• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Empat Pilar Keluarga Sakinah

21/01/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian Materi Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Lusi)

Dalam Kajian Rutin Ahad Pagi yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 19 Januari 2025, Ust. Rofiul Wahyudi, S.E.I., M.E.I. selaku Majelis Tablig Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) menyampaikan empat pilar keluarga sakinah sesuai Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Jilid 3.

Pertama, pembinaan aspek spiritual. Dalam HPT penekanan aspek spiritual ada dua hal yaitu aspek akidah dan aspek ibadah, seperti yang juga tertuang di dalam Surah Al-Ikhlas. Harapannya keimanan keluarga menjadi sama rata, hal ini tentu diiringi dengan permohonan doa “Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lil muttaqina imama” yang artinya “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Pembinaan akidah bisa di mana saja, yakni di rumah, di masjid, dan di sekolah. Ust. Rofiul menekankan bahwa pembinaan utama aspek spiritual ini adalah akidah. Dalam aspek ibadah, ulama membagi dua jenis ibadah, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ibadah dapat berupa salat lima waktu, puasa Ramadan, dan pembiasaan dengan ucapan-ucapan baik.

Kedua, aspek pendidikan formal dan moral. Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang ada di sekolah. Kemudian, pendidikan moral berupa adab sopan santun dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, aspek kesehatan dan lingkungan hidup. Kesehatan yang dimaksud adalah kesehatan rohani (jiwa) dan fisik (raga). Kesehatan rohani dapat dipupuk dengan memperbanyak zikir kepada Allah Swt. Doa yang Allah ajarkan untuk menjaga kesehatan telah termaktub di dalam Surah Al-Baqarah ayat 201 “Rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban nar” yang artinya “Tuhan kami, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kami dari siksa neraka”. Di dalam Tafsir Al-Munir, Wahbah Zuhaili menjelaskan kesehatan yang utama adalah kesehatan badan. Karena dengan hal itu memudahkan manusia untuk beraktivitas positif.

Keempat, aspek ekonomi. di dalam Al-Qur’an ukuran ekonomi yang dimaksud adalah cukup. Pilar ini merupakan pilar yang penting, maka dari itu hendaknya setiap keluarga senantiasa qanaah dan menggunakan hartanya untuk hal-hal prioritas.

Kajian yang dihadiri jamaah Masjid Islamic Center UAD ini juga selalu disiarkan melalui YouTube. Melalui kajian ini, diharapkan para jamaah dapat menerapkan empat pilar keluarga sakinah yang telah disebutkan untuk menuju keluarga bahagia. Jika semua aspek terpenuhi maka keluarga yang dibangun akan bermuara pada kebahagiaan. Empat pilar tersebut adalah wasilah keluarga untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan bebas dari api neraka. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Materi-Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-21 10:41:542025-01-21 10:41:54Empat Pilar Keluarga Sakinah

Gerakan Mahasiswa Kesmas Indonesia: Sejarah dan Implikasinya

20/01/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian materi “Gerakan Mahasiswa Kesmas dalam Mengawal Isu Kontemporer” pada BToPH UAD tahun 2025 (Dok. Isah)

Isah Fitriani, S.K.M., alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Basic Training of Public Health (BToPH) Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat pada 11 Januari 2025 di Desa Wisata Plosokuning, Turi, Sleman. Selama berkuliah di UAD, Isah meraih berbagai penghargaan di bidang akademik maupun non-akademik yang mana salah satunya adalah sebagai koordinator daerah terbaik se-wilayah III di Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) tahun 2022. Memasuki tahun ketiga membersamai BToPH UAD, Isah mengulik banyak hal tentang gerakan mahasiswa kesehatan masyarakat (kesmas) dalam mengawal isu kesehatan terkini.

“Pergerakan mahasiswa sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1908 dengan berdirinya Budi Oetomo pada 20 Mei sebagai organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia. Organisasi ini diinisiasi oleh para mahasiswa di School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA) yang kini telah menjadi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Masuk ke tahun 1922 muncul Indonesische Vereeniging, disusul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia tahun 1928 yang menginisiasi sumpah pemuda, peristiwa Rengasdengklok tahun 1945 yang berhasil meraih kemerdekaan, masa reformasi tahun 1998 menggulirkan Presiden Soeharto, dan bermuara pada variasi gerakan mahasiswa pasca reformasi hingga saat ini,” ungkapnya.

Mahasiswa sebagai agent of change tentu berperan penting untuk mendatangkan sebuah perubahan positif di lingkungan masyarakat. Hal ini yang mendasari senat mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Hasanuddin menginisiasi pembentukan ISMKMI bersama Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, dan Universitas Sumatra Utara. Pada 24 Desember 1991 di Ujung Pandang, Makassar, berdirilah ISMKMI sebagai wujud nyata dari pergerakan mahasiswa kesehatan masyarakat. Hingga kini, puluhan perguruan tinggi di Indonesia telah bergabung menjadi anggota ISMKMI termasuk Universitas Ahmad Dahlan.

ISMKMI merupakan wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa, menyalurkan aspirasi, menyamakan persepsi, serta mengkader calon pemimpin masa depan yang berkualitas. Melihat polemik tenaga kesmas di dunia pekerjaan yang tak kunjung usai selama bertahun-tahun, mahasiswa mestinya bisa bergerak untuk berperan aktif baik di dalam maupun di luar kampus.

“Selama lima tahun berturut-turut, delegasi dari UAD berhasil menduduki posisi yang strategis sebagai anggota Direktorat Keilmuan ISMKMI Nasional. Bahkan, Sekretaris Jenderal ISMKMI periode 2024/2025 juga berasal dari UAD. Hal seperti inilah yang diharapkan bagi mahasiswa baru angkatan 2024, bisa melanjutkan estafet kepemimpinan di organisasi sampai ke tingkat nasional,” lanjut Isah.

