• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Sepak Terjang Perempuan ‘Aisyiyah dalam Membangun Masyarakat Inklusif

18/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) 1446 H sesi keempat (Dok. HUMAS UAD)

Sesi keempat Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta 1446 H membahas tentang “Peran Perempuan dalam Membangun Masyarakat Inklusif”. Acara berlangsung di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Minggu, 16 Maret 2025, dengan pemateri utama Wakil Ketua Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ro’fah Makin, M.A., Ph.D. bersama Sri Kurniati, S.Psi. selaku moderator. 

Dalam paparannya, Ro’fah menjelaskan bahwa masyarakat inklusif adalah suatu konsep yang menekankan pentingnya akses yang setara bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau identitas mereka. Setiap individu diusahakan agar memiliki akses peluang, sumber daya, dan partisipasi yang sama. 

“Masyarakat inklusif berarti menghilangkan hambatan yang membatasi partisipasi dan memastikan bahwa setiap individu merasa dihargai, dihormati, dan diberdayakan,” ungkapnya.

Sejalan dengan nilai-nilai inklusivitas, ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Muhammadiyah telah lama berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih terbuka dan adil. Bahkan, sejak Perempuan ‘Aisyiyah berdiri mereka sudah mulai berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang inklusif. 

‘Aisyiyah terus mendorong kepemimpinan perempuan dalam kebijakan inklusif, khususnya di bidang pendidikan, hak pekerjaan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Ia menekankan bahwa perempuan harus mengambil peran lebih aktif dalam inklusi digital, baik dengan meningkatkan literasi teknologi maupun memastikan akses yang setara terhadap pendidikan daring, ekonomi digital, dan dunia kerja berbasis teknologi.

“Kita menghadapi tantangan besar, terutama dalam melek teknologi dan mengejar ketertinggalan. Jika kita tidak segera beradaptasi, maka kelompok yang sudah rentan akan semakin tertinggal,” imbuhnya. 

‘Aisyiyah telah menginisiasi berbagai pelatihan keterampilan bagi perempuan, penyandang disabilitas, serta komunitas lintas agama untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Mereka juga aktif dalam advokasi kesetaraan gender di bidang science, technology, engineering, mathematics (STEM), representasi perempuan dalam media, serta perlindungan bagi kelompok terdampak krisis seperti pengungsi dan korban kekerasan berbasis gender. Dengan langkah-langkah ini, ‘Aisyiyah terus membuktikan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Menutup sesi tersebut, moderator menegaskan bahwa perjuangan ‘Aisyiyah dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif belum selesai. Dengan komitmen yang kuat, perempuan ‘Aisyiyah terus menjadi agen perubahan dalam membangun lingkungan yang lebih adil dan berkeadilan bagi semua. (Ito)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Pimpinan-Wilayah-Aisyiyah-PWA-1446-H-sesi-keempat-Dok.-HUMAS-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 12:26:352025-03-18 12:26:35Sepak Terjang Perempuan ‘Aisyiyah dalam Membangun Masyarakat Inklusif

Pengajian Ramadan 1446 H Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

18/03/2025/in Feature /by Ard

Pengajian Ramadan PWA DIY 1446 H di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Pengajian Ramadan 1446 H di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menjadi saksi berlangsungnya sesi terakhir diskusi bertajuk “Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial”. Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) pada Minggu, 16 Maret 2025, yang menghadirkan Prof. Siti Syamsiatun, Ph.D. selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah sebagai pemateri utama, ditemani dengan Hafizhotu Diyanah, S.ST. sebagai moderator.

Dalam pemaparannya, Prof. Siti Syamsiatun menjelaskan bahwa nama organisasi ‘Aisyiyah dinisbahkan kepada Ummul Mukminin ‘Aisyiyah R.A., istri tercinta dari Nabi Muhammad saw. ‘Aisyiyah dikenal sebagai sosok yang cerdas, berpengetahuan luas, dermawan, serta memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan dinamika sosial. Karakter unggul tersebut menjadi rujukan bagi ‘Aisyiyah dalam membangun gerakan perempuan berkemajuan.

Muhammadiyah, sebagai organisasi yang mendapatkan inspirasi dari ajaran Nabi Muhammad saw., bertujuan untuk memajukan pemahaman keagamaan, membebaskan akal pikiran, serta membentuk sistem dalam upaya mewujudkan gagasan dan tindakan nyata. Dengan demikian, nilai Islam, budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan secara simultan menjadi landasan gerakan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

Dalam upaya memperkokoh visi berkemajuan, Muhammadiyah telah merumuskan Risalah Islam Berkemajuan, yang kemudian disusul oleh ‘Aisyiyah dengan Risalah Perempuan Berkemajuan. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemahaman Islam terus hidup dan berkembang dalam bentuk organisasi yang nyata.

