Pendidik Berperan dalam Menanggulangi Bencana
Menanggulangi bencana, sudah sewajarnya semua elemen mempunyai kewajiban untuk itu. Apalagi di Yogyakarta, yang bisa dibilang sebagai daerah berpeluang terkena bencana. Ada dari sektor laut, gunung, hutan, manusia, dan sebagainya, yang bisa menyebabkan gempa, gunung meletus, serta banjir. Belum lagi bencana sosial, yakni konflik sosial dari ulah manusia yang sering merusak alam sehingga kerap menyebabkan longsor.
Untuk itu, peran pendidik sangat diperlukan untuk melindungi dirinya, murid, dan masyarakat sekitar. Ini pula lah yang melatarbelakangi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan kuliah gabungan untuk mahasiswa yang mengambil materi pembelajaran IPS. Acara tersebut mendapat antusias luar biasa karena jumlah peserta mencapai 350 mahasiswa.
Kuliah gabungan ini juga untuk menyambut Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB), dan menyiapkan calon guru SD yang tangguh terhadap bencana.
“Mahasiswa yang ada di sini, berasal dari seluruh penjuru wilayah Indonesia. Saya harap, ketika mereka pulang nanti, setidaknya bisa membantu menanggulangi bencana yang terdapat di daerahnya masing-masing. Sehingga, calon pendidik dari PGSD UAD bukan hanya mengajar, tetapi bisa melindungi murid dan masyarakat,” jelas Kirana Prama Dewi, S.Sos.,M.Pd. selaku dosen PGSD UAD.
Acara ini mengundang langsung orang yang sudah sangat berpengalaman dalam hal bersiap siaga ketika ada bencana di Indonesia, yaitu Budi Santoso, S.Psi. Ia menjelaskan banyak hal dalam acara yang bertajuk “Peran Calon Pendidik dalam Mewujudkan Sekolah Tangguh Bencana”, dan berlangsung pada Sabtu (7/4/2018) di kampus 5 UAD Jln. Ki Agung Pemanahan 19 Nitikan, Sorosutan, Yogyakarta itu.
“Saya harap mahasiswa PGSD UAD bisa menjadi agen perubahan di Indonesia, yang bisa memberi pertolongan kepada masyarakat sekitar, juga merespons ketika ada potensi bencana di sekitar. Tentu, ini bisa mengurangi pengeluaran keuangan negara akibat bencana,” jelas Budi Santoso. (ASE)