• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Ceramah Tarawih Bersama Prof. Dr. Suyatno

11/03/2025/in Feature /by Ard

Foto Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar ceramah tarawih pada 2 Maret 2025. Dalam ceramah ini, Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.I. selaku Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Berbasis Sekolah sekaligus Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD didapuk menjadi penceramah.

Prof. Suyatno menyampaikan bahwa Ramadan merupakan bulan kemuliaan karena menjadi momentum turunnya wahyu Al-Qur’an. Ia menjelaskan bahwa meskipun terdapat berbagai tafsir mengenai wahyu pertama yang turun, umat Islam sepakat bahwa Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Baqarah ayat 185.

Lebih lanjut, Prof. Suyatno menekankan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kebenaran yang tidak diragukan. Ia menjelaskan bahwa takwa bukan sekadar rasa takut kepada Allah, tetapi juga kesadaran akan kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan. Ia mengutip kisah seorang mufasir bernama Leopold Weiss, seorang mantan pendeta Yahudi yang memutuskan menjadi mualaf setelah mengkaji Al-Qur’an, khususnya Surah Al-Ma’un. Dalam tafsirnya, Weiss menafsirkan bahwa ketakwaan bukan hanya sekadar menjalankan perintah dan menjauhi larangan, tetapi juga menyadari kehadiran Allah dalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil.

Di akhir ceramah, Prof. Suyatno menyampaikan, orang yang benar-benar bertakwa akan merasa ringan dalam melakukan perbuatan baik meskipun tidak dilihat oleh orang lain, serta mudah meninggalkan perbuatan buruk karena menyadari bahwa Allah selalu hadir dalam kehidupannya.

Selama berlangsungnya ceramah, suasana masjid dipenuhi dengan kekhidmatan. Jamaah mendengarkan dengan penuh perhatian, sesekali mengangguk dan mencatat poin-poin penting yang disampaikan oleh penceramah. Acara ini berjalan dengan tertib dan lancar hingga tiba waktu salat Tarawih.

Dengan adanya ceramah tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kualitas ibadah serta memperkuat ukhuwah islamiah di tengah masyarakat. Selain itu, dapat membawa manfaat dan semakin mendekatkan umat kepada Allah Swt. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Foto-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 10:57:052025-03-11 10:57:05Ceramah Tarawih Bersama Prof. Dr. Suyatno

Kajian Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Ikhlas

11/03/2025/in Feature /by Ard

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses mengadakan Kajian Subuh dengan tema “Tadabur Surah Al-Ikhlas” pada 3 Maret 2025. Ustaz M. Bilal Al-Baihaqi didapuk menjadi pemateri kajian tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan selama bulan Ramadan sebagai bentuk untuk meningkatkan pemahaman terkhusus tentang tafsir ayat-ayat Al-Qur’an.

Pembahasan tentang Surah Al-Ikhlas dikarenakan surah tersebut adalah surat favorit yang sering dibaca ketika salat. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa asbabunnuzul Surah Al-Ikhlas merupakan sebuah jawaban dari pertanyaan orang musyrik atas nasab dirinya. Ustaz Bilal menyampaikan bahwa banyak sekali keutamaan-keutamaan yang bisa didapat dalam mentadaburi surah tersebut, salah satunya adalah pemurnian tauhid, yakni memperkuat keyakinan bahwa Tuhan yang patut disembah hanyalah satu yaitu Allah Swt. Di sisi lain ia juga menyampaikan, hendaknya sebagai orang yang beriman untuk menggantungkan segala sesuatu hanya kepada Allah Swt., karena pada dasarnya tidak ada seorang pun yang pantas untuk menyamakan kekuasaan Allah dengan dirinya.

Ustaz Bilal juga menyampaikan bahwa tadzkiya (pengamalan) dari mentadaburi Surah Al-Ikhlas ini adalah dengan kembali melepaskan diri dari keyakinan bahwa pencapaian yang didapat itu merupakan kekuasaan Allah Swt. Selain itu, juga diiringi dengan kecanggihan teknologi, manusia mampu melakukan banyak hal. Namun, pemateri menegaskan bahwa semua hal tersebut tidak lepas dari kekuasaan dan ciptaan Allah Swt. dan tidak ada satu makhluk pun yang dapat menyombongkan semua hal tersebut di hadapan Allah.

