• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Perjalanan Taekwondo Syifa Yumna

09/09/2024/in Feature /by Ard

Syifa Yumna mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kejuaraan Internasional yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand (Dok. Taekwondo UAD)

Bagi sebagian mahasiswa, menyeimbangkan kegiatan akademik dan nonakademik tidaklah mudah. Namun bagi Syifa Yumna Ardiyanti, mahasiswa Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), hal ini menjadi tantangan tersendiri. 

Sebagai mahasiswa sekaligus atlet taekwondo, perjalanan taekwondo Syifa dimulai sejak dirinya masih di sekolah dasar. “Sejak masih di sekolah dasar, tapi aku nggak latihan lagi karena mau Ujian Nasional kelulusan. Lumayan lama nggak latihan taekwondo sebelum akhirnya ikut ekstrakurikuler di SMA dan setelah itu dilanjut saat masuk kuliah di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo,” ungkapnya saat diwawancarai.

Saat ditanya mengapa memilih taekwondo daripada cabang olahraga lainnya, Syifa mengaku diperkenalkan oleh sang ayah. “Dari kecil, ayahku sudah memperkenalkan aku dengan taekwondo dan aku merasa senang dengan taekwondo,” tuturnya.

Meskipun sempat terhenti karena fokus pada Ujian Nasional, Syifa kembali menemukan semangatnya untuk berlatih taekwondo kembali melalui UKM Taekwondo UAD. Tergabung dalam komunitas itu juga mewadahi bakat Syifa dan memberinya kesempatan untuk bertemu teman-teman dengan minat yang sama. Baginya, kuliah tetaplah menjadi prioritas utama walaupun membagi kesibukan antara berkuliah dan latihan bukanlah hal mudah.

Dari banyak pertandingan dan kompetisi yang telah diikuti, terdapat satu kejuaraan yang sangat berkesan baginya, yaitu kejuaraan 7th Heroes Internasional Championship di Bangkok, Thailand, pada Agustus lalu. Menurutnya, suasana dan perbedaan yang ada dapat dijadikan pengalaman baru dan evaluasi ke depannya.

Selain persiapan fisik, kondisi mental juga tidak kalah penting. “Salah satu hal penting adalah mempersiapkan mental supaya ketika latihan dan tanding bisa fokus dan pikiran nggak ke mana-mana,” jelasnya. 

Syifa juga menyampaikan harapannya bagi pihak kampus untuk kemajuan olahraga, khususnya taekwondo. “Sejauh ini pihak kampus sudah bekerja dengan baik, tapi aku berharap untuk adanya gedung khusus untuk olahraga,” tuturnya.

Kisah inspiratif Syifa mengajarkan bahwa tekad yang kuat dan manajemen waktu yang baik, membuktikan bahwa kita dapat meraih prestasi tanpa harus mengorbankan salah satu dari keduanya. (hani)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Syifa-Yumna-mahasiswa-Prodi-Sastra-Inggris-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-pada-kejuaraan-Internasional-yang-diselenggarakan-di-Bangkok-Thailand-Dok.-Taekwondo-UAD.jpg 1068 1900 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-09-09 09:04:312024-09-09 09:04:31Perjalanan Taekwondo Syifa Yumna

Tiga Golongan yang Dibenci Allah di Hari Kiamat

05/09/2024/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Muhammad Ichsan, L.c., M.A. pada khutbah salat Jumat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Hani)

Islam telah memberikan pedoman hidup sehari-hari agar umat muslim menghindari perilaku yang tidak disukai Allah Swt. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa terdapat tiga golongan yang dibenci dan tidak akan disucikan Allah di hari akhir nanti. Hadis tersebut memiliki arti:

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak menyucikan mereka.” Abu Mu’awiyah menyebutkan, “Allah Swt. tidak melihat kepada mereka. Mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” (H.R. Imam Muslim). 

Berikut penjelasan dari masing-masing golongan.

Orang tua yang melakukan zina

Jika seseorang yang telah berumur melakukan zina, maka akan dianggap keterlaluan karena keinginan untuk bermaksiat biasanya terjadi di masa muda. Seseorang di masa tua harusnya dapat mengambil pelajaran dari pengalaman di masa lalu, mengontrol hawa nafsunya dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. 

Pemimpin yang suka berdusta

Menjadi pemimpin bukan hanya mengenai kekuasaan dan jabatan, tetapi juga tentang tanggung jawab kepada rakyatnya. Jika seorang pemimpin melakukan kebohongan, maka akan menimbulkan kekacauan dan masalah yang luar biasa bagi rakyat dan wilayah yang dipimpinnya. Hal itu juga merusak kepercayaan dari orang-orang yang telah mempercayainya selama ini. 

Orang miskin yang takabur atau sombong

Contoh perilaku takabur yang dilakukan orang miskin banyak ditemui belakangan ini, seperti maraknya tren pay later. Selain itu, kebiasaan berbangga diri atas utang demi memenuhi gaya hidup di luar kemampuan juga merupakan perilaku yang merugikan diri sendiri dan dibenci Allah Swt. 

Itulah tiga golongan yang tidak disukai Allah Swt. di hari akhir. Sebagai kaum muslim, kita harus mengambil hikmah dan semakin berusaha untuk memperbaiki diri. 