Perubahan kebijakan dari tahun ke tahun nyatanya sangat berimplikasi pada eksistensi kesehatan masyarakat. Salah satu yang disoroti adalah tentang Surat Tanda Registrasi (STR) yang sempat membuat huru-hara di masyarakat. Pasalnya, dalam UU No. 36 tahun 2014 disebutkan bahwa STR hanya berlaku bagi mereka yang melakukan praktik dan telah menempuh pendidikan profesi.

Sementara itu, kesehatan masyarakat masih berstatus sebagai pendidikan akademik tanpa membuka praktik. Namun, beberapa instansi masih menetapkan STR sebagai syarat melamar pekerjaan bagi lulusan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM). Hal ini kemudian menjadi pertanyaan besar bagi calon pekerja khususnya mereka yang tidak aktif dalam organisasi selama berkuliah.

“Jangan pernah menyalahkan siapa pun jika saat bekerja nanti teman-teman merasa dirugikan akibat arah gerak tenaga kesmas yang dianggap kurang jelas. Justru yang menjadi pertanyaan adalah pergerakan apa yang telah dilakukan selama menjadi mahasiswa? Bukankah penentuan nasib kita di masa depan adalah bagaimana kontribusi kita di masa lampau?’’ tegasnya.

Di akhir sesi, Isah juga menyampaikan mengenai beberapa isu kesmas kontemporer yang perlu dikawal. Isu tersebut di antaranya: produk olahan tembakau, penghapusan klaim biaya pengobatan terhadap penyakit akibat rokok dari BPJS, program makan siang dan pembagian susu gratis dalam pencegahan stunting, Virus Human Metapneumovirus (HMPV), monkey pox, transformasi sistem kesehatan nasional, integrasi layanan primer, kesehatan jiwa, pengelolaan sampah, krisis iklim, leptospirosis, dan demam berdarah dengue (DBD).

“Isu-isu ini sedang naik daun, perlu kritisasi dari berbagai pihak termasuk mahasiswa untuk menganalisis bagaimana implikasinya terhadap kemajuan kesehatan masyarakat. Di organisasi mana pun baik itu himpunan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), maupun ISMKMI, terdapat banyak divisi yang bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah perubahan. Ada Badan Khusus Tobacco Control, advokasi, keilmuan, penelitian dan pengembangan, Badan Khusus Pemerhati Anak dan Remaja, Badan Khusus Siaga Bencana, kewirausahaan, dan lain sebagainya. Gunakan privilese sebagai mahasiswa dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal setelah lulus sarjana,” tuturnya. (ish)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-materi-Gerakan-Mahasiswa-Kesmas-dalam-Mengawal-Isu-Kontempore-pada-BToPH-UAD-tahun-2025-Dok.-Isah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-20 10:40:082025-01-20 10:40:08Gerakan Mahasiswa Kesmas Indonesia: Sejarah dan Implikasinya

Hikmah Keistimewaan Hari Jumat

18/01/2025/in Feature /by Ard

Khutbah Jumat pada 17 Januari 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) oleh Ust. Akhmad Arif Rif’an, S.H.I., M.S.I. (Dok. Lusi)

Keutamaan hari Jumat sering juga disebut sebagai sayyidul ayyam (penghulu segala hari). Mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. dalam Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik hari adalah hari yang terbit matahari padanya, yaitu hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Tidaklah terjadi Hari Kiamat kecuali pada hari Jumat.” (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Hari Jumat memiliki banyak kemuliaan dan keistimewaan, di antaranya sebagai hari penciptaan Nabi Adam, hari ia dimasukkan ke dalam surga, hingga hari kiamat yang akan terjadi pada hari tersebut. Hari Jumat menjadi waktu yang tepat untuk merenungi tujuan hidup manusia, sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah Surah Adz-Dzariyat ayat 56, yang artinya “Tidakkah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan adalah untuk beribadah kepada-Ku.”

Selain itu, di dalam Surah Al-An’am ayat 162, menegaskan bahwa seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari salat, ibadah, kehidupan, hingga kematian, haruslah dilakukan sepenuhnya kepada Allah, Tuhan semesta alam. “Hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, tetapi pada saat yang sama, ia juga harus menjalani kehidupan dengan kesadaran bahwa dunia hanyalah tempat ujian untuk bekal akhirat,” terang Arif.

Selain itu, dalam hidup ini, sudah pasti seorang mukmin akan selalu menghadapi dua jenis ujian, baik itu dari perkara yang buruk dan perkara yang baik. Rasulullah saw. pernah menyatakan bahwa seluruh perkara yang dialami seorang Muslim itu sejatinya adalah baik. Ketika ia mendapatkan kebaikan, ia bersyukur, dan ketika ditimpa kesulitan, ia bersabar, keduanya adalah bentuk kebaikan.

Ujian kehidupan, seperti kesedihan, penderitaan, rasa sakit, hingga kekhawatiran, dijadikan oleh Allah sebagai penebus dosa-dosa hamba-Nya. “Allah menguji manusia dengan berbagai bentuk cobaan, dan jika manusia bersabar, ujian itu menjadi sarana penyucian dosa. Bahkan, jika Allah mencabut nyawa seorang hamba dalam keadaan bersabar, maka ia akan kembali kepada Allah dalam keadaan bersih,” jelasnya.

