Kabar Gembira
Koran Merapi (28 Januari 2022)
Iis Suwartini
Malam demi malam berlalu, isak tangis ibu selalu terdengar di telinga, juga suara dengkuran ayah. Mendengar ibu menangis serasa diiris sembilu. Ingin sekali membuka pintu kamar, lalu memluk dan mendengar keluh kesahnya. Sayangnya niat itu tak pernah terwujud, karena tidak akan membuahkan hasil. Ibu pasti lebih memilih bercerita pada sajadah yang mulai nampak lusuh, lalu segera bergegas pergi setelah menyiapkan sarapan. Bahkan ia tidak pernah memberikanku waktu untuk mencium tangannya. Dari kejauhan nampak punggung ibu dengan sepeda lusuhnya. Aku pun berlari mengejarnya.
Selengkapnya Kabar Gembira