• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Akal sebagai Bekal: Cahaya Petunjuk dalam Menjalankan Peran Khalifah di Bumi

24/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.A (Dok. Ulinuha)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi penyelenggara Kajian Rutin Menjelang Berbuka. Kegiatan yang dilaksanakan pada 2 Maret 2024 bersama Ustaz M. Ridha Basri, S.Th.I., M.Ag. ini mengupas mengenai peran penting akal dalam kehidupan beragama serta bagaimana Islam memandang akal sebagai anugerah besar yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Ustaz Ridha mengutip pandangan Buya Hamka yang menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga kekuatan utama. Daya akal, yang membawa seseorang kepada hakikat kebenaran dan membedakan antara yang benar dan salah. Daya amarah, yang jika dikendalikan dengan baik dapat membawa seseorang pada kekuatan dan keberanian, tetapi jika tidak, bisa berujung pada kesewenang-wenangan. Kekuatan syahwat atau nafsu, yang mendorong manusia untuk mencari kenikmatan, tetapi dapat menjerumuskan ke dalam kelalaian jika tidak terkendali.

Bulan Ramadan, menurutnya, menjadi momentum istimewa bagi umat Islam untuk melatih pengendalian diri terhadap amarah dan hawa nafsu, sehingga akal tetap jernih dalam menjalani kehidupan. Akal dan otak memiliki perbedaan mendasar. Otak adalah organ fisik yang dapat diraba, sedangkan akal bersifat abstrak dan bertanggung jawab dalam mengendalikan serta mengarahkan manusia agar tidak lepas kendali.

Akal berfungsi sebagai penjaga hati agar tetap hidup dalam kebenaran dan menjauhi segala larangan Allah, melalui akal manusia dapat memahami Al-Qur’an dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang terbentang di alam semesta. Dengan merenungkan ayat-ayat kauniyah Allah, seseorang dapat semakin memperkuat keimanannya dan menyadari bahwa semua ciptaan Allah memiliki tujuan yang jelas dan tidak sia-sia.

Akan tetapi, akal memiliki batasan, dalam hal ibadah mahda seperti salat dan puasa, akal tidak boleh mempertanyakan ketetapan Allah karena hal tersebut berada di luar jangkauan nalar manusia. Oleh karena itu, akal harus digunakan sesuai dengan petunjuk wahyu, tanpa terpengaruh oleh hawa nafsu dan kesombongan intelektual. Sebagai anugerah besar dari Allah, akal merupakan amanah yang menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Islam mewajibkan ibadah seperti salat dan puasa bagi mereka yang berakal, serta melarang segala sesuatu yang dapat merusak fungsi akal, seperti konsumsi khamar dan hal-hal yang dapat menghilangkan kesadaran.

Ustaz Ridha menegaskan bahwa akal harus selalu dipelihara dan dikembangkan dengan ilmu. Hal ini sesuai dengan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu perintah untuk membaca (iqra). Dengan menuntut ilmu, manusia dapat memperkokoh keimanannya dan menghindarkan diri dari penyimpangan pemikiran yang bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini tentunya memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya menjaga akal agar tetap selaras dengan wahyu dan tidak terpengaruh oleh hawa nafsu. Dengan memahami dan mengamalkan konsep akal dalam Islam, umat muslim diharapkan dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, penuh kesadaran, serta selaras dengan ajaran agama. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-Ustaz-M.-Ridha-Basri-S.Th_.I.-M.A-Dok.-Ulinuha.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-24 10:47:312025-03-24 10:47:31Akal sebagai Bekal: Cahaya Petunjuk dalam Menjalankan Peran Khalifah di Bumi

Tadabur Surah Al-‘Adiyat dalam Kajian Subuh RDK UAD 1446 H

22/03/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Seno Aji selaku Pemateri Kajian Subuh RDK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Salsya)

Kajian Subuh di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membicarakan tema “Tadabur Surah Al-‘Adiyat” yang dipaparkan oleh Ustaz Seno Aji Wicaksono. Kegiatan tersebut diadakan pada 17 Maret 2025, yang merupakan salah satu rangkaian selama bulan Ramadan agar mampu merenungkan sesuatu secara mendalam untuk memahami makna dan hikmah di balik peristiwa atau fenomena pada Surah Al-‘Adiyat.

Ustaz Seno mengatakan bahwasanya sebagian ulama berpendapat bahwa Surah Al-‘Adiyat diturunkan sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Atau, disebut juga Surah Makiyah karena pada ayat 6‒11 pada surah ini membahas tentang hari kiamat, yang mana pada pembahasan hari kiamat kebanyakan diturunkan di Kota Makkah.