“Melalui organisasi, ide-ide dapat diwujudkan dalam aksi nyata. Muhammadiyah bukanlah gerakan yang menentang budaya, tetapi justru mengintegrasikan nilai budaya, Islam, dan perkembangan ilmu pengetahuan,” ujarnya

Karakter perempuan berkemajuan juga menjadi poin penting dalam diskusi ini. Di antaranya adalah iman dan takwa yang diwujudkan dalam perilaku ibadah sesuai dengan panduan Majelis Tarjih, ketaatan dalam beribadah, akhlak karimah, pola pikir tajdid, sikap wasathiyah, amaliyah shalihat, serta inklusivitas dalam menghadapi berbagai perbedaan sosial, termasuk dalam pendidikan dan ekonomi.

Untuk mengidentifikasi dan mengatasi kesenjangan sosial, ‘Aisyiyah menegaskan sepuluh komitmen perempuan berkemajuan, yang meliputi penegasan ilmu pengetahuan dan teknologi, pelestarian lingkungan, penguatan keluarga sakinah, pemberdayaan masyarakat, filantropi berkemajuan, peran sebagai aktor perdamaian, partisipasi publik, kemandirian ekonomi, peran kebangsaan, serta kemanusiaan universal. Komitmen-komitmen tersebut adalah salah satu langkah nyata demi menyelamatkan bangsa ini dari ketimpangan sosial.

Bidang pendidikan menjadi aspek fundamental dalam menggerus akar ketimpangan sosial. ‘Aisyiyah telah berperan aktif dalam meningkatkan pendidikan perempuan dan anak-anak, karena tanpa pendidikan yang mumpuni bagi perempuan, dampaknya akan berpengaruh terhadap masa depan bangsa. Salah satu bukti nyata dari perjuangan ini adalah keberhasilan ‘Aisyiyah dalam membangun berbagai institusi pendidikan tinggi bagi perempuan.

“Revolusi yang dilakukan ‘Aisyiyah berjalan secara senyap tetapi berdampak besar. Tanpa banyak bicara, kita telah bertransformasi dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan berbagai bisnis yang mendukung kesejahteraan umat,” tambahnya

Selain itu, Prof. Siti Syamsiatun juga menyoroti perluasan makna politik bagi perempuan. Politik tidak hanya berkaitan dengan partai politik atau pemerintahan, tetapi juga mencakup peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. ‘Aisyiyah terus berupaya memperjuangkan kesetaraan gender dan memastikan bahwa perempuan memiliki hak yang sama dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi.

Rangkaian diskusi sesi kali ini memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana perempuan berkemajuan dapat berkontribusi dalam menghadapi ketimpangan sosial. Dengan semangat keilmuan dan aksi nyata, ‘Aisyiyah terus melangkah maju dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. (Septia)

uad.ac.id

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Ramadan-PWA-DIY-1446-H-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-18 11:17:362025-03-18 11:17:36Pengajian Ramadan 1446 H Dinamika Perempuan Berkemajuan dalam Menghadapi Ketimpangan Sosial

Diskusi Dinamisasi Perempuan dalam Kesehatan

16/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Pemateri Sesi Ketiga Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Sesi ketiga Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Yogyakarta mengangkat tema “Strategi Mewujudkan Keadilan Kesehatan Melalui Dinamisasi Perempuan”. Pengajian tersebut berlangsung di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 15 Maret 2025. Dr. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta turut hadir sebagai pemateri utama dalam sesi kali ini. 

Dr. Warsiti menyoroti pentingnya peran perempuan dalam kesehatan keluarga dan masyarakat. Menurutnya, kesehatan adalah hak dasar setiap individu yang harus diakses secara merata. Namun, masih banyak ketimpangan yang terjadi, terutama bagi kelompok perempuan.

Ia menjelaskan tantangan utama dalam mewujudkan keadilan kesehatan bagi perempuan yang meliputi keterbatasan akses layanan, tingginya angka kematian ibu dan bayi, serta masih rendahnya kesadaran tentang kesehatan reproduksi. Selain itu, stigma terhadap kesehatan mental juga menjadi hambatan besar dalam meningkatkan kesejahteraan perempuan.

“Perempuan memiliki peran strategis dalam keluarga dan masyarakat. Mereka adalah pengambil keputusan utama dalam pemenuhan gizi keluarga, imunisasi, dan sanitasi. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak dini,” ujarnya. 

‘Aisyiyah telah mengembangkan berbagai program pemberdayaan perempuan sebagai solusi, seperti Balai Sakinah ‘Aisyiyah dan program rumah gizi yang bertujuan meningkatkan kesadaran kesehatan bagi perempuan dan keluarga mereka. Selain itu, ‘Aisyiyah juga aktif mengadvokasi kebijakan yang berpihak pada kesehatan perempuan, termasuk pemenuhan layanan kesehatan berbasis komunitas.