Di akhir kajian, pemateri berpesan kepada seluruh jamaah agar berlomba-lomba dalam hal kebaikan sekaligus mengajak seluruh jamaah untuk memanfaatkan kesempatan dan waktu yang diberikan selama bulan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya. Dengan diadakannya Kajian Subuh ini, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman sekaligus awal yang baik bagi para jamaah untuk terus bersemangat dalam mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an. Semoga Allah Swt. senantiasa meridai setiap langkah dan segala hal yang dilakukan dinilai ibadah di sisi Allah. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 10:23:392025-03-11 10:23:39Kajian Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Ikhlas

RDK UAD 2025: Manfaat Puasa Bagi Fisik, Mental, dan Spiritual

11/03/2025/in Feature /by Ard

Ceramah Tarawih Ust. dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. di Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (Dok. Septia)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar kegiatan ceramah tarawih sebagai rangkaian program Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H di Masjid Islamic Center UAD pada Rabu, 5 Maret 2025. Ceramah kali ini menghadirkan pemateri yang ahli di bidangnya, yakni dr. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes., selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan, Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana.

Kegiatan bertempat di Kampus IV Masjid Islamic Center UAD serta disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Tujuan kajian yaitu untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada jamaah mengenai pentingnya menjaga konsistensi dalam berpuasa, membaca, dan mengamalkan Al-Qur’an selama bulan Ramadan.

Acara diawali dengan pembukaan oleh moderator, kemudian dilanjutkan dengan tausiah oleh dr. Agus Taufiqurrahman yang membahas manfaat puasa bagi fisik, mental, dan spiritual, serta keutamaan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan. Ia menjelaskan bahwa puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga membangun ketakwaan. Selain itu, puasa adalah ibadah yang menyempurnakan fisik, kecerdasan, dan spiritual. Sekaligus, menjadikannya sebagai paket ibadah yang lengkap. Sayangnya, banyak orang justru menghabiskan waktu dengan aktivitas kurang bermanfaat, seperti menggulir ponsel hingga tertidur.

“Puasa yang kita jalani sekarang terbukti sangat erat hubungannya dengan membangun kesehatan fisik dalam penelitian-penelitian,” ujarnya.

Puasa memberikan dampak luar biasa bagi tubuh, terutama melalui proses autofagi, di mana sel-sel tubuh dapat mengenali dan memperbaiki kerusakan secara alami. Proses ini membantu tubuh melawan agen berbahaya dari luar dan meningkatkan sistem kekebalan. Selain itu, autofagi yang berjalan optimal tidak hanya menurunkan risiko infeksi, tetapi juga berpotensi mencegah penyakit serius seperti kanker. Puasa juga berkontribusi pada kesehatan otak dengan mengaktifkan neuroprotektan, yang berperan dalam melindungi sel-sel saraf dan mencegah kerusakan otak. Dengan demikian, puasa dapat meningkatkan fungsi otak dan daya tahan tubuh secara keseluruhan.

“Faktor ini yang ketika orang itu memiliki neuroprotektan, kerusakan otak bisa dikendalikan, maka jika orang berpuasa fungsi otaknya akan jauh lebih baik,” jelasnya.

Di sisi lain, dr. Agus Taufiqurrahman menganjurkan membaca Al-Qur’an selama Ramadan, sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, “Bacalah olehmu Al-Qur’an, karena nanti akan hadir Al-Qur’an memberimu pertolongan”. Selain itu, puasa juga berkontribusi pada kecerdasan otak dengan tidak hanya meningkatkan jumlah sel neuron, tetapi juga memperkuat jaringan antarsel neuron.\

Sebagai penutup ia berpesan agar kita berpuasa dengan keikhlasan, bukan karena ingin dipuji siapa pun. Sebab, begitu amal ibadah kita bukan karena Allah, maka Allah menjawab, “Adakah kita berdusta bahwa kita tidak dapat jatah untuk mendapatkan surga-Nya Allah bagi orang-orang yang tidak ikhlas”. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ceramah-Tarawih-Ust.-dr.-H.-Agus-Taufiqurrahman-Sp.S.-M.Kes_.-di-Masjid-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-Dok.-Septia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 10:15:422025-03-11 10:15:42RDK UAD 2025: Manfaat Puasa Bagi Fisik, Mental, dan Spiritual

