• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Serial Thailand dan Passion Mengajar Antar Nabila ke Negeri Seribu Pagoda

15/11/2024/in Feature /by Ard
Nabila Cahya Safitri, Alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Sastra Inggris (Dok. Nabila)

Nabila Cahya Safitri, Alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Sastra Inggris (Dok. Nabila)

Hobi atau kecintaan seseorang terhadap sesuatu tak jarang dapat dijadikan sebagai preferensi dalam berkarier. Hal ini dilakukan Nabila Cahya Safitri, alumnus Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2020. Gadis yang kerap disapa Nabila kini menjadi salah satu pengajar di Jannah Wittaya School, Thailand. Berangkat dari hobi menonton serial Thailand, ia tertarik untuk mempelajari bahasa Thailand lebih dalam.

“Menurutku, bahasa Thailand ini unik dan cukup banyak orang yang bilang sulit, jadi aku merasa tertantang untuk mempelajarinya,” ucapnya. Setelah belajar saja dirasa tak cukup, Nabila menginginkan pengalaman untuk terjun langsung ke Thailand.

Selain berbekal kemampuannya berbahasa Thailand, ia juga memiliki minat yang tinggi dalam mengajar. Ia mengaku, pengalaman pertamanya dalam mengajar adalah saat kelas 11 SMA. Saat itu, ia berkesempatan memberikan materi bahasa Inggris dan bahasa Arab kepada adik tingkat di sekolahnya. Saat berkuliah, Nabila juga sempat mengikuti Program Kampus Mengajar 6 di salah satu SMK Kelautan di Bantul.

Baginya, mengajar merupakan kegiatan yang seru. Tidak hanya dirinya yang mengajarkan sesuatu kepada para siswa, tetapi dirinya juga mendapatkan pelajaran penting dari anak didiknya. “Hal yang paling aku suka ketika mengajar adalah ada saja tingkah atau celotehan murid-murid yang bisa membuat tertawa,” ungkap Nabila saat ditanya akan kecintaannya dalam mengajar.

Ia juga merasa bahwa kegiatan mengajar dapat melatih kemampuan public speaking yang dimiliki. “Jujur dulu aku sangat takut berbicara di depan. Namun setelah mulai mengajar, hal itu bukan jadi hal yang menakutkan lagi buat aku,” imbuhnya.

Selain konsisten menekuni apa yang ia suka, Nabila juga telah menargetkan lolos program Alumni Mengajar di Thailand (AMT) sejak menjadi mahasiswa baru. AMT merupakan program kolaborasi UAD dan sekolah-sekolah Islam di Thailand Selatan. Berkat kegigihannya dalam mengejar mimpi, Nabila berhasil lolos dan kini mengajar di Jannah Wittaya School. Baginya, jauh dari keluarga dan negara asal membuatnya berhadapan dengan banyak tantangan seperti homesick, harus beradaptasi dengan budaya baru, serta keluar dari zona nyaman. Di tengah kesibukan mengajarnya, ia mengaku antusias untuk mengeksplorasi budaya Thailand dan berkeinginan melanjutkan studi di Negeri Seribu Pagoda itu.

Di akhir wawancara, Nabila berpesan kepada mahasiswa yang ingin bekerja atau menempuh pendidikan di luar negeri untuk menetapkan tujuan yang jelas dari awal berkuliah, memperbanyak info mengenai tempat yang ingin dituju, memperbanyak usaha, serta mengimbangi dengan doa. (Hani)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nabila-Cahya-Safitri-Alumnus-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Program-Studi-Sastra-Inggris-Dok.-Nabila.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-15 09:32:262024-11-15 09:32:26Serial Thailand dan Passion Mengajar Antar Nabila ke Negeri Seribu Pagoda

Literasi Digital dalam Penyiaran: Transformasi dari Masa ke Masa

07/11/2024/in Feature /by Ard
Rendra Widyatama, S.IP., M.Si., Ph.D., sampaikan topik tentang literasi digital dalam penyiaran di Seminar Broadcasting oleh FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan KPID DIY. (Dok. Dilla)

Rendra Widyatama, S.IP., M.Si., Ph.D., sampaikan topik tentang literasi digital dalam penyiaran di Seminar Broadcasting oleh FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan KPID DIY. (Dok. Dilla)

Kegiatan dengan tajuk “Meningkatkan Literasi Media dan Standar Penyiaran dalam Komunikasi Digital” diselenggarakan oleh Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Seminar broadcasting atau penyiaran itu berlangsung pada Rabu, 6 November 2024, di Auditorium Museum Muhammadiyah, Yogyakarta. Salah satu pemateri yaitu Rendra Widyatama, S.IP., M.Si., Ph.D., yang merupakan dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FSBK UAD. Ia menyampaikan topik terkait literasi digital dalam penyiaran.

Penyiaran di Indonesia telah mengalami banyak perubahan signifikan seiring dengan perkembangan zaman, mulai dari era Orde Baru, masa reformasi, hingga era digital yang penuh tantangan. Pada masa Orde Baru, televisi di Indonesia hanya dikuasai oleh keluarga Soeharto dan pemerintah, yang mengontrol hampir seluruh media penyiaran. Seluruh stasiun televisi yang ada berfungsi sebagai alat propaganda politik untuk mendukung kekuasaan Orde Baru. Konten yang disiarkan sangat terbatas, hanya menampilkan hal-hal yang dianggap mendukung stabilitas politik.

Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, Indonesia memasuki masa reformasi pada 1998, yang membuka jalan bagi kebebasan pers dan penyiaran yang lebih terbuka. Salah satu hasil signifikan dari era ini adalah munculnya TVMU, sebuah stasiun televisi yang dikembangkan kini oleh UAD di Yogyakarta. TVMU menjadi simbol kebebasan dan inovasi dalam dunia penyiaran, yang terus berkembang hingga kini sebagai salah satu media pendidikan yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat.

Masuk ke era digital, penyiaran Indonesia mulai beradaptasi dengan teknologi baru. Siaran digital diperkenalkan sebagai langkah efisiensi penggunaan frekuensi dan untuk meningkatkan kualitas siaran. Selain itu, kemunculan platform streaming seperti YouTube, Netflix, dan layanan video-on-demand lainnya menambah persaingan bagi stasiun televisi konvensional. Kini, interaktivitas menjadi bagian tak terpisahkan dari penyiaran, di mana audiens tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga bisa memberikan komentar dan berpartisipasi langsung melalui media sosial.

Akan tetapi, era digital juga membawa tantangan baru. Pola komunikasi berubah menjadi many-to-many, di mana siapa saja dapat menyebarkan informasi kepada publik. Hal ini berpotensi meningkatkan penyebaran hoaks dan informasi yang tidak terverifikasi. Selain itu, dengan sistem multipartai yang ada, munculnya media partisan yang dipengaruhi oleh kepentingan politik semakin memperkeruh suasana penyiaran di Indonesia.

Kepemilikan stasiun televisi kini sering kali terhubung dengan kepentingan ekonomi dan politik. Pemilik media cenderung mendominasi opini publik untuk keuntungan politik atau bisnis. Dalam hal ini, praktik kepemilikan media sering kali tidak mengikuti aturan yang ada, tetapi justru aturan disesuaikan dengan kepentingan pemodal. Fenomena tersebut semakin menegaskan adanya kolaborasi antara penyiaran, partai politik, dan penguasa untuk mengontrol informasi yang sampai kepada publik.

Menghadapi semua tantangan ini, peningkatan literasi digital menjadi sangat penting. Pendidikan dan pelatihan digital harus diperkuat, terutama untuk memastikan masyarakat dapat memahami cara mengakses, memverifikasi, dan mengolah informasi dengan bijak. Selain itu, menyediakan akses internet yang stabil dan terjangkau, kampanye kesadaran digital, serta kolaborasi antar semua pihak sangat dibutuhkan untuk menciptakan masyarakat yang lebih melek digital dan mampu menghadapi dinamika media modern dengan lebih kritis. (Dilla)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rendra-Widyatama-S.IP_.-M.Si_.-Ph.D.-sampaikan-topik-tentang-literasi-digital-dalam-penyiaran-di-Seminar-Broadcasting-oleh-FSBK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dan-KPID-DIY.-Dok.-Dilla.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-07 09:41:282024-11-07 09:41:28Literasi Digital dalam Penyiaran: Transformasi dari Masa ke Masa

Risa, Alumnus UAD, Kupas Strategi Publikasi Ilmiah demi Kelulusan Tepat Waktu

06/11/2024/in Feature /by Ard

Risa, Alumni Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kupas Strategi Publikasi Ilmiah (Dok. Nafisah)

Risa widianti, S.Si. merupakan alumnus Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang menjadi salah satu pemateri pada gelar wicara “Strategi Jitu Cepat Lulus Jadi Sarjana Berbasis Publikasi Ilmiah #1” yang dilaksanakan pada Sabtu, 2 November 2024. Ia membahas pentingnya publikasi ilmiah sebagai syarat kelulusan yang menguntungkan.

Risa menekankan pentingnya publikasi ilmiah dalam meningkatkan reputasi akademis, memperluas jaringan profesional, dan sebagai syarat kelulusan di beberapa program studi. Dalam sesi tersebut, ia membagikan strategi pemilihan topik penelitian yang baik, di antaranya adalah fokus pada isu relevan dalam bidang studi, memilih topik yang memiliki nilai kebaruan, serta berdiskusi dengan dosen pembimbing atau peneliti ahli.

“Untuk menulis publikasi ilmiah yang berkualitas, kita harus bisa mengelola waktu, memilih jurnal sesuai target pembaca dan kredibilitas, serta melakukan kolaborasi dengan dosen atau peneliti lainnya,” ungkapnya.

Risa juga membahas tantangan umum yang dihadapi, seperti kesulitan dalam menyusun data penelitian dan menghadapi revisi atau penolakan dari jurnal. Ia mendorong peserta untuk tetap termotivasi dan mengelola ekspektasi demi mencapai hasil yang memuaskan. (Naf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Risa-Alumni-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Kupas-Strategi-Publikasi-Ilmiah-Dok.-Nafisah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-06 10:48:022024-11-06 10:48:02Risa, Alumnus UAD, Kupas Strategi Publikasi Ilmiah demi Kelulusan Tepat Waktu

Putri Bagikan Rahasia Cepat Lulus dengan Publikasi Ilmiah

06/11/2024/in Feature /by Ard
Putri Bagikan Rahasia Cepat Lulus di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Publikasi Ilmiah

Putri Bagikan Rahasia Cepat Lulus di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan Publikasi Ilmiah (Dok. Nafisah)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan gelar wicara bertajuk “Strategi Jitu Cepat Lulus Jadi Sarjana Berbasis Publikasi Ilmiah #1” pada Sabtu, 2 November 2024. Acara ini disiarkan langsung melalui kanal YouTube BIMAWA UAD dan berhasil menarik perhatian mahasiswa yang tengah mencari cara efektif untuk segera menyelesaikan studi mereka.