Dr. Warsiti menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan akses kesehatan. Digitalisasi layanan kesehatan, seperti aplikasi konsultasi kesehatan khusus perempuan dan platform edukasi daring tentang kesehatan mental serta reproduksi dapat menjadi solusi efektif dalam menjangkau lebih banyak perempuan di era saat ini.

“Kemajuan teknologi harus dimanfaatkan dengan optimal. Media sosial dan platform digital bisa digunakan untuk mengedukasi masyarakat serta menyediakan layanan kesehatan bagi perempuan yang belum terjangkau di luar sana,” tambahnya.

Di akhir pemaparannya, Dr. Warsiti menegaskan bahwa mewujudkan keadilan kesehatan melalui dinamisasi perempuan memerlukan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat. Ia mengajak semua elemen untuk bersama-sama menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan berpihak pada kesehatan perempuan.

“Perempuan adalah kunci dalam pembangunan kesehatan yang berkelanjutan. Jika perempuan sehat, maka keluarga dan masyarakat juga akan sehat. Mari kita bersama-sama mewujudkan keadilan kesehatan bagi semua,” pungkasnya. (Ito)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Warsiti-S.Kp_.-M.Kep_.-Sp.Mat_.-Pemateri-Sesi-Ketiga-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 11:27:562025-03-16 11:27:56Diskusi Dinamisasi Perempuan dalam Kesehatan

Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia

16/03/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Achmad Nurmandi Pemateri Sesi Kedua Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) hadir sebagai pemateri dalam sesi kedua di Pengajian Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) yang diselenggarakan di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kajian tersebut dilaksanakan pada Sabtu, 15 Maret 2025, yang mengangkat tema “Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia”.

Prof. Achmad menyampaikan tentang peran strategis yang dimiliki oleh perempuan dalam pengambilan keputusan publik. Salah satunya, perempuan ikut berperan dalam menjalankan fungsi rasional dalam isu-isu atau framing gender. Meski begitu, isu gender di kalangan Muhammadiyah sebenarnya sudah usai, sehingga tidak lagi menjadi perdebatan. Di sisi lain, perempuan juga memiliki fungsi kritis dalam gerakan ‘Aisyiyah, baik dalam pengambilan keputusan penting di Muhammadiyah maupun dalam keputusan publik.

Ia juga menyoroti data terbaru mengenai peran perempuan di Indonesia. Survei tahun 2018‒2023 menunjukkan adanya penurunan indeks yang signifikan. Pada tahun 2018, indeks pemberdayaan perempuan menurun menjadi 0,047, yang disebabkan oleh rendahnya keterwakilan perempuan dalam politik. Selain itu, dimensi kesehatan reproduksi juga mengalami penurunan, di mana pada tahun 2023 angka yang tercatat hanya sebesar 0,0126. Salah satu indikator yang disoroti adalah proporsi perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan.

Sementara itu, partisipasi perempuan di pasar kerja dalam 5 tahun terakhir berada pada angka stabil, yaitu 51‒54 persen. Keterlibatan perempuan paling dominan di sektor pendidikan, di mana mayoritas tenaga pengajar adalah perempuan, sebagaimana ditunjukkan dalam data statistik. Beberapa provinsi yang memiliki indeks keterlibatan perempuan di atas rata-rata nasional antara lain Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Papua, Jambi, Maluku, dan lain-lain.

Dalam perspektif global, Indonesia masih memiliki indeks yang rendah dalam dimensi politik. Oleh karena itu, Prof. Achmad menekankan pentingnya peran perempuan dalam memperjuangkan isu-isu publik melalui ‘Aisyiyah.

“Idenya adalah kita fokus membuat framing, membuat isu-isu publik oleh ‘Aisyiyah dan kaum perempuan,” ujarnya.

Dalam aspek ekonomi, perempuan juga memiliki potensi besar. Meskipun jumlah pengusaha perempuan masih minim, keberadaan perempuan dalam sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sangat luar biasa. Hal ini menjadikan Indonesia memiliki peringkat tinggi dalam keterlibatan perempuan di sektor ekonomi, terutama dalam UMKM. Oleh karena itu, penting untuk terus mendorong perempuan agar lebih banyak berkiprah di perusahaan besar dan sektor strategis lainnya.