Ketua Umum PP Muhammadiyah Soroti Transformasi Kader untuk Kemakmuran Bangsa

11/03/2025/in Feature /by Ard

Amanat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si pada Pengajian Ramadan 1446 H di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan amanatnya dalam sebuah forum penting yaitu Pengajian Ramadan 1446 H PWM DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang membahas tema “Transformasi Kader untuk Kemakmuran Bangsa”. Dalam paparannya, ia menyoroti peran strategis para elite dalam sejarah peradaban dunia serta urgensi kaderisasi bagi keberlanjutan perjuangan Muhammadiyah dan bangsa Indonesia.

Menurut Prof. Haedar, sejarah dunia selalu ditentukan oleh individu-individu yang memiliki peran strategis dalam berbagai bidang. Ia mencontohkan peradaban Yunani kuno yang dikenang melalui tokoh-tokohnya seperti Plato dan Aristoteles, serta peradaban Islam yang diwakili oleh para pemikir besar seperti Ibnu Arabi, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Ibnu Khaldun. Para tokoh tersebut menjadi pilar peradaban Islam selama hampir delapan abad, menjadikannya agama yang bersifat kosmopolitan dan memiliki pengaruh global.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia juga tidak lepas dari peran elite strategis. Mulai dari pahlawan nasional seperti Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar, hingga tokoh-tokoh kebangkitan nasional seperti Dr. Wahidin Sudirohusodo dan Dr. Sutomo. Di kalangan Islam, nama-nama seperti H.O.S. Tjokroaminoto, K.H. Ahmad Dahlan, dan Agus Salim turut berperan besar dalam menggerakkan kebangkitan nasional.

Prof. Haedar menekankan bahwa kebangkitan sebuah bangsa bergantung pada kualitas elite strategisnya. Begitu pula dalam perjalanan Muhammadiyah, yang sejak awal telah menyiapkan kader-kader terbaiknya. K.H. Ahmad Dahlan menyadari pentingnya kaderisasi dengan mendirikan Qismul Arqa, yang kemudian berkembang menjadi Mu’allimin dan Mu’allimat pada tahun 1922. Kesadaran ini menjadi kunci keberlanjutan Muhammadiyah yang kini telah berusia lebih dari satu abad.

Dalam konteks Muhammadiyah saat ini, organisasi ini telah berkembang pesat dengan memiliki 162 perguruan tinggi, 126 rumah sakit, lebih dari 300 klinik, serta ribuan sekolah dasar dan menengah. Oleh karena itu, Muhammadiyah membutuhkan kader-kader berkualitas yang tidak hanya memahami nilai-nilai organisasi tetapi juga memiliki keahlian di berbagai bidang agar dapat mengelola amal usaha sesuai dengan visi dan misinya.

Selain itu, Prof. Haedar menjelaskan pentingnya peran ulama yang harus mampu memahami dan berinteraksi dengan berbagai dimensi ilmu. Ia menegaskan, ulama masa kini harus memiliki pendekatan bayani (teks), burhani (rasional), dan irfani (intuisi spiritual). Hal ini diperlukan agar pemahaman Islam tetap kontekstual dan mampu menjawab tantangan zaman.

Transformasi kader, menurutnya, adalah proses dinamis yang menyeimbangkan antara perubahan cepat dan lambat. Dalam dunia ekonomi, transformasi dilakukan oleh para manajer perusahaan untuk mengubah kondisi dari keterpurukan menjadi kesuksesan. Konsep serupa dapat diterapkan dalam kaderisasi Muhammadiyah agar tetap relevan dalam menghadapi tantangan zaman.

Ia mengutip pemikiran Muhammad Iqbal yang menyatakan bahwa umat Islam perlu melakukan rekonstruksi keilmuan dengan mengintegrasikan ilmu klasik, filsafat kalam, dan pengetahuan modern. Oleh karena itu, redefinisi ulama menjadi penting, karena dalam Al-Qur’an ulama tidak hanya merujuk pada ahli agama, tetapi juga mencakup para ilmuwan yang memahami berbagai disiplin ilmu.