Di sisi lain, sebagian ulama lainnya pun mengungkap bahwa surah tersebut diturunkan setelah Nabi Muhammad saw. ke Madinah atau disebut juga Surah Madaniyah, karena pada ayat 1–5 membahas tentang perang yaitu kuda perang, yang mana perang ini diizinkan oleh Allah Swt. untuk Rasulullah ketika beliau berada di Madinah.

Pembahasan tentang Surah Al-‘Adiyat pada firman Allah ayat 1– 5 dimaknai Allah Swt. bersumpah tiga kali dengan menyertakan makhluknya yaitu kuda yang sedang berperang dengan dikaitkan oleh ayat 6 bahwa Allah Swt. memberikan perumpamaan terhadap kuda perang yang diberi makanan dan minuman secukupnya oleh majikannya.

Sayangnya, balasan yang dilakukan oleh kuda tersebut sangat besar yaitu membawa majikannya sampai ke medan perang, hingga hidup dan mati bersama. Allah Swt. mengumpamakan bahwa manusia kebalikan dari kuda tersebut, manusia enggan melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan-nya, padahal apa yang diberikan oleh Allah Swt. sangat luar biasa hingga tidak terhitung.

Pada ayat 7– 11 disebutkan bahwa manusia sangat ingkar. Manusia juga sangat berlebihan dalam mencintai harta duniawi, dan ketika manusia dibangkitkan dari kuburnya maka Allah Swt. akan mempertunjukkan segala rahasia yang ada di dalam hati kita. Sebab, Tuhan mereka sangat mengetahui apa yang tebersit dalam hati kita.

Secara garis besar, Surah Al-‘Adiyat memiliki makna bahwa Allah Swt. mengecam manusia yang ingkar dan kikir karena kecintaannya pada harta. Oleh karena itu, di hari akhir manusia akan dibangkitkan dari kubur dan Allah Swt. dengan memperlihatkan isi hati semua manusia. Bahkan jika manusia tersebut menyembunyikannya karena Allah Swt. Maha Mengetahui. (Salsya)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Seno-Aji-selaku-Pemateri-Kajian-Subuh-RDK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Salsya.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-22 11:35:542025-03-22 11:35:54Tadabur Surah Al-‘Adiyat dalam Kajian Subuh RDK UAD 1446 H

Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-‘Ashr

22/03/2025/in Feature /by Ard

Ustaz Irwanda Adi Mukti Pemateri Kultum Subuh Tadabur Surah Al-‘Ashr (Dok Darmawan)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Subuh bertema “Tadabur Surah Al-‘Ashr” yang bertempat di Masjid Islamic Center UAD pada 14 Maret 2025. Dalam acara ini, Ustaz Irwanda Adi Mukti ditunjuk sebagai pemateri. Kajian diadakan dengan maksud untuk menambah wawasan mengenai tafsir yang terkandung dalam ayat suci Al-Qur’an.

Ustaz Irwanda Adi Mukti menyampaikan menurut Imam Syafi’i, jika seorang hamba mentadaburi Surah Al-‘Ashr maka cukuplah bagi mereka. Surah Al-‘Ashr diturunkan setelah Al-Insyirah di Kota Makkah yang terdiri atas 3 ayat, 14 kata, dan 68 huruf secara umum surah ini menjelaskan tentang siapa saja orang-orang yang tergolong beruntung dan siapa saja orang-orang yang tergolong merugi. Pesan inti mengapa diturunkannya surah ini ialah, mengingatkan pada manusia bahwasanya waktu adalah harta yang paling berharga bagi manusia.

Selanjutnya, pemateri juga menjelaskan mengenai sejarah diturunkannya Surah Al-‘Ashr. Pada zaman dahulu, orang Arab Jahiliah sering kali bersantai pada waktu menjelang ashar. Mereka saling bercanda, bercengkerama bahkan saling menyinggung satu sama lain hingga terjadilah perselisihan antara dua pihak. Kemudian, mereka menganggap waktu ashar adalah waktu yang terkutuk. Oleh karena itu, Allah Swt. menurunkan surah ini untuk memberikan peringatan, bahwa bukan waktu ashar yang salah, tetapi orangnya-lah yang bermasalah.

Pada akhir sesi kajian, Ustaz Irwanda berpesan seorang hamba harus menghargai waktu terutama pada waktu ashar terlebih waktu yang telah terlewat dalam kehidupan dan pada hari esok. Pada dasarnya manusia berada dalam kerugian, terkecuali ketika Allah Swt. memberikan anugerah kepada orang-orang untuk beramal saleh. Maka dari itu, setiap hamba harus memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Lebih lanjut, untuk mencapai keselamatan terdapat persyaratan antara lain ilmu, amal, dakwah, dan sabar, serta setiap manusia harus mengamalkan ilmu yang telah dipelajari walaupun hanya sedikit.