Dengan demikian, Prof. Achmad mengajak semua pihak untuk lebih aktif dalam mendiskusikan dan mengangkat isu-isu penting yang berkaitan dengan perempuan. Melalui peran strategis dalam pengambilan keputusan publik dan ekonomi, perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam mewujudkan keadilan di Indonesia. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Achmad-Nurmandi-Pemateri-Sesi-Kedua-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 11:18:412025-03-16 11:18:41Perempuan sebagai Agen Perubahan Menuju Keadilan di Indonesia

Rektor UAD Bahas Kepemimpinan Perempuan di Era 5.0

16/03/2025/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Muchlas, M.T. Pemateri Sesi Pertama Pengajian PWA DIY di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas UAD)

Pengajian Ramadan 1446 H yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu, 15 Maret 2025, di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menarik perhatian audiens dengan penyampaian materi yang inspiratif dan mendalam. Salah satu sesi utama dalam pengajian ini adalah penyampaian materi oleh Prof. Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD sekaligus Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, dengan tema “Strategi Perempuan Berkemajuan sebagai Pemimpin di Era 5.0”. Nur Ika Pujiastuti, S.Si., M.Pd. juga turut hadir sebagai moderator dalam sesi kali ini.

Dalam pemaparannya, Prof. Muchlas menjelaskan bahwa era Society 5.0 adalah kelanjutan dari Revolusi Industri 4.0 yang mencoba menyeimbangkan hubungan antara manusia dan mesin dalam industri. Menurutnya, konsep ini harus dipahami dengan baik agar memiliki perspektif yang sama terhadap istilah yang digunakan. Ia juga menekankan bahwa Society 5.0 adalah upaya untuk menyeimbangkan peran manusia dan teknologi dalam kehidupan, di mana mesin tidak menggantikan manusia, tetapi bekerja sama dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas.

Sejalan dengan perkembangan ini, model kepemimpinan transformational leadership menjadi salah satu pendekatan yang relevan untuk membangun kepemimpinan perempuan berkemajuan. Kepemimpinan transformatif berfokus pada pemberdayaan orang lain dan menginspirasi perubahan dengan menekankan stimulasi intelektual, pertimbangan individu, motivasi inspiratif, serta pengaruh idealisasi. Pemimpin transformatif tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga membangun hubungan positif, memahami potensi individu dalam organisasi, serta menjadi sosok panutan yang dapat dipercaya dan dihormati. Selain itu, karakter pemimpin transformatif harus mencerminkan keterbukaan terhadap ide-ide baru, menghargai potensi individu, mampu membangun kepercayaan, serta memiliki ketegasan dalam pengambilan keputusan.

Dalam menghadapi era digital, perempuan juga perlu memiliki strategi khusus untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh dan inovatif. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan literasi digital dan teknologi, memperkuat kompetensi kepemimpinan adaptif, membangun jaringan dan kolaborasi yang luas, serta mengadopsi gaya kepemimpinan inklusif dan kolaboratif. Selain itu, pemanfaatan personal branding dan media digital menjadi aspek penting untuk memperluas pengaruh di ruang publik, sejalan dengan upaya memperjuangkan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender. Tidak kalah penting, program mentorship dan pengembangan generasi berikutnya juga perlu dikembangkan agar kepemimpinan perempuan semakin kuat dan berkelanjutan.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu peserta menanyakan dampak penggunaan kecerdasan buatan seperti artificial intelligence (AI). Menanggapi hal ini, Prof. Muchlas menjelaskan bahwa teknologi seharusnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas, bukan membatasinya. Ia mencontohkan bagaimana AI dapat digunakan dalam seni visual untuk mengembangkan ide-ide baru, bukan hanya menggantikan peran seniman. 

“Menggunakan AI sebagai pelukis bisa mengubah aliran seni menjadi abstrak. Seseorang yang bisa menggambar  cantik juga dapat menggambar sesuai deskripsi orang lain. Imajinasi berkembang dari coretan hingga menjadi karya bermakna. Kita perlu membimbing anak SMP dalam memanfaatkan teknologi, bukan melarangnya. Yang terpenting, mereka memahami dasar-dasar kreativitas dan kinestetik,” jelasnya.

Dengan adanya pengajian ini, diharapkan perempuan dapat mengambil peran lebih aktif sebagai agen perubahan dalam membangun masyarakat yang adil dan berkemajuan, khususnya di era Society 5.0.(Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Muchlas-M.T.-Pemateri-Sesi-Pertama-Pengajian-PWA-DIY-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 11:06:562025-03-16 11:06:56Rektor UAD Bahas Kepemimpinan Perempuan di Era 5.0

Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Humazah

16/03/2025/in Feature /by Ard

Ustadz Muslim Ghufron Ibnu Khamid selaku Pemateri Kultum Subuh (Dok Masjid Islamic Center UAD)

Pengurus Pesantren KH. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Kajian Subuh bertema “Tadabur Surah Al-Humazah” yang bertempat di Masjid Islamic Center UAD pada 13 Maret 2025. Dalam acara ini, Ustaz Muslim Ghufron Ibnu Khamid ditunjuk sebagai pemateri. Kajian bertujuan untuk menambah wawasan mengenai tafsir yang terkandung dalam ayat suci Al-Qur’an.

