• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Dari Gemar Bermain Gim, Satrio Raih Dua Gelar Juara Lomba Debat Nasional

15/03/2022/in Feature /by Ard

Kenny Satrio Firdani, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) peraih Juara I Debat Disporseni Nasional (Foto: Didi)

“Tips untuk memilih argumen yang baik dan tepat ialah dengan mempelajari informasi atau isu terkini. Dengan mempelajari isu tersebut, kita jadi lebih paham dengan topik yang akan diangkat dalam debat nantinya, karena pada umumnya topik debat dalam perlombaan sangat relevan dengan isu yang tengah terjadi.”

Ungkap Kenny Satrio Firdani, mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Inggris, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), peraih juara I Debat Disporseni Nasional UT 2021, yang saat itu tergabung dalam satu tim bersama Desti Nurwahidah.

Berawal dari kegemaran bermain gim, Kenny dengan inisiatifnya belajar bahasa Inggris guna lebih memahami gim yang kerap dimainkannya. Bagai berenang sambil menyelam, berkat giatnya mempelajari bahasa Inggris, kini ia menjadi salah satu sosok yang diperhitungkan dalam kompetisi debat berbahasa Inggris skala nasional.

“Semenjak Taman Kanak-kanak (TK) aku sering bermain komputer dan gim, yang kemudian berlanjut pada ketertarikan terhadap bahasa Inggris. Lama waktu berselang, saat duduk di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) nilaiku dikategorikan bagus pada mata pelajaran bahasa Inggris, dari sanalah kemudian aku diikutsertakan dalam seleksi debat bahasa Inggris antarsekolah. Kalau diingat-ingat, itu adalah kali pertama aku terjun di lomba debat ilmiah berbahasa Inggris,” tuturnya.

Menurutnya Kenny, metode yang mudah untuk belajar bahasa Inggris ialah dengan cara menghubungkannya pada hal lain yang digemari. “Misal suka nyanyi nih, nah pilihlah lagu berbahasa Inggris untuk dinyanyikan.”

Selain meraih juara I Debat Disporseni Nasional UT 2021, dirinya juga pernah melahap dua gelar juara sekaligus dengan meraih juara I dan III pada lomba debat nasional, yang diselenggarakan SMK Muhammadiyah 3 Yogyakarta.

Kenny berpendapat, untuk membentuk public speaking yang baik guna penunjang dalam lomba debat, ialah dengan berbicara pada banyak orang dan percaya diri. Sebab menurutnya, jika seseorang dari awal saja sudah malu untuk berbicara di depan umum, dikhawatirkan sesuatu yang ingin diungkapkannya bisa hilang begitu saja karena gugup.

“Alternatif lain, untuk melatih percaya diri bisa dengan membuat video vlog, yakni berbicara tentang aktivitas keseharian di depan kamera. Manfaat lain yang bisa diperoleh saat melakukannya ialah melatih pandangan mata agar bisa fokus di depan kamera atau lawan bicara,” tambahnya.

Kenny berpesan, agar mahasiswa UAD jangan lelah untuk mengikuti perlombaan, dan dalam realitas perlombaan kalah atau menang bukan menjadi persoalan. Ia menekankan, “Nilai atas usaha jauh lebih berharga dibanding hasil yang diperoleh.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kenny-Satrio-Firdani-peraih-Juara-I-pada-Debat-DISPORSENI-Nasional-UT-2021-Sumber-foto-SS-YouTube-KitaTalk-Televisi-Uad.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-15 09:51:102022-03-15 09:51:10Dari Gemar Bermain Gim, Satrio Raih Dua Gelar Juara Lomba Debat Nasional

Tasya Aulia Izzani: “Belajar Taekwondo untuk Pribadi Lebih Disiplin”

14/03/2022/in Feature /by Ard

Tasya Aulia Izzani membagikan kisahnya di Kita Talk Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Episode 43 (Foto: Didi)

Sebab dahulu mengalami perilaku perundungan yang dilakukan oleh teman sebayanya, ia memutuskan untuk belajar bela diri taekwondo. Dengan kemampuan yang dimiliki itu, dirinya menjadi lebih siap dan kuat secara mental maupun fisik.

Adalah Tasya Aulia Izzani, seorang mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan. Ia mengidolakan atlet nasional taekwondo Indonesia, Permata Cinta Nadya. Tasya, begitu ia akrab disapa, makin semangat dalam berlatih, hingga akhirnya memiliki motivasi yang kuat untuk terus meraih prestasi di ajang kompetisi taekwondo.