Penjelasan dari hadis tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Muhammad Ichsan, L.c., M.A. saat khutbah salat Jumat pada 30 Agustus 2024 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). (hani)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Muhammad-Ichsan-L.c.-M.A.-saat-khutbah-salat-Jumat-pada-30-Agustus-2024-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1125 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-09-05 11:10:122024-09-05 11:15:43Tiga Golongan yang Dibenci Allah di Hari Kiamat

Dinamika Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini

31/08/2024/in Feature /by Ard

Prof. Dra. Alif Muarifah, S.Psi., M.Si., Ph.D. dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Penulis: Prof. Dra. Alif Muarifah, S.Psi., M.Si., Ph.D.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Pada tahun 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun, memasuki usia emas dan ditargetkan menjadi negara maju dan sejajar dengan Negara Adidaya lainnya. Salah satu prioritas Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005–2025 adalah tentang jati diri bangsa melalui pendidikan karakter. Generasi emas merupakan generasi berintegritas, berkarakter, dengan kualitas kepribadian unggul, memiliki kemampuan dalam adaptasi terhadap perubahan, termasuk penguasaan terhadap teknologi. Untuk mencapai generasi emas di tahun 2045 membutuhkan persiapan panjang dengan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, sekolah, masyarakat, serta keluarga memiliki peran masing-masing, secara simultan untuk mendukung tercapainya generasi maju dan unggul sesuai dengan RPJP yang telah dicanangkan.

Apakah Indonesia emas dapat diraih dalam waktu dekat, tinggal 20 tahun lagi? Sementara fenomena saat ini kejadian di lapangan berbagai permasalahan sangatlah kompleks, sehingga dapat menghambat realisasi Indonesia emas ke depan. Meningkatnya angka kemiskinan, stunting, gangguan kesehatan mental, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan pada anak, bullying, perceraian, bunuh diri, narkoba, pelecehan seksual, dan lain-lain.

Beban psikologis untuk mewujudkan harapan menjadi negara maju, berdaulat, dan setara dengan negara besar lainnya, tidak mudah diwujudkan, ditambah dengan perubahan karakter generasi penerus bangsa kian kabur. Globalisasi dan perkembangan IT, tidak sekadar berdampak positif, tetapi dari sisi negatif telah dirasakan oleh berbagai pihak, yakni menurunnya semangat belajar karena terdistorsi oleh ponsel dan setaranya.

Pergaulan dan komunikasi semakin luas dan terbuka sehingga mudah mendapatkan sesuatu tanpa melakukan filter. Hal tersebut berdampak terhadap menurunnya karakter, pemalas, mudah stres, mudah marah, mudah berkeluh, tidak humble, sehingga krisis karakter telah dirasakan di depan mata.

Kita dapat menyaksikan kejadian tersebut hampir setiap hari di semua tempat. Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Sebab jika hal ini tidak segera tertangani dengan berbagai pendekatan sesuai dengan dinamika perkembangan anak, maka permasalahan semakin kompleks dan memengaruhi sendi-sendi kehidupan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang dijalankan secara simultan. Peran pemerintah, sekolah, masyarakat, serta keluarga harus sejalan dengan visi yang sama, yakni membangun generasi rapuh menjadi tangguh. Anak merupakan aset bangsa yang dilahirkan dalam keadaan suci, dengan dibekali berbagai potensi siap untuk dikembangkan. Tidak sekadar menjadikan anak cerdas melainkan berkepribadian, memiliki moralitas, religiositas, serta soft skill yang memadai. Kehidupan ke depan penuh dengan tantangan yang kompleks sehingga mengembangkan integritas dari berbagai aspek di atas dapat menjadikan tumbuh berkembang anak berkualitas sehingga mampu menghadapi berbagai tekanan serta kompleksitas tantangan zaman.

Peran, tugas dan tanggung jawab orang tua semakin tidak ringan, berbagai tantangan dan rintangan dalam mendidik anak, lebih-lebih pada perkembangan anak usia dini, di mana perkembangan otak masih sangat mendasar, mirip spons dengan daya serap terhadap informasi sangat tinggi. Apa yang dilihat, didengar dirasakan secara langsung maupun tidak langsung siap disimpan dalam memori dan suatu saat pengalaman belajar tersebut dijadikan model.

Pengalaman belajar yang buruk dalam proses perkembangan dapat membawa kesan panjang dan mendalam sehingga berdampak pada perkembangan psikologisnya (Borba, (2001). Pengalaman belajar merupakan guru terbaik sehingga mampu mengubah arah pikiran, mengembangkan perasaan, serta mewarnai perilaku sehingga terbentuk habit dan menjadi karakter menetap. Sirkuit dibangun oleh otak pertama kali adalah kemampuan untuk menguasai emosi senang, sedih, empati, malu, bangga, dan sebagainya.

Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada manusia, merupakan pusat memori, kognitif, emosi, dan semua jenis perasaan lainnya. Kualitas otak dapat digunakan untuk membedakan berbagai hal termasuk mengontrol emosi serta mengarahkan diri, memperkuat pikiran positif sehingga mampu mengendalikan hidup. Pikiran bahagia membuat kita bahagia, pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran takut membuat kita takut, dan pikiran berani membuat kita berani.

Di sinilah pentingnya orang tua dalam memberikan keteladanan serta menanamkan nilai moral kepada anak sejak dini, sebagai dasar dalam mengembangkan perilaku moral. Nilai moral merupakan patokan sehingga dapat membimbing seseorang, kelompok ataupun masyarakat kepada satisfaction, fulfillment, and meaning full (Richard dalam Koyan, 2003). Sebagai patokan untuk memprediksi beradab tidak seseorang (Hogan dan Bush dalam Kurtines dan Gerwitz, 1992).

Perilaku moral (moral behavior) secara signifikan dipengaruhi oleh cara berpikir dan pertimbangan moralnya (moral thinking) (Kohlberg (1994). Seseorang dengan kualitas moral, memiliki sensitivitas serta kepekaan dalam pemikir, merasakan, dan melakukan tindakan sesuai acuan serta hukum yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, penanaman moral atau akhlak sejak dini oleh orang tuanya secara signifikan memengaruhi pertimbangan, sosialisasi, dan tanggung jawab anak dalam kehidupannya (Coles, 1997).