Salah satu pemateri dalam acara tersebut, Putri Dewi Fajrida, S.Ak., menyampaikan berbagai alasan mengapa lulus tepat waktu menjadi hal yang penting. Putri menekankan bahwa lulus cepat tidak hanya bermanfaat dalam hal penghematan biaya pendidikan, tetapi juga memberikan peluang lebih besar untuk melanjutkan studi dengan beasiswa S-2, menjadi sumber kebanggaan, dan mendukung kesehatan mental mahasiswa. “Ada banyak keuntungan dari lulus cepat, salah satunya bisa mengurangi beban finansial,” ujar Putri.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menjelaskan salah satu jalur kelulusan yang disediakan UAD, yakni melalui publikasi ilmiah. Publikasi ilmiah, menurutnya, adalah proses penyebarluasan hasil penelitian atau kajian ilmiah dalam bentuk tulisan, sehingga dapat diakses oleh masyarakat luas dan memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.

Putri turut mengulas karakteristik mahasiswa generasi Z yang dinilai memiliki ketergantungan tinggi pada teknologi, kecenderungan menunda pekerjaan, kurangnya keterampilan manajemen waktu, serta keinginan untuk meraih hasil secara instan. Karakteristik ini, lanjutnya, sering kali menjadi tantangan dalam mencapai kelulusan tepat waktu.

Tak hanya berbicara tentang hambatan, Putri pun memberikan sejumlah tips strategi agar mahasiswa dapat lulus dengan cepat. Beberapa langkah yang disarankan antara lain mengikuti international conference, terlibat dalam program magang yang menghasilkan skripsi berbasis publikasi ilmiah, memilih tema penelitian yang relevan dengan isu terkini, bekerja sama dengan dosen pembimbing yang sesuai, serta memperluas jaringan untuk mendapatkan responden dan jurnal melalui konferensi.

Gelar wicara ini menjadi pembuka yang memotivasi para mahasiswa untuk merencanakan langkah akademik mereka secara lebih matang, demi menyelesaikan studi dengan hasil maksimal dan dalam waktu yang singkat. (Naf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Putri-Bagikan-Rahasia-Cepat-Lulus-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-Publikasi-Ilmiah-Dok.-Nafisah.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-06 09:40:412024-11-06 09:40:41Putri Bagikan Rahasia Cepat Lulus dengan Publikasi Ilmiah

Mencegah Mujaharah dengan Budaya Amar Makruf Nahi Munkar

04/11/2024/in Feature /by Ard

Khutbah Jumat oleh Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Lusi)

Mujaharah adalah sifat yang menampakkan kemaksiatan atau membuka aib sendiri dan merasa bangga atasnya. Salah satu contoh mujaharah yaitu yang sedang marak khususnya di wilayah Jogja terkait penyebaran miras.

Pengedaran miras yang menjamur bahkan beberapa ilegal merupakan praktik bagian mujaharah secara terang-terangan, tentu hal ini menjerumuskan ke dalam kemaksiatan. Praktik mujaharah sangat merugikan berbagai pihak, bagi pemodal, pemilik toko/outlet, pengedar (jasa delivery order), pembeli/konsumen, dan para oknum/para pihak yang melindungi aktivitas peredaran miras tersebut. Hal ini sudah pasti akan merusak moral generasi bangsa.

Berdasarkan Kitab Nadhrotun Naim jilid 11 halaman 5.555, disebutkan bahwa ada tiga tipologi perilaku mujaharah. Pertama, pelaku maksiat akan cenderung percaya diri dalam berbuat maksiat secara terbuka (tidak memiliki rasa malu). Kedua, membuka aib diri sendiri kepada khalayak. Ketiga, kecenderungan rasa bangga terhadap dosa yang telah diperbuat.

Kemudian imbas dari perbuatan mujaharah ada empat, yaitu perbuatan tersebut akan membuat Allah murka, pelaku tidak akan mendapat ampunan dibuktikan dengan hadis kullu ummatin muaffan illal mujahirin yang artinya “semua umat Nabi Muhammad berpotensi diampuni dosa-dosanya kecuali orang-orang yang gemar bermujaharah”. Khalayak umum akan mengucilkan para pelaku mujaharah, serta menjadi bahan gunjingan oleh khalayak umum.

Perilaku mujaharah merupakan hal yang tak lumrah di kalangan masyarakat. Kaum muslimin hendaknya peduli terhadap hal-hal mujaharah, karena dikhawatirkan akan muncul suatu opini kolektif bahwa perilaku tersebut normal, juga dikhawatirkan akan muncul pembenaran dengan dalih hak asasi manusia (HAM) terkait kebebasan berekspresi, dan meningkatkan roda perekonomian.

Upaya untuk menghindari hal-hal mujaharah bagi umat muslim adalah dengan menghidupkan spirit budaya amar makruf nahi munkar sebagaimana firman Allah pada Surah Ali Imran: 104 yang artinya “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Amar makruf nahi munkar dapat dilakukan sesuai dengan ilmu yang dimiliki dan dapat dilakukan dengan bervariasi, hal tersebut tidak selamanya disampaikan di atas mimbar saja. Contoh bagi mahasiswa dengan membuat konten media sosial tentang kontra maksiat. Bagi dosen dapat dilakukan dengan mendidik mahasiswa sesuai amar makruf nahi munkar. Bagi ahli hukum, yakni dengan menegakkan hukum sebaik-baiknya.