Dalam sejarahnya, K.H. Ahmad Dahlan telah melakukan pembaruan sistem pendidikan Islam melalui madrasah diniyah Al-Islamiyah pada tahun 1919, yang kemudian menjadi cikal bakal sistem pendidikan Muhammadiyah. Ia mengkritik sistem pondok pesantren tradisional yang cenderung stagnan dan mendorong pendidikan Islam yang lebih modern, integratif, dan menyeluruh.

Prof. Haedar juga menekankan pentingnya memahami Al-Qur’an dengan pendekatan yang lebih dalam dan kontekstual. Ia mencontohkan tafsir Surah Al-Ma’un yang tidak hanya berbicara tentang kaum duafa, tetapi juga menyoroti peran orang kaya dalam membangun kesejahteraan umat. Hal ini berbeda dengan teori Marxisme yang melihat perjuangan kelas sebagai konflik antara kaum lemah dan kaum borjuis.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kader Muhammadiyah harus terus belajar dan meningkatkan kualifikasi diri. Proses transformasi rohani merupakan perjalanan yang terus berjalan (on going process). Dalam menghadapi perkembangan zaman, kader Muhammadiyah harus memiliki wawasan luas dan fleksibilitas dalam berinteraksi dengan berbagai kalangan. Ia menegaskan, kaderisasi harus dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan agar Muhammadiyah tetap memiliki kader-kader terbaik di masa depan.

Sebagai penutup, Prof. Haedar mengajak seluruh kader Muhammadiyah, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merupakan pusat pergerakan Muhammadiyah, untuk terus bertransformasi dan melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Dengan begitu, Muhammadiyah dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan umat manusia. (Lusi)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Amanat-Ketua-Umum-Pimpinan-Pusat-Muhammadiyah-Prof.-Dr.-Haedar-Nashir-M.Si-pada-Pengajian-Ramadan-1446-H-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-11 09:36:392025-03-11 09:36:39Ketua Umum PP Muhammadiyah Soroti Transformasi Kader untuk Kemakmuran Bangsa

Optimalisasi Peran Kader Muhammadiyah dalam Memakmurkan Umat dan Penguatan Kaderisasi

10/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Ramadan 1446 H PWM DIY Sesi 4 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok Humas UAD)

Reformasi serta Peran Kader demi Kemakmuran Umat dibahas dalam sesi keempat Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1446 H yang diadakan di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kajian yang diselenggarakan pada Minggu, 9 Maret 2025, tersebut turut mengundang pemateri Kusnadi Ikhwani, M.M. selaku Ketua Takmir Masjid Al Falah Sragen dan Arif Jamali Muis, M.Pd.

Kusnadi Ikhwani memulai pembahasannya dengan menekankan bahwa masjid harus dikelola secara profesional agar benar-benar bermanfaat bagi umat. Ia mencontohkan pengelolaan Lazismu Sragen, yang awalnya hanya mengumpulkan 15 juta rupiah per tahun, tetapi kini mencapai 2 miliar rupiah setelah dikelola dengan lebih baik.

“Masjid bukan sekadar bangunan, tetapi harus berfungsi untuk membangun peradaban dan meningkatkan kesejahteraan umat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya keterlibatan anak muda dalam kepengurusan masjid, dengan membentuk direktur utama masjid, menambah indikator kemakmuran masjid, serta membuat program berbasis media sosial dan kegiatan khusus anak muda agar lebih tertarik untuk aktif di masjid.

“Masjid-masjid Muhammadiyah telah mencetak banyak kader, tteapi kita harus memastikan generasi muda mendapatkan ruang lebih besar,” tegasnya

Sementara itu, Arif Jamali Muis membahas reformasi kaderisasi Muhammadiyah yang harus bersifat inklusif, partisipatif, dan relevan dengan ekosistem sosial.

“Kaderisasi Muhammadiyah tidak hanya mencetak pengurus organisasi, tetapi juga harus melahirkan pemimpin yang memiliki visi, integritas, dan kesiapan untuk berkontribusi,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya transformasi kaderisasi Muhammadiyah dengan pemanfaatan teknologi digital dan kecerdasan buatan seperti artificial intelligence (AI) agar lebih efektif dalam mendata, mengelola, dan memantau perkembangan kader.

