• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Himmah ‘Aliyah dalam Berkeluarga

07/12/2024/in Feature /by Ard

Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan penceramah Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. (Dok. Lusi)

Himmah ‘aliyah adalah suatu tekad kuat dengan semangat luar biasa yang juga kerap disebut cita-cita luhur, di dalamnya terdapat komitmen, tujuan mulia untuk mencapai rida Allah dan dapat menempuh keberhasilan dunia serta akhirat. Himmah ‘aliyah juga merupakan suatu komitmen rumah tangga yang harus dibangun dengan kesungguhan untuk mencapai nilai luhur dalam rumah tangga.

Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 148 yang artinya “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memiliki semangat tinggi dalam berlomba-lomba melakukan amal kebaikan.

Allah juga mengisyaratkan himmah ‘aliyah pada Surah Al-Isra’ ayat 19 yang artinya “Barang siapa menghendaki akhirat dan berusaha ke arah tersebut dengan cara sungguh-sungguh sedangkan ia beriman. Maka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik.” Kegagalan terbesar dalam berkeluarga dapat terjadi karena tidak adanya tujuan yang pasti, maka topik tentang himmah merupakan suatu hal mutlak dalam berkeluarga.

Rasulullah pernah bersabda bahwa mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila bekerja, mengerjakannya secara profesional (itqan). Himmah merupakan ambisi atau obsesi yang ditempuh menuju pada satu kemuliaan. Sedangkan ambisi merupakan keinginan manusia yang sifatnya besar tetapi ditargetkan dengan aksi yang besar.

Cara membangun himmah dalam berkeluarga yang pertama, yaitu dengan mengimplementasikan suatu hal positif dalam pembiasaan. Hal ini berupa rutinitas yang mengarah ke himmah, dukungan dalam seluruh kegiatan, pembiasaan positif dan terarah, dan pendampingan dalam setiap keadaan. Kedua, senantiasa mengikrarkan tujuan mulia dunia akhirat dan saling mengingatkan aturan dan tujuan keseharian. Saat ini masyarakat muslim banyak terdoktrin dengan cara-cara pendidikan psychology minded tetapi kenyataannya menghancurkan generasi. Ketiga, implementasi pembiasaan positif dalam pembiasaan rumah tangga.

Bentuk kegagalan orang tua di dalam berumah tangga antara lain, kurangnya ilmu dan belajar (malas upgrade pengetahuan), keterbatasan waktu untuk keluarga, tidak kompak dan tidak istikamah dalam mendidik anak, lingkungan keluarga yang tidak mendukung tercapainya himmah, serta jarang memotivasi dan mengapresiai antarkeluarga.

Hal ini disampaikan pada Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 1 Desember 2024 dengan pemateri Dr. Mhd. Lailan Arqam, M.Pd. selaku dosen Magister Pendidikan Agama Islam (MPAI).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-penceramah-Dr.-Mhd.-Lailan-Arqam-M.Pd_.-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-07 09:18:132024-12-07 09:18:13Himmah ‘Aliyah dalam Berkeluarga

Meningkatkan Tawakal kepada Allah Swt. sebagai Cerminan Muslim yang Baik

06/12/2024/in Feature /by Ard

Dr. Yoyo, S.S., M.A. Khatib Jum’at di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). (Dok. Lusi)

Salah satu rangkaian cerminan keimanan kepada Allah Swt. dapat dilihat pada aspek tawakal. Tawakal memiliki arti menyandarkan diri atau berserah diri kepada Allah Swt. setelah melakukan berbagai upaya maksimal. Sikap tawakal dengan berbasis keimanan yang kuat akan melahirkan rasa percaya diri. Hal ini dikarenakan seorang muslim berada di jalan yang benar dan ia percaya bahwa upaya tersebut juga benar menurut Allah. Maka ketika terdapat ancaman, intimidasi, dan hal buruk lainnya, orang yang bertawakal kepada Allah tidak takut akan hal tersebut. Mereka percaya bahwa Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar. Allah berfirman pada Surah Ali Imran ayat 173 yang artinya, “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.”

Allah juga berfiman pada Surah Ali Imran ayat 139 yang memiliki arti, “Janganlah kamu merasa lemah dan jangan bersedih hati, padahal kamu tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.” Hal ini dimisalkan seperti seorang murid ketika ujian. Jika ia tahu menguasai materi dan belajar maka ia akan mudah menyelesaikan ujian. Sikap ini pun hendaknya dimiliki oleh orang mukmin.