Berawal dari niat memperkuat diri agar tahan perundungan, Tasya tekun belajar bela diri taekwondo hingga mampu meraih medali emas pada Prabu Taekwondo Challenge V 2022. “Selain itu, alasan saya belajar bela diri Taekwondo ialah ingin meningkatkan kemampuan fisik, mental, rasa percaya diri, mandiri, dan disiplin dalam hal apa pun.”

Dari pengakuannya, banyak pengalaman yang ia peroleh saat mengikuti kompetisi, di antaranya mendapat teman baru, menjadi lebih dekat dengan pelatih, dan rasa kekeluargaan yang meningkat kepada sesama atlet.

“Pikiran yang tenang, berpikir positif, percaya diri, dan berdoa adalah beberapa hal yang harus dimiliki atlet sebelum bertanding di kompetisi. Tidak kalah berperan, saling mendukung dan peduli kepada satu sama lain juga jangan sampai dilupakan,” ungkap Tasya.

Meski pandemi masih melanda hingga saat ini, Tasya tidak surut semangatnya untuk terus berlatih taekwondo. Selain mengikuti latihan di kampus, ia banyak mengikuti latihan di dojang (red: tempat latihan) lain, dan berlatih secara privat kepada pelatih.

Tidak selalu on fire, Tasya ada kalanya dilanda jenuh. Saat diselimuti perasaan itu, ia berusaha bangkit dengan keajaiban kalimat yang diciptakannya sendiri, “Jika ingin mendapat hasil yang terbaik, harus dibarengi dengan persiapan yang matang. Maka dari itu, teruslah semangat!”

“Umum dirasakan oleh siapa pun, perasaan insecure pasti selalu ada di diri manusia, termasuk saya. Tapi kemudian balik lagi ke diri sendiri, jangan sampai insecure ini berpengaruh dan memberikan dampak yang buruk,” pesan Tasya.

Menyikapi kegagalan yang sudah pasti pernah ia rasakan, Tasya memaknainya sebagai acuan untuk dirinya lebih baik dan kian berkembang.

Sebagai mahasiswi UAD, Tasya berharap agar para atlet atau calon atlet di UAD lebih semangat dan giat dalam berlatih. Menurutnya, dengan prestasi yang diraih bisa membanggakan almamater dan mendatangkan banyak manfaat lainnya. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tasya-Aulia-Izzani-membagikan-kisahnya-di-Kita-Talk-Eps-43-Sumber-Foto-SS-Televisi-Uad.jpg 576 1024 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-14 07:54:192022-03-14 07:54:19Tasya Aulia Izzani: “Belajar Taekwondo untuk Pribadi Lebih Disiplin”

Arti Kejuaraan bagi Taufik Azhari

11/03/2022/in Feature /by Ard

Taufik Azhari mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi UAD yang berhasil menyabet juara II pada kejuaraan Taekwondo tingkat nasional (Foto: Istimewa)

“Yang terpenting adalah percaya diri, kata percaya bukan hanya percaya kepada diri sendiri saja, tetapi juga percaya kepada Allah yang telah memberikan kepercayaan kepada kita sehingga bisa terbang lebih tinggi,” ucap Taufik Azhari

Kalimat tersebut dilontarkan Taufik, sapaan akrabnya, mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi (Prodi Ilkom) Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) angkatan 2021 yang berhasil menyabet juara II pada kejuaraan Prabu Taekwondo Challenge V Tingkat Nasional 2022. Kejuaraan diselenggarakan selama enam hari, yakni pada 11–13 Februari 2022 oleh Pengurus Daerah Taekwondo Indonesia Provinsi Banten dan Club Prabu Taekwondo Team. Acara berlangsung di GOR Indoor Stadion Bonang (Venue Prapon), Tangerang, Banten.

Melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Taekwondo UAD, Taufik berhasil menorehkan prestasi. Ketika mengikuti kejuaraan, ia mengibaratkan sebuah buku novel, yang kovernya adalah kejuaraan, dan isi novel adalah serangkaian perjuangan yang menjadi sampul buku, yakni berjuang dengan rasa kekeluargaan, kebersamaan, dan akhirnya menghasilkan sebuah prestasi.

