• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Tips Perluas Jangkauan Pasar dengan Digital Marketing

28/07/2023/in Feature /by Ard

Entrepreneurship Training Departemen Kewurausahaan BEMF-Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Isah)

apt. Alfira Oktaviani, S. Farm., pendiri Semilir Ecoprint, didapuk sebagai narasumber dalam kegiatan pelatihan kewirausahaan bertema “Menumbuhkan Jiwa Entrepreneurship di Era Digital” yang berlangsung pada 16 Juli 2023. Kegiatan ini diselenggarakan secara daring melalui Zoom Meeting yang diinisiasi oleh Departemen Kewirausahaan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi (BEMF-Farmasi) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

“Marketing menjadi kendaraan yang digunakan oleh pengusaha dalam rangka memperkenalkan suatu produk sedemikian rupa sehingga orang-orang tertarik untuk membeli produk kita. Intinya adalah creating interest and demand,” ujarnya.

Business Model Canvas (BMC)

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menjadi seorang pengusaha yakni menentukan produk yang ingin dipasarkan. Selanjutnya, buatlah strategi manajemen untuk membantu merancang sebuah perencanaan bisnis, misalnya dengan business model canvas (BMC). Templat ini memiliki beberapa komponen, mulai dari key partners, key activities, key resource, value propositions, customer relationship, customer segment, cost structure, review stream, hingga channels. Media sosial dan marketplace termasuk ke dalam channels yang dapat memperluas jangkauan pasar karena tak terbatas ruang dan waktu.

Prinsip 4P Pemasaran

  1. Product

Ciptakan produk yang tidak mudah dilupakan oleh orang lain dengan membuat ciri khas yang membedakan antara produk yang akan dipasarkan dengan produk kompetitor kecuali jika memasuki ranah komoditas. Sebagai contoh, ada banyak aksesori seperti tas, topi, atau kacamata. Jika ingin membuat produk tas, pilihlah tas yang berbeda dari bahan baku maupun motif, misal tas batok kelapa, tas rajut, tas kanvas ecoprint, dan seterusnya.

  1. Price

Strategi dalam menentukan harga bisa dilakukan berdasarkan 2 hal, yakni konsumen dan distributor. Pada beberapa kasus sering ditemui konsumen yang tidak tertarik untuk membeli produk kita sehingga harga jual diturunkan.

“Beda jenis ikan, tentu beda umpan. Kalau kita ingin memancing ikan mujair, umpannya adalah cacing. Namun, jika ingin memancing ikan kakap, maka umpannya adalah udang. Pahami dengan baik siapa segmen pasar kita secara detail,” jelas Alfira.

Selanjutnya, jika dilihat dari sisi distributor, maka akan ada 3 jenis yakni reseller, dropshipper, dan affiliate. Jika intensif yang diberikan kecil dan produk belum populer, biasanya distributor enggan memasarkan produk kepada konsumen. Dalam hal ini, diperlukan strategi harga yang menarik bagi sesama jaringan dengan tetap menguntungkan satu sama lain.

  1. Place

Tempat merupakan hal terpenting yang diperlukan sebagai saluran distribusi produk kepada konsumen, baik secara luring lewat internet maupun daring di toko. Seiring dengan perkembangan usaha, tempat biasanya bisa berpindah tergantung kebutuhan. Jika segmen pasarnya adalah generasi Z, maka tempat pemasaran produk akan lebih banyak dialihkan secara daring.

  1. Promotion

Promosi produk didasarkan pada 2 hal, yakni saluran promosi dan cara promosi. Saluran promosi erat kaitannya dengan tempat konsumen bisa berkumpul dan mengetahui produk yang dipasarkan mulai dari koran, majalah, brosur, situs web, hingga sosial media. Alfira mengungkapkan bahwa dalam dunia bisnis, seorang reseller bisa merangkap menjadi sales yang akan memasarkan produk. Kondisi tersebut disebut sebagai marketing mix. Selain low budget, opsi ini juga high impact.

Strategi Digital Marketing

Tak hanya obat-obatan, dalam dunia marketing juga perlu data yang konkret untuk mengetahui tren penggunaan kanal promosi. Dari laman katadata dapat diketahui bahwa YouTube menjadi kanal yang paling banyak digunakan oleh generasi Z untuk mengiklankan sebuah produk, baru disusul oleh Instagram dan Facebook. Selain itu, kita juga perlu memahami customer behavior, mulai dari perilaku kerja, perilaku belajar, perilaku pembelian, perilaku konsumsi, hingga perilaku produk. Poin-poin tersebut perlu dikritisi, apalagi pandemi Covid-19 baru saja usai sehingga tatanan hidup mengalami perubahan yang signifikan.

“Selama pandemi, ketertarikan orang untuk membeli produk fesyen menurun, mereka lebih mengedepankan kebutuhan seperti masker dan hand sanitizer. Bahkan, Pizza Hut pernah membanderol harga Rp100.000,00 untuk 4 papan piza demi menarik konsumen dan memenuhi target dari perusahaan,” ungkap Alfira.

Untuk menjangkau sasaran lebih luas, seorang pengusaha bisa membuat marketplace secara daring. Dengan demikian, konsumen tidak harus datang ke toko untuk membeli produk, tetapi bisa melalui ponsel pintar. Namun, perlu digarisbawahi terkait foto produk yang diunggah. Hendaknya produk dilengkapi spesifikasi mulai dari bahan, ukuran, warna, cara pemakaian, dan fungsinya. Demonstrasi pemakaian produk bisa dilakukan melalui video yang diunggah bersamaan dengan foto produk.

“Persaingan dalam marketplace cukup ketat, banyak produk serupa dengan harga yang berbeda. Tak jarang, ada konsumen yang komplain karena harga yang kita tawarkan lebih mahal. Untuk mencegah hal tersebut, pilihlah produk yang paling sering digunakan agar perputaran modal lebih cepat, misalnya kerudung. Kita juga bisa memanfaatkan sosial media dengan memberi nama akun Instagram atau nomor WhatsApp sehingga konsumen beralih dari marketplace ke sosial media karena ada persaingan harga di dalamnya,” pesan Alfira. (ish)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Entrepreneurship-Training-Departemen-Kewurausahaan-BEMF-Farmasi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Isah.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-28 08:57:552023-07-28 08:57:55Tips Perluas Jangkauan Pasar dengan Digital Marketing

Generasi Z dan Tingkat Spiritualitas yang Rendah

27/07/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Pengajian Songong Tahun Baru Hijriah di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah (Foto: Istimewa)

Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. selaku Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjadi narasumber dalam acara Pengajian Songsong Tahun Baru Hijriah 1445 H yang diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan pada Jumat, 14 Juli 2023 di lantai 2 Masjid Islamic Center (IC) UAD Yogyakarta.

Generasi Z

Setelah membaca beberapa jurnal, generasi Z merupakan lanjutan dari generasi Y atau generasi milenial. Banyak teori yang berkenaan dengan definisi penamaan generasi ini, teori yang satu dengan yang lainnya memang agak tumpang tindih atau rancu. “Namun menurut saya abaikan saja perdebatan itu, terkait penamaan generasi Z atau generasi milenial ini saya cenderung menggunakan istilah generasi muda,” ucap Mu’ti.

Dalam konteks spiritualitas, budaya, dan ekonomi, memang generasi Z memiliki ciri-ciri yang secara distinktif berbeda dengan generasi sebelumnya. “Sehingga karena itu, PP Muhammadiyah dalam keputusan Muktamar di Surakarta mengangkat spiritualitas generasi muda sebagai salah satu dari isu strategis keumatan dan kebangsaan. Sebab memang secara spiritualitas generasi ini memiliki karakteristik dan juga tingkat spiritualitas yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Lebih-lebih dengan generasi baby boomer. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa generasi muda atau generasi Z ini memiliki tingkat spiritualitas yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan generasi sebelumnya,” ungkap Mu’ti.

Rendahnya Spiritualitas Generasi Z

Merujuk pada sumber-sumber penelitian, Prof. Abdul Mu’ti yang juga merupakan Guru Besar Pendidikan Islam itu menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikator untuk mengukur rendahnya spiritualitas generasi Z. Paling tidak ada 3 ukuran yang dipakai oleh banyak penelitian.

Pertama pandangan mereka tentang makna agama bagi kehidupan. Mereka menganggap bahwa agama itu bukanlah sesuatu yang begitu diperlukan dalam kehidupan. “Mereka tidak terlalu perlu dengan agama, karena memang mereka tidak mengalami banyak masalah dalam kehidupannya. Jika kembali kepada teori mengapa agama itu diperlukan? Salah satunya orang itu perlu agama ketika ia hidupnya susah. Ketika orang tersebut hidupnya susah, maka ia akan makin dekat dengan agama. Zikirnya makin kenceng dan salatnya makin banyak. Jika perlu salat 5 waktu ditambah salat lain karena mereka merasa secara spiritualitas itu lebih tenang,” tutur Mu’ti.