Ustaz Ghufron menjelaskan bahwa saat kita di dunia ini tidak semata-mata mengumpulkan harta saja, jika telah mengumpulkan harta yang banyak perlu untuk tetap mengingat Allah Swt. Ketika mempunyai harta yang berlebih sering kali menimbulkan perasaan sombong dan sikap tinggi hati. Dengan mengingat Allah, seorang hamba akan diingatkan kembali akan nikmat yang telah diberikan itu hanyalah titipan sementara di dunia.

Pemateri juga menyampaikan, bahwa di bulan suci Ramadan kali ini adalah momentum yang paling tepat untuk memperbaiki dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika, waktu azan telah tiba, segerakanlah untuk melakukan ibadah salat, jangan menunda-nunda apalagi melakukannya di akhir waktu. Ia juga menjelaskan makna dari salah satu hadis yang berisi bahwa Allah akan selalu menunggu hamba-Nya untuk kembali mendekat, dan Allah juga akan mempermudah hambanya yang akan mendekat, seperti membuka pintu rezeki dan meringankan segala urusannya.

Di akhir sesi kultum, Ustaz Ghufron berpesan kepada jamaah untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin di bulan suci kali ini. Jangan sampai terlena dengan waktu luang di siang hari, karena nikmat yang sering dilalaikan oleh manusia adalah kesehatan dan juga waktu luang. Kunci agar kita tidak mudah lalai adalah mendekat pada Allah, meskipun dalam keadaan terpaksa tetapi lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan dan yakin kepada Allah.

Melalui Kultum Subuh kali ini, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan jamaah mengenai makna dari ayat dalam surah yang terdapat dalam Qur’an dan dapat memperkuat keimanan serta ketakwaan kepada Allah Swt. (Dar)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustadz-Muslim-Ghufron-Ibnu-Khamid-selaku-Pemateri-Kultum-Subuh-Dok-Masjid-Islamic-Center-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 10:50:512025-03-16 10:50:51Kultum Subuh RDK UAD 1446 H: Tadabur Surah Al-Humazah

Iman yang Kokoh, Hidup yang Tenang

16/03/2025/in Feature /by Ard

Kajian Menjelang Berbuka Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama H. Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.Hum. (Dok. IC UAD)

Kajian Rutin Menjelang Berbuka di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dilaksanakan pada 1 Maret 2025 lalu. H. Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.Hum. selaku pembicara menyampaikan tentang “Iman yang Kokoh, Hidup yang Tenang”. Menurutnya, iman merupakan fondasi utama dalam ajaran Islam yang menjadi cahaya bagi kehidupan seorang muslim, iman bukan sekadar keyakinan dalam hati, tetapi juga harus diwujudkan dalam ucapan dan perbuatan nyata.

Dalam Islam, iman memiliki makna yang luas dan mencakup beberapa aspek utama, sebagaimana dijelaskan dalam kajian itu. Pengakuan dengan lisan, keyakinan dalam hati, dan amal perbuatan dengan anggota badan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Baqarah: 25. Iman juga sebagai Tauhid sebagai dasar utama iman, berdasarkan QS. Al-Ma’idah: 5. Pembenaran terhadap ajaran Allah sebagai lawan dari pendustaan, yang dijelaskan dalam QS. Yusuf: 17. Pengakuan dengan lisan tanpa pembenaran dalam hati menjadi salah satu ciri orang munafik, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Munafiqun: 3. Kemudian, salat sebagai bentuk nyata dari keimanan, seperti termaktub dalam QS. Al-Baqarah: 143.

Ustaz Rahmadi menegaskan bahwa iman bukan hanya keyakinan, tetapi juga menjadi cahaya yang menuntun kehidupan seorang muslim. Iman yang kuat akan memberikan ketenangan jiwa dan menjauhkan seseorang dari rasa takut yang tidak beralasan. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa gelisah dan takut terhadap hal-hal yang tidak memiliki kekuatan sejati. Ketakutan terhadap makhluk halus atau ramalan masa depan dapat menjadi indikasi lemahnya iman seseorang.

Dengan iman, seharusnya hal-hal itu tidak perlu kita khawatirkan. Ia pun mengatakan, seseorang yang benar-benar beriman maka akan merasa aman dan tenteram karena yakin bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak. Barang siapa yang tidak beriman, maka ia akan tersesat sejauh-jauhnya. Oleh karena itu, iman harus dijaga agar tetap menjadi penerang dalam kehidupan.

“Iman yang kuat tidak hanya memberikan ketenangan jiwa, tetapi juga membentuk karakter dan moral seseorang. Orang yang benar-benar beriman akan selalu berusaha melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Sebaliknya, lemahnya iman dapat membuat seseorang mudah terjerumus dalam perbuatan maksiat, seperti korupsi dan berbagai bentuk kejahatan lainnya.” tambahnya.