Sebagai anggota baru dalam UKM Taekwondo, ia menuturkan bahwa keberhasilan yang diperoleh tidak lepas dari senior dan para pelatih yang menjadikan sang juara. “Saya belum lama bergabung di UKM Taekwondo ini, tetapi berkat bantuan dan dukungan dari senior serta guru-guru saya, sehingga bisa menjadikan saya sang juara. Itu artinya, merekalah yang berperan penting dalam saya berproses,” tandas Taufik pada Sabtu, 5 Maret 2022 ketika diwawancara melalui pesan WhatsApp.

Lebih lanjut, bagi Taufik keberhasilan yang diperoleh merupakan kesempatan yang tidak boleh disia-siakan. “Hal yang saya tanamkan pada diri adalah selalu mengingat kesempatan yang diberikan. Karena tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan besar, sehingga bagaimanapun caranya saya berusaha memberikan yang terbaik. Kalah menang itu memang biasa, tetapi menghargai kesempatan dengan semangat dan sungguh-sungguh adalah poin penting dalam kejuaraan, agar tidak menimbulkan kekecewaan kepada orang-orang yang telah memberi kesempatan,” jelasnya.

Ke depannya ia menargetkan untuk bisa lebih menjadikan diri yang lebih baik lagi, lebih semangat mengembangkan potensi dalam diri, sehingga dapat menebar kebermanfaatan bagi orang yang berada di sekitar.

Pada akhir wawancara, Taufik yang juga sebagai kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) FSBK berpesan bahwa “Menjadi mahasiswa adalah sebuah kehormatan, menjadi mahasiswa juga adalah sebuah tanggung jawab. Sebagai mahasiswa harus bisa mempertahankan bahkan bisa membentuk integritas, percuma mempunyai akreditasi A tetapi tidak mempunyai integritas. Sehingga, menjadi atlet adalah salah satu jalan untuk mempertahankan sekaligus membentuk integritas diri yang lebih baik.” (guf)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Taufik-Azhari-mahasiswa-prodi-Ilmu-Komunikasi-UAD-yang-berhasil-menyabet-juara-II-pada-kejuaraan-taekwondo-tingkat-nasional-Foto-Istimewa.jpg 1599 1200 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-11 09:50:132022-03-11 09:50:13Arti Kejuaraan bagi Taufik Azhari

Strategi Jitu Tembus Bisnis Pasar Global Lewat Media Sosial

09/03/2022/in Feature /by Ard

Mufid Salim, S.I.Kom., M.B.A. dalam acara kuliah umum Bisnis Jasa Makanan Universitas Ahmad Dahlan (Foto: Tsabita)

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada tahun 2019, Indonesia menempati peringkat pertama di dunia dalam pertumbuhan nilai perdagangan elektronik (e-commerce) dengan angka mencapai 78 persen. Disusul oleh Meksiko di peringkat kedua dengan nilai pertumbuhan sebesar 59 persen. Kondisi ini mengindikasikan bahwa usaha perdagangan elektronik memiliki nilai ekonomi yang bagus, sehingga harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

Melihat peluang tersebut, Program Studi (Prodi) Bisnis Jasa Makanan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengupas tuntas tentang strategi jitu meraih pasar lewat media sosial dalam kuliah umum yang diadakan pada Sabtu, 5 Maret 2022. Melalui Zoom Meeting dan siaran langsung di kanal YouTube UAD, Gonzaga Florozentrik, B.B.A., M.A., dan Mufid Salim, S.I.Kom., M.B.A. hadir sebagai pembicara.

Gonzaga atau Aga menjelaskan bahwa dalam membangun sebuah framework untuk menjadi entrepreneur yang sukses, ada enam poin penting yang harus disoroti. Mulai dari mengenal tempat, menyelaraskan tujuan, membangun tim, membuat taktik, menyelesaikan tugas, dan mau tanggung jawab. Keenam hal ini selanjutnya menjadi sebuah siklus satu kesatuan dan terus berputar untuk menciptakan sebuah ekosistem yang baik dalam berbisnis.

Mengenal tempat berhubungan dengan masalah sosial di masyarakat terbentuk, terdapat beberapa faktor yang memengaruhinya yaitu politik, ekonomi, sosial dan kondisi, teknologi, hukum, serta lingkungan. Lalu untuk menyelaraskan tujuan, 3P menjadi peran penting yaitu passion, positioning, patience. Hal ini yang akan membantu untuk menemukan alasan mengapa kita memulai sebuah bisnis, dengan begitu maka tujuan akan menjadi jelas. Selanjutnya membangun tim, dua komponen yang berperan adalah stakeholder dan shareholder. Keduanya harus berafiliasi untuk membangun ABCDEFGHI (Anchor, Beneficiary, Customer, Donor, Employee, Friends, Government, Home, Investor).