Bahkan yang menarik ketika kita berbicara tentang agama kepada generasi Z, sesuai dengan karakteristik mereka yang cenderung bebas dan ingin mendapatkan sesuatu secara mudah, kelompok-kelompok ini cenderung memaknai spiritualitas lebih sebagai ketenangan batin. Namun, tidak selalu berarti harus terikat dengan agama tertentu. Dalam kajian-kajian agama, hal semacam itu sering disebut sebagai kelompok new age yang dikenal dengan slogan besarnya “dia percaya kepada agama, menghormati agama, tetapi tidak mau terikat kepada agama tertentu atau agnostik”.

Dengan kalimat sederhana, Abdul Mu’ti menyebut mereka “mencintai tetapi tidak mau memiliki”. Fakta tersebut menjadi alasan Muhammadiyah mengangkat isu spiritualitas generasi muda ini menjadi isu nasional dalam Muktamar-48 di Surakarta beberapa waktu lalu.

Kedua generasi Z juga cenderung untuk longgar dalam relasi-relasi. Relasi antarkawan, bahkan juga relasi antaragama, mereka sangat longgar karena lebih terbuka dan lebih menerima nilai-nilai universal daripada nilai-nilai yang memisahkan mereka. “Jadi, persoalan menyangkut penerimaan terhadap hak asasi manusia, penerimaan terhadap perbedaan-perbedaan itu lebih tinggi di kelompok ini. Sebab mereka lebih cair, bergaulnya melintas batas. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam hal tertentu mereka lebih terbuka terhadap apa yang mereka sebut sebagai universal values atau universal trend,” imbuhnya.

Kecenderungan sikap itu dapat dilihat dalam case lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau biasa disebut LGBT. Mu’ti menyebut, kelompok generasi muda ini lebih mudah menerima perbedaan orientasi seksual tersebut, daripada kelompok “kolonial” atau tua. Sikap pelonggaran yang diikuti oleh kebanyakan generasi Z berdampak pada demografi suatu negara. Sebab mereka cenderung memilih untuk tidak menikah atau ingin menikah tetapi tidak memiliki anak, sehingga membuat pertumbuhan penduduk di suatu negara negatif. Realitas tersebut dapat ditemukan di negara-negara maju. Banyak di negara maju, mereka mengalami demographic defisit yakni angka kelahiran lebih sedikit daripada angka kematian. Misalnya Singapura yang khawatir dengan masa depan negaranya karena anak-anak mudanya tidak mau berkeluarga apalagi mau punya anak. Korea, Jepang, itu mereka kekurangan penduduk.

“Jadi kelompok-kelompok ini lebih longgar yang kadang-kadang itu menimbulkan ketegangan antargenerasi,” imbuhnya

Ketiga generasi Z cenderung serba digital. “Seorang ibu membayangkan bahwa belajar itu menggunakan buku, tetapi anaknya belajar sudah menggunakan ponsel. Kelompok mereka ini memang sudah serba digital dan bisa mengakses informasi yang ada di genggaman tangannya,” jelas Mu’ti.

Akan tetapi, ada 3 problem generasi Z dalam mengakses informasi. Pertama, mereka belum mampu menyeleksi mana-mana sumber informasi keagamaan yang benar dan mana sumber informasi keagamaan yang tidak benar. Kedua, mereka tidak bisa konsentrasi lama. Jadi, mereka mudah tidak fokus. Bukan hanya tidak fokus dalam pikiran, tetapi juga dalam kehidupan. Ketiga, mereka sering merasakan kesepian, kekosongan, dan merasa tidak dihargai. Generasi seperti ini menjadi generasi yang sangat susah. Dinasihati melawan, dibiarkan ya seenaknya.

“Oleh karena itu, pendampingan-pendampingan spiritual itu sangat penting. Sebab sesungguhnya mereka ini guncang secara keagamaan dan sering kosong dalam kehidupannya,” imbuhnya.

Berbagai kenyataan tersebut menjadi alasan Muhammadiyah mengangkat isu spiritualitas generasi muda sebagai isu nasional. Saat ini dan ke depan, demografi penduduk Indonesia mayoritas adalah kelompok generasi Z sehingga masa depan bangsa tergantung pada generasi mudanya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengajian-Songong-Tahun-Baru-Hijriah-di-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Prof.-Dr.-Abdul-Muti-M.Ed_.-Sekretaris-Umum-PP-Muhammadiyah-Foto-Istimewa.jpg 1199 1800 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-27 10:07:272023-07-27 10:07:27Generasi Z dan Tingkat Spiritualitas yang Rendah

Hijrah dan Spirit Perubahan

26/07/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Dadi Nurhaedi, S.Ag., M.Si. (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali menyelenggarakan Kajian Rutin Ahad Pagi. Kegiatan tersebut berlangsung secara luring di kompleks masjid dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri kali ini adalah Dadi Nurhaedi, S.Ag., M.Si. yang merupakan Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Tinggal 2 hari lagi kita akan memasuki tahun baru Islam berdasarkan penanggalan kamariah yaitu perhitungan dalam kalender yang didasarkan atas berputarnya bulan mengelilingi matahari. Kemudian yang dalam kalender Islam itulah yang digunakan. Bagi umat Islam hal semacam ini sangat penting, karena dalam berbagai perayaan atau peringatan itu mengacu pada perhitungan kamariah. Beberapa tanggal atau bulan tersebut memang perlu dipastikan, sehingga kita harus betul-betul memahami tentang perhitungan kalender Islam ini. Tahun yang akan kita masuki nanti adalah tahun yang ke-1445. Nah, tahun itu didasarkan atas peristiwa hijrah,” tutur Dadi di awal ceramahnya.

Apa Itu Hijrah?

Hijrah secara bahasa artinya meninggalkan atau berpindah dari sesuatu ke sesuatu. Jika kita ingat kembali sejarahnya, hijrah Rasulullah saw. dengan para sahabat dari Makkah ke Yastrib yang kemudian dikenal dengan Madinah, itu merupakan peristiwa yang kemudian dikenal dengan hijrah. Rasulullah menjelaskan bahwa hijrah itu meninggalkan keburukan atau meninggalkan sesuatu yang tidak semestinya, menuju pada yang semestinya atau yang baik. Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang. “Peristiwa hijrahnya Rasulullah dan sahabat-sahabatnya ini sudah lama tetapi bagi kita yang hidup di generasi sekarang ini sangat penting untuk kita pahami. Bukan hanya peristiwa berpindahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah saja, tetapi hakikat dari peristiwa itu,” tutur Dadi.

Ia menambahkan, “Hijrah yang esensial itu bukan hijrah yang makaniyah atau hijrah tempat, meskipun sesungguhnya itu bisa menjadi bagian dari hijrah. Namun yang sangat substansial adalah hijrah maknawiyah yaitu hijrah untuk meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah menuju kepada yang lebih baik.”

Allah menegaskan dalam Q.S. Al-Mudatsir ayat 1‒5, yang artinya “1. Wahai orang-orang yang berkemul (berselimut)! 2. Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3. Dan agungkanlah Tuhanmu. 4. Dan bersihkanlah pakaianmu. 5. Dan tinggalkanlah segala (perbuatan) yang keji.”

Ini merupakan panggilan dan bukan hanya tidur secara lahiriah. Tertidur di sini dapat diartikan orang yang tidak memiliki gairah atau semangat hidup untuk bangkit. Ayo semuanya bangkit untuk menegakkan kebenaran. “Jika kita berbicara tentang ayat ini, misalnya keburukan atau sesuatu yang semestinya ditinggalkan secara objektif, bahwa dalam diri kita itu masih selalu ada kekurangan. Bagi orang yang ingin melakukan perubahan harus selalu ada kesadaran bahwa dalam dirinya ada kelemahan, ada kekurangan yang kemudian itu harus ditinggalkan,” jelas Dadi.

Spirit Berhijrah atau Perubahan

Spirit untuk berhijrah meninggalkan sesuatu yang kita anggap keburukan, berarti masih relevan dan memang hijrah itu harus dimulai dari diri kita. Jika berbicara tentang spirit untuk selalu meninggalkan atau lebih tepatnya sekarang adalah perubahan, maka harus berlaku dan harus disadari oleh setiap orang. Misalnya, dalam konteks bermasyarakat atau bernegara kita mulai dari diri kita aja.

