Sehimpun Lirik Lagu yang Wajib Dilirik
Ragam suara yang berirama sudah bukan hal baru bagi Prof. Dr. Dyah Aryani Perwitasari, Ph.D., Apt. Sejak kecil, dosen Program Studi Farmasi ini sudah berhubungan dengan lagu dan musik. Saat Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan di bangku kuliah ia mengikuti beberapa lomba cipta lagu. Ada yang tingkat SMA, se-Yogyakarta, dan melalui radio.
Kegemarannya mencipta lagu tak berhenti di bangku kuliah saja. Bahkan hingga kini menjadi dekan di Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD), ia masih tetap menghasilkan karya. Ia dinobatkan sebagai pencipta Mars Jurnal Ilmiah pada September 2019 dalam suatu perlombaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI).
Kemenristekdikti RI menyelenggarakan lomba ini dengan jumlah peserta sebanyak 30. Kisahnya, setelah pengumuman Dyah diundang ke Jakarta Convention Center untuk menerima penghargaan. Sebelum itu diseleksi secara administrasi, kemudian diseleksi menjadi delapan finalis lalu di-voting-kan, hasil voting diseleksi lagi, selanjutnya dinobatkan sebagai pencipta. Mars ini merupakan karya kelima dari perempuan berdarah asli Yogyakarta ini.
Inspirasinya berawal dari sebuah pemikirannya bahwa jurnal tidak jauh dari aktivitas dosen. Ia merasa, ini pekerjaan dosen sehingga sama dengan menceritakan aktivitas dosen yang sebenarnya. Hal itu membuat ide yang didapatkan cepat. Singkat pesan dalam lirik tersebut yaitu untuk menghasilkan suatu publikasi awalnya dari membuat proposal penelitian yang bagus dan berkualitas. Kemudian, melakukan penelitian dengan baik untuk mendapatkan data. Tahap selanjutnya yaitu menulis untuk dipublikasikan. Dalam liriknya, ia tak lupa mengangkat Indonesia lebih maju. Mars itu juga merupakan salah satu penyemangat untuk terus berkarya.
Hanya dalam waktu dua jam, Dyah dapat menyelesaikan lirik mars tersebut. Mengejutkan, ia mengaku tidak mendapatkan kendala selama proses. Terdiri atas empat bait, tiap-tiap bait terdiri atas empat kalimat. Salah satu lirik favoritnya yaitu Gerakkan penamu, tajamkan idemu. Intinya, penulisan ilmiah dari para dosen terdapat dalam lirik bagian itu.
“Jurnal ilmiah merupakan parameter kinerja perguruan tinggi. Dikatakan kinerjanya baik bisa dilihat dari publikasi jurnal ilmiahnya. Selama kita menjadi dosen, maka suatu keharusan untuk terus berkarya. Kalau sudah mulai bosan dan menyerah, ingat kembali bahwa ada pekerjaan dan kewajiban yang harus dijalankan. Bagi dosen di seluruh Indonesia, jangan bosan untuk menulis, meneliti, dan berkarya,” tutup Dyah pada 17-9-2019 di Kampus I UAD. (Dew)