Setelah tempat, tujuan, dan tim terbangun, langkah berikutnya adalah membuat taktik dengan menentukan prioritas utama. Pelajari preposisi nilai dan cara mengatur pendapatan serta pengeluaran perusahaan. Kemudian, menyelesaikan tugas, secara singkat dapat disebut sebagai DELTA, yaitu Direksi dan manajemen perusahaan, Empati dan membuat produk, Luncurkan dan optimalkan popularitas produk, Terjadinya pelayanan dan penjualan produk, Automasi dan operasional perusahaan. Yang terakhir, tanggung jawab, wajib dilaksanakan oleh seluruh pihak dalam rangka menciptakan sebuah dampak yang bagus.

Mufid kemudian membahas tentang pemanfaatan media sosial sebagai alat utama dalam berbisnis digital. “Aktif di media sosial belum tentu meningkatkan penjualan, terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan,” jelasnya.

Yang pertama adalah promotion, dilakukan melalui media sosial untuk membangun awareness dan engagement agar konsumen menjadi tahu, tertarik, dan akhirnya lebih dekat untuk membeli. Kedua, product, pastikan bahwa produk kita memiliki kualitas yang tinggi, banyak kelebihan, dan ada diferensiasi dari kompetitor. Ketiga, price, buat titik tengah antara harga murah bagi konsumen dan margin besar penjualan bagi produsen. Keempat, place, ada baiknya untuk menciptakan consumer touch point atau distribusi produk ke tangan konsumen secara langsung. Kelima, process, manajemen operasional penjualan harus diatur dengan baik untuk mengelola proses penjualan produk. Keenam, people, karena tidak mungkin untuk melakukan semuanya sendiri dalam berbisnis, maka buatlah tim yang harmonis dan kokoh untuk mencapai hasil maksimal. Terakhir, physical evidence, lebih baik ada display produk agar konsumen bisa melihat dan memastikan sendiri kualitasnya.

Lebih lanjut, Mufid juga menambahkan beberapa tips dalam digital marketing. Pertama, pilih media sosial yang paling cocok dengan produk, hindari penggunaan bahasa pemasaran yang berklaim, ilmu terus berkembang maka kita juga harus update dan membangun critical thinking, ikuti peraturan dan regulasi yang berlaku, kolaborasi dengan bidang lain agar pandangan bisnis lebih luas, pisahkan uang pribadi dan uang bisnis sejak awal, terakhir, ikuti pelatihan untuk mengembangkan skill.

Dengan jumlah pengguna internet mencapai 82 juta orang, Indonesia jelas menjadi pasar potensial dalam bisnis digital. Peningkatan perdagangan elektronik terjadi karena masyarakat Indonesia tergolong maniak internet. Terbukti dengan tingginya pengguna dan posisi kedelapan dunia yang ditempati Indonesia. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mufid-Salim-S.I.Kom_.-M.B.A.-dalam-acara-kuliah-umum-Bisnis-Jasa-Makanan-Foto-Tsabita.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-09 12:21:472022-03-09 12:21:47Strategi Jitu Tembus Bisnis Pasar Global Lewat Media Sosial

Menengok Kehidupan Kampus di Jepang dan Malaysia

05/03/2022/in Feature /by Ard

Rawitsara Noonlakkum memaparkan materi dalam acara International Undergraduate Seminar yang diadakan Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)

Pernah terpikir untuk melanjutkan studi ke Jepang? Menikmati musim semi dengan bunga sakura yang bermekaran sepanjang jalan, sambil melihat indahnya Kota Kyoto misalnya. Atau ke Malaysia? Memandang megahnya Menara Kembar Petronas dan hiruk-pikuk Kuala Lumpur dengan arsitektur kotanya.

Semua itu dijelaskan dengan rinci oleh Rawitsara Noonlakkum, mahasiswa asal Jepang yang berkuliah di Ritsumeikan Asia Pacific University (APU) dan Umi Nadiah Yusuf, mahasiswa lulusan Universiti Teknologi Malaysia (UiTM) pada acara International Undergraduate Seminar yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu, 26 Februari 2022 melalui kanal YouTube UAD.