Melalui Kajian Subuh ini, semoga bisa meningkatkan persepsi jamaah mengenai makna yang terkandung dalam surah di dalam Al-Qur’an khususnya Surah Al-‘Ashr serta dapat mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Irwanda-Adi-Mukti-Pemateri-Kultum-Subuh-Tadabur-Surah-Al-Ashr-Dok-Darmawan.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-22 11:01:082025-03-22 11:01:08Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-‘Ashr

Menjadi Kaya Tanpa Terhanyut: Hikmah Kanaah dan Zuhud dalam Islam

21/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. dalam Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Ulin)

Ceramah Tarawih Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam rangkaian kegiatan Ramadan di Kampus (RDK) 1446 H pada Sabtu, 8 Maret 2025, dengan penceramah Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. mengangkat tema penting mengenai sifat serakah dan sombong yang kerap menjatuhkan manusia.

Ceramah diawali dengan refleksi atas kondisi sosial saat ini, di mana kasus megakorupsi terus bermunculan. “Saking seringnya terjadi, hati kita bisa menjadi tidak sensitif terhadap dampaknya yang luar biasa besar,” ungkap Ustaz Arqam. Ia juga menyoroti hasil riset Kompas yang mengungkap bahwa generasi Z menghabiskan hingga 80% pendapatannya untuk gaya hidup, sebuah fenomena yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Ia mengingatkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya, tetapi perilaku buruk dapat membuat seseorang terperosok seperti binatang, bahkan lebih sesat. Dalam sejarah, kisah Qorun yang tenggelam karena keserakahan dan Firaun yang hancur akibat kesombongan menjadi pelajaran berharga.

Ustaz Arqam menjelaskan bahwa dua sifat negatif serakah dan sombong sangat mudah melekat pada manusia. “Jika diberi satu gunung emas, ingin dua. Jika diberi dua, ingin tiga, sampai akhirnya hanya maut yang menghentikan keinginannya,” tegasnya.

Akan tetapi, Islam mengajarkan solusi atas godaan harta, yaitu dengan sifat kanaah (merasa cukup) dan zuhud (hidup sederhana). Kekayaan tidak dilarang dalam Islam, bahkan seorang mukmin dianjurkan memiliki finansial yang baik, tetapi harta seharusnya tidak menjadi penyebab kehinaan dan kesesatan.

Ustaz Arqam menekankan bahwa Al-Qur’an telah mengingatkan manusia tentang bagaimana kekayaan bisa menjatuhkan seseorang jika tidak disertai ketakwaan. Oleh karena itu, tugas besar umat Islam adalah mendidik anak cucu agar memiliki sifat kanaah dan zuhud.

“Kemampuan hati sangat berperan dalam membentuk karakter kanaah dan zuhud. Seorang anak harus cerdas secara akal, serta memiliki hati yang bersih,” tuturnya. Di tengah tantangan zaman, kesadaran diri menjadi kunci agar seseorang tidak terjebak dalam pusaran keserakahan dan kesombongan yang tentunya memberikan refleksi bagi para jamaah untuk lebih berhati-hati dalam menyikapi harta dan kehidupan dunia, agar tidak terjerumus dalam perilaku yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Mhd.-Lailan-Arqam-M.Pd_.-dalam-Ceramah-Tarawih-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-21 10:39:162025-03-21 10:39:16Menjadi Kaya Tanpa Terhanyut: Hikmah Kanaah dan Zuhud dalam Islam

Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam Dakwah Islam

19/03/2025/in Feature /by Ard

Muhammad Azis., S.T., M.Cs., Ph.D Pemateri Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Anove)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar Ramadan di Kampus (RDK) 2025 dengan menghadirkan Kajian Jelang Buka Puasa pada Minggu, 16 Maret 2025. Bertempat di Masjid Islamic Center UAD, kajian ini menghadirkan Muhammad Azis, S.T., M.Cs., Ph.D. yang merupakan Kepala Pusat Studi dan Analisis Kebijakan Nasional UAD. Ia membahas topik menarik tentang “Pemanfaatan internet of things (IoT) untuk Dakwah Islam”.

Lebih istimewa lagi, kajian ini turut dihadiri oleh anggota Himpunan Disabilitas Muhammadiyah (HIDIMU) yang dikoordinasi oleh Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY, sehingga menjadikannya momen inklusif yang menggambarkan semangat dakwah yang merangkul seluruh kalangan masyarakat, tanpa terkecuali.