“Jadi melakukan perubahan atau meninggalkan keburukan itu kita mulai dari diri kita. Sebab justru yang diingatkan dan didorong oleh Allah adalah perubahan dari diri pribadi. Sangat sulit jika kita mengharapkan perubahan yang begitu besar, berharap orang lain untuk berubah. Maka, yang lebih realistis kita mulai dari diri kita masing-masing. Jadi, mengubah masyarakat atau mengubah kaum negara itu banyak dan berat sehingga yang lebih realistis adalah dimulai dari diri kita sendiri,” ucap Dadi.

Lebih lanjut ia menjelaskan, “Manusia terdiri atas unsur jiwa dan unsur jasmani. Maka orang harus diubah, diubah jiwanya dan badannya. Diubah di sini maksudnya ialah diperbaiki. Jika ingin melakukan perubahan dalam skala besar maka harus dimulai dari pribadi masing-masing.”

Ruang Lingkup Perubahan

Perubahan itu harus dimulai dari pribadi-pribadinya, baru nanti kemudian dengan sendirinya akan ke level yang lebih luas. Setelah pribadinya, keluarganya, institusinya, atau lembaga tempat kita bekerja, yakni banyak orang yang sering berinteraksi dan kemudian pada level yang lebih luas lagi. Nah ini yang berkaitan dengan ruang lingkup perubahan itu.

Dalam konteks perubahan pribadi yang paling utama adalah mengubah otaknya atau sering disebut dengan mengubah pemikiran. Jadi, jika manusia tadi berasal dari unsur rohani dan jasmani maka bisa dikatakan bahwa otak itu bagian terpenting dari rohani. Jika kita ingin melakukan perbaikan konteks berhijrah meninggalkan, maka yang paling utama adalah otaknya atau pemikiran. Dari otak itulah, ia akan menjadi motor penggerak yang memengaruhi dan memberikan instruksi kepada organ-organ yang lain. “Jadi, otak ini harus benar-benar kita perhatikan. Beberapa hal yang bisa dikendalikan oleh otak kita adalah hawa nafsu, lisan, perbuatan tangan, dan lain sebagainya. Betapa pentingnya orang yang memiliki kemampuan otak untuk bisa mengendalikan dirinya,” ungkap Dadi.

“Mulai sekarang mari tinggalkan keburukan itu. Yakinlah bahwa apa yang kita lakukan ini merupakan suatu ibadah, melaksanakan perintah Allah. Semua yang Allah perintahkan, pasti itu adalah sebuah kebaikan. Keyakinan yang kuat tersebut akan memberikan orang itu untuk bisa lebih bersabar lagi dalam menghadapi berbagai kesulitan,” imbuh Dadi.

Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sudah lama ada dalam diri kita memang tidak mudah dalam mengubahnya. Pasti sulit dan butuh waktu yang lama. Mulailah membiasakan untuk melakukan amalan-amalan kecil namun konsisten dilakukan, daripada yang besar tetapi jarang dilakukan. “Semangat dari hijrah adalah bagaimana setiap saat kita terus melakukan perbaikan diri, termasuk salah satunya adalah lewat mengaji. Jadi, dalam rangka memperbaiki diri kita tadi, kaitannya dengan nutrisi rohani adalah berpikir positif. Penguatan kita melakukan perbaikan diri harus dimulai dari persepsi kita tentang sesuatu. Semua capaian keberhasilan entah itu pada level yang paling mudah harus dimulai dengan keberanian berhijrah,” tutupnya. (zhr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Dadi-Nurhaedi-S.Ag_.-M.Si_.-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-26 09:32:192023-07-26 09:32:19Hijrah dan Spirit Perubahan

Ekonomi Muhammadiyah di Era Disrupsi

24/07/2023/in Feature /by Ard

Seminar Nasional Kewirausahaan dalam rangkaian UAD FAIR 2023 di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahrotul Mukaromah)

Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M. selaku Bendahara Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam acara Seminar Nasional Kewirausahaan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyampaikan tentang ekonomi Muhammadiyah saat era disrupsi. Acara tersebut berlangsung pada Jumat, 21 Juli 2023 di Ruang Amphitarium UAD.

“Jika berbicara tentang Saudagar Dahlan Muda, maka tidak boleh tertinggal Dahlan-nya. Maksudnya adalah kalian juga harus berpikir bagaimana Muhammadiyah ke depan dan bagaimana ekosistemnya,” terang Ahmad Syauqi.

Ia pun menuturkan bahwa akan ada 3 kelompok orang yang lulus dari kampus dan mau jadi apa setelahnya. Pertama, menjadi profesional. Profesional di sini dimaknai sebagai kita bekerja untuk orang lain. Misalnya, bekerja di bank, rumah sakit, jadi polisi, tentara, atau ragam profesi lain. Kedua, kelompok entrepreneur yaitu orang yang menciptakan lapangan pekerjaan dan mempekerjakan orang lain. Pengusaha dan pebisnis itu termasuk dalam kelompok ini. Ketiga, scientist yaitu orang yang memutuskan untuk kuliah karena ingin menjadi peneliti dan dosen-dosen kelak. Nah ini akan memengaruhi lingkungan belajarnya yang pasti berbeda antara satu dengan yang lain.

Bidang Kerja Muhammadiyah

Jika berbicara tentang Dahlan Muda, sosok Dahlan tidak pernah meninggalkan poin-poin berikut:

  1. Akidah, yaitu pemurnian akidah dengan prinsip toleransi. Sociopreneurship itu adalah bagaimana kita berbisnis, berwirausaha, tetapi tidak meninggalkan nilai-nilai sosial.
  2. Akhlak, yaitu bersumber kepada Quran dan Sunnah, bukan manusia.
  3. Ibadah, ialah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.
  4. Muamalah duniawiyah, ialah pengelolaan urusan dunia dan pembinaan masyarakat.

Ahmad Syauqi menjelaskan, “Bentuk komitmen dari Muhammadiyah adalah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang memiliki sumber kekayaan alam, kemerdekaan bangsa, dan negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD 1945. Untuk bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridai Allah Swt.”

Teologi Ekonomi Muhammadiyah

Sejak awal, Muhammadiyah menyasar kemanfaatan untuk umat dan masyarakat yang lebih luas dengan dasar keadilan dan kemakmuran secara merata. Dalam setiap kegiatan di amal usahanya, Muhammadiyah menempatkan keberpihakan pada kaum yang lemah dan terpinggirkan baik secara sosial maupun ekonomi.

“Muhammadiyah meyakini bahwa perhatian lebih kepada kaum lemah dengan semangat pemberdayaan merupakan bagian dari sisi teologis yang kemudian dikenal sebagai teologi Al-Maun. Bukan Islam yang menyejahterakan diri kita di dunia, tetapi Islam yang membawa semua orang ikut sejahtera di dunia. Itulah Muhammadiyah,” jelasnya.

Nilai penting bagi seorang Saudagar Dahlan Muda adalah kebermanfaatan untuk umat. Jadi, dalam berbisnis ia tidak mengutamakan uang, tetapi lebih kepada nilai manfaat yang dibawanya dalam berbisnis. Ilmu ekonomi berbasis spiritual, yakni ketika kita berbisnis dengan mengutamakan nilai kebermanfaatan untuk umat sehingga rezeki selalu datang dari arah yang tak terduga.

Karakteristik Bisnis Muhammadiyah

Ahmad Syauqi juga mengungkapkan bahwa dalam berbisnis Muhammadiyah ini memiliki karakteristik. Adapun karakteristiknya sebagai berikut.

  1. Amanah yaitu dapat dipercaya, bermuamalah sesuai tuntunan Rasulullah saw. Dapat dipercaya ini merupakan salah satu hal penting dalam berbisnis. Bisnis apa pun jika tidak dapat dipercaya maka kita tidak akan dapat apa pun.
  2. Mandiri yaitu berprinsip dan tidak bergantung dengan orang lain. Menerapkan tangan di atas dalam kehidupannya.
  3. Berkelanjutan atau berkemajuan yaitu bermanfaat untuk jangka panjang. Jangan mau berbisnis dengan berpikir jangka pendek saja.

Ahmad Syauqi mengakhiri pemaparan materinya dengan menyampaikan beberapa poin berkaitan dengan paradigma baru. Network linked, yaitu awalnya sendiri jadi bersama atau berbagi sumber daya dan berbagi manfaat. Digital awareness, yaitu akrab dengan teknologi ekonomi berbagi kolaborasi. Selain itu leadership, yaitu mencerahkan transformasional orientasi pembelajaran.