Tawakal tidak hanya berlaku pada saat ini, tetapi para pejuang pun mengandalkan keimanan yang kuat untuk berdiplomasi, seperti perjuangan Thariq bin Ziyad ketika menaklukkan Semenanjung Iberia yang hanya membutuhkan waktu 2 tahun dengan dibantu Musa bin Nusayr. Tentara Thariq bin Ziyad tidak mungkin mengalahkan pasukan Roderik jika tidak bertawakal kepada Allah. Maka keimanan yang teguh dan bertawakal kepada Allah menghasilkan muslim yang hebat dan kuat.

Allah memperingatkan hamba-Nya agar tidak bersikap melampaui batas, karena Allah tidak menyukai hal tersebut. Diplomasi yang baik menurut Al-Qur’an juga dapat digambarkan pada kisah Nabi Musa dan Harun ketika melawan Firaun. Dalam situasi tersebut, Nabi Musa menggunakan tutur kata yang baik untuk berdiplomasi dengan Firaun. Maka sebagai seorang muslim sudah sepantasnya menggunakan kata-kata yang baik kepada saudara seiman. Muslim yang baik semestinya mampu menyampaikan pesan-pesan moral dengan cara dan tutur kata yang baik.

Hal ini disampaikan pada khutbah Jum’at, 27 Jumadil Awal 1446 H bertepatan dengan 29 November 2024 oleh Dr. Yoyo, S.S., M.A. selaku Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Yoyo-S.S.-M.A.-Khatib-Jumat-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-06 08:18:162024-12-06 08:18:16Meningkatkan Tawakal kepada Allah Swt. sebagai Cerminan Muslim yang Baik

Tri Lintang Suryani, Pengalaman Berkesan dalam Program Kampus Mengajar di Ketapang, Kalimantan Barat

05/12/2024/in Feature, MBKM /by Ard

Tri Ikuti Program Kampus Mengajar di SDN 16 Delta Pawan, Ketapang (Dok. Tri)

Tri Lintang Suryani, mahasiswa angkatan 2021 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), mendapatkan pengalaman tak terlupakan melalui Program Kampus Mengajar. Program ini mengantarnya kembali ke kampung halaman di Kalimantan Barat, tepatnya di SDN 16 Delta Pawan, Ketapang. Selama 9 September hingga 27 Desember 2024, Tri menjalankan peran sebagai pengajar, berkolaborasi dengan para guru, serta menghadapi tantangan mengajar di lingkungan pesisir.

“Pengalaman ini sangat berkesan. Saya belajar langsung dari guru-guru di sekolah bagaimana cara mengajar dan memahami karakter anak-anak SD, terutama mereka yang memiliki suasana hati yang sering berubah-ubah,” ungkap Tri. Ia menambahkan bahwa selama program ini, ia mendapatkan berbagai pengalaman berharga, mulai dari belajar sabar hingga mengelola tantangan mengajar di wilayah dengan karakteristik yang unik.

Salah satu fokus utama kegiatan Kampus Mengajar di SDN 16 Delta Pawan adalah literasi. Tri menjelaskan bahwa banyak siswa di kelas tiga ke atas yang masih kesulitan membaca. “Kami menekankan literasi dengan memberikan pembelajaran yang lebih intensif. Tim kami harus ekstra sabar, mengikuti mood siswa, dan memberikan edukasi secara perlahan, termasuk pembelajaran nilai-nilai menghargai orang yang lebih tua,” katanya.

Tri juga mengapresiasi program-program sekolah yang mendukung pengembangan siswa, seperti pembiasaan pagi berupa sarapan rohani dengan membaca surah-surah pendek dan kegiatan Yasinan bersama setiap Jumat. Meskipun menghadapi tantangan, Tri merasa bahwa sekolah ini cukup maju dalam mengintegrasikan pendidikan karakter melalui aktivitas literasi dan spiritual.

Harapannya, pengalaman yang didapat selama menjalankan program ini dapat menjadi bekal berharga setelah menyelesaikan studi S-1. “Saya berharap, setelah mengikuti kegiatan ini, saya memiliki pedoman yang lebih baik dalam mengajar. Pengalaman ini benar-benar mempersiapkan saya untuk masa depan, baik secara mental maupun kemampuan profesional,” ujar Tri.

Melalui program tersebut, ia tidak hanya mengasah kompetensinya sebagai calon pendidik, tetapi juga berkontribusi dalam membangun kualitas pendidikan di daerah pesisir. Pengalaman suka dan duka yang ia alami menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terjun langsung ke masyarakat dan memberikan dampak positif melalui pendidikan. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tri-Ikuti-Program-Kampus-Mengajar-di-SDN-16-Delta-Pawan-Ketapang-Dok.-Tri.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-05 15:17:542024-12-12 11:45:42Tri Lintang Suryani, Pengalaman Berkesan dalam Program Kampus Mengajar di Ketapang, Kalimantan Barat

Membangun Growth Mindset untuk Mahasiswa Tangguh dan Unggul

04/12/2024/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Belmawa. (Dok. Dilla)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menggelar Peluncuran dan Sosialisasi Pelatihan Soft Skills Tahap 1 Tahun 2025 di Amphitarium Kampus IV. Acara ini mengusung tema “Membangun Growth Mindset pada Mahasiswa Tangguh dan Unggul”, dengan narasumber utama Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., Direktur Belmawa.