“Diaspora kader Muhammadiyah tidak hanya tentang sumber daya manusia, tetapi juga bagaimana program dan pemikiran Muhammadiyah dapat diterapkan secara luas,” tegasnya.

Dengan reformasi kaderisasi yang lebih strategis, Muhammadiyah diharapkan mampu melahirkan kader beretika, berwawasan luas, serta memiliki kontribusi nyata bagi umat dan bangsa. Lebih dari sekadar mengkritik, kader Muhammadiyah harus menjadi penggerak perubahan dengan solusi dan karya nyata.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-1446-H-PWM-DIY-Sesi-4-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-10 11:38:352025-03-10 11:38:35Optimalisasi Peran Kader Muhammadiyah dalam Memakmurkan Umat dan Penguatan Kaderisasi

Peran Kader dalam Menguatkan Ekonomi Umat untuk Kemandirian Muhammadiyah

10/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Ramadan 1446 H PWM DIY Sesi 3 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terkait Isu Kemakmuran (Dok BHP UAD)

Sesi ketiga Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1446 H yang digelar pada Minggu, 9 Maret 2025, di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), membahas peran kader dalam mewujudkan kemakmuran ekonomi umat. Kajian ini menghadirkan dua pemateri yang ahli di bidangnya, yaitu Noor Liesnani Pamella selaku pemilik Pamella Group dan Dr. Utik Bidayati, S.E., M.M. yakni Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah sekaligus Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum (KKAU) UAD.

Noor Liesnani Pamella membawakan materi bertajuk “Keluarga Dakwah, Keluarga Pengusaha”. Ia mengisahkan perjalanan dalam membangun Pamella, yang terinspirasi dari Siti Khadijah, istri Nabi Muhammad, yang mendukung dakwah Rasulullah melalui kekuatan ekonomi. Berdiri sejak tahun 1975 dengan dukungan keluarga, ia mengembangkan bisnisnya sembari menemani suaminya berdakwah. Dalam menjalankan usaha, ia selalu berpegang pada prinsip ekonomi Islam, dengan menunaikan zakat dan berbagi kepada sesama.

Menurutnya, keberhasilan bisnis harus didasari niat yang lurus dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. “Kiat sukses berbisnis salah satunya adalah niat kerja ikhlas karena Allah Swt. Kami berusaha menjauhi larangan-larangan Allah dalam menjalankan bisnis,” imbuhnya.

Sementara itu, Dr. Utik Bidayati menyoroti pentingnya kaderisasi dalam menjaga keberlangsungan gerakan dakwah Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa kader harus meningkatkan kualitas dan jangkauan dakwah, serta memiliki kompetensi yang mendukung peran mereka dalam membangun ekonomi umat. Salah satu upaya nyata Muhammadiyah dalam memajukan umat adalah melalui amal usaha, yang mencakup sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.

“Amal usaha Muhammadiyah bertujuan untuk memuliakan umat. Salah satunya di bidang pendidikan yang ada untuk meningkatkan derajat hidup dan posisi mereka. Inilah wujud nyata dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.

Di akhir sesi, pemateri menegaskan bahwa kemandirian ekonomi merupakan salah satu kekuatan utama dalam mengembangkan Muhammadiyah. Mereka mengingatkan bahwa umat Islam tidak boleh terombang-ambing akibat persoalan ekonomi, karena tanpa dukungan finansial yang cukup, perkembangan Muhammadiyah tidak akan sejauh ini. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-1446-H-PWM-DIY-Sesi-3-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-terkait-Isu-Kemakmuran-Dok-BHP-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-10 11:25:282025-03-10 11:25:28Peran Kader dalam Menguatkan Ekonomi Umat untuk Kemandirian Muhammadiyah

Kajian RDK UAD 1446 H: Kupas Pentingnya Akidah dalam Keilmuan

10/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Akidah sebagai Ruh Unifikasi Ilmu oleh Erik Tauvani Somae, S.H.I., M.H. di Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dok. Septia)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menyelenggarakan Kajian Jelang Buka Puasa sebagai rangkaian program Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H. Kajian kali ini mengangkat tema “Akidah sebagai Ruh Unifikasi Ilmu”, yang disampaikan oleh Erik Tauvani Somae, S.H.I., M.H., selaku anggota Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus dosen Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Sastra Inggris UAD. Acara disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD.

Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh moderator Muhammad Ridha Basri, S.Th.I., M.Ag., kemudian dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Ustaz Erik. Sebelum memulai kajian, ia mengajak jamaah membaca Surah Al-Fatihah agar acara berlangsung khidmat.

Dalam kajiannya, ia menjelaskan konsep unifikasi ilmu, yaitu cara pandang bahwa semua ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan harus dimanfaatkan untuk kemaslahatan. Ustaz Erik menjelaskan bahwa setiap bidang keilmuan seharusnya saling berkolaborasi dan melengkapi, karena dengan saling mengisi akan lahir kebaruan serta manfaat yang lebih besar.

“Semua ilmu itu mulia karena berasal dari Allah dan diperuntukkan bagi kemaslahatan yang seluas-luasnya. Itulah mengapa diperlukan paradigma unifikasi ilmu, di mana ilmu harus terintegrasi dan saling berinteraksi. Semua ilmu itu setara, selama bermanfaat, dapat menjadi bekal menuju kejayaan di akhirat,” ungkapnya.

Ustaz Erik juga mengutip sabda Rasulullah saw. yang menyatakan bahwa ketika seseorang meninggal dunia, seluruh amalnya akan terputus, kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh. Oleh karena itu, ia mengajak jamaah untuk terus menuntut ilmu, tidak hanya sebagai kewajiban akademik, tetapi juga sebagai investasi akhirat yang pahalanya akan terus mengalir selama ilmu tersebut diamalkan dan memberikan manfaat bagi orang lain.

“Bertauhid tidak hanya sebatas mengucapkan La ilaha illallah, tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan, karena dalam setiap aspek kehidupan terdapat sifat-sifat Allah,” jelasnya.

Sebagai penutup, Ustaz Erik mengingatkan bahwa ilmu memiliki peran besar dalam meningkatkan derajat seseorang, baik di dunia maupun di akhirat. “Bahkan, orang yang tidak beriman pun, jika berilmu, pasti akan dihormati,” pungkasnya.

Kajian kali ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat untuk terus menuntut ilmu serta menjadikan tauhid sebagai inti dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat memancarkan cahaya kebaikan dan kemaslahatan bagi semua. (Sep)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Akidah-sebagai-Ruh-Unifikasi-Ilmu-oleh-Erik-Tauvani-Somae-S.H.I.-M.H.-di-Masjid-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Septia.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-10 11:12:412025-03-10 11:12:41Kajian RDK UAD 1446 H: Kupas Pentingnya Akidah dalam Keilmuan

Fungsi dan Kegunaan Al-Qur’an

10/03/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian Ceramah Tarawih Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Ustaz Dr. Hamim Ilyas, M.Ag. (Dok. Faiq)

Ustaz Dr. Hamim Ilyas, M.Ag. dalam ceramah tarawih pada Selasa, 4 Maret 2025, bertempat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menyampaikan bahwa Al-Qur’an memiliki fungsi dan kegunaan sebagai petunjuk. Al-Qur’an merupakan sumber petunjuk menuju yang paling baik dalam segala bidang kehidupan. Selain sebagai petunjuk, Al-Qur’an juga menunjukkan bagaimana cara untuk mencapai tujuan paling baik tersebut.

Cara menuju keadaan paling baik ini dibahas dalam Al-Qur’an Surat Al-Fatihah yaitu lafaz shiratal mustaqim yang artinya jalan yang lurus. Ashirat memiliki makna jalan yang jelas lagi mudah. Sementara mustaqim yaitu menuju ke yang dituju. Sehingga bila digabungkan shiratal mustaqim yaitu jalan yang jelas lagi mudah menuju apa yang dituju.

Ustaz Hamim juga menjelaskan bahwa yang menempuh shirat mustaqim yakni orang-orang yang diberi hikmah. Orang yang diberi hikmah ini yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada, serta sholihin. Shirat mustaqim ini jalan untuk mencapai kenikmatan. Kenikmatan yang dimaksud ialah suatu keadaan yang baik. Sehingga bila diartikan secara utuh, memiliki makna jalan yang jelas lagi mudah menuju kenikmatan keadaan baik dalam semua bidang kehidupan yang ditempuh para nabi, shiddiqin, syuhada, dan sholihin.