Penanaman nilai moral sejak dini dapat membentuk dan mengembangkan manusia secara utuh sehingga memiliki manfaat buat orang lain dengan penuh kesadaran (being mindfulness) menjadikan hidup lebih bermakna (meaningful) (Kabat-Zinn, 2003). Nilai dan perilaku moral bukanlah faktor genetika, melainkan perlu diajarkan dan dilatih dengan menggunakan berbagai macam cara, salah satunya dengan social cognitive learning.

Pendidikan, formal maupun informal, merupakan agent of change menjadi senjata utama untuk menanamkan nilai dalam membentuk perilaku moral. Peran guru, orang tua dalam menanamkan nilai moral kepada anak usia dini sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga menghasilkan perilaku moral sesuai yang diharapkan.

Usia dan tingkat perkembangan anak berkaitan dengan struktur kognitif dan berkaitan dengan kemampuan penalaran anak, sebagai dasar dalam mengembangkan moral, serta sosial (Piaget dalam Slavin, 2006). Ada dua tahapan perkembangan moral anak: tahap heteronomous dan tahap autonomous. Pada usia 3 tahun, cenderung bermain individual belum mampu bekerja sama dan mengembangkan permainan, anak cenderung menerima aturan tanpa proses pertimbangan terlebih dahulu. Pada usia 3–5 tahun, mulai dapat bermain dengan temannya secara berkelompok, meskipun sifat individu serta egois masih kelihatan nyata. Kemampuan berempati lemah, anak belum mampu menempatkan diri dalam pergaulan. Figur orang dewasa menjadi modelling meskipun masih sering melanggar aturan yang ditetapkan.

Pada usia 7–8 tahun, tumbuh perhatian dan menyamakan berbagai peraturan dalam permainan, meskipun terkadang peraturan yang diterapkan masih kabur dan belum jelas. Pada usia 11–12 tahun, kemampuan anak dalam menentukan dan membuat kesepakatan bersama tentang aturan permainan mulai berkembang. Anak mampu melihat, mempertimbangkan bahwa peraturan merupakan pedoman norma yang bisa dibuat dan diubah berdasarkan kesepakatan bersama. Anak sudah mampu memahami dan mengikuti peraturan yang berlaku, anak telah menyadari bahwa peraturan dibuat untuk menghindari perkelahian. Intensi dan konsekuensi merupakan gambaran perubahan perkembangan moral dari tahap heteronomous (realisme moral, usia <12 tahun) ke tahap autonomous (independensi moral, usia >12 tahun) (Piaget dalam Slavin, 2006).

 

Daftar Pustaka:

Borba, M. (2001). Building Moral Intelligence the Seven Essential Virtues That Teach Kids to Do the Right Thing. San Fransisco: Jossey-Bass A Wiley Company.

Coles, R. (2000). Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kabat-Zinn, J. (2003). “Mindfulness-based Interventions in Context: Past, Present, and Future”. Clinical Psychology: Science and Practice, 10(2), 144–156.

Kohlberg.L. (1994). Tahap-Tahap Perkembangan Moral. Alih Bahasa: Drs. John de Santo dan Drs. Agus Cremes, Yogyakarta: Kanisius.

Koyan, I Wayan. (2003). Pendidikan Moral Pendekatan Lintas Budaya. Jakarta: Depdiknas.

Kurtines, W. M. dan Gerwitz J. L. (1992). Moralitas, Perilaku Moral dan Perkembangan Moral. Penerjemah: M.I. Soelaeman. Jakarta: UI-Press.

Slavin, Robert E. (2006). Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung: Nusa Media.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dra.-Alif-Muarifah-S.Psi_.-M.Si_.-Ph.D.-dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa-scaled.jpg 2297 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-08-31 09:26:332024-08-31 09:26:33Dinamika Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini

Cerita Inspiratif Dinda, Mahasiswa Psikologi dan Ketua PKM Center UAD

26/08/2024/in Feature /by Ard

Dinda Aisyah Rizqianingrum, ketua umum Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Dinda Aisyah Rizqianingrum yang merupakan ketua umum Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), membagikan kisah inspiratif perjalanannya. Mahasiswi yang kerap disapa Dinda ini merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi yang aktif di berbagai kegiatan. Beberapa organisasi yang ia ikuti adalah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan PKM Center UAD.

“Pada tahun pertama kuliah, saya mengikuti PKM Center sebagai anggota Departemen PKM, kemudian saya juga mengikuti IMM. Pada tahun kedua kuliah, saya diamanahi sebagai ketua bidang kaderisasi IMM Psikologi UAD dan menjadi ketua umum PKM Center UAD,” ucap Dinda.

Dinda membagikan tipsnya dalam menyeimbangkan waktu. “Sebagai ketua PKM Center UAD sebetulnya sangat menantang bagi saya karena harus membawahi delapan departemen di bawah Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa). Banyak lomba yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang lini masanya saling berdekatan. Sebagai ketua saya belajar untuk mengatur waktu sebaik mungkin, dengan mengusahakan membuat skala prioritas setiap harinya.”

Ketika bangun tidur, biasanya Dinda mencatat di buku atau notes ponsel apa saja yang ingin ia kerjakan hari itu dan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan dengan menentukan mana yang paling penting. Biasanya di PKM Center, banyak jadwal terutama ketika awal sosialisasi PKM dan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan PPKO pendampingan sehingga jadwal di kalender penuh.

“Akan tetapi, saya mencoba membuat skala prioritas dengan baik. Jadi meskipun kegiatan padat, saya selalu menyempatkan waktu untuk diri sendiri seperti beli makanan enak, nonton film, dan aktivitas-aktivitas yang membuat mood naik,” lanjutnya.