Dalam pemaparannya, Muhammad Azis menjelaskan bahwa dakwah pada dasarnya merupakan seruan bagi umat manusia untuk menuju jalan Allah, sebagaimana tercantum dalam berbagai ayat Al-Qur’an. QS. Yusuf: 108, yang menegaskan bahwa dakwah adalah ajakan menuju jalan Allah dengan penuh keyakinan dan ilmu. QS. Ali Imran: 19, yang menggarisbawahi bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang diridai oleh Allah. QS. Ali Imran: 104, yang menekankan pentingnya seruan untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. QS. An-Nahl: 125, yang mengajarkan bahwa dakwah harus dilakukan dengan hikmah, nasihat yang baik, dan perdebatan yang santun.

Media Sosial sebagai Sarana Dakwah Modern

Seiring dengan berkembangnya teknologi, dakwah tidak lagi terbatas pada ceramah di mimbar atau pengajian di masjid. Internet dan media sosial kini menjadi sarana efektif dalam menyebarkan ajaran Islam. Muhammad Azis memaparkan beberapa keunggulan media sosial dalam konteks dakwah dan kehidupan sehari-hari.

Beberapa di antaranya, menjalin silaturahmi tanpa batasan ruang dan waktu, bahkan melampaui perbedaan suku, agama, dan bangsa. Sebagai biro jodoh, memudahkan individu menemukan pasangan hidup dengan kriteria yang sesuai. Sumber ilmu pengetahuan, mulai dari informasi peluang kerja, beasiswa studi, hingga edukasi kesehatan. Kecepatan komunikasi dan informasi, yang mempermudah penyebaran berita serta dakwah Islam. Sarana promosi, baik untuk kepentingan bisnis maupun dakwah. Membantu seseorang menjadi terkenal, baik dalam bidang keilmuan, sosial, maupun hiburan.

Meskipun media sosial dan internet memiliki potensi besar untuk dakwah, sayangnya data menunjukkan bahwa di Indonesia, penggunaan internet untuk dakwah agama masih berada di urutan ketujuh. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para dai dan konten kreator muslim untuk memanfaatkan internet sebagai alat dakwah yang lebih optimal.

Fungsi Internet dalam Dakwah Islam Berkemajuan

Lebih lanjut, kajian ini membahas bagaimana internet dapat berperan dalam mendukung dakwah Islam yang mencerahkan dan berkemajuan. Muhammad Azis menjabarkan beberapa fungsi utama internet dalam dakwah Islam. Fungsi taklim, sebagai sarana edukasi, diseminasi informasi, dan penyebaran ilmu pengetahuan serta teknologi Islam (ipteks). Fungsi tanwir, menyebarkan ajaran Islam dalam bentuk konten yang mencerahkan dan inspiratif. Fungsi taysir, mempermudah umat dalam menjalankan ibadah dan mengakses dakwah Islam.

Selain itu, fungsi tabsyir, menyampaikan kabar gembira dan dakwah yang menggembirakan. Fungsi tasdid, meluruskan informasi, terutama mengenai ajaran Islam. Pelurusan informasi, menyajikan pemahaman yang benar tentang Islam di berbagai belahan dunia. Investigasi kondisi umat Islam, menggali informasi (investigative reporting) tentang situasi muslim di berbagai negara. Mengikis islamophobia, menggunakan internet sebagai sarana untuk membangun citra positif Islam di dunia global. Serta advokasi Islam di media Barat, mengoreksi dan membela Islam dari informasi yang distorsif, manipulatif, dan sering kali memojokkan Islam dalam pemberitaan internasional.

Membangun Dakwah Islam yang Adaptif dan Inklusif

Dalam era digital ini, dakwah tidak boleh terbatas pada metode konvensional. Pemanfaatan internet of things (IoT) serta berbagai platform digital harus dioptimalkan agar pesan Islam dapat lebih luas tersebar dan lebih mudah diakses oleh berbagai kalangan. Melalui RDK UAD, para mahasiswa dan peserta diharapkan mampu memahami pentingnya teknologi dalam menyebarkan dakwah yang relevan dengan kebutuhan zaman.

Muhammad Azis menutup kajian dengan pesan bahwa dakwah yang efektif di era digital harus bersifat adaptif, inovatif, serta inklusif. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijak, umat Islam dapat terus menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan memperkuat eksistensi Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin.