“Ketiga poin tersebut perlu diperhatikan dan diterapkan dalam menjalankan bisnis saat ini. Berbisnis dengan amanah, mandiri, dan berkemajuan menjadi kunci sukses berwirausaha,” tutupnya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Nasional-Kewirausahaan-dalam-rangkaian-UAD-FAIR-2023-di-Kampus-Utama-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Zahrotul-Mukaromah.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-24 16:21:062023-07-24 16:21:06Ekonomi Muhammadiyah di Era Disrupsi

Digital Marketing: Strategi untuk Meningkatkan UMKM

24/07/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Seminar Nasional Kewirausahaan dalam rangkaian UAD FAIR 2023 di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Zahrotul Mukaromah)

Bidang Pengembangan Karier dan Kesejahteraan Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mendukung seluruh mahasiswa untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan mengembangkan usahanya melalui seminar nasional kewirausahaan yang dilaksanakan pada Jumat, 21 Juli 2023. Acara yang berlangsung di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD ini merupakan salah satu rangkaian dari UAD FAIR 2023 yang resmi dibuka langsung oleh Rektor UAD pada Kamis, 20 Juli 2023.

Debian Panjadinata selaku Assistant Vice President Transaction Banking Retail PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Jateng-DIY menjadi salah satu narasumber dalam acara tersebut. Pada kesempatan itu ia menyampaikan tentang digital marketing dan pentingnya bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Debian membuka pemaparan materinya dengan menjelaskan bahwa 99% lebih ekonomi Indonesia ditopang oleh UMKM. Hal tersebut merupakan porsi paling besar dalam suatu negara. Maka, jika terjadi apa-apa pada UMKM artinya ekonomi Indonesia juga tidak baik-baik saja. Contoh paling nyata yang dirasakan semua kalangan adalah saat masa pandemi Covid-19. “Dari situlah kita mencoba untuk mengedukasi teman-teman UMKM untuk tetap bisa berjualan dan bisnisnya tetap berjalan walaupun kondisi sedang pandemi. Akhirnya, muncullah strategi pemasaran yang dikenal dengan digital marketing,” imbuhnya.

Digital Marketing

Digital marketing merupakan suatu kegiatan pemasaran atau promosi sebuah merek maupun produk menggunakan media digital. “Sebanyak 77% orang Indonesia sudah melek teknologi dan terkoneksi internet. Hampir semua lapisan masyarakat udah sadar teknologi. Dari warga pedesaan hingga perkotaan, semuanya sudah terkoneksi internet. Tidak hanya anak muda, orang tua pun sudah mulai main WhatsApp. Oleh sebab itu, saat ini orang-orang memiliki tujuan buat akses internet,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menjelaskan tentang tujuan dari akses internet. Pertama, untuk mencari informasi, yang pasti banyak macamnya. Termasuk informasi barang yang akan dibeli. Kedua, untuk meriset produk ataupun merek yang ujungnya berhubungan dengan belanja.

Pasar Digital

Dulu masyarakat menganggap bahwa pasar itu adalah tempat berjualan dan bertransaksi secara langsung, seperti pasar Beringharjo, Sentul, dan pasar-pasar pada umumnya. Namun untuk saat ini pasar terbesar dan banyak digunakan oleh masyarakat adalah pasar digital.

Debian menimpali, “Jika ingin berjualan maka harus mendekatkan diri ke pasar digital. Oleh karena itu, pentingnya digital marketing bagi UMKM agar bisnisnya bisa lebih berkembang dan maju. Saat ini kebutuhan manusia bisa terpenuhi dengan melalui aplikasi. Ketika lapar dan ingin membeli makanan, saat ini tidak perlu keluar rumah. Tinggal pesan lewat aplikasi langsung diantar sampai tempat. Begitu pun ketika ingin membeli barang maupun nonton film, bisa melalui aplikasi tanpa harus mengeluarkan kendaraan.”

Hal tersebut merupakan contoh bahwa pasar terbesar saat ini adalah pasar digital. Para pebisnis itu juga berawal dari UMKM yang pada akhirnya memanfaatkan kemajuan teknologi dan platform digital untuk menjalankan usahanya agar terus berjalan dan banyak kalangan yang bisa mengakses langsung. Media digital tersebut bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk berbisnis dengan mudah.

Problem UMKM Sebelumnya

Sebelum berkembang seperti sekarang, UMKM juga memiliki permasalahan dalam menjalankan usahanya, di antaranya sebagai berikut.

  1. Kurangnya kemampuan teknologi. Pada awalnya UMKM masih gagap teknologi. Jadi jika UMKM-nya ingin berkembang dan maju, maka ia tidak gagap teknologi. Harus melek terhadap perkembangan teknologi yang makin pesat.
  2. Skill marketingnya. Banyak orang yang belum tahu cara menjual barangnya. Padahal barang-barang UMKM di Indonesia kualitasnya terjamin. Ada sebuah riset yang menyatakan bahwa kualitas barang Indonesia termasuk terbaik. Hanya saja, banyak yang belum tahu cara menjualnya.
  3. Modal. Merupakan salah satu hal yang penting dalam menjalankan usaha dan ini menjadi permasalahan yang dialami oleh banyak UMKM.
  4. Risiko penipuan.

Dari 4 permasalahan itu, Debian mengatakan bahwa UMKM ini harus berbenah yaitu dengan cara digital marketing dan juga untuk keamanannya.

“Jangan pernah malu untuk selalu menawarkan produk kalian ke orang-orang. Tujuannya ialah untuk mengenalkan produk ke masyarakat luas. Sehingga, jika mereka sudah cocok, akan otomatis sering membeli,” ucapnya.

Mindset Wirausaha

Berikut adalah beberapa mindset yang harus dimiliki oleh teman-teman UMKM atau yang mau belajar wirausaha. Pertama, berani. Jika belum mencoba saja sudah takut maka kita tidak akan pernah keluar dari zona nyaman. Kedua, harus kreatif. Zaman makin berkembang, jadi kita harus kreatif dalam mengelola usaha. Tidak mungkin kalau gitu-gitu aja dan tidak ada kemajuan. Ketiga, harus inovatif. Artinya kita harus membuat sesuatu yang baru. Keempat, harus adaptif. Sebagai pelaku usaha harus bisa beradaptasi dengan lingkungan maupun perkembangan zaman. Di zaman saat ini bisa menggunakan konsep digital marketing. Kelima, unik.

“Digital marketing yang digunakan mungkin bisa saja sama. Namun, perbedaan produklah yang akan menentukan orang mau membeli produk yang mana. Oleh karena itu, kalian harus bisa memanfaatkan digital marketing ini untuk berwirausaha yang kreatif serta inovatif dalam menjalankan sebuah usaha,” tutupnya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Nasional-Kewirausahaan-dalam-rangkaian-UAD-FAIR-2023-di-Kampus-Utama-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Zahrotul-Mukaromah.jpeg 900 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-24 16:00:182023-07-24 16:00:18Digital Marketing: Strategi untuk Meningkatkan UMKM

Menjadi Pencari Kerja yang Mengesankan

24/07/2023/in Feature /by Ard

National Job Training dalam rangkaian UAD FAIR 2023 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Dunia kerja merupakan sebuah tempat yang dinamis. Banyak tren-tren baru bermunculan seiring dengan perkembangan zaman. Ilmu yang dipelajari di perkuliahan tidaklah cukup untuk menjadi bekal seseorang dalam memasuki dunia kerja. Maka dari itu, pengetahuan tambahan dari luar sebagai persiapan memasuki dunia kerja sangat penting untuk dimiliki guna menciptakan pemikiran dan psikologis pencari kerja yang profesional.

Menanggapi hal ini, Anitya Meisya Pratiwi, S.Psi. yang merupakan Corporate Human Capital PT SANBE FARMA didapuk sebagai pembicara dalam acara National Job Training Pusat Pengembangan Karier (Puska) Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Kamis, 20 Juli 2023 sebagai salah satu rangkaian acara UAD FAIR 2023. Dalam kesempatan ini, Anitya memaparkan materi mengenai “How to Increase Yourself Selling”.

Persaingan Kerja

Berdasarkan Statistik Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Februari 2023 terdapat sebanyak 7.99 juta pengangguran dengan jumlah pengangguran lulusan Sarjana dan Diploma sebesar 12% atau sekitar 1 juta orang. Sebesar 53,3% pekerja saat ini memiliki latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaanya. Adanya skill mismatch ini menjadi salah satu faktor utama penyokong besarnya jumlah pengangguran di Indonesia.

Kiat-Kiat Mempersiapkan Karier yang Gemilang

Terdapat berbagai cara yang dapat digunakan untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai tantangan ataupun tekanan di masa yang akan datang, antara lain:

  1. Mulai dari Sekarang

Sebagai seorang yang baru lulus kuliah, banyak godaan yang menghampiri untuk menunda langkah selanjutnya dalam proses pencapaian karier. Menurut Anitya, penting untuk mempersiapkan karier sedini mungkin. “Jangan berpikir untuk menunda karier teman-teman,” tuturnya.