Prof. Sri Suning membuka sesi dengan berbagi kisah inspiratif tentang pentingnya memiliki pola pikir yang berkembang. Ia menceritakan perjuangannya saat menempuh pendidikan sarjana di tengah keterbatasan ekonomi keluarganya. Sebagai anak dari seorang guru yang juga petani, ia harus membantu membiayai pendidikan lima adiknya. “Pendidikan adalah investasi masa depan. Meski panen tidak selalu pasti, ayah saya selalu menekankan pentingnya pendidikan tinggi,” ujarnya.

Dari pengalaman tersebut, Prof. Sri Suning menegaskan bahwa growth mindset adalah kunci untuk menghadapi tantangan global saat ini. Ia menjelaskan bahwa masyarakat dunia kini resah terhadap masa depan akibat perkembangan teknologi yang pesat. Di Indonesia, misalnya, diperkirakan 23 juta pekerjaan akan tergantikan oleh otomatisasi pada tahun 2030. Namun, peluang tetap ada dengan 27-46 juta pekerjaan baru yang akan lahir, termasuk 10 juta pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.

“Untuk menghadapi perubahan ini, mahasiswa harus terus belajar, mengembangkan keterampilan baru, dan berkontribusi bagi masyarakat,” kata Prof. Sri Suning. Ia menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan, inovator, penggerak intelektual, dan pelaksana Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pendidikan tinggi, menurutnya, adalah tumpuan untuk menciptakan peradaban yang lebih baik.

Prof. Sri Suning juga menguraikan kebutuhan keterampilan abad 21 yang terdiri dari 7C: critical thinking, creativity, communication, collaboration, computational thinking, cross-cultural understanding, dan compassion. Selain itu, mahasiswa era digital juga perlu menguasai keterampilan komunikasi, manajemen waktu, dan kolaborasi tim. Semua keterampilan ini dapat dicapai dengan pola pikir berkembang yang meyakini bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat ditingkatkan melalui usaha, pembelajaran, strategi yang tepat, dan ketekunan.

Menurut Prof. Sri Suning, mahasiswa yang memiliki growth mindset mampu menghadapi perubahan dengan lebih siap. Mereka selalu haus akan pengetahuan baru, tidak takut mencoba hal-hal baru, serta terbuka terhadap umpan balik. Mahasiswa juga dianjurkan untuk aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan fokus pada proses belajar, bukan hanya hasil.

Penerapan growth mindset memberikan berbagai dampak positif, termasuk peningkatan kinerja akademik, kemampuan beradaptasi, kreativitas, inovasi, serta kemampuan belajar sepanjang hayat. “Growth mindset tidak hanya bermanfaat untuk pendidikan, tetapi juga untuk karier dan kehidupan pribadi,” tambahnya.

Acara ini menjadi langkah awal untuk membekali mahasiswa UAD dengan pola pikir tangguh dan unggul. Melalui pelatihan soft skills ini, UAD berharap dapat mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan global dengan mentalitas pembelajar sepanjang hayat. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Ir.-Sri-Suning-Kusumawardani-S.T.-M.T.-Direktur-Belmawa.-Dok.-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-04 11:31:022024-12-04 11:31:02Membangun Growth Mindset untuk Mahasiswa Tangguh dan Unggul

Pentingnya Personal Branding di Era Digital

04/12/2024/in Feature /by Ard

Dr. Najih Farihanto, S.I.Kom., M.A., Narasumber ADAF #10 (Dok. Dilla)

Ahmad Dahlan Accounting Fair (ADAF) ke-10 kembali digelar dengan meriah di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kampus IV. Salah satu sesi yang menarik perhatian peserta adalah presentasi dari Dr. Najih Farihanto, S.I.Kom., M.A., dosen Ilmu Komunikasi UAD sekaligus konten kreator TikTok. Dengan tema “Personal Branding on the Digital Age”, ia membahas pentingnya membangun identitas diri di era digital.