Selama di bangku kuliah, Dinda sudah menerima beberapa penghargaan, di antaranya dua kali mendapat kesempatan pendanaan PKM dari Kemendikbudristek di Bidang Riset Sosial dan Humaniora pada tahun 2023 dan 2024. Ia juga menjadi mahasiswa berprestasi kedua dari Program Studi Psikologi.

Sebagai penutup, Dinda menjelaskan dasar motivasinya, “Motivasi saya untuk terus produktif dan semangat sebetulnya karena ingin menantang diri saya sejauh mana ingin mengepakkan sayap untuk terbang. Oleh karena itu, saya berusaha selalu menyeimbangkan waktu antara kuliah, ibadah, organisasi, prestasi, organisasi, dan healing.” (Rin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dinda-Aisyah-Rizqianingrum-ketua-umum-Program-Kreativitas-Mahasiswa-PKM-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1676 1800 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-08-26 10:30:302024-08-26 10:30:30Cerita Inspiratif Dinda, Mahasiswa Psikologi dan Ketua PKM Center UAD

Cerita Dilla: Dapat Emas Pimnas Hingga Ikuti MBKM Selama Kuliah di UAD

14/08/2024/in Feature, MBKM /by Ard

Aulia Syafadilla Azali, Wisudawan Berprestasi Bidang Akademik Universitas Ahmad Dahlan yang Ikuti MBKM Selama Kuliah di UAD (Dok. Istimewa)

Aulia Syafadilla Azali, mahasiswi Program Studi (Prodi) Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mendapatkan penghargaan Wisudawan Berprestasi Bidang Akademik pada wisuda periode IV 2023/2024. Mahasiswi yang kerap disapa Dilla ini gemar ikuti perlombaan maupun pertukaran mahasiswa yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam mendukung kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Mulai semester 2, Dilla mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada skim PKM-RE tetapi dirinya belum berkesempatan lolos pendanaan. Selanjutnya pada semester 3, ia ikuti pertukaran mahasiswa yang langsung diselenggarakan oleh Prodi Biologi UAD ke Prodi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Pertukaran mahasiswa dilakukan secara daring karena bertepatan dengan masa pandemi.

“Hal yang paling berkesan saat pertukaran mahasiswa di UMM, saya jadi belajar mengenai teori keguruan yaitu mengenai media dan sumber belajar, yang sebelumnya saya tidak tahu apa itu media pembelajaran. Sebab, saya berasal dari Prodi Biologi Murni yang sebelumnya hanya belajar hal umum seperti biologi dasar,” ujarnya.

Lalu pada tahun 2022 di semester 4 hingga semester 5, Dilla mencoba lagi pada kegiatan PKM dan mendapatkan lolos pendanaan pada skim PKM-K. Dilla dan tim menciptakan inovasi yaitu pemanfaatan limbah tulang ayam sebagai pakan ikan lele yang diberi nama SITUL. Selain itu pada tahun tersebut, ia juga mengikuti Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang mengangkat judul “Kampung Jamu Mataram: Pusat Konservasi dan Augmentred Edugames Tanaman Obat Jawa di Kalurahan Pleret”. Pada PPK Ormawa tersebut, ia bergabung dalam tim Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (IMM FAST) yang berhasil mendapatkan juara harapan II pada ajang Abdidaya Ormawa Tahun 2022 yang diselenggarakan di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Tidak cukup sampai situ saja, pada semester 6 hingga semester 7, Dilla mencoba lagi mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada skim PKM-RE yang mengangkat judul “Studi in Vivo Potensi Flavonoid Ekstrak Tanaman Songgolangit (Tridax procumbens L.) sebagai Bentuk Protektif Radikal Bebas pada Saluran Pernapasan Perokok Aktif”. Ia dan tim berhasil mendapatkan medali emas kategori presentasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-36 yang diselenggarakan di Universitas Padjadjaran (UNPAD). Prestasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim sehingga UAD mendapatkan peringkat I perguruan tinggi swasta nasional dan peringkat IX perguruan tinggi nasional.

“Kompetisi ini bukan sembarang kompetisi, tetapi perjuangan yang luar biasa selama saya menduduki bangku perkuliahan hingga mendapatkan gelar sarjana. Karena dengan mengikuti MBKM saya bisa kuliah tanpa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan tanpa skripsi. Semua mendapatkan konversi dari kegiatan yang saya ikuti selama kuliah,” imbuhnya.

Selain itu, selama berkuliah, Dilla juga aktif mengikuti organisasi seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), maupun IMM Fakultas. Kata motivasi yang membuat dirinya bisa bertahan di bangku perkuliahan yaitu, “Flowers need time to bloom, bunga butuh waktu untuk mekar”. Semua proses yang ia lakukan ia nikmati dengan berjalannya waktu dan terus memupuk potensi diri. (dil)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Aulia-Syafadilla-Azali-Wisudawan-Berprestasi-Bidang-Akademik-Universitas-Ahmad-Dahlan-yang-Ikuti-MBKM-Selama-Kuliah-di-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1280 1138 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-08-14 08:52:492024-08-14 08:52:49Cerita Dilla: Dapat Emas Pimnas Hingga Ikuti MBKM Selama Kuliah di UAD

Perjalanan Dhita Pratama Putra Mahasiswa Fisika UAD dengan Djokisss

05/08/2024/in Feature /by Ard

Dhita Pratama Putra Mahasiswa Fisika 2020 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) miliki bisnis desain bernama Djokisss (Dok. Istimewa)

Mahasiswa Fisika 2020 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dhita Pratama Putra, menyalurkan hobi desainnya dengan kesuksesan bisnis pribadinya, Djokisss. Laki-laki yang kerap disapa Dhita ini memang sangat menyenangi dunia desain berbagai perlombaan desain juga telah ia tekuni dan banyak yang membuahkan juara. Nama bisnisnya yaitu Djokisss Jasa Desain dan Pengelolaan Sosmed. Fokus Dhita adalah pada jasa desain grafis dan pengelolaan sosial media.