Segera siapkan langkah selanjutnya untuk mencapai hal-hal yang diinginkan, karena mengulur waktu hanya akan menambah daftar variabel (kondisi) untuk mencapai impian.

  1. Kenali diri Sendiri

Sebelum memilih bidang di sebuah perusahaan, lebih baik untuk mengenali kecocokan antara diri dan perusahaan yang akan dilamar terlebih dahulu. Proses mengenali diri sendiri ini erat kaitannya dengan pendapat orang lain terhadap diri kita sendiri. Ada beberapa cara untuk mengenali diri sendiri menurut The Johari Window (Luth, 1969). Pertama, open (menjadi pribadi yang terbuka pada diri sendiri maupun orang lain). Kedua, blind spot (menjadi pribadi yang terbuka pada orang lain, tetapi tertutup pada diri sendiri). Ketiga, hidden (menjadi pribadi yang terbuka pada diri sendiri, tetapi tertutup pada orang lain. Terakhir, unknown (menjadi pribadi yang tertutup pada diri sendiri dan orang lain).

  1. Buat dan Jalin Koneksi yang Bermanfaat

Menurut Ana Djurovic (2023), pemenuhan kandidat di perusahaan saat ini banyak yang melalui referrals/rekomendasi/referensi dari rekan sejawat. Sebanyak 82% pemberi kerja mengandalkan efektivitas program referensi. Guna menghadapi hal ini, maka pencari kerja perlu melakukan beberapa hal, seperti menghadiri banyak kegiatan yang sesuai dengan minat, pendidikan, dan hobi hingga aktif dalam membagikan pengalaman dan prestasi dalam media sosial atau saat bersosialisasi guna membangun citra yang baik.

  1. Siapkan Resume yang Baik

Resume yang baik menurut Anitya adalah resume yang menonjolkan skill unik, kemampuan, serta penghargaan terbaik yang dimiliki pencari kerja. Selanjutnya, buatlah resume yang profesional dan sesuai dengan industri yang akan dilamar guna memperbesar peluang untuk lolos dalam posisi yang diinginkan. Adapun isi resume dapat memuat beberapa informasi seperti identitas, foto profesional, riwayat pendidikan, pengalaman kerja, training dan seminar, keahlian, dan penghargaan.

  1. Mulai Mencari Kerja

Mencari kerja saat ini bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: Ikuti job portal sehingga dapat ternotifikasi. Ketahuiperusahaan yang diminati/sesuai dengan tujuan. Cari informasi mengenai kualifikasi talenta yang perusahaan inginkan. Cari informasi mengenai career path di perusahaan tersebut. Cari informasi mengenai bagaimana cara melamar ke perusahaan tersebut. Persiapkan diri untuk panggilan interviu. Cari informasi mengenai kehalian apa saja yang dibutuhkan pada posisi yang diinginkan

  1. Pelajari Etika dalam Lingkungan Kerja

Tahap terakhir dalam mempersiapkan karier yang gemilang adalah dengan mempelajari etika sebelum melamar suatu pekerjaan. Etika yang baik akan menunjukkan bahwa pelamar tersebut memiliki gambaran dan kepribadian diri yang baik pula. Tentu saja, perusahaan akan memperhatikan dan sangat mempertimbangkan calon karyawannya yang mempunyai kemampuan dan etika yang baik. Adapun berikut ini adalah beberapa etika yang harus dimiliki oleh seorang pencari kerja:

a. Personal etiquette

Personal etiquette meliputi tingkat percaya diri seseorang, misalnya saat bertemu, berdiri, tersenyum, berjabat tangan biasakan untuk menatap mata lawan bicara. Selanjutnya, menyapa dan berpakaian sesuai dengan situasi dan kondisi bisa meningkatkan citra pelamar kerja dihadapan interviewer.

b. Cell phone etiquette

Penggunaan telepon pintar saat ini merupakan gerbang dari setiap komunikasi, begitu pun komunikasi dalam dunia pekerjaan. Pastikan ketika sedang bekerja, gunakan ringtones profesional. Selain itu, gunakan tata bahasa yang baik saat mengirim/membalas pesan (kata yang disingkat, tanda baca, emoji).

d. E-mail etiquette

Ketika melamar pada suatu pekerjaan, pastikan gunakan alamat surel yang profesional. Alamat surel dan nama fail yang tidak profesional akan menunjukkan bahwa sang pelamar hanya ingin mencoba-coba saja. Pastikan pula untuk selalu menuliskan subjek pada surel, cek kembali lampiran hingga badan surel, serta signature/kontak pengirim sehingga akan meningkatkan ketertarikan HRD untuk membaca pesan/lamaran yang dikirimkan.

e. Social networking

Saat ini, pengaruh media sosial sangat besar dalam menentukan kesempatan bekerja atau kesempatan karier. User/perusahaan kerap menggunakan media sosial untuk mempelajari mengenai calon kandidat atau karyawannya. “Perhatikan sosial media teman-teman, karena itu menjadi faktor yang dinilai juga. Apakah anaknya temperamen atau tidak, orangnya suka main gim daring atau tidak, dan lainnya. Itu, kan, terlihat di histori sosial media. Pastikan bersih dari hal-hal yang negatif,” tandas Anitya.

Hadapi Tahap Interviu

Tahap interviu kerap menjadi tahap yang ditakuti oleh para pelamar kerja. Tak lupa, dalam kesempatan yang sama Anitya juga membagikan poin-poin yang harus diperhatikan ketika menghadapi proses interviu.

“Saat dihubungi perusahaan periksa dan baca surel dengan saksama. Terima telepon di tempat yang kondusif, jika tidak memungkinkan minta untuk menelepon kembali/call back. Catat hal penting (waktu, tempat, agenda) jika tidak memungkinkan dicatat minta untuk di surel,” katanya.

Kemudian, menurutnya persiapan dengan mempelajari profil perusahaan, survei lokasi tes/perusahaan, serta sesuaikan pakaian yang sesuai dengan posisi dan profil perusahaan.

Selanjutnya siapkan deskripsi mengenai diri sebagai perkenalan. Siapkan satu atau dua pengalaman berharga. Siapkan satu atau dua prestasi yang membanggakan. Siapkan satu atau dua kegagalan yang pernah dialami dan cara mengatasinya. Siapkan rencana jangka pendek atau panjang.

Hal-hal lainnya yang bisa dilakukan dengan menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik karena perusahaan biasanya menyukai kandidat yang komunikatif. Tunjukan minat dan antusias untuk bekerja. Tunjukkan sikap yang ramah. Saat negosiasi gaji pastikan sudah mencari informasi terlebih dahulu.

Sebagai penutup, Anitya tak lupa menyampaikan pesan utama bagi para pelamar kerja. “Mulai dari sekarang, bangun konektivitas, dan jangan lupa berdoa. Untuk menjadi profesional itu tidak hanya cara kamu berpenampilan, tetapi juga cara kamu berbicara dan berperilaku,” tutupnya. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/National-Job-Training-dalam-rangkaian-UAD-FAIR-2023-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1200 1800 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-24 14:58:452023-07-24 14:58:45Menjadi Pencari Kerja yang Mengesankan

Era Disrupsi Serta Solusi Karier di Bidang Pendidikan dan Bahasa

15/07/2023/in Feature /by Ard

Dr. Hendi Pratama, S.Pd., M.A. narasumber Notion Career Series Prodi Sastra Inggris FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Lab Ilmu Komunikasi UAD)

Era disrupsi merupakan suatu masa ketika perubahan masif terjadi akibat perkembangan teknologi digital. Hal tersebut memicu adanya berbagai inovasi besar-besaran dalam sistem bisnis, industri, maupun pendidikan secara universal. Disrupsi di dunia pendidikan dapat menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, hal ini bisa menggairahkan dan menciptakan peluang baru dalam berkarier bagi mahasiswa, tetapi di sisi lain bisa juga menjadi ancaman yang mengubah alur yang sudah ada.

Berkaitan dengan hal ini, Program Studi (Prodi) Sastra Inggris Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Notion Career Series seri kedua yang menyasar bidang pendidikan dan pengajaran pada Rabu, 5 Juli 2023. Bertempat di lantai 1 Ruang Aula Masjid Islamic Center Kampus IV UAD, acara ini menghadirkan Dr. Hendi Pratama, S.Pd., M.A. sebagai narasumber.

