UAD Sambut Insan Berprestasi melalui P2K
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memiliki ciri khas sendiri dalam menamai acara penyambutan mahasiswa baru, yakni dengan Program Pengenalan Kampus (P2K). Istilah ini sudah digunakan sejak tahun 2014, tujuannya agar berbeda dengan istilah di kampus lain. UAD mencoba mengenalkan semua lini dan elemen yang ada.
Tema besar P2K tahun 2019 yaitu “Insan Berprestasi”. Harapannya bisa lebih menggali lagi insan-insan atau Dahlan Muda yang lebih berprestasi, lebih mumpuni, bisa menjadi penggerak, bisa membuat UAD menjadi tempat atau wadah inspirasi untuk mahasiswa-mahasiswa di luar sana.
Khizam Syakir Mahfudz dari Program Studi Ilmu Hukum angkatan 2016 terpilih sebagai ketua P2K 2019. Seleksi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) periode 2018/2019 sangat unik. Ketua dipilih berdasarkan tingkat pengetahuannya dalam organisasi, P2K, pengalaman, dan agamis.
Saat ditemui di Sekretariat Panitia Pusat, Khizam mengungkapkan, “Kisah yang paling berkesan sebelum acara P2K, ketika wawancara calon ketua P2K saya disuruh menutup Alquran. Kemudian melantunkan tanpa membaca. Alhamdulillah saya hafal surat Al-Waaqi’ah dari ayat awal sampai empat ayat. Waktu itu saya diuji oleh Sodikin dari Menteri dalam Negeri BEM periode 2018/2019.”
Tercatat tanggal 22 Agustus 2019, mahasiswa baru UAD tahun ini berjumlah 6.409 orang. Harapan panitia setelah P2K selesai, mahasiswa UAD dapat mengetahui semua elemen yang ada di UAD. Selain itu, membuat dirinya bangga kuliah di UAD dan semakin yakin bahwa UAD tempat melahirkan mereka menjadi orang yang besar di negeri ini. Tentu saja jumlah ini menjadi penyemangat Khizam sekaligus tantangan selama menjadi ketua.
Selanjutnya, Ilham Setiawan, mahasiswa Program Studi Informatika 2016 selaku seksi acara menambahkan, “Insan Berprestasi, dengan tagline yang diambil Indonesia kuat. Harapan bagi kampus, UAD mampu mempunyai daya saing yang cukup tinggi baik dari segi akademik maupun non-akademik. Mahasiswa UAD mampu memiliki soft skills yang tinggi.”
Total panitia pusat sebanyak 56, sementara secara keseluruhan ada 2.000 panitia. Mereka berkolaborasi dengan panitia dosen.
“Proses yang dimulai panitia dari Juni, tak jauh dari kendala. Pra-P2K yang dirasakan adalah sulit menemukan terobosan baru atau melakukan pembaruan. Cara mengatasinya dengan menggunakan sistem yang teratur, baik konsep maupun teknis. Selanjutnya selalu update untuk segala hal informasi yang pasti, untuk menghindari salah paham. Salah satu pembaruan yang didapat yaitu penggunaan caping saat penutupan dengan warna yang berbeda. Warna tersebut dimaksudkan untuk membuat koreografi yang tersorot apik saat diambil live streaming dari atas,” ujar Ilham. (Dew)