Saat ditanya awal mula bisnis ini berdiri, ia menjawab, “Djokisss ini sudah berdiri sejak tahun 2021, bermula karena seringnya saya mengikuti perlombaan desain dan sering mendapat pekerjaan di bagian desain serta pengelolaan sosial media di organisasi. Sehingga, dari sana saya melihat peluang melalui kemampuan saya, akhirnya tahun 2021 memunculkan ide untuk membuka jasa desain terlebih dahulu. Namun, setelah tahun 2022 Djokisss ranahnya tidak hanya desain saja, tetapi juga ke ranah pengelolaan sosial media dan advertising social media.”

Dhita menjelaskan untuk kesulitan membangun merek terjadi di awal. “Saya adalah perintis, sedangkan Djokisss masih bisnis baru, dan untuk memperoleh pendapatan yang besar tentunya harus dibarengi dengan branding yang kuat,” ungkapnya.

Pada saat itu, ia hanya memiliki WhatsApp bisnis saja, tetapi sekarang Djokisss sudah ada di platform Instagram, X atau Twitter, TikTok, dan situs web. Menurut Dhita, ketika bisnis yang ia tekuni sudah memiliki banyak platform sosial media maka bisa lebih mudah untuk mencari target pasar bisnis atau konsumen.

“Untuk hambatan yang saya rasakan terkadang agak sulit untuk menjalin komunikasi desain antara pelanggan, karena apa yang kadang kita rasakan berbeda dengan pelanggan. Kadang apa yang kita rasa sudah bagus menurut pelanggan masih kurang. Cara mengatasinya menjalin komunikasi yang baik dengan excellent service kepada mereka agar merasa puas dan tidak kecewa dengan pelayanan yang Djokisss berikan.”

Dhita mengaku alasannya memilih jasa desain karena dari skill pribadi. Namun, ia terus belajar dan mengembangkan keterampilannya dengan mengikuti pelatihan, kelas, dan ikut lomba agar pengetahuan tentang desain terus terasah. Harapannya, ia bersama Djokisss dapat memberikan layanan yang baik kepada pelanggan.

“Di beberapa organisasi, saya memiliki jabatan di bidang marketing communication seperti di ASEAN Youth Organization, Indonesia Millenial Development, dan lain-lain. Untuk prospek ke depan entah beberapa tahun ke depan mungkin lima tahun lagi, saya terpikirkan untuk membuka offline store dan tidak hanya terbatas jasa desain saja. Saya ingin mempunyai jasa percetakan dan agensi periklanan sosial media untuk keperluan branding bisnis,” katanya berbagi cita-cita di masa depan.

Dhita berharap ke depannya Djokisss bisa lebih dikenal karena memang jasa yang ia miliki sudah menangani beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), mitra pemerintah, dan mitra swasta seperti Pertamina Training and Consulting, beberapa rumah sakit dan puskesmas di Jawa Timur, Bakti BCA, dan mengelola sosial media beberapa perusahaan.

Sebagai penutup wawancara Dhita mengatakan, “Ketika memulai bisnis, jangan pernah takut untuk gagal karena dari kegagalan itu kita bisa belajar bisnis misalnya bisnis kita kurang gebrakan apa saja.” (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dhita-Pratama-Putra-Mahasiswa-Fisika-2020-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-miliki-bisnis-desain-bernama-Djokisss-Dok.-Istimewa.jpg 1099 1078 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-08-05 10:36:372024-08-05 10:37:30Perjalanan Dhita Pratama Putra Mahasiswa Fisika UAD dengan Djokisss

Rahasia di Balik Ayat Ihdinash Shiraathal Mustaqiim

31/07/2024/in Feature /by Ard

Penyampaian Materi Khutbah Jumat oleh Ustaz Hatib Rahmawan, S.Pd., S.Th.I., M.Ag. di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Tsulusiyah)

Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan salat Jumat pada 20 Muharram 1446 H bertepatan dengan 26 Juli 2024 M. Ustaz Hatib Rahmawan, S.Pd., S.Th.I., M.Ag. selaku Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Daerah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus dosen Program Studi Ilmu Hadis UAD didapuk menjadi khatib Jumat. Tema khutbah adalah mengungkap rahasia dari salah satu ayat Surah Al-Fatihah yaitu pada ayat keenam.

Ustaz Hatib menjelaskan, “Ada satu ayat di dalam Surah Al-Fatihah yang menarik untuk dikupas yakni pada ayat keenam ihdinash shiraathal mustaqiim yang artinya ‘tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus’. Jalan yang lurus sering diartikan sebagai agama Islam, juga ada rahasia di balik ayat ini yaitu pada kata mustaqiim yang berasal dari kata istaqaama-yastaqiimu-istiqamah yang memiliki arti konsisten,” terangnya.

Makna yang terkandung di dalam ayat keenam Surah Al-Fatihah adalah tidak boleh meremehkan sesuatu yang kecil. Karena hal-hal besar dan hebat akan didapat dari hal-hal yang kecil, maka dari itu hendaknya selalu beristikamah atau konsisten. Jika ingin menggapai perubahan di dalam hidup tidak harus mengubah seluruh perilaku buruk, karena hal itu akan terasa berat. Maka cukup ubah satu perilaku buruk dengan satu perilaku baik, itulah yang akan mengantarkan kepada kesuksesan. Contohnya dengan kebiasaan membaca buku selama satu jam dan lain sebagainya.