Oleh karena itu, manusia hendaknya senantiasa bermuhasabah, memohon kesabaran, ketabahan, dan keteguhan iman untuk selalu menerima kebenaran. Seorang hamba hendaknya mempersiapkan diri untuk kembali kepada Allah dalam keadaan terbaik. Hari Jumat yang penuh kemuliaan ini diharapkan menjadi pengingat bagi setiap muslim untuk menjalani kehidupan dengan lebih baik demi meraih rida-Nya.

Hal ini disampaikan pada Khutbah Jumat 17 Januari 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan khatib Ust. Akhmad Arif Rif’an, S.H.I., M.S.I., selaku Majelis Tablig Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-pada-17-Januari-2025-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-oleh-Ust.-Akhmad-Arif-Rifan-S.H.I.-M.S.I.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-18 12:26:382025-01-18 12:52:04Hikmah Keistimewaan Hari Jumat

Menatap Masa Depan dengan Iman dan Optimisme

16/01/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian Materi Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center UAD oleh Akhmad Arif Rif’an, S.H.I., M.S.I. (Dok. Lusi)

Kajian Rutin Ahad Pagi kembali diadakan di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 5 Januari 2025. Kajian ini menghadirkan pemateri Akhmad Arif Rif’an, S.H.I., M.S.I., dengan membawakan tema “Menatap Masa Depan dengan Iman dan Optimisme”.

Dalam kajian tersebut, ia menekankan bahwa momentum pergantian tahun merupakan ajang muhasabah, memperbaiki diri, dan mempersiapkan sisa amanah usia dengan iman yang kokoh.

Makna dan Nilai Iman
Para ulama menjelaskan bahwa iman memiliki tiga aspek penting: membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan amal perbuatan. Kemudian dikutip di dalam hadis, “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam”, dan hadis kedua “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”.

Selain itu, iman juga mencakup keyakinan kepada Allah sebagai Rabb yang menciptakan, memberi rezeki, dan mematikan. Hal ini ditegaskan dalam Surah An-Nas: “Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia, Raja manusia, sembahan manusia.”

Keutamaan Iman
Dalam kajian ini, jamaah diajak memahami bahwa iman lebih berharga daripada emas sepenuh bumi. Surah Ali Imran ayat 91 mengingatkan, “Sesungguhnya orang-orang yang kufur dan mati sebagai orang-orang kafir tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak ada penolong bagi mereka.”

Pemateri juga menegaskan, iman yang benar akan membawa keberkahan dari langit dan ketenangan jiwa. Namun, iman yang lemah kerap tergoda oleh maksiat. Oleh karena itu, belajar dan introspeksi menjadi kunci dalam menjaga keimanan.

Persiapan Menuju Masa Depan Akhirat
Dikutip dalam Surah Al-Hasyr ayat 18: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Takwa yang dimaksud dalam surah ini adalah salat, sedekah, dan menjaga kebersihan hati. Hal ini tentu menjadi wasilah bekal utama menuju akhirat.

Selain itu, seorang hamba juga dianjurkan untuk menjaga hubungan baik sesama manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Tidak beriman seseorang apabila tetangganya tidak merasa aman dari keburukannya.”

Optimisme dan Kebersihan Hati
Seorang hamba yang taat, menatap masa depan dengan iman, optimisme, dan hati yang bersih. Karena pada dasarnya, Allah tidak melihat bentuk jasad seseorang, melainkan hati dan amal perbuatannya. “Perjalanan menuju husnulkhatimah adalah perjuangan membersihkan hati,” tutup Arif.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi umat untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan, serta mengisi hari-hari dengan amal terbaik. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Materi-Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-UAD-oleh-Akhmad-Arif-Rifan-S.H.I.-M.S.I.-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-16 10:50:442025-01-16 10:50:44Menatap Masa Depan dengan Iman dan Optimisme

Manajemen Hidup dan Persiapan Bekal Akhirat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

15/01/2025/in Feature /by Ard

Penyampaian Materi Kajian Ahad Pagi Masjid Islamic Center UAD oleh Ust. Dr. Okrisal Eka Putra, Lc., M.Ag. selaku Anggota Majelis Tabligh Muhammadiyah. (Dok. Lusi)

Dalam Kajian Rutin Ahad Pagi yang diselenggarakan di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 12 Januari 2025, Ust. Dr. Okrisal Eka Putra, Lc., M.Ag. menyampaikan pemahaman tentang nilai manajemen dalam hidup serta pentingnya persiapan untuk kehidupan akhirat, terutama di tengah tantangan ekonomi global yang diperkirakan mengalami stagnan pada 2025‒2026.

Ust. Okrisal membuka kajian dengan menyampaikan pentingnya empat pilar manajemen dalam kehidupan sehari-hari, yaitu POAC: planning (perencanaan), organizing (membangun jaringan), actuating (pelaksanaan yang direncanakan), dan controlling (evaluasi). Menurutnya, konsep manajemen ini dapat diterapkan untuk mengelola berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Salah satu topik yang dibahas adalah saran para ahli ekonomi terkait kondisi ekonomi dunia yang diperkirakan akan stagnan pada 2025‒2026. Ust. Okrisal mengutip saran ahli ekonomi yang menyatakan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi global dan ancaman perang yang semakin dekat, sangat disarankan untuk tidak berutang dengan alasan konsumtif, mencari sumber pendapatan tambahan, menghindari usaha dengan modal besar, dan menahan diri untuk tidak berbelanja berlebihan. Langkah-langkah ini penting untuk menjaga kestabilan finansial pribadi dalam menghadapi kondisi yang tidak menentu.

Selain itu, kajian ini juga menyinggung tentang pentingnya persiapan bekal untuk kehidupan akhirat. Merujuk pada Surah Al-Hasyr ayat 18, Ust. Okrisal mengingatkan umat Islam untuk selalu memperhatikan amal perbuatan mereka, khususnya dalam menghadapi kehidupan yang panjang, dari alam barzah hingga kebangkitan pada hari kiamat. Dalam hal ini, ia mengajak untuk memperkuat komitmen dalam menjadi pribadi yang bertakwa.