Dalam pemaparannya, Dr. Najih menekankan bahwa era digital memberikan peluang besar bagi individu untuk mengeksplorasi dan memaksimalkan potensi diri melalui personal branding. Ia menjelaskan bahwa personal branding dapat dibangun secara natural, yakni sesuai dengan karakter asli, atau by design, yaitu dirancang dengan strategi tertentu. “Salah satu contoh personal branding by design adalah Aldi Taher, yang menciptakan identitas unik untuk menarik perhatian publik,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Dr. Najih menguraikan cara membangun karakter personal branding yang efektif. Ia menyebutkan tiga langkah utama: be different (menjadi unik), know yourself (kenali diri sendiri), dan know your audience (pahami audiens). Dalam era media sosial saat ini, platform seperti TikTok, Instagram, Twitter/X, Facebook, dan LinkedIn memainkan peran penting dalam membentuk citra diri. “Setiap platform memiliki kekuatannya masing-masing, seperti Instagram yang menonjolkan fitur Story sebagai elemen personal touch,” tambahnya.

Dr. Najih juga memberikan tips agar personal branding lebih menonjol. Ia menyarankan untuk selalu mengikuti tren, riding the wave (memanfaatkan tren), dan follow the wave (mengikuti arus). Selain itu, konten yang dibuat sebaiknya menarik, relevan, menyelesaikan masalah, atau menghibur. Dalam sesi tersebut, ia memutar beberapa contoh konten kreatif yang sukses menunjukkan personal branding yang kuat.

Mengakhiri sesi, Dr. Najih menyampaikan pesan inspiratif kepada para peserta, “You are what you post, be wise.” Ia menekankan pentingnya bijak dalam memanfaatkan media sosial dan membangun personal branding yang positif. Meski demikian, ia juga mengingatkan bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk berpendapat di dunia digital. Seminar ini memberikan wawasan berharga bagi peserta untuk memanfaatkan era digital secara maksimal dalam mengembangkan identitas dan karier mereka. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Najih-Farihanto-S.I.Kom_.-M.A.-Narasumber-ADAF-10-Dok.-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-04 10:09:102024-12-04 10:26:06Pentingnya Personal Branding di Era Digital

Pentingnya Manajemen Strategis untuk Karier Generasi Muda

04/12/2024/in Feature /by Ard

Fitri Maulidah Rahmawati, S.E., M.Si. Narasumber ADAF #10 (Dok. Dilla)

Ahmad Dahlan Accounting Fair (ADAF) ke-10 sukses diselenggarakan di Amphitarium Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Kampus IV pada hari Rabu, 27 November 2024, dengan tema besar yang membahas manajemen strategis dalam membangun karier generasi muda. Acara ini dihadiri oleh berbagai peserta, mulai dari mahasiswa hingga profesional muda. Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah presentasi dari narasumber Fitri Maulidah Rahmawati, S.E., M.Si., dosen Manajemen Universitas ‘Aisyiyah (UNISA), yang membahas “Manajemen Strategis untuk Membangun Karier: Panduan untuk Generasi Z & Milenial”.

Dalam paparannya, Fitri menjelaskan bahwa manajemen strategis adalah proses menetapkan tujuan karier, mengembangkan strategi, dan menyesuaikan rencana berdasarkan kemajuan. Ia menekankan pentingnya memberikan arahan yang jelas dalam menghadapi pasar kerja yang cepat berubah. Dengan strategi yang tepat, generasi muda dapat mengambil keputusan lebih bijak terkait karier mereka. “Manajemen strategis memberikan kerangka untuk menyusun langkah-langkah konkret menuju kesuksesan, terutama di tengah dinamika dunia kerja saat ini,” ujarnya.

Fitri juga memaparkan empat alat manajemen strategis yang dapat digunakan untuk kesuksesan karier. Pertama, analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) untuk mengevaluasi potensi dan tantangan pribadi. Kedua, personal branding untuk membangun citra profesional yang kuat. Ketiga, menetapkan sasaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART goals). Keempat, pemetaan karier untuk merancang langkah-langkah jangka panjang. Generasi milenial, menurutnya, menekankan keseimbangan kerja dan kehidupan, fleksibilitas, serta karier yang bermakna, sementara gen Z lebih memprioritaskan keadilan sosial, inklusivitas, dan kesehatan mental.

Pentingnya pengembangan keterampilan juga menjadi sorotan. Fitri menjelaskan bahwa perubahan pasar kerja memerlukan adaptasi yang cepat dan peningkatan kompetensi. Ia mengingatkan bahwa keterampilan seperti komunikasi, pemecahan masalah, dan kemampuan digital adalah kunci untuk bertahan di era ini. “Menghadapi dunia kerja yang terus berubah, pengembangan keterampilan adalah investasi jangka panjang,” tuturnya.

