Inovasi dari Benalu Teh untuk Obat Kanker Payudara
Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang perempuan. Angka kematian yang disebabkan kanker terbilang sangat tinggi. Berdasarkan data Globacan/IARC pada tahun 2012, diketahui terdapat 14,1 juta kasus kanker dan angka kematian akibat kanker mencapai 8,2 juta di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri sekitar 347.792 orang terkena kanker. Golongan kanker yang memakan korban ialah kanker paru, hati, perut, dan kanker payudara.
Oleh sebab itu, Desty Restia Rahmawatin menyusun esai yang membahas tentang kanker payudara. Judul esainya yakni “Nanoenkapsulasi Isolat Kuersetin Scurrula atropurpurea Berlapis Human serul albumin sebagai Inovasi Strategis Sistem Penghantar Tertarget Reseptor Foloat Sel Kanker Payudara”. Isi esai tentang Drug Delively System (DDS) atau sistem penghantar obat untuk alternatif obat kanker payudara senyawa aktif pada tanaman benalu teh.
Esai yang dibuat itu sudah mendapatkan juara 1 dalam kegiatan Nasional Scientific Essay Competition yang diselenggarakan oleh Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, pada 24 Agustus 2019. Mahasiswa dari Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu mengaku, kemarin mengikuti lomba karena ingin mengharumkan nama UAD.
“Sebisa mungkin saya bisa mengharumkan nama UAD. Jadi motivasi saya selagi masih menjadi mahasiswa, harus membanggakan UAD. Saya menargetkan untuk mengikuti lomba di universitas negeri. Sebab, saya pengin sekali bisa bersaing dan bisa bertukar pikiran, menambah relasi selagi masih ada waktu dan kesempatan,” katanya saat diwawancara di Kampus III UAD Jln. Prof . Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Yogyakarta, Kamis (26-9-2019).
Menariknya, pembuatan esai tidak lepas dari pelajaran yang didapat ketika kuliah yaitu pelajaran isolasi. Jadi, bahan-bahan herbal yang bisa menyembuhkan kanker payudara, ia inovasikan dalam bentuk nanoenkapsulasi berkat bimbingan dari salah satu dosen Farmasi.
Bedanya dengan penelitian obat lainnya, nanoenkapsulasi yang diteliti oleh Desty tidak memiliki efek samping. Zat di dalamnya langsung menargetkan ke sel-sel kanker payudara tanpa merusak sel-sel yang sehat.
“Obat-obatan kanker sekarang masih banyak yang menimbulkan efek samping. Obat itu juga bisa merusak sel-sel sehat, tidak hanya merusak sel kanker saja. Maka esai ini dibuat dalam bentuk data yang memiliki zat-zat aktif yang langsung tertarget ke sel kankernya saja, tanpa efek samping dan tidak merusak sel sehatnya itu tadi,” katanya.
Kesulitan yang dihadapi Desty saat menyusun esai yakni minimnya peneliti yang membahas kajian tersebut. Sehingga, referensi yang dipakai sangat sedikit. Namun akhirnya, dari situ juga alasannya membuat esai tersebut, supaya bisa dijadikan referensi orang lain dan ia sendiri jika ada kesempatan buat penelitian tingkat lanjut.
“Jadi harapan saya yang pertama ingin menyampaikan gagasan kemudian nanti semoga bisa mendapatkan fasilitas untuk penelitian tindak lanjut. Sehingga, penelitian itu bisa bermanfaat kepada orang lain. Mengikuti lomba ini juga karena mendalami bidang saya. Saya sangat menyukai bidang penelitian. Suatu saat saya berharap menjadi peneliti unggulan di Indonesia dari UAD,” tutupnya. (ASE)