Adapun tiga ciri takwa yang ditekankan oleh Ust. Okrisal adalah tawadhu’ (rendah hati), qonaah (bersyukur dengan apa yang dimiliki dan tidak membandingkan dengan nikmat orang lain), serta wiqoyah (berhati-hati dalam menjalani hidup). Ketiga nilai ini menjadi kunci untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di dunia dan akhirat.

Kajian yang dihadiri oleh jamaah Masjid Islamic Center UAD ini juga disiarkan secara langsung melalui platform YouTube. Melalui kajian ini, diharapkan para jamaah dapat merenung dan mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi tantangan kehidupan dunia, sambil tetap menjaga kesadaran untuk bekal kehidupan akhirat yang kekal. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Materi-Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-UAD-oleh-Ust.-Dr.-Okrisal-Eka-Putra-Lc.-M.Ag_.-selaku-Anggota-Majelis-Tabligh-Muhammadiyah.-Dok.-Lusi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-15 11:21:032025-01-15 11:21:03Manajemen Hidup dan Persiapan Bekal Akhirat di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Mengupas Tuntas Makna Surah Al-Quraisy

15/01/2025/in Feature /by Ard

Khutbah Jumat pada 10 Januari 2025 di Masjid Islamic Center UAD oleh Ust. Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A.

Allah memulai firman-Nya pada Surah Al-Quraisy dengan li ilafi quraisy, yaitu ingin memberikan perhatian kepada kebiasaan Kaum Quraisy. Quraisy adalah salah satu suku yang dominan di Kota Makkah pada zaman jahiliah dan zaman Nabi Muhammad saw., bahkan beberapa zaman sesudah itu. Nabi Muhammad saw. juga berasal dari Suku Quraisy. Bahasa Al-Qur’an yang dibaca hingga sekarang merupakan bahasa kaum Quraisy.

Penghidupan utama orang-orang Quraisy adalah berbisnis, dikarenakan kota Makkah tidak bisa untuk bertani. Hal ini diceritakan pada ayat kedua rihlatasy-syita’i was shaif yang artinya mereka melakukan perjalanan bisnis di musim dingin untuk pergi ke negeri yang panas di daerah selatan seperti Yaman dan pada musim panas mereka pergi berdagang ke negeri-negeri daerah utara seperti Syam (sekarang menjadi Syria, Lebanon, dan Palestina).

Lalu Nabi Muhammad saw. mendapat wahyu dari Allah Swt. dalam bentuk Surah Al-Quraisy dengan pesan utamanya adalah memperjuangkan penegakan akidah tauhid yakni percaya kepada Tuhan dan beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu tema ayat ini adalah falya’budu rabba hazal-bait yang artinya hendaklah mereka beribadah menyembah kepada Allah Swt. pemilik dari rumah suci Baitullah atau Kakbah yang ada di Makkah.

Ibadah juga merupakan salah satu dari dua ajaran sentral, di dalam sejumlah ayat Al-Qur’an dijelaskan Allah berfirman pada Surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. Ayat ini tidak sekadar menyampaikan pesan beribadah tetapi juga terdapat alasan mengapa ibadah itu harus dilakukan. Alasan pertama adalah sebagai tanda kesyukuran kepada Allah, maka hendaklah manusia beribadah kepada-Nya. Alladzi at’amahum min ju’iw, karena Tuhan telah membebaskan manusia dari kelaparan. Alasan kedua adalah wa amanahum min khauf yang artinya dan membebaskan mereka dari rasa takut. Dua unsur pokok inilah sangat penting dalam kehidupan manusia.

Selain itu, di dalam ajaran Al-Qur’an terdapat fokus penting yang melahirkan doktrin Surah Al-Ma’un, untuk bagaimana seorang hamba bisa berbagi dan berdaya bagi orang lain. Karena itu anjuran infak sangat digalakkan di ajaran Islam, hal itu merupakan salah satu cara untuk berbagi kepada sesama yang membutuhkan. Masjid juga hendaknya mendekatkan diri kepada masyarakat dan menjalankan pesan dari ayat-ayat yang terdapat dalam Surah Al-Quraisy sehingga dunia akan bebas dari kelaparan dan kemiskinan. Semoga kontribusi umat Islam benar-benar bermanfaat bagi seluruh alam.

Hal ini disampaikan pada Khutbah Jumat 10 Januari 2025 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan khatib Ust. Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A., selaku Ketua Bidang Organisasi, Ideologi, Kaderisasi, dan Pembinaan AMM Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-pada-10-Januari-2025-di-Masjid-Islamic-Center-UAD-oleh-Ust.-Prof.-Dr.-H.-Syamsul-Anwar-M.A.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-15 10:50:362025-01-15 10:50:36Mengupas Tuntas Makna Surah Al-Quraisy

Peran Budaya Literasi dalam Membangun Personal Branding yang Kompetitif

15/01/2025/in Feature /by Ard

Eka Anisa Sari S.I.Kom., M.I.Kom., pembicara seminar nasional personal branding (Dok. Panitia CL 27)

Dalam rangka membekali individu dengan keterampilan membangun citra diri di dunia kerja, Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan Seminar Personal Edge Cultural Literation 27 pada Sabtu, 11 Januari 2025. Bertempat di Amphitarium UAD, acara ini mengusung tema “Personal Branding Melalui Budaya Literasi Menuju Masa Depan Kompetitif”. Seminar bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang personal branding dan pentingnya budaya literasi sebagai landasan utama menciptakan citra diri yang positif dan autentik.