Mengakhiri sesi, Fitri mengutip kata-kata Umar ibn al-Khattab, “No amount of guilt can change the past, and no amount of worrying can change the future.” Ia mengajak peserta untuk fokus pada masa kini dan terus membangun masa depan yang lebih baik melalui manajemen strategis. Dengan wawasan yang dibagikan, seminar ini memberikan panduan praktis bagi generasi muda dalam menavigasi dunia kerja yang kompetitif. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Fitri-Maulidah-Rahmawati-S.E.-M.Si_.-Narasumber-ADAF-10-Dok.-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-04 09:44:252024-12-04 09:44:25Pentingnya Manajemen Strategis untuk Karier Generasi Muda

Kisah Sukses Mufti Putri Dewi Buana, Juara II Mawapres FSBK dari Ilkom UAD

02/12/2024/in Feature /by Ard

 

Kisah Sukses Mufti Putri Dewi Buana Juara II Mawapres FSBK dari Ilkom UAD (Dok. Istimewa)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) tingkat fakultas. Kompetisi tahunan yang diadakan di lingkungan perguruan tinggi ini bertujuan untuk memilih mahasiswa terbaik dari setiap fakultas. Mahasiswa diseleksi berdasarkan prestasi akademik dan non-akademik yang unggul, serta keterampilan lain seperti kepemimpinan, kemampuan komunikasi, maupun penguasaan bahasa Inggris. Pada Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi (FSBK) UAD, untuk juara kedua diraih oleh, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi 2021 yakni Mufti Putri Dewi Buana.

Mufti membagikan pengalaman yang sangat menarik ini dengan menjelaskan bahwa awal mula yang mendasari dirinya mendaftar Pilmapres adalah rasa semangatnya yang tidak berhenti untuk berjuang karena dulu pada tahun 2023 sempat gagal ketika mendaftar tingkat fakultas. Akhirnya dengan rasa pantang menyerah, ia kembali mencoba di tahun 2024. Ia ingin menguji semua kemampuan dirinya dikarenakan mawapres poin seleksinya sangat kompleks.

“Setelah dinyatakan sebagai juara kedua, saya merasa akhirnya terbayarkan semua kegagalan saya. Jadi juara, menurut saya jadi hal yang juga saya nantikan. Namun, yang paling saya senang adalah berproses bersama dengan teman-teman yang ikut Sekolah Mawapres FBSK kemarin,” katanya.

Ia melanjutkan, “Tipsnya agar bisa berhasil di pilmapres, dari mahasiswa baru, kita sudah harus tahu apa yang kira-kira di-push untuk mencapai poin tinggi di capaian unggulan. Saya sendiri terbantu di poin penghargaan dan hasil karya. Jadi, atur strategi poin capaian unggulan biar total skor paling tinggi bisa masuk.”

Mufti menambahkan bahwa harapan dirinya melalui ajang ini adalah membawa nama fakultas dan UAD juara di nasional. Ia juga ingin bisa berkomitmen mewakili UAD untuk lanjut di seleksi pilmapres. Hambatan yang dirasakannya tentunya ada dikarenakan mengikuti Sekolah Mawapres FSBK itu dua minggu penuh untuk pelatihan. Hambatan lainnya terkait manajemen waktu karena ia juga bekerja freelance, ujian tengah semester (UTS), ikut kegiatan pilmapres, dan kegiatan di Debating Community (DeCo) UAD.

Sebagai penutup, Mufti menyampaikan pesannya kepada teman-teman UAD agar terus terpacu semangat berkompetisi. “Saingan kita sudah keren-keren, kalau kita cuma jadi mahasiswa biasa, itu rugi banget. Kuliah itu biayanya mahal dan nggak semua orang bisa kuliah. Jadi, selama masih punya status mahasiswa, carilah pengalaman dan prestasi sebanyak mungkin. Agar di dunia kerja kita bisa lebih percaya diri dengan yang lain.” (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kisah-Sukses-Mufti-Putri-Dewi-Buana-Juara-II-Mawapres-FSBK-dari-Ilkom-UAD-Dok.-Istimewa-1.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-12-02 15:00:312024-12-02 17:53:45Kisah Sukses Mufti Putri Dewi Buana, Juara II Mawapres FSBK dari Ilkom UAD

Cerita Alumnus Teknik Elektro UAD Raih Beasiswa MEXT ke Jepang

30/11/2024/in Feature /by Ard

Syahid Al Irfan Alumni Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Raih Beasiswa MEXT ke Jepang (Dok. Syahid)

Syahid Al Irfan, alumnus Program Studi Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2015 yang lulus pada 2019, kini melanjutkan studi S-2 di Fakultas Software and Information Science, Iwate Prefectural University, Jepang. Ia berhasil meraih beasiswa prestisius MEXT University to University (U to U), yang memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dunia akademik di Negeri Sakura. Keberhasilan ini tak lepas dari persiapan matang dan strategi yang ia jalankan sejak masa kuliah.

Menurut Syahid, salah satu kunci utama untuk mendapatkan beasiswa U to U adalah kemampuan bahasa Inggris. Ia menyarankan agar mahasiswa membiasakan diri menggunakan bahasa Inggris di bidang yang mereka sukai, seperti gim atau novel, untuk meningkatkan kenyamanan dan kelancaran. Selain itu, kemampuan komunikasi yang baik dengan dosen atau profesor sangat penting, terutama untuk berdiskusi mengenai topik riset.