Dalam kajian ini, Ustaz Rahmadi mengingatkan bahwa iman yang benar harus terus dipupuk dan dijaga agar selalu membawa kebaikan dalam kehidupan. Tanpa iman yang kuat, seseorang akan kehilangan arah dan mudah tersesat dalam kesenangan dunia yang menyesatkan. (Lin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Menjelang-Berbuka-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-bersama-H.-Rahmadi-Wibowo-Suwarno-Lc.-M.Hum_.-Dok.-IC-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-16 10:37:212025-03-16 10:37:21Iman yang Kokoh, Hidup yang Tenang

Relevansi Rukun Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman

14/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Nur. Kholis, S.Ag., M.Ag. selaku Wakil Rektor Bidang AIK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Ceramah Tarawih 1 Maret 2025 di Masjid Islamic Center UAD. (Dok. Tsulusiyah)

Rukun Islam yang lima oleh para ulama dibagi menjadi tiga kelompok besar. Pembagian ini terdiri atas ibadah syakhsiyah seperti syahadat dan salat, ibadah ijtimaiyah yang mencakup puasa dan zakat, serta ibadah siyasah yang merujuk pada haji. Hal ini disampaikan oleh Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sekaligus anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam ceramah tarawih Ramadan 1446 H di Masjid Islamic Center UAD pada 1 Maret 2025.

Dalam ceramahnya, Dr. Nur Kholis menyoroti makna ibadah puasa yang termasuk dalam ibadah ijtimaiyah. Meskipun puasa dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, tujuan utamanya juga berkaitan erat dengan aspek sosial kemasyarakatan. Puasa di bulan Ramadan bukan hanya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga untuk mempererat hubungan sosial antarsesama manusia.

Dr. Nur Kholis menekankan bahwa tantangan zaman saat ini semakin kompleks, terutama dalam tiga aspek utama: kesepian dan keterasingan sosial, stres akibat beban hidup yang berat, serta hilangnya nilai-nilai spiritualitas.

  1. Kesepian dan Keterasingan Sosial

Salah satu penyebab utama keterasingan sosial adalah kemajuan teknologi yang mengurangi interaksi tatap muka. Contohnya, dalam satu keluarga, masing-masing anggota sibuk dengan gawai sehingga komunikasi menjadi dangkal. Hal ini mengakibatkan kurangnya kedalaman hubungan meskipun berada dalam satu lingkungan sosial.

Faktor lain yang berkontribusi terhadap keterasingan sosial adalah pergeseran nilai dalam keluarga yang lebih menekankan materialisme dan individualisme. Banyak orang menilai kesuksesan dari harta dan status sosial, yang akhirnya menyebabkan mereka merasa terasing jika belum mencapai standar tersebut. Kurangnya dukungan emosional dalam keluarga juga memperparah keadaan, menyebabkan individu sulit mengatasi berbagai permasalahan hidup.

Solusi yang ditawarkan, yaitu: pertama, mengingat kebersamaan dengan Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 186. Kedua, meningkatkan interaksi dengan keluarga dan teman-teman dekat melalui komunikasi langsung. Ketiga, bergabung dengan komunitas yang memiliki nilai dan tujuan yang sama. Keempat, berbagi kebaikan dengan orang lain, baik dalam bentuk perhatian, bantuan, maupun menjadi pendengar yang baik.

  1. Stres Akibat Beban Hidup yang Berat

Beban hidup yang semakin berat, baik dari segi pekerjaan maupun masalah keluarga, menjadi salah satu pemicu utama stres. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Solusi yang ditawarkan, yaitu: pertama, menjaga keseimbangan hidup agar tidak terfokus hanya pada urusan duniawi. Kedua, memprioritaskan ibadah seperti salat tepat waktu, sebagaimana sabda Nabi Muhammad dalam HR. Ahmad. Ketiga, melatih kekhusyukan dalam ibadah melalui salat, zikir, dan doa sebagai sarana menenangkan jiwa. Keempat, memastikan istirahat yang cukup agar tubuh tetap prima. Kelima, menjaga kesehatan mental dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat.

  1. Hilangnya Nilai-Nilai Spiritualitas

Fokus yang berlebihan pada urusan duniawi dapat mengakibatkan spiritualitas seseorang semakin dangkal. Hal ini berakibat pada menurunnya kedekatan seseorang dengan Allah dan sesama manusia.

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal ini adalah dengan menjadikan puasa Ramadan sebagai sarana membangun kedekatan dengan Allah dan sesama manusia serta memanfaatkan momen Ramadan untuk meningkatkan hubungan sosial dengan keluarga, teman, dan tetangga.