Kajian ini menjadi salah satu agenda penting dalam Ramadan di Kampus UAD yang tidak hanya memperkuat pemahaman agama, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana teknologi modern dapat dimanfaatkan untuk dakwah Islam yang lebih maju dan inklusif. (Nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Azis.-S.T.-M.Cs_.-Ph.D-Pemateri-Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Anove.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-19 12:04:262025-03-19 12:05:13Pemanfaatan Internet of Things (IoT) dalam Dakwah Islam

Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan

18/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Norma Sari,S.H.,M.Hum. Pemateri Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum., selaku Wakil Ketua Majelis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah sekaligus dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD), menjadi pemateri utama dalam sesi kelima Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta 1446 H. Kajian yang berlangsung pada Minggu, 17 Maret 2025, di Amphitarium Kampus IV UAD ini mengangkat tema “Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan dalam Perspektif ‘Aisyiyah”.

Dr. Norma menyampaikan konsep perempuan berkemajuan yang telah menjadi bagian dari perjuangan ‘Aisyiyah. Semangat kesetaraan ini telah ditegaskan sejak Kongres Perempuan Indonesia pertama tahun 1928, ketika Nyai Munjiyah, salah satu tokoh ‘Aisyiyah, menyampaikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk berkembang dan berkontribusi bagi peradaban. Ia menekankan bahwa keadilan dalam masyarakat hanya bisa terwujud jika semua individu memiliki akses yang sama terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.

Ia menyoroti pentingnya penyadaran bagi perempuan terkait ketimpangan yang masih terjadi. Oleh karena itu, kita perlu melakukan penyadaran, pemenuhan akses layanan dasar, pemberdayaan masyarakat, serta advokasi kebijakan yang berpihak pada kesetaraan dan keadilan.

“Kenapa penyadaran itu penting? Karena masih banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa ketimpangan masih terjadi. Misalnya, urusan rumah tangga sering kali hanya dikerjakan oleh perempuan, meskipun ada anggota keluarga lain yang bisa membantu,” tegasnya. 

Sejumlah isu strategis juga ikut dibahas dalam sesi ini, mulai dari gerakan pendidikan inklusif, pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan, kedaulatan pangan, ketahanan keluarga, hingga integritas dan tata kelola yang baik. ‘Aisyiyah sendiri memiliki komitmen mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender melalui berbagai upaya, seperti sosialisasi konsep keluarga sakinah, edukasi komunitas, serta kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kampus, dan lembaga sosial. 

Selanjutnya, Dr. Norma Sari memaparkan upaya ‘Aisyiyah dalam bidang ekonomi yang berfokus pada penguatan kedaulatan pangan dan pemberdayaan perempuan. Upaya tersebut dilakukan melalui dukungan modal usaha, pelatihan keterampilan, serta dorongan terhadap kebijakan ekonomi makro yang berpihak pada usaha kecil dan koperasi perempuan. Ia menekankan bahwa ketahanan pangan hanya dapat terwujud melalui kolaborasi seluruh elemen masyarakat, sementara keadilan sosial tidak akan tercapai tanpa adanya pemerataan ekonomi.

Sebagai penutup, ia menekankan bahwa perjuangan menuju masyarakat berkeadilan harus dilakukan secara kolaboratif dengan menjadikan laki-laki sebagai mitra dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Menurutnya, setelah permasalahan utama terselesaikan, barulah langkah berikutnya dapat dilakukan secara bersama-sama agar tercipta keselarasan dalam perjuangan keadilan. (Ito)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Norma-SariS.H.M.Hum_.-Pemateri-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 12:54:522025-03-18 12:54:52Dinamika Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan

Sepak Terjang Perempuan ‘Aisyiyah dalam Membangun Masyarakat Inklusif

18/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) 1446 H sesi keempat (Dok. HUMAS UAD)

Sesi keempat Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta 1446 H membahas tentang “Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Inklusif”. Acara berlangsung di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Minggu, 16 Maret 2025, dengan pemateri utama Wakil Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ro’fah Makin, M.A., Ph.D. bersama Sri Kurniati, S.Psi. selaku moderator. 

Dalam paparannya, Ro’fah menjelaskan bahwa masyarakat inklusif adalah suatu konsep yang menekankan pentingnya akses yang setara bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau identitas mereka. Setiap individu diusahakan agar memiliki akses peluang, sumber daya, dan partisipasi yang sama. 

“Masyarakat inklusif berarti menghilangkan hambatan yang membatasi partisipasi dan memastikan bahwa setiap individu merasa dihargai, dihormati, dan diberdayakan,” ungkapnya.

Sejalan dengan nilai-nilai inklusivitas, ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah telah lama berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih terbuka dan adil. Bahkan, sejak Perempuan ‘Aisyiyah berdiri mereka sudah mulai berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang inklusif. 