Budaya literasi menjadi sorotan utama dalam pembahasan seminar. Literasi, yang mencakup kemampuan membaca, menulis, dan berpikir kritis, dianggap sebagai elemen mendasar dalam membangun personal branding yang kuat. Pembicara utama, Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom., menjelaskan bahwa literasi membantu individu menganalisis informasi, memahami konteks sosial dan budaya, serta meningkatkan keterampilan komunikasi yang efektif. “Budaya literasi tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi dasar untuk menciptakan citra diri yang relevan dan kompetitif,” ujar Eka dalam paparannya.

Seminar ini juga menyoroti bagaimana budaya literasi dapat menjadi alat untuk memahami dinamika sosial dan beradaptasi dengan lingkungan yang beragam. Melalui literasi, individu mampu menyusun narasi pribadi yang kuat dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Salah satu topik yang menarik perhatian adalah bagaimana literasi digital, seperti pengelolaan media sosial dan platform profesional seperti LinkedIn, dapat digunakan untuk membangun personal branding. Peserta diajak untuk memanfaatkan teknologi secara positif demi menciptakan citra diri yang profesional dan kredibel.

Poin lainnya membahas strategi praktis membangun personal branding berbasis budaya literasi. Peserta seminar diberikan panduan untuk mengidentifikasi nilai unik mereka, mengembangkan kehadiran daring yang profesional, serta meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan komunikasi. Diskusi interaktif dengan narasumber memberikan wawasan tambahan tentang cara menghadapi tantangan dalam branding diri, seperti konsistensi citra, menangani informasi negatif di media sosial, dan menjaga relevansi di era yang terus berubah.

Dengan tema yang relevan dan pembahasan yang mendalam, Seminar Personal Edge Cultural Literation 27 berhasil memberikan dampak positif bagi para peserta. Acara ini tidak hanya memperkaya pengetahuan peserta, tetapi juga memotivasi mereka untuk terus mengembangkan diri melalui budaya literasi, sebagai langkah strategis menuju masa depan yang kompetitif. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Eka-Anisa-Sari-SIKom-MIKom-pembicara-seminar-nasional-personal-branding-Dok.-Panitia-CL-27.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-15 10:03:112025-01-15 11:04:28Peran Budaya Literasi dalam Membangun Personal Branding yang Kompetitif

Keindahan dan Evolusi Dunia Sastra Arab: Dari Pra-Islam ke Modern

14/01/2025/in Feature /by Ard

Ilustrasi oleh Husnul Khotimah (Dok. Husnul)

Sastra Arab adalah salah satu warisan budaya dunia yang kaya dengan sejarah yang sangat panjang dan mencerminkan evolusi sosial budaya intelektual masyarakat Arab dari zaman pra-Islam hingga era modern. Sastra bukan hanya bentuk ekspresi artistik, tetapi juga cermin dari perkembangan sejarah filosofi, dan cara hidup masyarakat Arab yang terus berubah. Perjalanan panjang ini terbagi dalam dua periode besar yang mendasar, yaitu sastra Arab pada pra-Islam dan pasca-Islam, serta transformasi yang lebih modern yang kita saksikan dalam sastra Arab kontemporer. Keindahan dan kompleksitas sastra Arab terletak pada kemampuan untuk tetap relevan sepanjang zaman, merespons tantangan zaman sambil mempertahankan karya tradisional yang mendalam.

Sastra Arab pada Masa Pra-Islam

Pada masa pra-Islam, sastra Arab berkembang dalam bentuk tradisi lisan. Masyarakat Arab pada masa itu tidak memiliki sistem tulisan yang tersebar luas, sehingga syair atau puisi menjadi medium utama untuk mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan pandangan hidup mereka. Era ini sering disebut sebagai masa jahiliah, yang diterjemahkan sebagai “masa kebodohan” meskipun istilah ini lebih merujuk pada waktu sebelum datangnya pencerahan spiritual Islam, bukan ketidaktahuan budaya secara keseluruhan. Pada periode ini, sastra Arab berkembang pesat dalam bentuk puisi lisan yang sangat terstruktur dan kompleks.

Ciri-Ciri Sastra Pra-Islam

  1. Dominasi puisi

Puisi pada masa ini sangat dominan dalam kehidupan masyarakat Arab. Qasidah sebuah bentuk puisi yang terstruktur dengan ketat adalah jenis puisi yang paling populer. Qasidah sering terdiri atas tiga bagian utama, yaitu nasib (pengantar emosional), rahil (perjalanan atau perjuangan), dan madh (pujian atau kritik terhadap individu atau suku lain). Struktur ini memberikan dasar bagi banyak karya sastra Arab yang dihasilkan selama masa pra-Islam. Puisi pada zaman ini berfungsi untuk menyertakan aspek moral yang penting bagi kehidupan sosial mereka.

  1. Tema-tema sastra pra-Islam
  • Keberanian dan perang
  • Cinta dan romantika
  • Hubungan dengan alam
  • Kebanggaan kesukuan
  1. Tradisi lisan

Sastra pada masa pra-Islam disampaikan secara lisan, karena tidak ada sistem tulisan yang lazim. Penyair pada masa itu diakui sebagai penjaga sejarah dan tradisi dengan kemampuan luar biasa dalam menghafal dan menyampaikan puisi secara akurat dan mendalam. Tradisi lisan ini memastikan bahwa sastra Arab tetap hidup dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Penyair Terkenal Pra-Islam

  1. Imru’ Al-Qais

Imru’ dikenal sebagai “raja penyair”, ia termasuk salah satu penyair paling terkenal pada masa pra-Islam. Puisi yang disampaikannya kerap kali penuh dengan kesedihan dan keindahan yang berkisar pada tema cinta dan kehilangan.

