau meningkatkan perkembangannya di Indonesia.
Sudah ada penelitian yang menjelaskan, kalau literasi di Indonesia sangatlah rendah. Lebih jelasnya, ada di peringkat nomor dua paling bawah di antara negara-negara yang ada didunia. Sangat disayangkan untuk seukuran negera besar ini.
Keresahan itu dirasakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Oleh sebab itu, BEM FSBK menyelenggarakan Pekan Buku Sastra dan Komunikasi untuk menunjang literasi khusunya di dalam kampus.
“Jadi, acara ini bertujuan untuk membudaya literasi yang ada di kampus. Kami sebagai mahasiswa FSBK pastinya harus membudayakan literasi. Maka dari itu, kami mengusung tema ‘Baca Sekarang Masa Depan Terang’ khusus di acara ini,” kata Reggy Wulan Apriansah selaku Gubernur BEM FSBK.
Untuk memberi pemahaman mendalam tentang literasi kepada mahasiswa, BEM FSBK juga mengadakan diskusi dari Senin−Kamis, 10−13 Desember 2018 di kampus 4 UAD Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul. Ada tujuh pembicara yang diundang. Pastinya, mereka dari kalangan akademisi dan praktisi yang sudah terbukti kompeten dalam bidangnya.
“Kami mengundang pemateri dari luar dan dalam UAD. Yang dari luar kami mengundang praktisi yang sesuai dengan gelar mereka. Sedangkan yang pembicara dari di dalam, kami mengundang salah satu dosen yang ada di FSBK. Sebelumnya, kami sudah memilah pembicara yang sesuai dengan pengetahuan atau ilmu yang mereka emban,” jelasnya.
Di samping itu, Reggy juga menyinggung era industi 4.0 dan milenial. Ia mengimbau, kalau sudah masuk di zaman tersebut maka mahasiswa harus lebih banyak membaca dan berdiskusi. Karena pada era tersebut banyak tantangan-tantangan dan persaingan yang sangat ketat. Memperbanyak dan memperdalam pengetahuan, serta harus mempunyai soft skillmerupakan kunci utama untuk bersaing di zaman sekarang.
“Harapan saya, khususnya kepada mahasiswa yang katanya tokoh perubahan bagi Indonesia dan dunia, mari banyak-banyaklah membaca buku karena semua pengetahuan ada di dalam buku. Membaca buku lebih bermanfaat ketimbang membaca tulisan di gawai. Kepada dosen-dosen, semoga tetap menjaga budaya membaca buku setiap hari meskipun tidak banyak namun bertahap, itu lebih baik,” tandasnya. (ASE)