Apabila kemaksiatan didiamkan maka umat muslim patut merenunginya, sesuai dengan firman Allah pada Surah Al-Anfal: 25 yang artinya “Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” Imam As-Sa’di dalam tafsirnya menjelaskan bahwa kemaksiatan yang didiamkan berpotensi merugikan orang beriman dan orang lain yang dapat berupa bencana. Oleh karena itu, perlu bagi seorang muslim untuk menjauhi perilaku mujaharah, terus menghidupkan budaya amar makruf nahi munkar, dan saling menasihati dengan kapasitas kemampuan masing-masing.

Hal ini disampaikan oleh Yusuf Hanafiah, S.Pd.I., M.Pd. selaku Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada khutbah Jumat 1 November 2024 bertepatan dengan 29 Rabiulakhir 1446 H bertempat di Masjid Islamic Center UAD. (Lus)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Khutbah-Jumat-oleh-Yusuf-Hanafiah-S.Pd_.I.-M.Pd_.-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Lusi.jpg 1068 1900 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-11-04 08:50:552024-11-04 08:51:29Mencegah Mujaharah dengan Budaya Amar Makruf Nahi Munkar

Tips Menghadapi Ketidaksesuaian Moral Sesuai Tuntunan Agama

31/10/2024/in Feature /by Ard
Penyampaian Khutbah Jum’at oleh Dr. Ruslan Fariadi AM, S.Ag., M.S.I. Majid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Penyampaian Khutbah Jum’at oleh Dr. Ruslan Fariadi AM, S.Ag., M.S.I. Majid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Islamic Center UAD)

Seorang muslim hendaknya saling mengingatkan dan saling bertausiah, karena hal itu merupakan upaya untuk konsisten meningkatkan kualitas takwa dan iman kepada Allah Swt. Takwa dalam arti substantif sebagaimana pendapat ulama adalah berupaya secara maksimal untuk terus melaksanakan perintah-perintah-Nya dan berupaya secara optimal menjauhi larangan-larangan-Nya. Jika seorang hamba melakukan takwa seperti pengertian tersebut, maka akan mendapat kehidupan sejati dan dipenuhi dengan rahmat Allah.

Ujian-ujian yang dihadapi oleh seorang muslim banyak sekali macamnya, contohnya berupa rusaknya janji, lunturnya amanah, dan berkongsi untuk melaksanakan kejahatan. Tips menghadapi kebejatan moral, antara lain tetap tinggal di rumah, menjaga lisan, melakukan kewenangan dan kemahiran sesuai diri sendiri, meninggalkan kewenangan dan kemahiran yang tidak sesuai dengan diri sendiri, melakukan prioritas untuk diri sendiri, dan muhasabah diri.

Pertama, menetap di rumah yang dimaksud adalah fokus untuk memperhatikan rumah tangga dengan penguatan akidah kepada keluarga dan memperhatikan kualitas hidup keluarga. Dalam sosiologi, keluarga adalah unit yang membentuk suatu masyarakat, ketika kehidupan rumah tangga tertata dengan baik, maka unsur-unsur pembentuk masyarakat akan menjadi kuat. Namun, kebanyakan orang di zaman sekarang sibuk dengan sosialita kehidupan, sehingga kadang kala abai dan tidak memperhatikan nasib keluarganya.

Allah Swt. telah menegaskan dalam Surah At-Tahrim ayat 6 baik kepada kepala rumah tangga maupun kelompok yang ada di dalam suatu keluarga untuk saling menguatkan akidah, keberislaman, kualitas hidup, bahkan wawasan untuk menghadapi kehidupan yang lebih luas. Maka ketika seseorang abai terhadap urusan-urusan keluarga, bisa jadi antaranggota keluarga menjadi musuh seperti yang dijelaskan Allah Swt. pada Surah Az-Zukhruf ayat 67. Orang yang senantiasa dicintai bisa menjadi musuh bebuyutan pada hari kiamat, kecuali orang yang saling mencintai dengan bingkai takwa.

Kedua, menjaga lisan karena lisan merupakan salah satu organ strategis yang dapat digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Karena itulah sering kali kita mendengar pepatah salamatul insan fi hifdzil lisan yang artinya keselamatan seseorang dalam hidupnya adalah terkait dengan kesanggupannya dalam mengatur urusan lisan. Bahkan ada kata-kata mutiara lain mengatakan bahwa lidah seseorang mampu menembus sesuatu yang tidak mampu tertembus oleh jarum bahkan pedang.

Dalam konteks era digitalisasi, hendaknya seorang muslim juga menjaga jari-jemari, karena hal itu dapat menjadi hal yang berdampak sangat masif dibanding dengan lisan. Dengan jari-jemari seseorang dapat menjadi sosok antagonis dengan kemudian menebar aib, fitnah, dan gibah dari media sosial yang dimiliki. Secara psikologis orang yang tidak mampu mengendalikan jari-jemarinya tersebut sudah dianggap terjangkit penyakit psikologis. Sebab internal diri seseorang merupakan cerminan representasi diri seorang hamba. Ketika karakteristik seseorang itu negatif maka kecenderungannya adalah menilai orang lain secara negatif, bahkan penuh prasangka yang tak terukur dan tak beralasan. Di dalam tarjih terdapat suatu putusan yaitu Fikih Tata Kelola yang mengulas tentang bagaimana good governance dalam mengelola suatu institusi, lembaga, bahkan suatu negara.