  1. Antarah Ibn Shaddad

Ia adalah seorang penyair yang terkenal dengan puisi keberanian dan cinta tragisnya yang menggambarkan kehidupan seorang pejuang yang juga seorang kekasih.

Sastra Arab pada Masa Pasca-Islam

Kehadiran Islam pada abad ke-7 M membawa perubahan besar dalam dunia sastra Arab, Al-Qur’an dengan bahasa yang sangat kaya dan penuh makna menjadi sumber inspirasi utama bagi para penulis dan penyair. Islam memperkenalkan konsep-konsep baru dalam sastra, menggabungkan elemen spiritual, moral, intelektual ke dalam karya sastra. Hadirnya Islam membuat sastra Arab melangkah ke era baru yang lebih luas dalam mengintegrasikan ajaran agama dengan seni.

Perkembangan Baru dalam Sastra Pasca-Islam

  1. Pengaruh Al-Qur’an

Gaya bahasa Al-Qur’an yang ritmis dan penuh metafora memberi pengaruh besar terhadap sastra Arab setelahnya. Para penulis dan penyair terdorong untuk menghasilkan karya-karya yang tidak hanya indah secara estetis, tetapi juga indah dengan kedalaman spiritual. Gaya bahasa tersebut melahirkan bentuk-bentuk sastra baru, terutama dalam prosa.

  1. Prosa sebagai genre baru

Prosa mulai berkembang pesat, terutama dalam bentuk tafsir (penafsiran Al-Qur’an), khitabah (pidato), dan maqamat (cerita pendek berirama). Karya-karya ini sering kali mencampurkan elemen sastra dengan pengetahuan ilmiah, dan menjadi sumber pengetahuan yang berharga bagi umat Islam.

  1. Tema-tema karya sastra pasca-Islam
  • Keagamaan
  • Kisah para Nabi
  • Moralitas dan etika
  • Kemanusiaan

Tokoh-Tokoh Sastra Pasca-Islam

  1. Al-Jahiz

Ia adalah seorang penulis dan ilmuwan terkenal yang menulis karya-karya filsafat, sastra, dan ilmu pengetahuan dengan gaya yang penuh humor dan observasi mendalam tentang kehidupan manusia.

  1. Al-Mutanabbi

Salah satu penyair terbesar dalam sejarah sastra Arab, karyanya sering kali berfokus pada tema kebanggaan diri, kebebasan, dan pencarian makna hidup.

Sastra Arab Modern

Pada abad ke-19 dan ke-20, sastra Arab mengalami kebangkitan besar yang dikenal sebagai nahda atau kebangkitan sastra. Periode ini ditandai oleh interaksi dengan budaya Barat, perubahan sosial akibat kolonialisme, dan munculnya kesadaran nasionalisme. Sastra Arab modern mulai menjauh dari dominasi puisi tradisional dan mengeksplorasi genre-genre baru seperti novel, cerpen, esai, dan drama. Transformasi ini mencerminkan perubahan besar dalam struktur sosial dan politik masyarakat Arab pada masa itu.

Ciri-Ciri Sastra Arab Modern

  1. Diversifikasi genre

Sastra modern tidak lagi berfokus pada puisi, tetapi juga mulai mencakup genre baru seperti novel, cerpen, drama, dan esai. Penulis mulai mengeksplorasi berbagai bentuk tulisan untuk mengekspresikan ide dan perasaan mereka.

  1. Eksperimen bahasa

Penulis modern sering kali menggabungkan bahasa Arab standar dengan dialek lokal mereka. Hal ini membuat karya sastra menjadi lebih relevan dan dapat diakses oleh pembaca sehari-hari, menciptakan hubungan yang lebih erat antara karya sastra dan kehidupan nyata.

  1. Tema-tema karya sastra Arab modern
  • Perjuangan melawan kolonialisme
  • Kebebasan dan identitas
  • Ketimpangan sosial
  • Hak-hak perempuan

Tokoh-Tokoh Penting dalam Sastra Modern

  1. Naguib Mahfouz

Naguib adalah penulis Mesir yang memenangkan Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1988, yang dikenal dengan trilogi Kairo yang menggambarkan kehidupan sosial-politik Mesir.

  1. Taha Hussein

Ia dikenal sebagai “Bapak Sastra Arab Modern”, Taha Hussein memainkan peran besar dalam mempromosikan pendidikan dan kebebasan berpikir melalui karya-karyanya.

  1. Nawal El Saadawi

Seorang penulis feminis yang terkenal karena keberaniannya mengangkat isu-isu tentang peran perempuan dan hak-hak mereka dalam masyarakat Arab.

Pengaruh Teknologi pada Sastra Modern

Era digital membawa perubahan besar dalam dunia sastra Arab. Platform daring memberikan kesempatan bagi penulis muda untuk mempublikasikan karya mereka dengan cepat dan menjangkau audiens yang lebih luas. Selain itu, tema-tema modern seperti kecemasan teknologi dan aliensi digital juga mulai muncul dalam karya-karya sastra Arab kontemporer.

Keindahan Sastra Arab: Dari Masa ke Masa

Keindahan sastra Arab terletak pada fleksibilitas dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa kehilangan jati diri. Meskipun bentuk dan tema sastra terus berubah dari waktu ke waktu, sastra Arab tetap menjadi medium yang menyuarakan perjuangan, harapan, dan identitas kolektif masyarakat Arab. Melalui akar yang kuat dalam tradisi dan inovasi yang terus berkembang, dunia sastra Arab tetap menjadi salah satu pilar budaya global yang menginspirasi.

