Terselip Doa Ibu dalam Kemenangan Farah
Farah Muthia Saputri, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2017 ini bercita-cita menjadi guru. Selain kuliah, dahulu ia merupakan aktivis kampus di bidang jurnalistik yaitu Lembaga Semi Otonom Kreativitas Kita (LSO Kreskit). Namun, kandas di tengah jalan karena alasan tertentu yang berhubungan dengan jarak.
Walaupun berhenti menjadi aktivis kampus, Farah saat ini tak hanya menjadi mahasiswa “kupu-kupu” yang pekerjaannya kuliah pulang saja. Berbagai lomba ia ikuti, dengan alasan mencoba menguji diri lewat tantangan. Walau katanya sering tak beruntung, ia tetap gencar mencoba dan mengikuti berbagi lomba. Selagi ada kesempatan, maka cobalah. Prinsip itu yang ia berlakukan dalam sebuah tantangan mengikuti perlombaan.
Perempuan yang hobi menulis puisi ini telah mengikuti lomba di luar kampus. Salah satunya Gelegar Kompekalis #1 dari Unit Kegiatan Mahasiswa Kepenulisan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY). Acara tersebut diadakan dalam rangka memperingati Hari Buku Nasional.
Gelegar Kompekalis #1 pada 4 Mei 2019 lalu menyajikan tiga lomba. Ada lomba resensi buku nonfiksi yang merupakan lomba individu bagi mahasiswa se-DIY. Dua lomba lagi yaitu menghias kue dan speaking contest yang diadakan khusus untuk mahasiswa UPY.
“Saya sempat cemas karena tidak mengikuti technical meeting (TM) acara lomba. Namun, saya memburu informasi yang tertinggal melalui teman saya. Beruntung, saya masih bisa mengikuti lomba tersebut,” jelas Farah saat diwawancarai pada Kamis (9-5-2019).
Sistem lombanya, dimulai dengan dibagikan buku yang akan diresensi oleh panitia. Kemudian, peserta diminta untuk meresensi buku selama 90 menit. Ia meresensi buku Marketing Publik Relation yang berisi tentang penjualan.
Mahasiswi asal Cilacap ini mengaku hanya mengikuti prosedur dari panitia dan menerapkannya saat meresensi buku. Dibumbui dengan modal suka dan tertarik, Farah menyelesaikan resensi di perlombaan tersebut.
“Hal paling utama untuk meresensi buku adalah, tahu inti isi buku dan identitas buku. Untuk memahami itu, kita harus gemar membaca. Saya rasa, kebiasaan ini juga sangat berguna untuk calon guru seperti saya,” ucapnya.
Ia menambahkan, “Alhamdulillah saat pengumuman, saya mendapat juara II. Juara I dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan juara III dari UPY. Doa ibu, diselipkan Tuhan untuk saya. Saya dibekali restu oleh ibu yang membuat perjuangan saya menjadi mudah dan lancar. Walaupun hanya meminta restu dari grup WhatsApp keluarga, saya mengakui doa ibu nyata begitu kuat untuk anaknya,” pungkasnya. (Dew)