Di akhir ceramahnya, Ustaz Hamim menegaskan, umat Islam haruslah memperbaiki akhlaknya terutama bagi generasi muda karena umat Islam saat ini seperti buih di lautan yang mudah terbawa arus dan terombang-ambing. Sebab, memperbaiki akhlak ini sesuai dengan tujuan diutusnya Nabi Muhammad saw. yaitu untuk menyempurnakan akhlak manusia dengan sempurna, beserta lengkap bagian-bagiannya. (Faiq)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Ceramah-Tarawih-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-oleh-Ustaz-Dr.-Hamim-Ilyas-M.Ag_.-Dok.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-10 10:26:382025-03-10 10:26:38Fungsi dan Kegunaan Al-Qur’an

Kedudukan Akal dalam Al-Qur’an

10/03/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Dr. Miftah Khilmi H., Lc., M.Hum. selaku Pemateri Kajian Buka Puasa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Faiq)

Pengajian buka puasa di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Selasa, 4 Maret 2025, berlangsung dengan khidmat dengan pemateri Ustaz Dr. Miftah Khilmi H., Lc., M.Hum. yang merupakan Ketua Pengurus Pusat Tarjih Muhammadiyah. Pengajian kali ini membahas mengenai “Kedudukan Akal dalam Al-Qur’an”.

Ustaz Miftah menjelaskan bahwa manusia memiliki potensi yang tidak dimiliki makhluk Allah yang lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 30‒34 yang dalam ayat tersebut membahas mengenai pernyataan Allah kepada malaikat bahwa ingin menciptakan khalifah di muka bumi yaitu manusia. Keistimewaan yang diberikan Allah kepada manusia dibandingkan dengan makhluk lain yakni manusia memiliki akal, dengan akal inilah manusia dapat menyerap berbagai ilmu.

Lebih lanjut, Ustaz Miftah mengutip dari pernyataan Al-Asfahani bahwa akal disebut sebagai potensi yang tersedia untuk menerima ilmu, dan ilmu yang diperoleh manusia dengan potensi tersebut juga disebut akal. Selain itu, akal merupakan potensi objektif yang dimiliki setiap manusia untuk menerima pengetahuan. Juga pemahaman yang mengantarkan manusia kepada kebenaran.

Ustaz Miftah membahas pula mengenai dua jenis logika. Pertama, logika apriori yaitu logika yang membahas mengenai pengetahuan yang tidak memerlukan bukti empiris atau juga aksioma sebagai kebenaran tanpa perlu pembuktian. Kedua, logika aposteriori yaitu pengetahuan yang perlu dibuktikan secara empiris.

Di akhir ceramah, ia mengatakan tentang permasalahan umat Islam saat ini. Ia pun mengutip dari pernyataan Muhammad Abduh yaitu, “Aku pergi ke negeri-negeri Barat aku melihat Islam tetapi tidak melihat orang muslim. Aku pergi ke negara-negara Arab aku melihat muslim tetapi tidak melihat Islam.” Maka dari itu, Ustaz Miftah mengajak umat Islam agar bisa lebih menggunakan akalnya dalam menyerap ilmu karena dengan ilmu derajat manusia dapat terangkat. (Faiq)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Dr.-Miftah-Khilmi-H.-Lc.-M.Hum_.-selaku-Pemateri-Kajian-Buka-Puasa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Faiq.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-10 10:14:462025-03-10 10:17:49Kedudukan Akal dalam Al-Qur’an

Diaspora Kader Muhammadiyah untuk Kemakmuran Bangsa

10/03/2025/in Feature /by Ard

Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. dan Dr. Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd. sebagai Pemateri Pengajian Ramadan PWM DIY (Dok. BHP UAD)

Peran kader Muhammadiyah dalam diaspora menjadi fokus dalam sesi kedua Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1446 H yang diadakan di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Kajian pada Sabtu, 8 Maret 2025 tersebut mengundang Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D. dan Dr. Diyah Puspitarini, S.Pd., M.Pd. sebagai pemateri yang membahas kontribusi kader Muhammadiyah di berbagai sektor demi kemakmuran bangsa.