Hendi Pratama merupakan seorang praktisi dalam bidang pendidikan. Ia saat ini merupakan seorang dosen di Universitas Negeri Semarang dan pelatih transformasi pendidikan yang dikenal luas oleh mahasiswa Indonesia berkat konten-kontennya yang kreatif dan informatif di berbagai media sosial. Sejalan dengan hal tersebut, Hendi berkesempatan untuk memaparkan materi tentang “Tantangan dan Solusi Karier di Bidang Pendidikan dan Bahasa”.

Karier di Bidang Pendidikan Kurang Diminati

Dalam pemaparannya, Hendi mengutip sebuah survei yang dilakukan oleh Kartu Prakerja pada tahun 2020. Survei tersebut menyatakan bahwa bidang pendidikan termasuk bidang yang tidak diminati oleh para pelamar pekerjaan. Dalam survei itu dipaparkan data bahwa mayoritas orang Indonesia cenderung lebih ingin belajar tentang penjualan retail, IT perangkat lunak, akuntansi umum/pembiayaan, penjualan-korporasi, perbankan-keuangan, personalia, IT jaringan/sistem/sistem database, staf/administrasi umum, dan logistik/jaringan distribusi dibandingkan dengan hal-hal yang bersinggungan dengan pendidikan.

Kurangnya minat tersebut tidak terlepas dari banyaknya stigma yang menyatakan bahwa menjadi pengajar tidak akan membawa kesejahteraan dalam hidup. Dilansir dari penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Mataram (Unram) tentang pendapatan tetap dosen per bulan, sebanyak 27,3% dosen di Indonesia memiliki gaji di atas 5 juta rupiah, selanjutnya 29,6% lainnya memiliki gaji sekitar 3‒5 juta rupiah, dan sisanya sebanyak 42,9% memiliki gaji di bawah 3 juta rupiah. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri bagi mereka yang ingin terjun dan berkarier di dunia pendidikan.

Menentukan Karier dengan Konsep Ikigai

Ikigai merupakan sebuah istilah dari bahasa Jepang untuk menjelaskan kesenangan dan makna kehidupan. Konsep Ikigai merupakan sebuah konsep yang bertujuan untuk membuat hidup seseorang menjadi lebih bermakna, berharga, dan seimbang. Dengan kata lain, konsep Ikigai dapat membantu seseorang memahami tujuan hidupnya, begitu pun dengan kehidupan pekerjaan atau karier.

Lalu, bagaimana jika nanti pekerjaan yang akan dijalani tidak sesuai dengan passion? Ada 4 hal yang perlu diperhatikan ketika mencari pekerjaan berdasarkan konsep Ikigai, yakni sebagai berikut.

1. Passion: What You Love

Passion dapat diartikan sebagai sesuatu yang disenangi, sekaligus gabungan dari apa yang disenangi dengan apa yang dikuasai. Hal tersebut dapat memunculkan rasa bergairah dan merasa bahagia untuk melakukan suatu hal, misalnya melakukan hobi ataupun kesenangan pribadi.

2. Mission: What the World Need

Mission adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh lingkungan sekitar. Hal tersebut mungkin tidak sesuai dengan passion yang dimiliki tetapi tidak menutup kemungkinan dapat berkontribusi dan berdampak positif untuk lingkungan sekitar.

3. Vocation: What You Can be Paid For

Tidak dimungkiri adanya penghasilan sangat berkontribusi besar bagi seseorang untuk dapat bertahan hidup. Maka dari itu, vocation adalah sesuatu yang dapat dilakukan dan kemudian menghasilkan suatu pendapatan.

4. Profession: What You Are Good at

Profession merupakan sesuatu yang membuat seseorang merasa ahli di bidangnya. Keahlian ini bisa kita dapatkan dengan menempuh pendidikan atau mengikuti kursus pelatihan sehingga kemudian hal ini juga akan membawa penghasilan nantinya.

Solusi Karier

Saat ini ruang untuk menjadi tenaga pendidik sangat terbuka lebar. Ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa jurusan sastra untuk dapat berkarier di dunia pendidikan. Adapun beberapa variasi potensi karier bagi lulusan jurusan sastra untuk menjadi pendidik adalah sebagai berikut.

1. Pengajar E-Course

Salah satu potensi karier yang berpotensi meraup keuntungan di masa depan adalah menjadi pengajar e-course. Mengajar e-course merupakan sebuah solusi untuk menghemat biaya operasional yang dikeluarkan karena kegiatannya bisa dilakukan secara mobile melalui webinar maupun zoom video meeting. Lebih lanjut, proses pengajaran tersebut dapat direkam dan kemudian dipasarkan secara berbayar melalui aplikasi maupun situs web. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan branding dari e-course yang dijalankan. Di antaranya dari mulut ke mulut. Dengan media sosial konten organik (rajin membuat konten). Dengan media sosial iklan berbayar, dengan mengadakan even sendiri, dan dengan mengikuti atau mensponsori even lain.

2. Trainer, Coach, Motivator

Karier yang berpotensi besar selanjutnya adalah menjadi trainer, coach, atau motivator. Menjalankan profesi ini tidak mengharuskan seseorang untuk keluar dari pekerjaan tetapnya sebagai pengajar. Sebab, profesi ini bisa dilakukan di luar jam mengajar atau ketika akhir pekan. Ada beberapa hal yang mendasari potensi besar berkarier sebagai pelatih atau motivator, yakni sebagai berikut.

Setiap tahun ada ribuan EO, sekolah, kampus, perusahaan, lembaga, dan Kementerian yang mengadakan event upgrading skills. Lembaga-lembaga ini membutuhkan ribuan trainer setiap tahunnya. Belum banyak lulusan pendidikan yang memanfaatkan kesempatan ini. Penghasilan setiap event termasuk tinggi. Berkarier di bidang ini sangat tergantung personal branding dan marketing masing-masing individu. Selain menciptakan peluang mendapatkan penghasilan bagi diri sendiri, berkarier di bidang ini juga bisa membuka lapangan pekerjaan lain.

3. Konten Kreator Pendidikan

Karier yang dapat dijadikan pilihan selanjutnya adalah menjadi konten kreator pendidikan. Maraknya konten yang tidak edukatif, perlu menggugah para tenaga pendidik untuk menciptakan konten yang lebih mendidik dan menarik. Sebagai bonusnya, menjadi konten kreator pendidikan dapat mengasah kemampuan teori dan skill, bahkan dapat meningkatkan pendapatan pengajar.

Hendi menutup presentasinya dengan memaparkan pentingnya target dalam setiap karier yang digeluti. “Orang mau tahu dia sukses atau tidak itu harus punya target, targetnya harus tertulis dan jelas pada waktu tertentu. Kita mau balapan dari satu tempat ke tempat lainnya, perlu garis start dan finish. Selain itu, pilot ketika menerbangkan pesawat pasti sudah memiliki tujuan, sehingga titik akhirnya jelas,” tutupnya. (Lid)

uad.ac.id

Inovatif, Profesional, Dedikatif

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Hendi-Pratama-S.Pd_.-M.A.-narasumber-Notion-Career-Series-Prodi-Sastra-Inggris-FSBK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Lab-Ilmu-Komunikasi-UAD.jpg 1125 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-15 10:33:312023-07-15 10:33:31Era Disrupsi Serta Solusi Karier di Bidang Pendidikan dan Bahasa

Iduladha, Berkurban, dan Momen Meningkatkan Takwa

12/07/2023/in Feature /by Ard

Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag. dosen Program Studi Ilmu Hadis Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: istimewa)

Bekerja sama dengan Masjid Islamic Center (IC), Lembaga Pusat Studi Islam (LPSI) dan Pesantren Mahasiswa Ahmad Dahlan (Persada) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta mengadakan salat Iduladha secara berjamah di lapangan sepak bola Kampus IV UAD pada Rabu, 28 Juni 2023, dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD. Adapun yang bertindak sebagai imam dan khatib dalam acara ini adalah Qaem Aulassyahied, S.Th.I., M.Ag. yang merupakan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus dosen Program Studi Ilmu Hadis.

Qaem Aulassyahied menuturkan, “Pujian kaum muslimin sekalian adalah satu-satunya hal yang pantas kita lakukan untuk memulai hari yang mulia ini.” Mengapa demikian? Karena ada ulama yang mengatakan:

 أَعْيَادُ الْإِسْلَامِ تُبْدَءُ بِالتَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ لِأَنَّهُ عِيْدُ الطَّاعَةِ بَعْدَ الطَّاعَةِ لَيْسَتْ اِنْطِلَاقًا وَرَاءَ الشَّهَوَاتِ وَلَيْسَتْ سِبَاقًا إِلَى النَّزَاوَاتِ وَلَيْسَتْ إِنْتِهٰكَ لِلْمُحَرَّمَاتِ

Artinya: Perayaan-perayaan di dalam Islam haruslah dimulai dengan tahlil dan takbir, karena hari-hari besar Islam adalah hari ketaatan setelah ketaatan. Tidaklah ia dilaksanakan didasarkan atas hawa nafsu, tidaklah ia dijalankan karena keinginan-keinginan pribadi dan juga tidak diakhiri dengan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Swt.