“Jangan malu meminta ikut serta dalam penelitian dosen jika memiliki waktu fleksibel,” kata Syahid. Ia juga menekankan pentingnya mencari tahu topik penelitian dosen sebelum mendiskusikannya dan membawa materi pendukung yang relevan, sekecil apa pun itu.

Syahid berbagi pengalaman bahwa topik riset yang dipilih untuk S-2 atau S-3 sebaiknya relevan dengan penelitian profesor yang dituju. Informasi ini dapat diperoleh melalui publikasi ilmiah terakhir atau situs resmi universitas. “Contohnya, jika seorang profesor meneliti pengaruh suhu ruangan terhadap kemampuan siswa belajar, mahasiswa bisa mencari penelitian serupa di Google Scholar untuk memperkaya diskusi,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa langkah ini menunjukkan keseriusan dan kesungguhan calon mahasiswa dalam berkontribusi pada penelitian profesor tersebut.

Selain itu, Syahid menggarisbawahi pentingnya memahami makna mendapatkan beasiswa. “Beasiswa adalah dukungan untuk menjadi versi terbaik dari diri kita,” ungkapnya. Oleh karena itu, pelamar harus menunjukkan potensi mereka secara nyata, bukan sekadar terlihat dari luar. Ia juga menyebutkan beberapa persyaratan yang dulu ia perlukan, seperti sertifikat TOEIC, sertifikat konferensi atau lomba internasional, serta Research Plan yang sesuai dengan topik profesor yang dituju.

Syahid berharap pengalamannya bisa menginspirasi mahasiswa UAD lainnya untuk meraih peluang serupa. Ia mendorong mereka untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, baik dari segi akademik maupun komunikasi, dan untuk tidak ragu mengejar mimpi studi ke luar negeri. “Kesempatan itu ada, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan maksimal,” tutupnya. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Syahid-Al-Irfan-Alumni-Teknik-Elektro-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Raih-Beasiswa-MEXT-ke-Jepang-Dok.-Syahid.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-30 19:05:212024-11-30 19:05:21Cerita Alumnus Teknik Elektro UAD Raih Beasiswa MEXT ke Jepang

Kampus, Akademisi, dan Psikologi dalam Sorotan Persoalan Sampah di Kota Jogja

28/11/2024/in Feature /by Ard

Biru dan Hijau Ilustrasi Nol Limbah Presentation (Dok. Ilhamsyah M. N.)

Penulis: Ilhamsyah Muhammad Nurdin

Mahasiswa Magister Psikologi UAD

Permasalahan sampah di Kota Yogyakarta kembali memanas, menyusul inspeksi mendadak Menteri Lingkungan Hidup (LH) ke depo sampah Mandala Krida pada 18 November 2024. Kritik tajam Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Jogja, Sinarbiyat Nurjanat, menyoroti minimnya alokasi anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja dalam menangani masalah ini. DPRD menyebut Pemkot terlalu bergantung pada bantuan pemerintah pusat dan provinsi, sehingga terkesan “pelit” dalam menganggarkan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk mengatasi permasalahan yang kian mendesak.

Akan tetapi, di balik dinamika politik ini, kampus dan akademisi memiliki potensi signifikan untuk memberikan kontribusi solusi konkret terhadap isu tersebut. Bagaimana posisi kampus dalam konteks ini? Dan bagaimana psikologi melihat peran serta kontribusi akademisi terhadap masalah sosial seperti sampah?

Kampus sebagai Agen Solusi Sosial

Kampus bukan hanya sekadar institusi pendidikan, tetapi juga pusat intelektual dengan kemampuan analisis dan penyelesaian masalah berbasis penelitian. Dalam konteks persoalan sampah di Kota Jogja, kampus memiliki potensi besar untuk berkontribusi sebagai penyedia riset dan teknologi. Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, kampus dapat membantu mengembangkan teknologi pengelolaan sampah modern yang efisien dan ramah lingkungan. Fakultas teknik, lingkungan, dan teknologi informasi dapat dilibatkan dalam menciptakan solusi inovatif, seperti insinerator atau sistem daur ulang otomatis.

Selain itu, kampus juga berperan sebagai pusat edukasi dan kampanye publik. Program-program berbasis psikologi perilaku dapat dirancang untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah. Pendekatan berbasis insentif atau pembentukan komunitas peduli sampah, dengan melibatkan mahasiswa sebagai fasilitator, dapat menjadi strategi efektif.