Dr. Diyah Puspitarini memaparkan bahwa diaspora kader Muhammadiyah bukanlah fenomena baru, melainkan sudah berlangsung sejak prakemerdekaan, ketika Muhammadiyah menata kadernya dengan sistematis. Kader Muhammadiyah tersebar di berbagai bidang dan berperan dalam membangun masyarakat. Ia menjelaskan empat tipe kader Muhammadiyah, yaitu kader persyarikatan (aktif dalam struktur organisasi dan pengajian di tingkat ranting hingga daerah lain), kader umat (berperan di kelompok masyarakat yang lebih luas), kader bangsa (siap ditempatkan di berbagai lembaga nasional), dan kader kemanusiaan universal (aktif dalam gerakan kemanusiaan global).

Menurutnya, kaderisasi di Muhammadiyah sangat penting agar setiap kader memahami nilai-nilai kemanusiaan dan memiliki wawasan kebangsaan yang kuat. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus terus mendorong kadernya untuk berdiaspora di berbagai sektor, baik legislatif, eksekutif, yudikatif, pertahanan, maupun dalam jaringan global seperti bisnis, pendidikan, dan sosial.

“Semuanya sama mencintai Muhammadiyah dengan caranya dan tidak ingin Muhammadiyah tertinggal begitu saja, itulah yang membuat Muhammadiyah terkenal sampai sekarang,” ujarnya.

Sementara itu, Prof. Hilman Latief menjelaskan bahwa fenomena diaspora kader Muhammadiyah terus berkembang, dari yang awalnya hanya untuk menuntut ilmu dan mencari kehidupan, hingga kini menjadi bagian dari pergerakan sosial, ekonomi, dan politik. Hal ini sejalan dengan tren diaspora masyarakat Indonesia yang semakin masif sejak abad ke-20. Dengan tersebarnya kader Muhammadiyah, terbentuklah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di berbagai negara, yang menjadi pusat gerakan kader di luar negeri.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa diaspora kader Muhammadiyah harus selaras dengan visi kebangsaan dan nilai-nilai Islam berkemajuan. Terdapat empat aspek utama dalam mendukung diaspora kader, yaitu pengiriman dana ke tanah air, penguatan jaringan (networking), investasi bisnis, dan penguasaan teknologi.

 “Yang penting dalam mendorong diaspora yang baik adalah penyelarasan visi kebangsaan dan kemuhammadiyahan,” tegasnya.

Dengan semakin luasnya diaspora kader Muhammadiyah, diperlukan perencanaan dan strategi yang matang untuk menempatkan mereka di berbagai sektor, seperti ekonomi, politik, dan birokrasi. Muhammadiyah diharapkan dapat terus memperluas pengaruhnya di tingkat nasional maupun global, sekaligus tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan kebangsaan. (ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Hilman-Latief-M.A.-Ph.D.-dan-Dr.-Diyah-Puspitarini-S.Pd_.-M.Pd_.-sebagai-Pemateri-Pengajian-Ramadan-PWM-DIY-Dok.-BHP-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-10 10:01:472025-03-10 10:01:47Diaspora Kader Muhammadiyah untuk Kemakmuran Bangsa
Page 16 of 64«‹1415161718›»

TERKINI

  • IMM BPP UAD Gelar Diskusi Literasi Bertema Media Sosial dan Kesehatan Remaja18/06/2025
  • IMM PBII UAD Gelar Pelatihan Administrasi18/06/2025
  • HISKI UAD Gelar Pelatihan Menulis Cerpen bagi Siswa SMA se-Kota Yogyakarta18/06/2025
  • IMM FAI, IMM FTI UAD, dan LazisMu Mantrijeron Gelar Kurban Bersama18/06/2025
  • Demokrasi sebagai Bagian Pembelajaran Kepemimpinan Mahasiswa18/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara 2 dalam Lomba Pidato Gebyar Ilmu Hadis 202518/06/2025
  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025

FEATURE

  • Membangun Administrasi yang Rapi dan Visioner ala IMM18/06/2025
  • Salsabila Aulia Untsa dan Perjalanan 10 Sahabat di Lautan Kedokteran18/06/2025
  • Spirit HEBAT untuk Dokter UAD18/06/2025
  • Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan18/06/2025
  • Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja18/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top