‘Aisyiyah terus mendorong kepemimpinan perempuan dalam kebijakan inklusif, khususnya di bidang pendidikan, hak pekerjaan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Ia menekankan bahwa perempuan harus mengambil peran lebih aktif dalam inklusi digital, baik dengan meningkatkan literasi teknologi maupun memastikan akses yang setara terhadap pendidikan daring, ekonomi digital, dan dunia kerja berbasis teknologi.

“Kita menghadapi tantangan besar, terutama dalam melek teknologi dan mengejar ketertinggalan. Jika kita tidak segera beradaptasi, maka kelompok yang sudah rentan akan semakin tertinggal,” imbuhnya. 

‘Aisyiyah telah menginisiasi berbagai pelatihan keterampilan bagi perempuan, penyandang disabilitas, serta komunitas lintas agama untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Mereka juga aktif dalam advokasi kesetaraan gender di bidang science, technology, engineering, mathematics (STEM), representasi perempuan dalam media, serta perlindungan bagi kelompok terdampak krisis seperti pengungsi dan korban kekerasan berbasis gender. Dengan langkah-langkah ini, ‘Aisyiyah terus membuktikan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Menutup sesi tersebut, moderator menegaskan bahwa perjuangan ‘Aisyiyah dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif belum selesai. Dengan komitmen yang kuat, perempuan ‘Aisyiyah terus menjadi agen perubahan dalam membangun lingkungan yang lebih adil dan berkeadilan bagi semua. (Ito)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Pimpinan-Wilayah-Aisyiyah-PWA-1446-H-sesi-keempat-Dok.-HUMAS-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 12:26:352025-03-18 12:26:35Sepak Terjang Perempuan ‘Aisyiyah dalam Membangun Masyarakat Inklusif

Pengajian Ramadan 1446 H Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

18/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Ramadan PWA DIY 1446 H di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Pengajian Ramadan 1446 H di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi saksi berlangsungnya sesi terakhir diskusi bertajuk “Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial”. Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) pada Minggu, 16 Maret 2025, yang menghadirkan Prof. Siti Syamsiatun, Ph.D. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah sebagai pemateri utama, ditemani dengan Hafizhotu Diyanah, S.ST. sebagai moderator.

Dalam pemaparannya, Prof. Siti Syamsiatun menjelaskan bahwa nama organisasi ‘Aisyiyah dinisbahkan kepada Ummul Mukminin ‘Aisyiyah R.A., istri tercinta dari Nabi Muhammad saw. ‘Aisyiyah dikenal sebagai sosok yang cerdas, berpengetahuan luas, dermawan, serta memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan dinamika sosial. Karakter unggul tersebut menjadi rujukan bagi ‘Aisyiyah dalam membangun gerakan perempuan berkemajuan.

Muhammadiyah, sebagai organisasi yang mendapatkan inspirasi dari ajaran Nabi Muhammad saw., bertujuan untuk memajukan pemahaman keagamaan, membebaskan akal pikiran, serta membentuk sistem dalam upaya mewujudkan gagasan dan tindakan nyata. Dengan demikian, nilai Islam, budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan secara simultan menjadi landasan gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

Dalam upaya memperkokoh visi berkemajuan, Muhammadiyah telah merumuskan Risalah Islam Berkemajuan, yang kemudian disusul oleh ‘Aisyiyah dengan Risalah Perempuan Berkemajuan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemahaman Islam terus hidup dan berkembang dalam bentuk organisasi yang nyata.

“Melalui organisasi, ide-ide dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Muhammadiyah bukanlah gerakan yang menentang budaya, tetapi justru mengintegrasikan nilai budaya, Islam, dan perkembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya

Karakter perempuan berkemajuan juga menjadi poin penting dalam diskusi ini. Di antaranya adalah iman dan takwa yang diwujudkan dalam perilaku ibadah sesuai dengan panduan Majelis Tarjih, ketaatan dalam beribadah, akhlak karimah, pola pikir tajdid, sikap wasathiyah, amaliyah shalihat, serta inklusivitas dalam menghadapi berbagai perbedaan sosial, termasuk dalam pendidikan dan ekonomi.

Untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan sosial, ‘Aisyiyah menegaskan sepuluh komitmen perempuan berkemajuan, yang meliputi penegasan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelestarian lingkungan, penguatan keluarga sakinah, pemberdayaan masyarakat, filantropi berkemajuan, peran sebagai aktor perdamaian, partisipasi publik, kemandirian ekonomi, peran kebangsaan, serta kemanusiaan universal. Komitmen-komitmen tersebut adalah salah satu langkah nyata demi menyelamatkan bangsa ini dari ketimpangan sosial.