Lebih jauh lagi, kampus dapat mendorong kebijakan publik dengan menyediakan penelitian akademik sebagai basis ilmiah dalam perumusan kebijakan. Kajian mendalam mengenai pengelolaan sampah, analisis anggaran, serta evaluasi efektivitas program yang dijalankan oleh Pemkot Jogja dapat menjadi kontribusi nyata untuk menciptakan kebijakan yang lebih baik dan berkelanjutan.

Psikologi dan Isu Sampah: Perilaku, Kebijakan, dan Kepemimpinan

Psikologi melihat permasalahan sampah sebagai isu kompleks yang melibatkan perilaku manusia, dinamika sosial, dan pengaruh kebijakan. Dalam konteks Jogja, terdapat tiga perspektif psikologi yang relevan untuk memahami dan mengatasi masalah ini.

Pertama, psikologi perilaku dan edukasi lingkungan. Perspektif ini menyoroti bahwa persoalan sampah tidak hanya terkait teknologi, tetapi juga perilaku masyarakat. Kebiasaan membuang sampah sembarangan, rendahnya kesadaran untuk mendaur ulang, dan budaya konsumsi yang tidak ramah lingkungan menjadi tantangan utama. Solusi jangka panjang dapat berupa kampanye perubahan perilaku berbasis psikologi, seperti pendekatan nudge. Misalnya, menyediakan tempat sampah tematik atau memberikan penghargaan kepada masyarakat yang aktif dalam pengelolaan sampah.

Kedua, psikologi organisasi dan kepemimpinan. Perspektif ini menyoroti kritik terhadap Pemkot Jogja, terutama dalam hal kepemimpinan dan pengelolaan organisasi. Psikologi organisasi dapat membantu mengevaluasi efektivitas tim Transparansi Pengelolaan Anggaran Daerah (TPAD) dalam menetapkan prioritas anggaran. Selain itu, pendekatan ini menekankan pentingnya kepemimpinan visioner untuk mendorong langkah konkret, seperti pengalokasian anggaran yang lebih signifikan untuk menangani persoalan sampah.

Ketiga, psikologi sosial dan kolaborasi. Perspektif ini menggarisbawahi pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan kampus. Psikologi sosial dapat digunakan untuk menjembatani kolaborasi ini, misalnya melalui pemahaman dinamika kelompok, persepsi publik terhadap kebijakan pemerintah, dan strategi untuk meningkatkan partisipasi komunitas dalam pengelolaan sampah.

Kritik terhadap Pemkot Jogja dan Tantangan Akademisi

Kritik yang disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Kota Jogja, Sinarbiyat Nurjanat, mengungkapkan bahwa alokasi anggaran Pemkot untuk pengelolaan sampah masih jauh dari optimal. Hal ini terlihat dari besarnya sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa), yang mencerminkan ketidakefisienan dalam penggunaan dana daerah. Situasi ini menimbulkan pertanyaan mendasar: mengapa isu sampah, yang secara nyata memengaruhi kualitas hidup masyarakat, belum menjadi prioritas utama?

Di sisi lain, institusi akademik, seperti kampus, sering terjebak dalam paradigma “menara gading”. Hasil penelitian yang dihasilkan tidak selalu diterapkan dalam kebijakan publik, sehingga mencerminkan kurangnya keterhubungan antara dunia akademik dan realitas sosial. Hal ini menantang akademisi untuk keluar dari zona nyaman, lebih dekat dengan masyarakat, dan menawarkan solusi yang aplikatif.

Untuk mengatasi permasalahan sampah di Kota Jogja, beberapa rekomendasi dapat diajukan. Pertama, optimalisasi peran kampus melalui pembentukan tim riset khusus yang fokus menangani isu sampah. Tim ini dapat mencakup penelitian tentang teknologi pengelolaan sampah modern, pola perilaku masyarakat, hingga perumusan kebijakan berbasis bukti.

Kedua, Pemkot perlu mengadopsi anggaran berbasis hasil dengan menetapkan target dan indikator kinerja yang jelas untuk pengelolaan sampah. Ketiga, melibatkan mahasiswa dan komunitas lokal dalam kampanye edukasi lingkungan, seperti gerakan “Jogja Bebas Sampah”, yang menggunakan pendekatan psikologi perilaku untuk meningkatkan partisipasi masyarakat.

Keempat, mengimplementasikan kebijakan inovatif yang belajar dari kota-kota lain yang berhasil, seperti Surabaya dengan program bank sampahnya. Program-program ini terbukti mampu memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang, sekaligus menjadi contoh pengelolaan sampah yang efisien dan efektif.

Mengubah Krisis Menjadi Peluang

Masalah sampah di Kota Jogja bukan sekadar urusan Pemkot, tetapi tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat, termasuk kampus dan akademisi. Dengan pendekatan berbasis psikologi, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan kampus dapat menghasilkan solusi yang holistik dan berkelanjutan.

