Merawat Prestasi sejak Dini
“Saya pernah bertemu dengan seorang yang cacat secara fisik, tetapi dia tetap mau berjuang dengan keras. Hal inilah yang terus membuat saya untuk tetap berjuang dengan apa yang saya miliki,” ujar Nur Andriyani.
Gadis kelahiran Sleman 21 tahun silam berhasil menjadi wisudawan terbaik ketiga Universitas Ahmad Dahlan (UAD) periode Maret 2016. Ia lulus dengan IPK 3, 91 berpredikat dengan pujian.
Nur sapaan akrabnya, merupakan mahasiswa fakultas Ekonomi jurusan Ekonomi Pembangunan tahun angkatan 2012. Ia mengungkapkan, selama ini terus merawat dan bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang berhasil dicapainya.
“Semua yang saya lakukan untuk kedua orang tua dan untuk diri saya sendiri tentunya,” kata putri dari Bapak Adnan dan Ibu Saryani ini.
“Pekerjaan kedua orang tua saya sebagai buruh, tetapi mereka tetap peduli dengan pendidikan anaknya. Maka dari itu tidak ada alasan bagi saya untuk mengeluh dan malas dalam belajar.”
Dia pernah beberapa kali ditolak beasiswa bidik misi di beberapa universitas, akhirnya ia menjadi salah satu mahasiswa yang mendapatkan Beasiswa Siswa Unggulan (BSU) pada awal masuk di UAD. Seluruh biaya perkuliahan digratiskan hingga wisuda, terkecuali uang saku bulanan.
“Saya merasa nyaman kuliah di UAD, tidak ada kendala yang berarti dari segi apa pun. Begitu pun dengan perkuliahan, yang saya lakukan untuk menjadi yang terbaik adalah mencatat apa yang dosen bicarakan saat menyampaikan materi. Karena dari situ intisari perkuliahan yang akan sering muncul saat ujian akhir,” ungkapnya.
Di akhir wawancara, dia menambahkan bahwa orang tuanya tidak terlalu terkejut dengan apa yang diperoleh, karena sejak sekolah dulu, dia memang sering mendapatkan prestasi di bidang akademik. (Ard)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!