“Maka kaum muslimin sekalian, sedari awal perlu kita insafi bersama bahwa Iduladha di dalamnya terdapat kurban. Namun, kurban bukanlah semata itu saja. Mengalirkan darah dari hewan-hewan yang kita sembelih bukanlah tujuan utamanya, tetapi ada dimensi spiritualitas yang harus kita hayati dengan keimanan dalam rangka ketaatan dan beribadah Allah Swt.,” jelas Qaem.

Allah sendiri telah menyatakan dengan tegas di dalam Al-Qur’an:

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَٰكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنْكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Hajj: 37)

Ditegaskan juga oleh Syaikh Wahbah Zuhaili, “Bahwa ketika seseorang berkurban, maka kualitas kurbannya tidak ditentukan dari seberapa mahal binatang kurbannya tetapi ditentukan dari seberapa takwa ketika ia berkurban dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.”

“Maka sungguh kaum muslimin sekalian, tidak ada nilainya jika binatang yang disembelih, darahnya, dagingnya, maupun tulangnya kita iringi dengan sombong, berbangga-bangga diri dan harta di hadapan manusia,” terang Qaem.

Qaem pun menjelaskan, “Dimensi ketaatan dalam kurban dan Iduladha ini kaum muslimin sekalian juga bisa kita temukan dalam salah satu fungsi dari Iduladha itu sendiri yaitu sebagai pengingat momentum sejarah. Sejarah ketika ada seorang hamba di muka bumi ini yang telah berhasil membuktikan ketaatan dan ibadahnya di hadapan Allah Swt. sehingga Allah telah menetapkan hamba ini sebagai hamba yang berhasil dan patut untuk diteladani yaitu Nabi Ibrahim a.s.”

Allah swt. berfirman dengan tegas di dalam Al-Qur’an:

وَاتَّخَذَ اللّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً…

… dan sungguh Allah telah memilih, Allah telah menjadikan Nabi Ibrahim sebagai kekasihnya (Q.S. An-Nisa: 125)

“Inilah salah satu bukti nyata bahwa Nabi Ibrahim adalah hamba yang berhasil, karena kaum muslim sekalian kita tahu bersama ketika seseorang telah menjadi kekasih Allah, maka tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak bisa ia dapatkan. Sebab Allah kekasihnya adalah Tuhan yang maha memiliki semuanya. Tidak ada hal yang dapat menyusahkan dirinya, karena Allah kekasihnya adalah Illah yang maha memberikan perlindungan. Bahkan sekiranya dunia seisinya memusuhi Nabi Ibrahim pun tidak akan pernah bisa memberikan kekecewaan kepada Nabi Ibrahim karena Allah kekasihnya adalah zat yang maha memberikan kebahagiaan dan itulah yang akan dan telah didapatkan Nabi Ibrahim sebagai kekasih Allah Swt. Di samping itu, Allah Swt. juga berfirman di dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Ibrahim adalah nabi yang sukses di dunia dan akhirat,” imbuhnya.

Momentum Iduladha ini menjadi sebuah perenungan secara reflektif dengan bertanya kepada diri pribadi. Apa yang pernah dilakukan Nabi Ibrahim sehingga ia bisa menjadi hamba yang berhasil membuktikan ketaatannya di hadapan Allah Swt.? Menurut Khalid Muhammad Khalid salah satu ulama yang merumuskan dari kisah Nabi Ibrahim untuk menjadi hamba yang sukses dalam taat kepada Allah, itu ada dua hal. Pertama, Nabi Ibrahim adalah manusia yang berhasil melewati ujian kehidupan yang diberikan oleh Allah Swt. Padahal kaum muslimin sekalian, kehidupan yang paling berat di muka bumi ini adalah kehidupan para nabi. Kedua, untuk berhasil dari ujian tersebut maka Nabi Ibrahim punya modal yang paling penting yaitu modal keimanan dan akidah kepada Allah yang begitu murni.

Dari tafsir At-Thabari di dalamnya diceritakan ketika Nabi Ibrahim hendak dilempar ke dalam api oleh Namrud, malaikat Jibril datang untuk menawarkan pertolongan tetapi Nabi Ibrahim dengan tegas menolak pertolongan itu lalu mengatakan, “Aku hanya menggantungkan hidupku kepada zat yang menciptakan makhluk yaitu Allah Swt. bukan makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.” Oleh karena itu, menurut imam At-Thabari, yang menolong Nabi Ibrahim bukanlah malaikat Jibril tetapi yang menolong Nabi Ibrahim adalah Allah langsung dengan mengatakan, “Wahai api, jadilah dingin dan menyelamatkan Nabi Ibrahim a.s.”

“Semoga Allah memampukan kita untuk meneladani teladan Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim, agar Allah menjadikan kita manusia-manusia yang mampu melewati ujian-ujian kehidupan. Agar Allah memberikan kita akidah dan iman yang murni yang bisa menyelamatkan kita dari api-api kemaksiatan dan agar Allah menjadikan keluarga-keluarga kita, calon keluarga adalah keluarga-keluarga muslim yang nanti Allah kumpulkan di surga,” tutup Qaem. (Zah)

uad.ac.id
Inovatif, Profesional, Dedikatif

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Qaem-Aulassyahied-S.Th_.I.-M.Ag_.-dosen-Program-Studi-Ilmu-Hadis-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-istimewa.png 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-12 13:43:092023-07-12 13:43:09Iduladha, Berkurban, dan Momen Meningkatkan Takwa

Bagaimana Adab Bertetangga?

12/07/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan narasumber Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. (Foto: istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta kembali menyelenggarakan Kajian Rutin Ahad Pagi. Kegiatan ini berlangsung secara luring di kompleks Masjid IC Kampus IV UAD dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dengan tema serta pemateri yang berbeda setiap pertemuan. Pemateri kali ini adalah Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang merupakan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Kepala Pusat Tarjih UAD dan juga dosen UAD Program Studi Ilmu Hadis.

Budi Jaya Putra di awal ceramahnya menuturkan, “Salah satu kebahagiaan dalam hidup ialah memiliki tetangga yang baik.”

Ada yang mengatakan tetangga adalah 40 rumah setiap sisi dan ada yang mengatakan 10 rumah setiap sisi. Setelah diteliti, riwayat-riwayat yang membicarakan tentang batasan tetangga dinilai lemah. Maka secara dzahir, pembahasan tentang tetangga itu dikembalikan sesuai dengan adat kebiasaan. Adat kebiasaan adalah pembatas bagi hal-hal yang tidak dibatasi oleh syariat. Jadi, jika di syariat tidak ditemukan secara pasti maka dikembalikan kepada adat istiadat.

Kedudukan Tetangga dalam Islam

Rasulullah saw. bersabda yang artinya, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaknya ia muliakan tetangganya.” (H.R. Bukhari 5589: Muslim 70). Jika di balik maknanya, orang yang hendak memuliakan tetangganya maka sudah tidak diragukan lagi keimanannya. Jadi, posisi tetangga ini sangat luar biasa. Salah satu haknya adalah dimuliakan. Jika kita bersikap sebaliknya bukan memuliakan tetapi malah bersikap zalim maka harus dipertanyakan keimanannya.

“Iman itu bukan hanya rajin ke masjid, rajin tahajjud, dan rajin puasa sebagai bukti orang yang beriman dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Namun, ada sisi lain yang harus diperhatikan salah satunya ialah memuliakan tetangga,” jelas Budi.

Memuliakan Tetangga

Memuliakan yang dimaksud ini adalah tidak menzalimi. Jika memasak, Nabi mengajarkan untuk diperbanyak dan jika memasak lalu baunya sampai tercium maka berilah tetangga itu apa yang kita masak. Inilah Islam, hak tetangga ialah dimuliakan. Bahkan jika kita memiliki makanan pun dan tetangga melihat maka tawarilah. Begitu pentingnya tetangga sampai-sampai malaikat Jibril sering menasihati Nabi Muhammad saw. tentang adab memuliakan tetangga dan Nabi merasa seolah-olah tetangga itu akan mewarisi hartanya, hal tersebut dikarenakan seringnya malaikat Jibril menasihati Nabi tentang tetangga. Sampai-sampai jika kita ingin membangun rumah pun harus izin dengan tetangga.