Sebagai penutup, Dr. Nur Kholis mengajak seluruh umat Islam untuk benar-benar memanfaatkan bulan Ramadan sebagai kesempatan memperkuat hubungan dengan Allah dan mempererat persaudaraan antarsesama. Dengan menjalankan ibadah dengan baik, diharapkan umat Islam mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks ini dengan lebih baik. (Lusi)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Nur.-Kholis-S.Ag_.-M.Ag_.-selaku-Wakil-Rektor-Bidang-AIK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-pada-Ceramah-Tarawih-1-Maret-2025-di-Masjid-Islamic-Center-UAD.-Dok.-Tsulusiyah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-14 10:18:572025-03-14 10:18:57Relevansi Rukun Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman

Teddy Prasetia, Mahasiswa UAD Mengajar di Filipina Melalui Program SEA Teacher

13/03/2025/in Feature /by Ard

Teddy Prasetia, Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang Mengajar di Filipina (Dok. Teddy)

Teddy Prasetia, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), baru saja menyelesaikan program SEA Teacher selama 26 hari di Filipina, dari 23 Januari hingga 18 Februari 2025. SEA Teacher, atau South East Asian Teacher Program, adalah program pertukaran mahasiswa yang memberikan kesempatan bagi calon guru di Asia Tenggara untuk mengasah keterampilan mengajar di sekolah-sekolah luar negeri.

Teddy mengungkapkan bahwa motivasinya mengikuti program ini adalah untuk mendapatkan pengalaman internasional serta melihat bagaimana guru-guru di luar Indonesia mengajar, khususnya dalam bahasa Inggris. “Kapan lagi bisa ke luar negeri, dapat fasilitas, pengalaman baru, dan teman-teman baru?” ujarnya.

Setibanya di Filipina pada 23 Januari, Teddy dan peserta lainnya dijemput dari bandara dan menempuh perjalanan selama empat jam menuju Central Luzon State University, Science City of Muñoz. Minggu pertama diisi dengan campus tour dan perkenalan dengan staf universitas serta sesama peserta SEA Teacher dari Jepang, Thailand, dan Indonesia.

Teddy ditempatkan di University Science High School (USHS) dan mengajar bahasa Inggris untuk dua kelas, 8 Inventors dan 8 Researchers. Jam mengajarnya cukup unik, yakni sore hari pukul 15.00-17.00. “Pagi sampai siang lebih banyak waktu senggang, jadi aku sering jalan-jalan dan menikmati jajanan khas Filipina, seperti kwek-kwek,” tuturnya.

Mengajar di Filipina memberikan tantangan tersendiri bagi Teddy. Ia sempat merasa minder karena kemampuan bahasa Inggris siswanya sangat baik. Namun, dukungan dari guru pembimbing di sana membuatnya lebih percaya diri. “Miss, aku insecure, aku nggak yakin bisa mengajar,” kata Teddy kepada guru pembimbingnya. Namun, sang guru terus menyemangatinya hingga akhirnya ia berhasil menyelesaikan final teaching demo dengan baik.

Selain mengajar, program ini juga memberikan kesempatan untuk menjelajahi budaya Filipina. Setiap akhir pekan, Teddy dan peserta lainnya mengunjungi berbagai tempat wisata, termasuk Baler, Baguio, dan Manila. Mereka menghadiri seminar internasional di State University of Aurora, menikmati pemandangan pantai, serta mengunjungi National Museum dan situs bersejarah tempat eksekusi pahlawan nasional Filipina, Jose Rizal.

Yang tak kalah menarik adalah sesi cultural exchange, di mana Teddy bersama mahasiswa UAD dan UPI menampilkan tarian tradisional Indonesia dengan mengenakan pakaian adat. “Mereka benar-benar kagum, bahkan ada yang bilang Indonesia sangat niat dalam menampilkan budaya,” ujarnya.

Pengalaman ini tidak hanya memberi Teddy kesempatan untuk mengajar di lingkungan internasional, tetapi juga memperkaya wawasan budayanya. “SEA Teacher bukan sekadar mengajar, tapi juga belajar dan membangun relasi lintas budaya,” ungkapnya. (Doc)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Teddy-Prasetia-Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-yang-Mengajar-di-Filipina-Dok.-Teddy.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-13 10:12:212025-03-13 10:12:21Teddy Prasetia, Mahasiswa UAD Mengajar di Filipina Melalui Program SEA Teacher

Peran Muhammadiyah dalam Mewujudkan Kemakmuran Ekonomi Umat Melalui Amal Usaha

13/03/2025/in Feature /by Ard

Dr. Utik Bidayati, S.E., M.M., saat mengisi kajian PWM DIY sesi ketiga (Dok. Humas UAD)

Muhammadiyah terus berkomitmen dalam mewujudkan kesejahteraan umat melalui penguatan ekonomi berbasis amal usaha. Komitmen itu terlihat dalam sesi ketiga Pengajian Ramadan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 1446 H. Pengajian ini berlangsung pada Minggu, 9 Maret 2025, bertempat di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Dr. Utik Bidayati, S.E., M.M. selaku Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan Pimpinan Pusat ’Aisyiyah sekaligus Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum (KKAU) UAD turut hadir sebagai pemateri. 

