Pembelajaran Ilmu Hadis Berbasis Teknologi
Karakteristik generasi milenial umumnya ditandai oleh peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital, serta liberasi politik dan ekonomi. Pergeseran komunikasi dari offline ke online, perubahan sosial dan budaya yang signifikan dalam keluarga, perubahan spritual dan moral, aktivitas keagamaan dan relasi sosial termediasi media berbasis internet, akhirnya juga tidak dapat dilepaskan.
Prof. Dr. H. Nawir Yuslem, M.A. menyampaikan hal tersebut dalam seminar nasional bertajuk “Prospek dan Tantangan Sarjana Ilmu Hadis di Era Milenial” yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan (UAD), bertempat di Aula Islamic Center UAD, 23 November 2019.
“Generasi milenial dan revolusi industri 4.0 membuka akses terhadap informasi dan pengetahuan semakin besar. Tentu ini akan sejalan dengan terbukanya peluang peningkatan efisiensi, produktivitas tenaga kerja dengan kemampuan tinggi, dan pertumbuhan ekonomi semakin cepat terutama di dunia digital,” ujarnya.
Menurut Nawir Yuslem mahasiswa dan lulusan Ilmu Hadis harus memiliki kemampuan teoritik dalam bidang Hadis, paham wawasan keislaman dan keindonesiaan, mampu mengkaji Islam transformatif dalam bidang dan ilmu Hadis, bisa mengaplikasikan ilmu Hadis dalam menyelesaikan permasalahan umat, kritis terhadap teks-teks keagamaan, berkomunikasi yang persuasif dan efektif, serta mampu melakukan penelitian bidang kajian Hadis.
“Pembelajaran Hadis kini lebih mudah dengan perkembangan teknologi dengan adanya aplikasi ensiklopedia Hadis. Penelusuran asal-usul, makna, jalur periwayatan, biografi singkat setiap sanadnya, derajat, keterkaitan suatu Hadis dengan Hadis lain, kategorisasi, dan indeks Hadis berdasarkan tema-tema tertentu merupakan fitur-fitur yang dimiliki oleh aplikasi tersebut,” tutupnya. (JM)