Seperti yang diungkapkan Menteri Lingkungan Hidup, persoalan sampah adalah cerminan keseriusan kita menjaga lingkungan. Maka, mari kita jadikan masalah ini sebagai momentum untuk berbenah, berinovasi, dan bersama-sama menciptakan Jogja yang lebih bersih dan layak huni.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Biru-dan-Hijau-Ilustrasi-Nol-Limbah-Presentation-Dok.-Ilhamsyah-M.-N.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-28 10:11:372024-11-28 10:11:37Kampus, Akademisi, dan Psikologi dalam Sorotan Persoalan Sampah di Kota Jogja

Cerita Inspiratif Ardi, Atlet Karate Kebanggaan UAD

28/11/2024/in Feature /by Ard

Mas Hardiyanto Nugroho, Atlet Karate Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok Ardi)

Mas Hardiyanto Nugroho, mahasiswa Sastra Indonesia angkatan 2022 Universitas Ahmad Dahlan (UAD), sukses menorehkan berbagai prestasi gemilang di bidang karate. Sebagai anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate UAD, Ardi sapaan akrabnya, telah meraih sejumlah penghargaan, termasuk Juara I di WTA Piala Kemenpora RI, Juara I UIN SuKa Cup XII, dan Juara I Badung Open Karate 2. Di balik deretan kemenangan tersebut, ada cerita menarik tentang perjuangan, dedikasi, dan semangat pantang menyerah yang patut diapresiasi.

Bagi Ardi, karate adalah lebih dari sekadar olahraga. Seni bela diri ini telah menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil. Bergabung dengan UKM Karate UAD menjadi keputusan logis untuk melanjutkan passion yang telah ia tekuni.

“Karate banyak mengajarkan disiplin dan membentuk mental yang kuat, itu sangat berguna di kehidupan sehari-hari,” ungkapnya. Selain mendapatkan pengalaman baru, Ardi juga menikmati kesempatan untuk memperluas pertemanan dan menjelajahi berbagai tempat melalui kompetisi yang diikutinya.

Persiapan Ardi sebelum pertandingan terbilang intens. Ia menjalani latihan fisik yang ketat, mengasah konsentrasi, dan menjaga pola tidur yang teratur demi kebugaran tubuh. Evaluasi di setiap akhir sesi latihan menjadi kunci untuk meminimalkan kesalahan. Meski jadwal latihan sering kali padat, Ardi selalu menemukan motivasi untuk tetap semangat. “Capek itu pasti, tapi semuanya terbayar ketika melihat hasil dari usaha yang dilakukan,” katanya.

Tantangan terbesar Ardi adalah menjaga keseimbangan antara latihan karate dan tugas akademik. Ia mengakui bahwa manajemen waktu menjadi hal yang krusial. “Bagi waktu itu gampang-gampang sulit, tapi dengan pengaturan yang baik, semuanya bisa berjalan lancar,” jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental untuk menghadapi lawan yang lebih berpengalaman.

Keberhasilan Ardi tidak lepas dari dukungan pelatih, keluarga, dan teman-temannya. “Dukungan mereka adalah sumber kekuatan saya,” tuturnya penuh rasa syukur. Dengan semangat dan dedikasi, Ardi membuktikan bahwa keberhasilan tidak hanya soal kemenangan, tetapi juga tentang proses dan perjuangan yang dijalani. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mas-Hardiyanto-Nugroho-Atlet-Karate-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok-Ardi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-28 09:05:292024-11-28 09:05:29Cerita Inspiratif Ardi, Atlet Karate Kebanggaan UAD
Page 22 of 64«‹2021222324›»

TERKINI

  • Membedah ‘Profil Lulusan’ Lewat Analogi Dapur Gulai di Workshop OBE AFEB PTMA19/06/2025
  • GRALOKA: Camilan Sehat Kacang Lokal Karya Mahasiswa Teknologi Pangan19/06/2025
  • Kreskit PBSI UAD Gelar Teras Cerita #119/06/2025
  • FKM UAD Sambut Milad ke-23, Menuju Kota Sehat dan Masyarakat Berdaya19/06/2025
  • IMM BPP UAD Gelar Diskusi Literasi Bertema Media Sosial dan Kesehatan Remaja18/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara 2 dalam Lomba Pidato Gebyar Ilmu Hadis 202518/06/2025
  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025

FEATURE

  • Membangun Administrasi yang Rapi dan Visioner ala IMM18/06/2025
  • Salsabila Aulia Untsa dan Perjalanan 10 Sahabat di Lautan Kedokteran18/06/2025
  • Spirit HEBAT untuk Dokter UAD18/06/2025
  • Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan18/06/2025
  • Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja18/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top