Diawali dari Jepang, sebuah negara yang dikenal dengan kecanggihan teknologinya. Sistem pendidikan di Jepang hampir sama dengan Indonesia, yaitu 12 tahun wajib belajar yang terdiri atas 6 tahun sekolah dasar dan 6 tahun sekolah menengah. Hal ini tentu bukan sebuah fakta baru, karena seperti yang kita ketahui, sistem pendidikan di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh Jepang pascakolonialisme dulu. Setelah menyelesaikan sampai ke jenjang sekolah menengah, barulah perjalanan menjadi mahasiswa di Jepang dimulai. Menurut Yoshiko (panggilan akrab Rawitsara Noonlakkum), yang terjadi saat ini adalah Jepang mengalami penyusutan populasi yang menyebabkan pemerintah mereka gencar mencari pekerja atau mahasiswa asing yang mau bekerja di Jepang. Mereka juga menyediakan pembiayaan kuliah, beasiswa, tunjangan hidup, dan masih banyak lagi.

“Di Jepang persaingannya sangat ketat, jadi perlu usaha keras,” tutur Yoshiko saat menjelaskan tentang atmosfer kehidupan kampusnya. Tantangan lain yang dihadapinya adalah kendala bahasa dan kebudayaan. Sebagai seorang keturunan Thailand-Jepang, Yoshiko harus belajar ekstra untuk memperdalam kemampuan bahasanya, baik bahasa Jepang maupun bahasa Inggris. Ia mengakui dirinya tertantang apalagi ketika harus berbicara dengan orang yang berbeda kewarganegaraan. Menjadi mahasiswa telah menuntutnya untuk lebih open minded dan berani untuk keluar dari zona nyaman.

Tidak jauh berbeda, Nadiah, warga Malaysia lulusan UiTM, juga mengaku bahwa di Malaysia atmosfer kehidupan kampusnya cukup kompetitif. Setiap mahasiswa selalu mengerahkan usaha terbaiknya untuk mendapatkan nilai bagus. Semua itu juga didukung dengan lingkungan positif yang memiliki feedback yang membangun. Tantangan yang dihadapi Nadiah dalam dunia akademiknya adalah ia harus menyeimbangkan antara kehidupan kampus dan kehidupan pribadinya. Bagaimana memanajemen waktu dengan baik untuk mengerjakan tugas dan menenangkan diri.

“Terkadang saya kehilangan semangat untuk mengikuti program atau aktivitas lain, sama seperti kalian,” papar Nadiah. Meski begitu, ia akhirnya berhasil lulus dengan nilai yang memuaskan yaitu 3.93.

Terkait sistem pendidikan, di Malaysia, jika kamu sudah lulus sekolah menengah, maka kamu harus mengikuti Pre-University Courses atau Fast Track Courses terlebih dahulu sebelum mendaftar ke kampus. Keduanya adalah semacam bekal untuk mendapatkan materi melalui kelas-kelas tambahan, di dalamnya seperti International Baccalaureate Program dan Technology Vocational Education Training (TVET). Setelah menyelesaikan program ini, baru bisa mendaftar ke kampus lewat Unit Pusat Universiti (UPU) sebagai gerbang untuk masuk ke universitas negeri di Malaysia. (tsa)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rawitsara-Noonlakkum-memaparkan-materi-dalam-acara-International-Undergraduate-Seminar-Foto-Tsabita.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-05 07:51:542022-03-05 07:52:22Menengok Kehidupan Kampus di Jepang dan Malaysia

Review Penghitungan Waris untuk Cucu Laki-laki, Perempuan, dan Kakek

01/03/2022/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Bakda Magrib Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Kajian Rutin Bakda Magrib Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali digelar pada Jumat, 25 Februari 2022, melalui siaran langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD dan platform Zoom Meeting. Dengan mengusung tema “Hukum Waris Islam: Review Bagian Waris Cucu Laki-Laki, Perempuan, dan Kakek”, kajian rutin yang diadakan oleh UAD, Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD, Masjid Islamic Center UAD, dan Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada) tersebut menghadirkan Ustaz Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I. sebagai pemateri. Ia juga menjabat sebagai dosen Fakultas Agama Islam UAD sekaligus anggota di Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

Ustaz Akhmad menyampaikan, dalam Q.S. An-Nisa ayat 12, apabila istri meninggal dunia tetapi tidak ada anak laki-laki dan perempuan, dalam posisi seperti itu suami mendapat bagian warisan ½ bagian. Namun apabila suami-istri hanya mempunyai anak perempuan satu dan ketika istri meninggal suami masih hidup dan anak perempuan masih hidup, maka suami mendapat bagian ¼, sedangkan anak perempuan mendapat ½ bagian.