(Husnul Khotimah, Mahasiswa BSA FAI UAD)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ilustrasi-oleh-Husnul-Khotimah-Dok.-Husnul.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 10:16:472025-01-14 10:16:47Keindahan dan Evolusi Dunia Sastra Arab: Dari Pra-Islam ke Modern

Pengaruh Politik Identitas dalam Konflik Dunia Arab: Studi Kasus Palestina dan Suriah

14/01/2025/in Feature /by Ard

Muhammad Ibni Tuahena, Mahasiswa BSA UAD (Dok Iben)

Politik identitas telah menjadi faktor dominan dalam konflik di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah. Politik identitas merujuk pada upaya menggunakan unsur etnis, agama, atau budaya sebagai alat untuk memperoleh kekuasaan politik. Di dunia Arab, konflik di Palestina dan Suriah menjadi contoh nyata bagaimana politik identitas memainkan peran sentral dalam memperumit konflik yang sudah berlangsung lama. Kedua konflik ini menunjukkan bahwa politik identitas tidak hanya memperburuk ketegangan, tetapi juga mempersulit upaya penyelesaian konflik.

Dalam opini ini, akan dibahas bagaimana politik identitas memengaruhi konflik di Palestina dan Suriah, dengan menyoroti peran agama, etnis, dan sektarianisme. Selain itu, opini ini akan mengutip beberapa sumber buku dan artikel akademik untuk memperkuat analisis.

Politik Identitas dalam Konflik Palestina

Konflik antara Israel dan Palestina adalah salah satu konflik paling kompleks di dunia yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Meskipun akar konflik ini adalah masalah tanah dan kolonialisme, politik identitas memainkan peran besar dalam mempertahankan dan memperpanjang konflik.

Menurut Edward Said dalam bukunya The Question of Palestine (1979), politik identitas memainkan peran sentral dalam cara kedua pihak mendefinisikan konflik. Israel menggunakan identitas Yahudi sebagai legitimasi untuk mengklaim tanah Palestina, sementara Palestina memperjuangkan identitas Arab dan muslim mereka dalam menuntut hak atas tanah tersebut.

“The Zionist movement was fundamentally about the creation of a Jewish state, and this inherently involved the displacement and erasure of Palestinian identity.” – Edward Said

Politik identitas di Palestina juga terlihat dalam cara negara-negara Arab mendukung perjuangan Palestina. Banyak negara Arab menggunakan isu Palestina sebagai simbol solidaritas Islam dan Arab untuk memperkuat posisi politik mereka di kawasan. Namun, dukungan ini sering kali bersifat retorik tanpa langkah konkret, karena negara-negara Arab memiliki kepentingan politik domestik yang berbeda.

Selain itu, politik identitas di Palestina diperkuat oleh perbedaan sektarian antara kelompok Fatah dan Hamas. Fatah, yang lebih sekuler, menguasai wilayah Tepi Barat, sementara Hamas, yang berhaluan Islamis, menguasai Gaza. Perpecahan ini menciptakan konflik internal di Palestina yang memperumit upaya mencapai perdamaian dengan Israel.

Politik Identitas dalam Konflik Suriah

Konflik di Suriah adalah salah satu contoh paling jelas bagaimana politik identitas dapat memicu dan memperpanjang perang saudara. Konflik ini bermula dari protes damai yang menyerukan reformasi politik pada tahun 2011, tetapi dengan cepat berubah menjadi perang saudara yang melibatkan berbagai kelompok dengan identitas agama dan etnis yang berbeda.

Pemerintah Suriah di bawah Bashar al-Assad adalah rezim yang didominasi oleh minoritas Alawit, sebuah sekte dalam Islam Syiah. Sebagian besar penduduk Suriah adalah Sunni, yang merasa terpinggirkan oleh rezim Alawit. Politik identitas memainkan peran penting dalam memobilisasi kelompok-kelompok perlawanan yang sebagian besar terdiri dari kaum Sunni.

Menurut Joshua Landis, seorang pakar Suriah, dalam artikelnya “The Syrian Civil War and Sectarianism” (2018), konflik Suriah tidak bisa dipahami tanpa memperhitungkan politik identitas sektarian.

“The Syrian conflict is not just a political struggle, but a deeply rooted sectarian conflict that has been fueled by identity politics and historical grievances.” – Joshua Landis

Selain itu, konflik di Suriah semakin diperumit oleh intervensi negara-negara asing yang juga membawa agenda politik identitas. Iran, sebagai negara mayoritas Syiah, mendukung rezim Assad, sementara negara-negara seperti Arab Saudi dan Turki mendukung kelompok-kelompok oposisi Sunni. Politik identitas juga digunakan oleh kelompok-kelompok ekstremis seperti Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), yang memanfaatkan sektarianisme untuk merekrut anggota dan memperluas pengaruh mereka.

Perbandingan Palestina dan Suriah

Meskipun konflik di Palestina dan Suriah memiliki perbedaan dalam konteks sejarah dan politik, keduanya menunjukkan bagaimana politik identitas dapat memperburuk konflik. Di Palestina, politik identitas terutama berpusat pada nasionalisme dan agama, sementara di Suriah, sektarianisme memainkan peran yang lebih besar.

Dalam buku Conflict and Identity in the Middle East karya Shibley Telhami (2001), disebutkan bahwa politik identitas di Timur Tengah sering kali digunakan oleh para pemimpin politik untuk mengonsolidasikan kekuasaan mereka di tengah masyarakat yang terfragmentasi.