Menurut Dr. Utik, Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan telah mengembangkan berbagai model dakwah berbasis ekonomi. Tidak hanya mengajarkan tentang fikih, tetapi juga strategi ekonomi agar umat bisa mandiri secara finansial. Dalam upaya ini, Muhammadiyah telah membentuk berbagai komunitas pelaku usaha, seperti Jaringan Saudagar Muhammadiyah (JSM), Jaringan Tani Muhammadiyah (JATAM), dan Ikatan Saudagar dan Wirausaha ‘Aisyiyah (ISWARA).

Ia menyoroti peran pemuda dalam dakwah agar tidak hanya berbicara mengenai ibadah dan fikih, tetapi juga cara membangun ekonomi umat. Menurutnya, pemuda harus memiliki tekad kuat untuk mentransfer ilmu dan pengalamannya kepada sesama umat. Hal itu berlaku tidak hanya dalam konteks dakwah, tetapi juga pembangunan ekonomi sebagai salah satu pilar utama Muhammadiyah.

“Umat Islam tidak hanya dituntut untuk beriman kepada Allah, tetapi juga berperan aktif dalam membangun kesejahteraan. Salah satu langkah yang ditempuh adalah mengembangkan amal usaha yang mampu menopang ekonomi umat,” imbuhnya.

Bahkan kini amal usaha Muhammadiyah telah berkembang pesat mulai dari bidang pendidikan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Hal tersebut terbukti dari tiga perguruan tinggi, ratusan sekolah, serta layanan kesehatan yang tersebar di berbagai daerah. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa penguatan pilar ekonomi sangat penting dalam mendukung dakwah Muhammadiyah.

“Kita memiliki jutaan warga persyarikatan, dan ini adalah modal luar biasa untuk mengembangkan ekonomi umat. Dengan kaderisasi yang baik, kita dapat memperluas jangkauan dakwah dan menciptakan lebih banyak amal usaha yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat,” tutup Dr. Utik.

Dengan adanya ekonomi yang kuat, dakwah akan semakin berkualitas serta dapat menjangkau lebih luas. Muhammadiyah telah membuktikan bahwa amal usaha yang dikelola dengan baik dapat menopang keberlangsungan gerakan serta memakmurkan umat. Dengan kaderisasi yang terarah dan pemanfaatan potensi ekonomi yang ada, Muhammadiyah terus berupaya menghadirkan solusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memperluas jangkauan dakwah di berbagai bidang. (Septia)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Utik-Bidayati-S.E.-M.M.-saat-mengisi-kajian-PWM-DIY-sesi-ketiga-Dok.-Humas-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-03-13 09:51:252025-03-13 09:51:25Peran Muhammadiyah dalam Mewujudkan Kemakmuran Ekonomi Umat Melalui Amal Usaha
Page 21 of 70«‹1920212223›»

TERKINI

  • PPKO BEM Psikologi UAD Gelar Kelas Ekonomi Kreatif di Desa Temuwuh03/10/2025
  • Cerita Unik Empat Pasang Mahasiswa Kembar di P2K UAD 202501/10/2025
  • PBI UAD Gelar Pembekalan Internship TEYL30/09/2025
  • Good Morning Everyone Meriahkan Closing Ceremony P2K UAD 202530/09/2025
  • LSO Pharmacy Club Adakan Kelas Formulasi30/09/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa Kedokteran UAD, Pramudya Wijaya, Borong Prestasi Nasional di Bidang Vokal30/09/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Medali Perak Lewat Taekwondo di POMNAS XIX 202526/09/2025
  • Tim S2 Farmasi UAD Raih Juara 2 di Nusantara Creative Competition 222/09/2025
  • UAD Raih Juara Umum Lomba Esai Nasional Nusantara Creative Competition 222/09/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara di Kompetisi dan Pelatihan Artikel Ilmiah Nasional 202518/09/2025

FEATURE

  • Mahkamah Konstitusi sebagai Pelaku Kekuasaan Kehakiman dalam Melindungi Hak Asasi Manusia08/09/2025
  • Konseling Harapan bagi Keluarga dan Remaja05/09/2025
  • Potensi Minyak Atsiri Bunga Cengkeh untuk Obat Antiinflamasi04/09/2025
  • Psikologi Komunitas Kelompok Rentan03/09/2025
  • Konsep Strategi Ilmiah dalam Pengelolaan Sampah DIY03/09/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top