Apabila ada sepasang suami-istri, lalu istri meninggal, tetapi suami, anak perempuan, dan anak laki-laki masih hidup, maka suami mendapat ¼ bagian. Sebab ada anak laki-laki maka menjadi ashabah bil ghair dengan komposisi 2:1 (laki-laki 2 bagian, perempuan 1 bagian) sesuai dengan Q.S. An-Nisa ayat 11. Apabila sepasang suami-istri kemudian sang istri meninggal dan mempunyai dua anak laki-laki, maka sang suami mendapat ¼ bagian, kedua anak laki-laki tersebut ashabah bin nafs yaitu dibagi rata.

“Dalam kondisi apabila sepasang suami-istri mempunyai dua anak perempuan, kemudian suami meninggal maka istri mendapat bagian 1/8. Maka kedua anak perempuan tersebut mendapat bagian 2/3 dibagi 2,” terangnya.

Di akhir acara, Ustaz Akhamd mengatakan bahwa kajian terkait ilmu waris ini belum selesai. Sehingga, ia menginformasikan akan ada kajian selanjutnya mengenai pembagian waris nenek.

“Perlunya me-review pembagian waris tersebut agar dari satu kesatuan yang diurutkan dalam pembahasan. Ketika keseluruhan hadir atau tampak dalam pembagian warisan, kita dapat memetakan dengan baik,” tutup Ustaz Akhmad. (frd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pembukaan-Kajian-Rutin-Bada-Magrib-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-oleh-Ustaz-Akhmad-Arif-mengenai-review-pembagian-waris.-foto-farida-Rihan-S.H.I.-M.S.I.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-01 14:04:282022-03-01 14:04:28Review Penghitungan Waris untuk Cucu Laki-laki, Perempuan, dan Kakek

Konseling dan Bahaya Self-diagnosis

01/03/2022/1 Comment/in Feature /by Ard

Mufied Fauziah, M.Pd., dosen BK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) narasumber talkshow yang diadakan Bimawa UAD (Foto: Didi)

Dosen Program Studi (Prodi) Bimbingan Konseling (BK) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Mufied Fauziah, M.Pd., memberikan pandangannya terkait konseling di talkshow bincang konseling yang tayang pada Rabu, 23 Februari 2022, di kanal YouTube Bimawa UAD Jogja.

Pada penuturannya, Mufied mengatakan bahwa ada banyak manfaat yang diperoleh setelah seseorang belajar konseling, di antaranya bisa lebih bijak dalam mengambil atau menentukan suatu pilihan di hidup, pikiran menjadi lebih siap serta terbuka pada lingkungan baru, dan menjadi lebih bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah dipilih.

Ia juga menekankan, seseorang yang sedang menceritakan masalah atau gangguan yang dialaminya, maka jangan diremehkan. Mengapa? Sebab setiap individu memiliki batas kemampuan berbeda-beda dalam menangani suatu masalah, dan di situlah peran konselor sangat dibutuhkan.

“Terdapat berbagai masalah pada diri seseorang dan dari masalah-masalah ini telah diklasifikasikan menjadi empat bidang masalah, yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karier,” jelas Mufied.

Dalam pandangannya, konseling mempunyai kaitan erat dengan ilmu sosial dan memiliki faktor yang kompleks terhadap tumbuhnya sebuah masalah. Adapun faktor tersebut yakni kognitif, emotif, dan perilaku. “Berdasarkan hal tersebut, maka tidak ada yang bisa menjamin tuntas manusia terlepas dari suatu masalah. Namun, di sinilah pentingnya kehadiran seorang konselor sebagai wadah konseli untuk berdiskusi terkait sumber masalah, dan mencari penyelesaiannya secara adil.”

Menyaksikan fenomena self-diagnosis yang saat ini marak terjadi, Mufied tegas menyampaikan bahwa tidak boleh seseorang melakukannya, mengapa? Karena hal itu akan mengakibatkan kepercayaan diri seseorang menurun. “Padahal melakukan self-diagnosis biasanya tidak akurat, sebab hanya mengacu pada satu sumber saja dan bersifat subjektif. Selain itu, self-diagnosis akan menimbulkan kekhawatiran berlebih kepada si pelaku.”