“Identity politics in the Middle East is not just a reflection of cultural differences, but a tool used by leaders to maintain power and control in divided societies.” – Shibley Telhami

Dampak Politik Identitas terhadap Upaya Perdamaian

Politik identitas mempersulit upaya perdamaian di kedua konflik tersebut. Di Palestina, perbedaan ideologi antara Fatah dan Hamas membuat sulit untuk mencapai kesepakatan bersama dalam negosiasi dengan Israel. Sementara itu, di Suriah, sektarianisme yang mendalam membuat sulit untuk menciptakan pemerintahan yang inklusif dan stabil.

Upaya perdamaian di Timur Tengah sering kali gagal karena tidak memperhitungkan faktor politik identitas ini. Menurut Avi Shlaim dalam bukunya The Iron Wall: Israel and the Arab World (2000), solusi politik yang tidak memperhitungkan identitas dan hak-hak masyarakat setempat cenderung tidak berhasil.

“Peace initiatives that ignore the identity and aspirations of the local population are doomed to fail.” – Avi Shlaim

Politik identitas memainkan peran besar dalam memperumit konflik di dunia Arab, terutama di Palestina dan Suriah. Identitas agama, etnis, dan sektarian telah digunakan oleh berbagai pihak untuk memobilisasi dukungan dan memperkuat posisi politik mereka. Namun, politik identitas juga mempersulit upaya perdamaian, karena menciptakan perpecahan dan ketidakpercayaan di antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik.

Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, penting untuk mengakui dan memahami pengaruh politik identitas dalam konflik ini. Solusi politik harus mencakup upaya untuk menciptakan inklusi dan rekonsiliasi di antara kelompok-kelompok yang terfragmentasi, dengan menghormati identitas dan aspirasi mereka. Seperti yang dikatakan oleh Shibley Telhami, “Perdamaian hanya dapat dicapai ketika identitas semua pihak diakui dan dihormati.” (Ibni/Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muhammad-Ibni-Tuahena-Mahasiswa-BSA-UAD-Dok-Iben.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-14 09:59:522025-01-14 09:59:52Pengaruh Politik Identitas dalam Konflik Dunia Arab: Studi Kasus Palestina dan Suriah

Kisah Inspiratif dr. Izza Qorina: dari Tulisan Kecil hingga Menjadi Nyata

13/01/2025/in Feature /by Ard

dr. Izza Qorina, dokter dengan IPK tertinggi (Dok Bidang Humas dan Protokol UAD)

dr. Izza Qorina mencatatkan sejarah manis dalam Sumpah Dokter Periode I Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (FK UAD) tahun 2025. Dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,98, dr. Izza menjadi lulusan terbaik yang menunjukkan dedikasi luar biasa sepanjang masa pendidikannya.

Dalam sambutannya, dr. Izza berbagi cerita tentang perjalanan panjang yang telah ia tempuh untuk meraih gelar dokter. Ia mengungkapkan, cita-cita menjadi dokter telah tertanam sejak kecil. “Waktu SD, saya sering menuliskan nama saya di selembar kertas dengan gelar ‘dr. Izza’. Saat itu hanya mimpi, tapi sekarang mimpi itu menjadi nyata,” ungkapnya dengan mata berbinar. Ia juga mengenang momen penuh haru saat dinyatakan lulus berkompeten sebagai dokter, sebuah pengumuman yang menjadi puncak kebahagiaannya.

dr. Izza tak lupa menyampaikan rasa terima kasihnya kepada suami, ayah, dan ibunya yang selalu memberikan dukungan penuh selama perjalanannya sebagai mahasiswa kedokteran. Ia mengaku, semangat dan doa dari keluarga menjadi energi besar baginya untuk melewati berbagai tantangan, khususnya selama masa koas. “Masa koas bukanlah perjalanan yang mudah, tapi setiap langkahnya penuh makna dan pelajaran hidup yang sangat berharga,” ujarnya. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-Izza-Qorina-dokter-dengan-IPK-tertinggi-Dok-Bidang-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2025-01-13 10:35:552025-01-13 10:35:55Kisah Inspiratif dr. Izza Qorina: dari Tulisan Kecil hingga Menjadi Nyata
Page 24 of 69«‹2223242526›»

TERKINI

  • Alfi Pujiasih, Mahasiswi PBSI UAD Asal Sintang, Raih Predikat Wisudawan Terbaik dengan IPK 3,9608/08/2025
  • Perjalanan Tira Oktavianda: Dari Atlet Silat ke Delegasi Nasional08/08/2025
  • Cerita Asra Al Habib: Dari Santri hingga Menjadi Atlet Berprestasi08/08/2025
  • Menjadi Fasilitator Keamanan Pangan, Cerita Adi Satria Tumbuh Bersama Sapa Kampus08/08/2025
  • Shifa Maulidya: Setiap Langkah Adalah Pilihan untuk Terus Tumbu07/08/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Juara II Lomba Tangkas Terampil Perkoperasian Tingkat Provinsi08/08/2025
  • Putri Nirmalasari Raih Juara Harapan I dalam Kompetisi Poster Nasional 202507/08/2025
  • UKM Taekwondo UAD Borong 27 Medali di Kejuaraan Nasional06/08/2025
  • Kampanye Jamu Kekinian Bawa NusantaRise UAD Raih Juara Nasional04/08/2025
  • Tim CaNaRy ADEF UAD Raih Penghargaan di Ajang Global Youth Innovators Competition 202504/08/2025

FEATURE

  • Tujuh Pintu yang Mengundang Setan ke Hati02/08/2025
  • Burnout di Balik Jas Putih: Siapa yang Peduli?28/07/2025
  • Tantangan Hafiz dalam Meraih Medali Kyorugi Senior Putra U-5426/07/2025
  • Cerita Mahasiswa Hukum UAD Raih Medali Perak Kyorugi Senior Putri U-5323/07/2025
  • Efektivitas Ketepatan Data dan Kebijakan Publik22/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top