Mengutip Buya Syafii Maarif, peradaban itu dibangun dari satu kata, satu huruf yang dirangkai menjadi sebuah pemikiran besar. Di dalam perjalanan mengubah kebiasaan, maka dianjurkan untuk meninggalkan perilaku buruk yang akan menjatuhkan diri sendiri.

“Perilaku buruk jika dilakukan secara konsisten maka perilaku tersebut yang akan merugikan di kemudian hari. Orang yang merasa sudah melakukan sesuatu yang berdampak tetapi tidak terlihat, maka orang tersebut kurang bersabar. Karena siklus hidup tidak sekadar lurus, tetapi terkadang berbentuk cekung dan naik. Jika langkah pertama yang dilakukan tidak terlihat maka pada langkah-langkah berikutnya kesuksesan tidak akan terbendung lagi,” lanjutnya.

Dalam Surah Al-Fatihah, janji Allah terletak setelah ayat ihdinash shiraathal mustaqiim yang berisi pasti di balik konsisten ada kenikmatan. Allah juga telah berjanji pada Surah Al-Mujadalah ayat 11 yarfa‘illaahulladziina aamanuu mingkum walladziina uutul-‘ilma darajaat, wallaahu bimaa ta‘maluuna khabiir. Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu ‘Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis’, lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, ‘Berdirilah’, (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Pada surah tersebut dijelaskan bahwa jika serius dalam menuntut ilmu, derajat seorang hamba akan diangkat oleh Allah. Derajat yang dimaksud adalah derajat keilmuan, ekonomi, sosial, maupun derajat di masyarakat yang pastinya juga akan diangkat.

Khutbah diakhiri dengan kutipan suatu hadis, “Nabi pernah bersabda, ‘Wahai penghafal Al-Qur’an! Istikamahlah! Jika kamu istikamah maka sungguh kamu akan menang dengan kemenangan yang besar dan apabila kamu goyah ke kanan dan ke kiri di tengah jalan. Sungguh kamu akan jatuh dengan kalah yang sesungguh-sungguhnya’. Maka dari itu sebagai seorang hamba hendaknya berperilaku konsisten, istikamah, dan sabar di dalam proses, serta menjadikan sabar dan salat sebagai penolong! Konsisten di jalan yang benar itu menenangkan dan menyejukkan, andai kata mendapat kendala kita akan ditolong oleh Allah. Jadi tidak usah takut dan risau untuk memulai konsisten dan memulai berbagai hal baik!” tutup Ustaz Hatib. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Materi-Khutbah-Jumat-oleh-Ustaz-Hatib-Rahmawan-S.Pd_.-S.Th_.I.-M.Ag_.-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Tsulusiyah.png 562 1000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-07-31 11:31:482024-07-31 11:31:48Rahasia di Balik Ayat Ihdinash Shiraathal Mustaqiim

Tiga Amalan Salah Niat yang Berakibat Masuk Neraka

24/07/2024/in Feature /by Ard

Khutbah Jumat oleh Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D. di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Tsulusiyah)

Salat Jumat diadakan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yakni pada 19 Juli 2024. Fajar Rachmadani, Lc., M.Hum., Ph.D. selaku anggota Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan dosen Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) didapuk menjadi khatib Jumat. Ia menyampaikan tentang amalan salah niat yang mengakibatkan seseorang masuk neraka.

Nabi pernah bersabda yang makna hadisnya sebagai berikut: “Kelompok manusia pertama yang akan didatangkan di hadapan Allah Swt. dan akan disidang langsung oleh Allah Swt. di hari kiamat nanti adalah seseorang yang mati syahid. Orang yang mati syahid tersebut didatangkan kepada Allah, kemudian Allah tampakkan seluruh nikmat yang diberikan dulu di dunia dan orang yang mati syahid ini pun mengakui nikmat tersebut.”

Orang syahid tersebut ditanya oleh Allah Swt.: “Apa yang kau gunakan dengan seluruh kenikmatan yang Aku berikan kepadamu dulu di dunia?” Ia menjawab: “Ya Allah dulu ketika di dunia, aku gunakan seluruh kenikmatan dan karunia yang Engkau berikan kepadaku untuk berjihad di jalan-Mu ya Allah, untuk berperang di jalan-Mu Ya Allah, aku gunakan untuk berdiri di garda terdepan untuk membela agama-Mu ya Allah.”

Allah Swt. menimpali: “Kamu berdusta. Dulu kamu berperang/berjihad bukan untuk-Ku, kamu lakukan itu semua agar engkau dikatakan pahlawan, dikatakan pemberani, dan orang-orang di sekitarmu menyanjungmu, dan gelar-gelar tersebut sudah kamu dapatkan ketika di dunia.” Lalu orang yang mati syahid ini wajahnya diseret oleh malaikat dan dilemparkan ke neraka.

“Begitu pula, Allah juga mendatangkan para penuntut ilmu, para pengajar ilmu, seorang kiai atau ulama, seorang qari’, dan penghafal Al-Qur’an. Sama halnya dengan orang yang mati syahid tadi maka orang-orang berilmu ini pun juga masuk ke neraka. Karena semasa hidupnya tidak melakukan amalan untuk mendapatkan pahala dari Allah tetapi untuk dapat sanjungan dan gelar dari orang lain,” ujarnya.

Maka orang kedua inilah yang relevan dengan kondisi kita pada saat ini. Kondisi ketika menghadapi suatu fenomena banyak orang berilmu tetapi tidak didampingi dengan keberkahan ilmu itu sendiri. Seharusnya semakin bertambahnya ilmu seseorang semakin menjadi orang-orang saleh, tawadu, wara’, dan semakin mampu menghargai orang lain. Namun faktanya tidak seperti itu, realitasnya di zaman sekarang ini semakin tinggi ilmunya semakin sombong dan merendahkan orang lain.