Bidang pendidikan menjadi aspek fundamental dalam menggerus akar ketimpangan sosial. ‘Aisyiyah telah berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan perempuan dan anak-anak, karena tanpa pendidikan yang mumpuni bagi perempuan, dampaknya akan berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Salah satu bukti nyata dari perjuangan ini adalah keberhasilan ‘Aisyiyah dalam membangun berbagai institusi pendidikan tinggi bagi perempuan.

“Revolusi yang dilakukan ‘Aisyiyah berjalan secara senyap tetapi berdampak besar. Tanpa banyak bicara, kita telah bertransformasi dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan berbagai bisnis yang mendukung kesejahteraan umat,” tambahnya

Selain itu, Prof. Siti Syamsiatun juga menyoroti perluasan makna politik bagi perempuan. Politik tidak hanya berkaitan dengan partai politik atau pemerintahan, tetapi juga mencakup peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. ‘Aisyiyah terus berupaya memperjuangkan kesetaraan gender dan memastikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi.

Rangkaian diskusi sesi kali ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana perempuan berkemajuan dapat berkontribusi dalam menghadapi ketimpangan sosial. Dengan semangat keilmuan dan aksi nyata, ‘Aisyiyah terus melangkah maju dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. (Septia)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-PWA-DIY-1446-H-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 11:17:362025-03-18 11:17:36Pengajian Ramadan 1446 H Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

Diskusi Dinamisasi Perempuan dalam Kesehatan

16/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Pemateri Sesi Ketiga Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Sesi ketiga Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta mengangkat tema “Strategi Mewujudkan Keadilan Kesehatan Melalui Dinamisasi Perempuan”. Pengajian tersebut berlangsung di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 15 Maret 2025. Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta turut hadir sebagai pemateri utama dalam sesi kali ini. 

Dr. Warsiti menyoroti pentingnya peran perempuan dalam kesehatan keluarga dan masyarakat. Menurutnya, kesehatan adalah hak dasar setiap individu yang harus diakses secara merata. Namun, masih banyak ketimpangan yang terjadi, terutama bagi kelompok perempuan.

Ia menjelaskan tantangan utama dalam mewujudkan keadilan kesehatan bagi perempuan yang meliputi keterbatasan akses layanan, tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta masih rendahnya kesadaran tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, stigma terhadap kesehatan mental juga menjadi hambatan besar dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan.

“Perempuan memiliki peran strategis dalam keluarga dan masyarakat. Mereka adalah pengambil keputusan utama dalam pemenuhan gizi keluarga, imunisasi, dan sanitasi. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak dini,” ujarnya. 

‘Aisyiyah telah mengembangkan berbagai program pemberdayaan perempuan sebagai solusi, seperti Balai Sakinah ‘Aisyiyah dan program rumah gizi yang bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan bagi perempuan dan keluarga mereka. Selain itu, ‘Aisyiyah juga aktif mengadvokasi kebijakan yang berpihak pada kesehatan perempuan, termasuk pemenuhan layanan kesehatan berbasis komunitas.

Dr. Warsiti menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan akses kesehatan. Digitalisasi layanan kesehatan, seperti aplikasi konsultasi kesehatan khusus perempuan dan platform edukasi daring tentang kesehatan mental serta reproduksi dapat menjadi solusi efektif dalam menjangkau lebih banyak perempuan di era saat ini.

“Kemajuan teknologi harus dimanfaatkan dengan optimal. Media sosial dan platform digital bisa digunakan untuk mengedukasi masyarakat serta menyediakan layanan kesehatan bagi perempuan yang belum terjangkau di luar sana,” tambahnya.

Di akhir pemaparannya, Dr. Warsiti menegaskan bahwa mewujudkan keadilan kesehatan melalui dinamisasi perempuan memerlukan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat. Ia mengajak semua elemen untuk bersama-sama menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berpihak pada kesehatan perempuan.

“Perempuan adalah kunci dalam pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Jika perempuan sehat, maka keluarga dan masyarakat juga akan sehat. Mari kita bersama-sama mewujudkan keadilan kesehatan bagi semua,” pungkasnya. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Warsiti-S.Kp_.-M.Kep_.-Sp.Mat_.-Pemateri-Sesi-Ketiga-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 11:27:562025-03-16 11:27:56Diskusi Dinamisasi Perempuan dalam Kesehatan

Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia

16/03/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Achmad Nurmandi Pemateri Sesi Kedua Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) hadir sebagai pemateri dalam sesi kedua di Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) yang diselenggarakan di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kajian tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 15 Maret 2025, yang mengangkat tema “Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia”.