“Sedangkan untuk faktor kesuksesan konseling dilakukan, di dalamnya terdapat beberapa pertimbangan, salah satunya tercapai atau tidaknya konseling pada tujuan tertentu. Misal tujuan konseling adalah menghilangkan beberapa kebiasaan buruk di kehidupan, maka dilihat kemudian, apakah setelah melakukan konseling kebiasaan buruk yang dimaksud telah hilang atau masih bertahan,” Mufied menambahkan.

Mufied berharap, agar mahasiswa dan remaja di Indonesia pada umumnya tidak takut untuk melakukan konseling kepada konselor, sebab konseling tidaklah menakutkan seperti yang dibayangkan selama ini.

“Teruntuk mahasiswa UAD, jangan khawatir dengan persoalan biaya menjalani konseling, sebab UAD sendiri telah menyediakan layanan konseling profesional secara gratis,” tutup Mufied. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mufied-Fauziah-M.Pd_.-dosen-BK-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-narasumber-talkshow-yang-diadakan-Bimawa-UAD-Foto-Didi.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-03-01 07:59:402022-03-01 07:59:40Konseling dan Bahaya Self-diagnosis

Nona Carolina dan Dedikasi Prestasi untuk Orang Tua

23/02/2022/in Feature /by Ard

Nona Carolina, mahasiswa berprestasi Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD) narasumber Talkshow Mawapres UAD (Foto: Didi)

“Dalam proses belajar tentunya hasil yang baik tidak bisa langsung didapatkan, pada umumnya fase kegagalan adalah hal yang terlebih dahulu dirasakan. Bagaimana kemudian menyikapi dengan bijak kegagalan tersebut? Ialah dengan cara menerima dan dijadikan sebagai bahan pembelajaran, untuk bisa lebih baik dari yang telah dilakukan sebelumnya.”

Kutipan di atas adalah segelintir pesan yang disampaikan oleh Nona Carolina, mahasiswi berprestasi Program Studi (Prodi) Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada talkshow Mahasiswa Berprestasi (Mawapres), yakni program bincang-bincang mahasiswa berprestasi UAD. Episode ini tayang secara live dan disiarkan ulang di kanal YouTube UAD, pada Jumat, 18 Februari 2022.

Akrab disapa Nona, mahasiswi asal Kediri ini dikenal dengan berbagai prestasi di bidang kepenulisan yang diraihnya, baik di lomba berskala daerah, provinsi, maupun nasional. Ia banyak menuai prestasi semenjak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Semasa SMA saya sudah mempelajari tentang kepenulisan, salah satunya karya tulis ilmiah, dan meraih beberapa prestasi di berbagai macam lomba. Salah satu capaian prestasi saya pada waktu itu ialah saat mengikuti lomba penulisan karya ilmiah yang diadakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo),” jelas Nona.

Adapun capaian lain, di antaranya juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) 2021, juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTIN) Universitas Mulawarman (UNMUL) 2021, dan Finalis 10 Besar Esai Nasional Pena Adiksi Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto (UINSAIZU) 2021.

Nona menyampaikan bahwa motivasi yang ia tanamkan untuk menjadi mahasiswa berprestasi ialah tekad untuk membahagiakan orang tuanya. “Semua prestasi dan pencapaian ini saya dedikasikan untuk orang tua saya, mereka telah tenang di surga.”

“Motivasi selanjutnya ialah kesadaran diri saya sebagai mahasiswa UAD, dan motivasi yang terakhir ialah saya memanfaatkan pencapaian prestasi ini, guna bahan ajar agar kepenulisan saya bisa terus berkembang dan lebih baik lagi,” tambahnya.

Nona memang sudah lama menyukai bidang tersebut. Menurutnya, dengan menulis seseorang bisa menjabarkan ilmu yang dimilikinya, dan bisa memecahkan permasalahan dengan melihat permasalahan tersebut dari berbagai sudut pandang. Kemudian, dari manfaat-manfaat baik menulis bisa melahirkan manfaat bagi orang di sekitarnya.

Nona mengaku, ia adalah tipikal orang yang gemar mencoba banyak hal dan karena hal tersebut ia sering membuat karya tulis yang mencakup beberapa bidang, mulai dari inovasi teknologi, kesehatan, lingkungan, sejarah, dan politik. “Tujuan saya mempelajari dan mencoba banyak hal, berdasar pada haus akan ilmu dan saya percaya bahwa manusia harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.”