Anjuran Berbuat Baik kepada Tetangga

Dalam Q.S. An-Nisa ayat 36 Allah Swt. berfirman yang artinya, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang memiliki hubungan kerabat dan tetangga yang bukan kerabat, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”

Jadi, berbuat baik kepada tetangga adalah suatu perintah dalam Islam bukan adat istiadat. Karena ini merupakan perintah dalam Islam dan berlaku langsung di Al-Qur’an perintahnya maka berlaku juga bagi muslim di seluruh dunia. Di mana pun kalian berada maka wajib untuk berbuat baik kepada tetangga. Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan tentang ayat ini, bahwa tetangga yang lebih dekat tempatnya maka lebih besar juga haknya. Sudah seharusnya seseorang mempererat hubungannya terhadap tetangganya, dengan memberinya sebab-sebab hidayah dengan sedekah, dakwah, lemah lembut dalam perkataan dan perbuatan, serta tidak memberikan gangguan baik berupa perkataan maupun perbuatan.” (Tafsir as-Sa’di, 1/171).

“Jadi kita harus hati-hati dalam berbuat ketika dengan tetangga. Orang yang paling baik di sisi Allah adalah dia yang paling baik dengan tetangganya,” tutup Budi. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-narasumber-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-Foto-istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-12 09:43:112023-07-12 09:43:11Bagaimana Adab Bertetangga?

Spirit Dakwah Muhammadiyah

11/07/2023/in Feature /by Ard

dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. pada pengajian dalam rangka memperingati Milad ke-114 Muhammadiyah di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Melalui Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan pengajian dalam rangka memperingati Milad Muhammadiyah ke-114 yang bertema “Dakwah Pencerahan dalam Dinamika Keummatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan Universal”. dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. selaku Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bidang Pembinaan Kesehatan Umum, Kesejahteraan Sosial, dan Resiliensi Bencana hadir sebagai pembicara, dengan didampingi Eka Anisa Sari, S.I.Kom., M.I.Kom. yang merupakan dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UAD selaku pemandu jalannya acara. Kegiatan berlangsung pada Senin, 26 Juni 2023 di lantai 2 Masjid Islamic Center (IC) Kampus IV UAD Yogyakarta dan disiarkan melalui kanal YouTube LPSI UAD.

Agus Taufiqurrahman di awal ceramahnya menuturkan, “Jika kita sedang tasyakur maka sering diingatkan dengan Surah Ibrahim ayat 7. Sebenarnya kita sudah tahu bahwa jika bersyukur akan ditambah kenikmatan, tetapi kita jarang menjadi orang yang bersyukur sepenuhnya. Perubahan waktu itu harus kita jadikan sebagai langkah muhasabah. Selama bisa melakukan perbaikan, maka jagalah muhasabah itu. Untuk urusan dunia, jika gagal sekarang selama masih hidup di dunia itu masih bisa kita raih. Namun jika untuk persiapan akhirat, sudah sampai di sana tidak ada lagi yang bisa mengoreksi ulang.”

Perjalanan Panjang Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan pada 8 Zulhijah 1330 H, atau bertepatan dengan 18 November 1912 M. Selama 114 tahun sudah Muhammadiyah berdakwah. Pada tahun 1920, Muhammadiyah waktu itu ada 5 departemen, bagian dan lembaga yang sekarang ini sudah menjadi majelis, lembaga, biro, dan lain-lain. Pertama, Bahagian Sekolahan yang dipimpin oleh H.M. Hisyam. Kedua, Bahagian Tablig yang dipimpin oleh H.M. Fahrudin. Ketiga, Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKU) yang dipimpin oleh H.M. Soedja’. Alasan ia diberi kepercayaan untuk mengurus ialah karena pada tahun 1919 Gunung Kelud meletus, ia sudah memimpin relawan kebencanaan Muhammadiyah yang waktu itu lebih dikenal dengan sebutan Laskar Kiai Soedja’. Maka, di sidang 1920 Kiai Soedja’ diminta untuk mempresentasikan sebagai Ketua PKU. Keempat, Bahagian Taman Pustaka yang dipimpin oleh H.M. Moehtar dan bernama Suara Muhammadiyah.

Spirit Dakwah Muhammadiyah

Muhammadiyah spirit dakwahnya itu dapat dirasakan oleh umat dan kemanusiaan universal. Bisa dilihat dari kliniknya Poliklinik Moehammadijah dengan tulisan di bawahnya PKU (Penolong Kesengaaraan Umat). Jadi, memang jika ditanya larinya apa? Sumbernya apa? Ya dakwah Muhammadiyah itu spiritnya rahmatan lil ‘alamiin ingin membawa Islam yang dapat dirasakan oleh siapa pun.

Ia menambahkan, “Banyak kader Muhammadiyah yang sudah diakui perannya untuk bangsa bahkan menjadi pahlawan nasional. Bagi Muhammadiyah, bukanlah teriakan yang menjadi salah satu indikator cinta tanah air, tetapi karya untuk bangsa itu yang dilakukan.”

Kapan Spirit Islam Berkemajuan dalam Muhammadiyah Itu Digaungkan?

Ketika awal K.H. Ahmad Dahlan mengajari ngaji murid-muridnya sebelum Muhammadiyah ini lahir sampai di awal Muhammadiyah didirikan, ada 2 pengajian yang sangat terkenal yaitu ngaji tafsir Surah Al-Ashr. Surah Al-Ashr ini prinsipnya adalah penanaman akidah terlebih dahulu. Iman itu yang digembleng, iman itu harus memunculkan karya-karya saleh atau amal saleh, maka yang beruntung itu hanya yang beriman dan beramal saleh. Jika mengaku beriman tetapi tidak ada cerminan beramal saleh, maka sesungguhnya imannya belum sempurna dan itulah yang dibawa oleh sebagian orang yang menulis spirit kemajuan, spirit profesionalisme dengan nilai-nilai iman itu ditanamkan oleh Ahmad Dahlan.

Kemudian yang kedua, ngaji Al-Maun, ini tidak sampai 8 bulan karena baru 3 bulan sudah diprotes. Jadi, harusnya ciri ngaji yang diwariskan oleh K.H. Ahmad Dahlan adalah baca, paham, ngerti, dan amalkan apa yang diperintahkan dalam Al-Qur’an.

“Karakter Islam Berkemajuan, di antaranya berlandaskan pada tauhid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunah, menggalakkan ijtihad dan tajdid, mengembangkan prinsip wasatiyah. Spirit Islam Berkemajuan adalah spirit dakwah rahmatan lil ‘aalamiin dan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Maka, spirit keilmuan itu terus ada di situ. Untuk urusan duniawi, maka tajdid itu dinamisasi. Kuncinya adalah bagaimana seluruh elemen Muhammadiyah termasuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) sebagai media dakwah dari Muhammadiyah ini bisa mewujudkan spirit Islam rahmatan lil ‘aalamiin,” tutupnya. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/dr.-H.-Agus-Taufiqurrahman-Sp.S.-M.Kes_.-pada-pengajian-dalam-rangka-memperingati-Milad-ke-114-Muhammadiyah-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-07-11 09:01:172023-07-11 09:01:17Spirit Dakwah Muhammadiyah
Page 31 of 67«‹2930313233›»

TERKINI

  • Turnamen Tenis Meja: Dari Hobi Menjadi Prestasi di Tengah Masyarakat01/07/2025
  • Dosen UAD Manfaatkan Pati Singkong dan Bunga Telang Jadi Kemasan Pangan Ramah Lingkungan01/07/2025
  • Dosen UAD Kembangkan Produk Sehat Berbasis Rumput Laut Merah dengan Pendekatan Design Thinking01/07/2025
  • Toleransi Itu Peduli, Bukan Acuh01/07/2025
  • Belajar Menjadi Pemimpin Lewat Organisasi01/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara I Lomba Menyanyi Nasional01/07/2025
  • Tapak Suci UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Bhayu Manunggal Championship 202530/06/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi di Kejuaraan Nasional UPI Karate Cup V 202526/06/2025
  • Mahasiswa FK UAD Raih Juara 3 Lomba Artikel Ilmiah Nasional25/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Lomba Fotografi dengan Karya Bertema Edukasi Islami24/06/2025

FEATURE

  • Ijazah Saja Tak Cukup, Begini Strategi Lulusan Baru Hadapi Dunia Kerja01/07/2025
  • Menyemai Sila Pertama, Menuai Takwa30/06/2025
  • Krisis Identitas di Kalangan Mahasiswa, Kamu Salah Satunya?30/06/2025
  • Penyampaian materi tentang Digital Public Health oleh Kepala BKPK Kemenkes RI dalam kuliah pakar Prodi Magister Kesmas Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto. Isah)Digital Public Health Competencies30/06/2025
  • Mendidik Anak Tak Semudah Memindahkan Air28/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top