Prof. Achmad menyampaikan tentang peran strategis yang dimiliki oleh perempuan dalam pengambilan keputusan publik. Salah satunya, perempuan ikut berperan dalam menjalankan fungsi rasional dalam isu-isu atau framing gender. Meski begitu, isu gender di kalangan Muhammadiyah sebenarnya sudah usai, sehingga tidak lagi menjadi perdebatan. Di sisi lain, perempuan juga memiliki fungsi kritis dalam gerakan ‘Aisyiyah, baik dalam pengambilan keputusan penting di Muhammadiyah maupun dalam keputusan publik.

Ia juga menyoroti data terbaru mengenai peran perempuan di Indonesia. Survei tahun 2018‒2023 menunjukkan adanya penurunan indeks yang signifikan. Pada tahun 2018, indeks pemberdayaan perempuan menurun menjadi 0,047, yang disebabkan oleh rendahnya keterwakilan perempuan dalam politik. Selain itu, dimensi kesehatan reproduksi juga mengalami penurunan, di mana pada tahun 2023 angka yang tercatat hanya sebesar 0,0126. Salah satu indikator yang disoroti adalah proporsi perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan.

Sementara itu, partisipasi perempuan di pasar kerja dalam 5 tahun terakhir berada pada angka stabil, yaitu 51‒54 persen. Keterlibatan perempuan paling dominan di sektor pendidikan, di mana mayoritas tenaga pengajar adalah perempuan, sebagaimana ditunjukkan dalam data statistik. Beberapa provinsi yang memiliki indeks keterlibatan perempuan di atas rata-rata nasional antara lain Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Papua, Jambi, Maluku, dan lain-lain.

Dalam perspektif global, Indonesia masih memiliki indeks yang rendah dalam dimensi politik. Oleh karena itu, Prof. Achmad menekankan pentingnya peran perempuan dalam memperjuangkan isu-isu publik melalui ‘Aisyiyah.

“Idenya adalah kita fokus membuat framing, membuat isu-isu publik oleh ‘Aisyiyah dan kaum perempuan,” ujarnya.

Dalam aspek ekonomi, perempuan juga memiliki potensi besar. Meskipun jumlah pengusaha perempuan masih minim, keberadaan perempuan dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat luar biasa. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki peringkat tinggi dalam keterlibatan perempuan di sektor ekonomi, terutama dalam UMKM. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong perempuan agar lebih banyak berkiprah di perusahaan besar dan sektor strategis lainnya.

Dengan demikian, Prof. Achmad mengajak semua pihak untuk lebih aktif dalam mendiskusikan dan mengangkat isu-isu penting yang berkaitan dengan perempuan. Melalui peran strategis dalam pengambilan keputusan publik dan ekonomi, perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan keadilan di Indonesia. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Achmad-Nurmandi-Pemateri-Sesi-Kedua-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 11:18:412025-03-16 11:18:41Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia
Page 19 of 69«‹1718192021›»

TERKINI

  • Alfi Pujiasih, Mahasiswi PBSI UAD Asal Sintang, Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,9608/08/2025
  • Perjalanan Tira Oktavianda: Dari Atlet Silat ke Delegasi Nasional08/08/2025
  • Cerita Asra Al Habib: Dari Santri hingga Menjadi Atlet Berprestasi08/08/2025
  • Menjadi Fasilitator Keamanan Pangan, Cerita Adi Satria Tumbuh Bersama Sapa Kampus08/08/2025
  • Shifa Maulidya: Setiap Langkah Adalah Pilihan untuk Terus Tumbu07/08/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Tangkas Terampil Perkoperasian Tingkat Provinsi08/08/2025
  • Putri Nirmalasari Raih Juara Harapan I dalam Kompetisi Poster Nasional 202507/08/2025
  • UKM Taekwondo UAD Borong 27 Medali di Kejuaraan Nasional06/08/2025
  • Kampanye Jamu Kekinian Bawa NusantaRise UAD Raih Juara Nasional04/08/2025
  • Tim CaNaRy ADEF UAD Raih Penghargaan di Ajang Global Youth Innovators Competition 202504/08/2025

FEATURE

  • Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati02/08/2025
  • Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?28/07/2025
  • Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-5426/07/2025
  • Cerita Mahasiswa Hukum UAD Raih Medali Perak Kyorugi Senior Putri U-5323/07/2025
  • Efektivitas Ketepatan Data dan Kebijakan Publik22/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top