Ketiga, melakukan kewenangan dan kemahiran sesuai kapasitas diri. Keempat, meninggalkan kewenangan dan kemahiran yang tidak sesuai dengan diri sendiri. Sebab segala sesuatu yang bukan keahlian seseorang, sering kali menjadi hal yang tidak diinginkan seperti yang telah termaktub pada Surah Al-Isra’ ayat 36.

Kelima, membuat skala prioritas untuk diri sendiri. Ketika para ulama mengkaji dimensi-dimensi yang dianjurkan dan diperintahkan Islam, muncul istilah fikih prioritas yakni di mana dalam hidup seseorang selalu dihadapi oleh pilihan-pilihan yakni pilihan baik, buruk, sama-sama baik, dan sama-sama buruk. Maka di situlah peran kaidah fikih prioritas harus dilakukan yakni dengan memprioritaskan sesuatu yang paling penting di antara yang penting.

Keenam, muhasabah diri dengan cara menyisihkan waktu khusus untuk berdialog dengan diri sendiri. Terdapat sebuah ungkapan yakni, “Barang siapa mengenali dirinya secara substantif maka dia akan mengenal hakikat Tuhannya”. Kontemplasi yang diajarkan Islam inilah yang disebut dengan muhasabah. Umar bin Khattab juga pernah menyampaikan bahwa seorang muslim hendaknya mengintrospeksi diri sendiri sebelum diintrospeksi oleh orang lain.

Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Ruslan Fariadi AM, S.Ag., M.S.I. selaku Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada khutbah Jum’at 25 Oktober 2024 bertepatan dengan 22 Rabiulakhir 1446 H bertempat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). (Lus)

uad.ac.id                                                                                                                 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Penyampaian-Khutbah-Jumat-oleh-Dr.-Ruslan-Fariadi-AM-S.Ag_.-M.S.I.-Majid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Islamic-Center-UAD.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-10-31 10:46:212024-10-31 10:57:31Tips Menghadapi Ketidaksesuaian Moral Sesuai Tuntunan Agama

Perjalanan Taekwondo Syifa Yumna

09/09/2024/in Feature /by Ard

Syifa Yumna mahasiswa Prodi Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kejuaraan Internasional yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand (Dok. Taekwondo UAD)

Bagi sebagian mahasiswa, menyeimbangkan kegiatan akademik dan nonakademik tidaklah mudah. Namun bagi Syifa Yumna Ardiyanti, mahasiswa Sastra Inggris Universitas Ahmad Dahlan (UAD), hal ini menjadi tantangan tersendiri. 

Sebagai mahasiswa sekaligus atlet taekwondo, perjalanan taekwondo Syifa dimulai sejak dirinya masih di sekolah dasar. “Sejak masih di sekolah dasar, tapi aku nggak latihan lagi karena mau Ujian Nasional kelulusan. Lumayan lama nggak latihan taekwondo sebelum akhirnya ikut ekstrakurikuler di SMA dan setelah itu dilanjut saat masuk kuliah di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo,” ungkapnya saat diwawancarai.

Saat ditanya mengapa memilih taekwondo daripada cabang olahraga lainnya, Syifa mengaku diperkenalkan oleh sang ayah. “Dari kecil, ayahku sudah memperkenalkan aku dengan taekwondo dan aku merasa senang dengan taekwondo,” tuturnya.

Meskipun sempat terhenti karena fokus pada Ujian Nasional, Syifa kembali menemukan semangatnya untuk berlatih taekwondo kembali melalui UKM Taekwondo UAD. Tergabung dalam komunitas itu juga mewadahi bakat Syifa dan memberinya kesempatan untuk bertemu teman-teman dengan minat yang sama. Baginya, kuliah tetaplah menjadi prioritas utama walaupun membagi kesibukan antara berkuliah dan latihan bukanlah hal mudah.

Dari banyak pertandingan dan kompetisi yang telah diikuti, terdapat satu kejuaraan yang sangat berkesan baginya, yaitu kejuaraan 7th Heroes Internasional Championship di Bangkok, Thailand, pada Agustus lalu. Menurutnya, suasana dan perbedaan yang ada dapat dijadikan pengalaman baru dan evaluasi ke depannya.

Selain persiapan fisik, kondisi mental juga tidak kalah penting. “Salah satu hal penting adalah mempersiapkan mental supaya ketika latihan dan tanding bisa fokus dan pikiran nggak ke mana-mana,” jelasnya. 

Syifa juga menyampaikan harapannya bagi pihak kampus untuk kemajuan olahraga, khususnya taekwondo. “Sejauh ini pihak kampus sudah bekerja dengan baik, tapi aku berharap untuk adanya gedung khusus untuk olahraga,” tuturnya.

Kisah inspiratif Syifa mengajarkan bahwa tekad yang kuat dan manajemen waktu yang baik, membuktikan bahwa kita dapat meraih prestasi tanpa harus mengorbankan salah satu dari keduanya. (hani)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Syifa-Yumna-mahasiswa-Prodi-Sastra-Inggris-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-pada-kejuaraan-Internasional-yang-diselenggarakan-di-Bangkok-Thailand-Dok.-Taekwondo-UAD.jpg 1068 1900 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-09-09 09:04:312024-09-09 09:04:31Perjalanan Taekwondo Syifa Yumna

Tiga Golongan yang Dibenci Allah di Hari Kiamat

05/09/2024/in Feature /by Ard

Prof. Dr. Muhammad Ichsan, L.c., M.A. pada khutbah salat Jumat di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Hani)

Islam telah memberikan pedoman hidup sehari-hari agar umat muslim menghindari perilaku yang tidak disukai Allah Swt. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa terdapat tiga golongan yang dibenci dan tidak akan disucikan Allah di hari akhir nanti. Hadis tersebut memiliki arti:

Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat, dan tidak menyucikan mereka.” Abu Mu’awiyah menyebutkan, “Allah Swt. tidak melihat kepada mereka. Mereka mendapatkan siksa yang pedih, yaitu orang tua yang pezina, pemimpin yang pendusta, dan orang miskin yang sombong.” (H.R. Imam Muslim). 