Dari fakta-fakta yang telah disebutkan, muncullah intelektual hypocrite, intelektual diabolik, intelektual sekuler, karena motivasi, tujuan dan orientasinya tidak pada Allah dan Rasul. Maka hadis yang disampaikan oleh Rasulullah 14 abad yang lalu masih relevan sampai sekarang. Hendaknya sebagai seorang hamba kembali merefleksi diri terkait keikhlasan dari amalan-amalan yang telah dilakukan.

“Orang ketiga yang disidang Allah yaitu orang yang dulu ketika di dunia diberikan harta yang banyak oleh Allah Swt. dan ditanya seperti orang pertama dan kedua. Karena salah niat terhadap segala yang dikerjakan, maka ia pun masuk neraka. Maka dalam rangka mentadaburi hadis tersebut diharapkan tidak hanya memperbanyak kuantitas amal tetapi juga kualitas amal, yakni dengan niat yang diutarakan,” tutup Fajar. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-oleh-Fajar-Rachmadani-Lc.-M.Hum_.-Ph.D.-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Tsulusiyah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-07-24 11:17:192024-07-24 11:17:19Tiga Amalan Salah Niat yang Berakibat Masuk Neraka

Cerita Imam Mahdi dalam Meraih Prestasi

24/07/2024/in Feature /by Ard

Imam Mahdi mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Imam Mahdi, mahasiswa Program Studi Teknik Kimia Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Angkatan 21, menceritakan perjalanan prestasinya di bangku perkuliahan. Laki-laki yang kerap disapa Imam ini mengikuti organisasi Pengembangan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center UAD selama dua periode dan kegiatan Chem-E-Car UAD sampai sekarang. Untuk kegiatan yang diikuti, sama seperti mahasiswa pada umumnya. Salah satunya, ia menjadi asisten praktikum di kampus.

Dalam prestasi, banyak pencapaian yang telah Imam torehkan. Antara lain, pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Skim Karsa Cipta (KC) 2023 yang pada saat itu ia juga menjadi sebagai ketua di dalam timnya, penerima pendanaan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Tim Riset 2024, mendapatkan gold medal, silver medal, dan bronze dalam kompetisi ajang internasional, juara III pada riset di Universitas Diponegoro (UNDIP) 2023, dan mahasiswa berprestasi Fakultas Teknologi Industri 2022.

Saat ditanya cara membagi waktu ala Imam, ia menjawab, “Saya menerapkan skala prioritas setiap saat, melihat dari sisi deadline dan kesanggupan mengerjakan.”

Ia menambahkan bahwa selama di dunia perkuliahan, ia sangat suka menekuni kegiatan dalam bidang research and development, jadi selama organisasi dan perlombaan ia menyalurkan minat melalui kegiatan yang ia laksanakan.

“Motivasi terbesar saya karena saya telah gap year selama dua tahun, dan saya pikir sebuah emas ditempatkan di mana pun akan menjadi emas. Hal yang selalu saya percaya. Dan cara saya yakin terhadap setiap impian yang ingin saya capai adalah, keyakinan yang kuat bahwa saya percaya dengan usaha yang hebat akan membentuk siapa diri kita. Sebab yang terpenting bukan hasil tetapi kebiasaan yang kuat, keyakinan itu yang saya pegang terus-menerus,” ujar Imam.

Sebagai penutup wawancara, ia mengatakan, hal yang membuat dirinya tidak pantang menyerah adalah selalu melihat hal ke depan; bahwa mimpinya harus tercapai, karena ia adalah harapan dari orang tuanya. (Rini)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Imam-Mahdi-mahasiswa-Program-Studi-Teknik-Kimia-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 941 848 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-07-24 09:20:262024-07-24 09:20:26Cerita Imam Mahdi dalam Meraih Prestasi

Promosi Kesehatan Mental: Apa Pentingnya?

17/07/2024/in Feature /by Ard

Pemaparan materi tentang Promosi Kesehatan Mental oleh Dr. Heni Trisnowati, S.K.M., M.P.H., dosen FKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Isah)

World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat. Ketika seseorang memiliki kondisi tubuh yang sehat, maka produktivitasnya akan meningkat. Hal ini bermuara pada peningkatan kualitas hidup yang baik pula. Namun, kondisi yang demikian kadang kala sulit untuk dicapai terutama pada generasi Z yang banyak mengeluhkan kesehatan mentalnya.

Berangkat dari fenomena tersebut, Dr. Heni Trisnowati, S.K.M., M.P.H. kemudian didapuk sebagai narasumber pada 30 Juni 2024 lalu. Dikemas dalam bentuk talkshow oleh mahasiswa Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Program Studi (Prodi) S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Dr. Heni mengungkap banyak hal tentang kesehatan mental.

“Depresi dan anxiety menduduki peringkat kedua dan keenam dalam top 10 leading causes of global years lived with disability,” ungkap Dr. Heni.

Indikator Sehat Mental

Seseorang dengan mental yang sehat menurut WHO didasarkan pada beberapa kriteria, yakni mengenali potensi diri dengan baik, mampu menghadapi stres sehari-hari, produktif sesuai peran masing-masing, dan bermanfaat bagi orang lain. Kesehatan mental sendiri memiliki nilai intrinsik dan nilai instrumental yang membantu orang berkoneksi dengan lingkungan, memanfaatkan fungsinya, mengatasi masalah, dan berkembang.

Indikator sehat mental yang pertama adalah orang tersebut bisa berkoneksi, memiliki relationship yang positif, memiliki rasa empati. Indikator kedua adalah function, di mana kita dapat memanfaatkan kognitif skill yang dimiliki, berpendidikan, dan memiliki pilihan yang sehat. Jika mental kita sehat, tentu kita juga bisa mengatasi setiap permasalahan yang dialami serta mampu beradaptasi dengan perubahan. Kemampuan dalam mewujudkan ide-ide baru, memilih sesuatu dari berbagai pilihan, serta mengembangkan tujuan hidup juga menjadi bagian penting dalam sehat mental.