Berikut penjelasan dari masing-masing golongan.

Orang tua yang melakukan zina

Jika seseorang yang telah berumur melakukan zina, maka akan dianggap keterlaluan karena keinginan untuk bermaksiat biasanya terjadi di masa muda. Seseorang di masa tua harusnya dapat mengambil pelajaran dari pengalaman di masa lalu, mengontrol hawa nafsunya dan semakin mendekatkan diri kepada Allah Swt. 

Pemimpin yang suka berdusta

Menjadi pemimpin bukan hanya mengenai kekuasaan dan jabatan, tetapi juga tentang tanggung jawab kepada rakyatnya. Jika seorang pemimpin melakukan kebohongan, maka akan menimbulkan kekacauan dan masalah yang luar biasa bagi rakyat dan wilayah yang dipimpinnya. Hal itu juga merusak kepercayaan dari orang-orang yang telah mempercayainya selama ini. 

Orang miskin yang takabur atau sombong

Contoh perilaku takabur yang dilakukan orang miskin banyak ditemui belakangan ini, seperti maraknya tren pay later. Selain itu, kebiasaan berbangga diri atas utang demi memenuhi gaya hidup di luar kemampuan juga merupakan perilaku yang merugikan diri sendiri dan dibenci Allah Swt. 

Itulah tiga golongan yang tidak disukai Allah Swt. di hari akhir. Sebagai kaum muslim, kita harus mengambil hikmah dan semakin berusaha untuk memperbaiki diri. 

Penjelasan dari hadis tersebut disampaikan oleh Prof. Dr. Muhammad Ichsan, L.c., M.A. saat khutbah salat Jumat pada 30 Agustus 2024 di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD). (hani)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Muhammad-Ichsan-L.c.-M.A.-saat-khutbah-salat-Jumat-pada-30-Agustus-2024-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1125 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-09-05 11:10:122024-09-05 11:15:43Tiga Golongan yang Dibenci Allah di Hari Kiamat

Dinamika Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini

31/08/2024/in Feature /by Ard

Prof. Dra. Alif Muarifah, S.Psi., M.Si., Ph.D. dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Penulis: Prof. Dra. Alif Muarifah, S.Psi., M.Si., Ph.D.

Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

Pada tahun 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun, memasuki usia emas dan ditargetkan menjadi negara maju dan sejajar dengan Negara Adidaya lainnya. Salah satu prioritas Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005–2025 adalah tentang jati diri bangsa melalui pendidikan karakter. Generasi emas merupakan generasi berintegritas, berkarakter, dengan kualitas kepribadian unggul, memiliki kemampuan dalam adaptasi terhadap perubahan, termasuk penguasaan terhadap teknologi. Untuk mencapai generasi emas di tahun 2045 membutuhkan persiapan panjang dengan dukungan dari berbagai pihak. Pemerintah, sekolah, masyarakat, serta keluarga memiliki peran masing-masing, secara simultan untuk mendukung tercapainya generasi maju dan unggul sesuai dengan RPJP yang telah dicanangkan.

Apakah Indonesia emas dapat diraih dalam waktu dekat, tinggal 20 tahun lagi? Sementara fenomena saat ini kejadian di lapangan berbagai permasalahan sangatlah kompleks, sehingga dapat menghambat realisasi Indonesia emas ke depan. Meningkatnya angka kemiskinan, stunting, gangguan kesehatan mental, kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan pada anak, bullying, perceraian, bunuh diri, narkoba, pelecehan seksual, dan lain-lain.

Beban psikologis untuk mewujudkan harapan menjadi negara maju, berdaulat, dan setara dengan negara besar lainnya, tidak mudah diwujudkan, ditambah dengan perubahan karakter generasi penerus bangsa kian kabur. Globalisasi dan perkembangan IT, tidak sekadar berdampak positif, tetapi dari sisi negatif telah dirasakan oleh berbagai pihak, yakni menurunnya semangat belajar karena terdistorsi oleh ponsel dan setaranya.

Pergaulan dan komunikasi semakin luas dan terbuka sehingga mudah mendapatkan sesuatu tanpa melakukan filter. Hal tersebut berdampak terhadap menurunnya karakter, pemalas, mudah stres, mudah marah, mudah berkeluh, tidak humble, sehingga krisis karakter telah dirasakan di depan mata.

Kita dapat menyaksikan kejadian tersebut hampir setiap hari di semua tempat. Lalu apa yang seharusnya dilakukan? Sebab jika hal ini tidak segera tertangani dengan berbagai pendekatan sesuai dengan dinamika perkembangan anak, maka permasalahan semakin kompleks dan memengaruhi sendi-sendi kehidupan.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut membutuhkan keterlibatan berbagai pihak yang dijalankan secara simultan. Peran pemerintah, sekolah, masyarakat, serta keluarga harus sejalan dengan visi yang sama, yakni membangun generasi rapuh menjadi tangguh. Anak merupakan aset bangsa yang dilahirkan dalam keadaan suci, dengan dibekali berbagai potensi siap untuk dikembangkan. Tidak sekadar menjadikan anak cerdas melainkan berkepribadian, memiliki moralitas, religiositas, serta soft skill yang memadai. Kehidupan ke depan penuh dengan tantangan yang kompleks sehingga mengembangkan integritas dari berbagai aspek di atas dapat menjadikan tumbuh berkembang anak berkualitas sehingga mampu menghadapi berbagai tekanan serta kompleksitas tantangan zaman.

Peran, tugas dan tanggung jawab orang tua semakin tidak ringan, berbagai tantangan dan rintangan dalam mendidik anak, lebih-lebih pada perkembangan anak usia dini, di mana perkembangan otak masih sangat mendasar, mirip spons dengan daya serap terhadap informasi sangat tinggi. Apa yang dilihat, didengar dirasakan secara langsung maupun tidak langsung siap disimpan dalam memori dan suatu saat pengalaman belajar tersebut dijadikan model.

Pengalaman belajar yang buruk dalam proses perkembangan dapat membawa kesan panjang dan mendalam sehingga berdampak pada perkembangan psikologisnya (Borba, (2001). Pengalaman belajar merupakan guru terbaik sehingga mampu mengubah arah pikiran, mengembangkan perasaan, serta mewarnai perilaku sehingga terbentuk habit dan menjadi karakter menetap. Sirkuit dibangun oleh otak pertama kali adalah kemampuan untuk menguasai emosi senang, sedih, empati, malu, bangga, dan sebagainya.

Otak merupakan bagian sentral dari fungsi dasar vital pada manusia, merupakan pusat memori, kognitif, emosi, dan semua jenis perasaan lainnya. Kualitas otak dapat digunakan untuk membedakan berbagai hal termasuk mengontrol emosi serta mengarahkan diri, memperkuat pikiran positif sehingga mampu mengendalikan hidup. Pikiran bahagia membuat kita bahagia, pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran takut membuat kita takut, dan pikiran berani membuat kita berani.

Di sinilah pentingnya orang tua dalam memberikan keteladanan serta menanamkan nilai moral kepada anak sejak dini, sebagai dasar dalam mengembangkan perilaku moral. Nilai moral merupakan patokan sehingga dapat membimbing seseorang, kelompok ataupun masyarakat kepada satisfaction, fulfillment, and meaning full (Richard dalam Koyan, 2003). Sebagai patokan untuk memprediksi beradab tidak seseorang (Hogan dan Bush dalam Kurtines dan Gerwitz, 1992).

Perilaku moral (moral behavior) secara signifikan dipengaruhi oleh cara berpikir dan pertimbangan moralnya (moral thinking) (Kohlberg (1994). Seseorang dengan kualitas moral, memiliki sensitivitas serta kepekaan dalam pemikir, merasakan, dan melakukan tindakan sesuai acuan serta hukum yang ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, penanaman moral atau akhlak sejak dini oleh orang tuanya secara signifikan memengaruhi pertimbangan, sosialisasi, dan tanggung jawab anak dalam kehidupannya (Coles, 1997).

Penanaman nilai moral sejak dini dapat membentuk dan mengembangkan manusia secara utuh sehingga memiliki manfaat buat orang lain dengan penuh kesadaran (being mindfulness) menjadikan hidup lebih bermakna (meaningful) (Kabat-Zinn, 2003). Nilai dan perilaku moral bukanlah faktor genetika, melainkan perlu diajarkan dan dilatih dengan menggunakan berbagai macam cara, salah satunya dengan social cognitive learning.

Pendidikan, formal maupun informal, merupakan agent of change menjadi senjata utama untuk menanamkan nilai dalam membentuk perilaku moral. Peran guru, orang tua dalam menanamkan nilai moral kepada anak usia dini sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga menghasilkan perilaku moral sesuai yang diharapkan.

Usia dan tingkat perkembangan anak berkaitan dengan struktur kognitif dan berkaitan dengan kemampuan penalaran anak, sebagai dasar dalam mengembangkan moral, serta sosial (Piaget dalam Slavin, 2006). Ada dua tahapan perkembangan moral anak: tahap heteronomous dan tahap autonomous. Pada usia 3 tahun, cenderung bermain individual belum mampu bekerja sama dan mengembangkan permainan, anak cenderung menerima aturan tanpa proses pertimbangan terlebih dahulu. Pada usia 3–5 tahun, mulai dapat bermain dengan temannya secara berkelompok, meskipun sifat individu serta egois masih kelihatan nyata. Kemampuan berempati lemah, anak belum mampu menempatkan diri dalam pergaulan. Figur orang dewasa menjadi modelling meskipun masih sering melanggar aturan yang ditetapkan.

Pada usia 7–8 tahun, tumbuh perhatian dan menyamakan berbagai peraturan dalam permainan, meskipun terkadang peraturan yang diterapkan masih kabur dan belum jelas. Pada usia 11–12 tahun, kemampuan anak dalam menentukan dan membuat kesepakatan bersama tentang aturan permainan mulai berkembang. Anak mampu melihat, mempertimbangkan bahwa peraturan merupakan pedoman norma yang bisa dibuat dan diubah berdasarkan kesepakatan bersama. Anak sudah mampu memahami dan mengikuti peraturan yang berlaku, anak telah menyadari bahwa peraturan dibuat untuk menghindari perkelahian. Intensi dan konsekuensi merupakan gambaran perubahan perkembangan moral dari tahap heteronomous (realisme moral, usia <12 tahun) ke tahap autonomous (independensi moral, usia >12 tahun) (Piaget dalam Slavin, 2006).