Resiliensi-Ketangguhan Internal

Dr. Heni menjelaskan, “Resiliensi atau ketangguhan bisa menjadi faktor protektif yang melindungi kita dari masalah mental disorder. Relisiensi ini muncul dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Kepercayaan dan efikasi diri merupakan salah satu bentuk yang membantu kita agar tidak mudah mengalami gangguan kesehatan mental, bagaimana seseorang membangun hubungan yang baik dengan orang terdekatnya.”

Ketangguhan internal dalam bagian ini tidak hanya soal kepercayaan diri dan efikasinya, tetapi ada kemampuan untuk mengambil tindakan dan terus bertahan, keterampilan sosial yang baik pengelolaan emosi yang baik, optimis, dan decision making yang tepat. Kemampuan untuk memikirkan, merencanakan, dan bertindak untuk menyelesaikan masalah juga menjadi poin penting. Sementara ketangguhan eksternal muncul dari lingkungan sekitar individu misalnya keluarga dan teman dekat seperti bonding yang kuat dengan orang tua, merasa dicintai dan dihargai oleh orang tua. Selain itu, adanya hubungan sosial yang baik dengan orang lain seperti adanya teman dekat yang dapat diandalkan di masa-masa sulit.

Pendekatan Multisektor dalam Menangani Masalah Kesehatan Mental

Membantu seseorang dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mempromosikan dan melindungi kesehatan menjadi fokus dari promosi kesehatan mental itu sendiri. Melalui aktivitas literasi kesehatan, harapannya dapat memicu sinergitas untuk menciptakan lingkungan yang positif. Pada dasarnya, isu kesehatan mental dapat diselesaikan secara multisektor.

“Dari sisi promosi kesehatan, terdapat multilevel strategi yang dimulai dari tingkat individu, komunitas, hingga ke tingkat pemerintahan. Setiap negara biasanya memiliki undang-undang khusus untuk mengatur masalah kesehatan mental (kesehatan jiwa). Mental disorder semestinya bukan hanya tanggung jawab pribadi, tetapi juga instansi pendidikan dan masyarakat sekitar,” kata Dr. Heni.

Pencegahan dan Pengendalian

Masalah kesehatan mental dapat dicegah dan dikendalikan melalui beberapa rekomendasi. Selain literasi kesehatan mental dan pelibatan sivitas akademika dan pimpinan di instansi tempat bekerja, perlu diperhatikan beberapa hal misalnya konsep kesehatan jiwa, promosi kesehatan, serta pencegahan terkait harus dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan, terutama di Prodi Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Perlu juga dilakukan peningkatan kapasitas petugas kesehatan masyarakat tentang isu kesehatan jiwa. Kolaborasi multisektor tak ketinggalan harus selalu diupayakan. Pemanfaatan platform digital untuk memperluas layanan kesehatan jiwa pun tak kalah penting. Selain itu, peningkatan sumber daya manusia dan anggaran, mengidentifikasi populasi rentan dan intervensi, serta pelibatan individu yang berpengalaman di tingkat perencanaan, pengembangan intervensi, dan pelaksanaan layanan kesehatan jiwa sehingga dapat menghemat biaya.

Di akhir sesi, Dr. Heni menekankan akan pentingnya mengubah pola pikir ke arah yang lebih positif. “Pada sebagian mahasiswa, pemicu paling besar adalah tenggat tugas kuliah. Maknailah tugas-tugas tersebut sebagai proses pembelajaran yang membawa manfaat di masa depan, bukan sebagai tekanan. Hal ini kemudian dapat membuat mahasiswa lebih bisa berdamai dengan keadaan. Bagaimana respons individu terhadap apa yang terjadi di sekitarnya menjadi penentu apakah dirinya mengalami gangguan mental atau tidak.” (ish)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemaparan-materi-tentang-Promosi-Kesehatan-Mental-oleh-Dr.-Heni-Trisnowati-S.K.M.-M.P.H.-dosen-FKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Isah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-07-17 13:13:282024-07-17 13:13:28Promosi Kesehatan Mental: Apa Pentingnya?
Page 24 of 64«‹2223242526›»

TERKINI

  • SmartBlockEdu: Inovasi Permainan Edukatif bagi Anak Penyandang Disabilitas19/06/2025
  • Membedah ‘Profil Lulusan’ Lewat Analogi Dapur Gulai di Workshop OBE AFEB PTMA19/06/2025
  • GRALOKA: Camilan Sehat Kacang Lokal Karya Mahasiswa Teknologi Pangan19/06/2025
  • Kreskit PBSI UAD Gelar Teras Cerita #119/06/2025
  • FKM UAD Sambut Milad ke-23, Menuju Kota Sehat dan Masyarakat Berdaya19/06/2025

PRESTASI

  • Mahasiswi UAD Raih Juara 1 Seni Tunggal Tangan Kosong Putri dalam Kejurnas Tapak Suci Semar VI18/06/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara 2 dalam Lomba Pidato Gebyar Ilmu Hadis 202518/06/2025
  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025

FEATURE

  • Membangun Administrasi yang Rapi dan Visioner ala IMM18/06/2025
  • Salsabila Aulia Untsa dan Perjalanan 10 Sahabat di Lautan Kedokteran18/06/2025
  • Spirit HEBAT untuk Dokter UAD18/06/2025
  • Hidupkan Harapan, Kejar Impian di Universitas Ahmad Dahlan18/06/2025
  • Latar Belakang Lahirnya Surat Edaran tentang Larangan Penahanan Ijazah bagi Pekerja18/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top