 

Daftar Pustaka:

Borba, M. (2001). Building Moral Intelligence the Seven Essential Virtues That Teach Kids to Do the Right Thing. San Fransisco: Jossey-Bass A Wiley Company.

Coles, R. (2000). Menumbuhkan Kecerdasan Moral pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Kabat-Zinn, J. (2003). “Mindfulness-based Interventions in Context: Past, Present, and Future”. Clinical Psychology: Science and Practice, 10(2), 144–156.

Kohlberg.L. (1994). Tahap-Tahap Perkembangan Moral. Alih Bahasa: Drs. John de Santo dan Drs. Agus Cremes, Yogyakarta: Kanisius.

Koyan, I Wayan. (2003). Pendidikan Moral Pendekatan Lintas Budaya. Jakarta: Depdiknas.

Kurtines, W. M. dan Gerwitz J. L. (1992). Moralitas, Perilaku Moral dan Perkembangan Moral. Penerjemah: M.I. Soelaeman. Jakarta: UI-Press.

Slavin, Robert E. (2006). Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung: Nusa Media.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dra.-Alif-Muarifah-S.Psi_.-M.Si_.-Ph.D.-dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa-scaled.jpg 2297 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-08-31 09:26:332024-08-31 09:26:33Dinamika Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini

Cerita Inspiratif Dinda, Mahasiswa Psikologi dan Ketua PKM Center UAD

26/08/2024/in Feature /by Ard

Dinda Aisyah Rizqianingrum, ketua umum Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Istimewa)

Dinda Aisyah Rizqianingrum yang merupakan ketua umum Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD), membagikan kisah inspiratif perjalanannya. Mahasiswi yang kerap disapa Dinda ini merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi yang aktif di berbagai kegiatan. Beberapa organisasi yang ia ikuti adalah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan PKM Center UAD.

“Pada tahun pertama kuliah, saya mengikuti PKM Center sebagai anggota Departemen PKM, kemudian saya juga mengikuti IMM. Pada tahun kedua kuliah, saya diamanahi sebagai ketua bidang kaderisasi IMM Psikologi UAD dan menjadi ketua umum PKM Center UAD,” ucap Dinda.

Dinda membagikan tipsnya dalam menyeimbangkan waktu. “Sebagai ketua PKM Center UAD sebetulnya sangat menantang bagi saya karena harus membawahi delapan departemen di bawah Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa). Banyak lomba yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang lini masanya saling berdekatan. Sebagai ketua saya belajar untuk mengatur waktu sebaik mungkin, dengan mengusahakan membuat skala prioritas setiap harinya.”

Ketika bangun tidur, biasanya Dinda mencatat di buku atau notes ponsel apa saja yang ingin ia kerjakan hari itu dan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan dengan menentukan mana yang paling penting. Biasanya di PKM Center, banyak jadwal terutama ketika awal sosialisasi PKM dan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan PPKO pendampingan sehingga jadwal di kalender penuh.

“Akan tetapi, saya mencoba membuat skala prioritas dengan baik. Jadi meskipun kegiatan padat, saya selalu menyempatkan waktu untuk diri sendiri seperti beli makanan enak, nonton film, dan aktivitas-aktivitas yang membuat mood naik,” lanjutnya.

Selama di bangku kuliah, Dinda sudah menerima beberapa penghargaan, di antaranya dua kali mendapat kesempatan pendanaan PKM dari Kemendikbudristek di Bidang Riset Sosial dan Humaniora pada tahun 2023 dan 2024. Ia juga menjadi mahasiswa berprestasi kedua dari Program Studi Psikologi.

Sebagai penutup, Dinda menjelaskan dasar motivasinya, “Motivasi saya untuk terus produktif dan semangat sebetulnya karena ingin menantang diri saya sejauh mana ingin mengepakkan sayap untuk terbang. Oleh karena itu, saya berusaha selalu menyeimbangkan waktu antara kuliah, ibadah, organisasi, prestasi, organisasi, dan healing.” (Rin)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dinda-Aisyah-Rizqianingrum-ketua-umum-Program-Kreativitas-Mahasiswa-PKM-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1676 1800 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-08-26 10:30:302024-08-26 10:30:30Cerita Inspiratif Dinda, Mahasiswa Psikologi dan Ketua PKM Center UAD
Page 30 of 71«‹2829303132›»

TERKINI

  • PPKO BEM Fakultas Psikologi Beri Pelatihan di Sekolah Perempuan Poetri Mardika07/11/2025
  • Hanif Menapaki Perjalanan Panjang Penuh Doa dan Usaha07/11/2025
  • Membangun Generasi Berdaya dengan Iman dan Karya07/11/2025
  • Program Studi Akuntansi UAD Sandang Akreditasi Unggul07/11/2025
  • Tak Menyerah Meski Tanpa Orang Tua, Nona Carolina Buktikan Mimpi Bisa Dicapai07/11/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih Juara II dalam Kompetisi Surat Gugatan Lokajaya Law Fair 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di National Writing Competition (NWC) Universitas Andalas 202507/11/2025
  • Staf Humas UAD Raih Juara II Lomba Desain Poster Internasional SEIFA 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi Internasional di Ahmad Dahlan International Seminar #3 Competition 202507/11/2025
  • Mahasiswa Psikologi UAD Raih Juara II Nasional Lomba Fotografi AP2TPI 202506/11/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top