Terkait tips dan trik untuk bisa menjuarai lomba menulis, Nona berpendapat harus ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, di antaranya mutu tema yang dipilih, inti topik pembahasan atau permasalahan yang ingin dibangun, keselarasan dengan zaman, dan sistematika kepenulisan.

“Sedangkan untuk ide dan bahan kreatif kepenulisan, banyak yang bisa diperoleh di kehidupan sekitar kita, contohnya saja berbagai masalah yang saat ini kita rasakan. Sedangkan penunjang lain dalam membuat tulisan, perbanyak membaca, salah satunya dengan membaca jurnal ilmiah,” Nona menambahkan.

Pada sesi akhir talkshow, Nona berpesan agar para Dahlan Muda tetap semangat dan giat untuk menjadi mahasiswa berprestasi, sebab menurutnya banyak fasilitas penunjang di UAD yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan tersebut. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Nona-Carolina-mahasiswi-berprestasi-Prodi-Ilmu-Kesehatan-Masyarakat-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-narasumber-Talkshow-Mawapres-UAD-Foto-Didi.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-02-23 06:48:112022-02-23 06:48:11Nona Carolina dan Dedikasi Prestasi untuk Orang Tua

Pandangan Sultan Baktiar Najamudin untuk Demokrasi, Tata Negara, dan Konstitusi Indonesia yang Lebih Baik

17/02/2022/in Feature /by Ard

Kunjungan dan Diskusi oleh Wakil Ketua DPD III RI Sultan Baktiar Najamudin di Universitas Ahmad Dahlan (Foto: Humas UAD)

Sultan Baktiar Najamudin, sebagai Wakil Ketua III Dewan Perwakilan Daerah, Republik Indonesia (DPD RI) memberikan pandangannya terkait kondisi konstitusi di Indonesia pada diskusi terbuka yang bertema, “Anomali Demokrasi dan Posisi DPD RI dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”.

Terselenggara di Ruang Amphitheater Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada Senin, 14 Februari 2022, acara diskusi ini turut dihadiri oleh Dr. Norma Sari, S.H., M.Hum. selaku Wakil Rektor bidang Sumber Daya Manusia (SDM) UAD, Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H. selaku Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni UAD, seluruh sivitas akademika UAD, dan tujuh Anggota DPD RI dari berbagai Daerah Pilihan (Dapil).

“Saya harus sampaikan penghormatan dan penghargaan yang luar biasa kepada UAD karena telah menyambut saya dan tim dengan sangat baik. Saya selalu percaya, bahwa seluruh pergerakan dan perubahan secara signifikan lahir dari kampus,” ucap Sultan saat mengawali sambutannya.

Menurutnya, Indonesia sudah saatnya meninjau ulang reformasi yang diterapkan saat ini, terkait demokrasi, tata negara, dan konstitusi bangsa. “Dari hasil diskusi saya bersama banyak lapisan dan golongan, yang salah satunya terdapat para aktivis dan akademisi, benar ini adalah saatnya kita meninjau ulang sistem ketatanegaraan bangsa kita. Termasuk posisi dan peran DPD dalam hal ketatanegaraan dan demokrasi.”

“Kami di parlemen dan DPD RI menyaksikan dengan fakta, bahwa kondisi negara ini tidak begitu baik, bangsa ini belum berada di posisi ideal. Berdasarkan hal tersebut, judul Anomali Demokrasi dirasa cocok. Kami di dalam kajian lembaga pemerintahan dan DPD, terus mencari serta membentuk demokrasi berbangsa yang ideal,” tambahnya.

Sultan menekankan bahwasanya konstitusi haruslah hidup dan terus melakukan penyesuaian, karena jika tidak seperti itu bangsa ini akan tertinggal dari segi ketatanegaraan dan demokrasi. Ia juga menyampaikan, jika penerapan politik yang dianut oleh bangsa Indonesia berkontribusi nyata terhadap praktik korupsi yang kian meningkat.

“Indonesia menerapkan sistem demokrasi langsung, yang bersifat kuantitatif dan itu berimbas pada diunggulkannya kuantitas ketimbang kualitas. Bisa disaksikan, pemilihan dan penyelesaian suatu masalah di Indonesia selalu diselesaikan dengan voting, lalu akhirnya melupakan nilai dan esensi Pancasila, yaitu musyawarah,” jelas Sultan.

Dalam pandangannya, Sultan meyakini Indonesia masih memiliki sesuatu yang ideal untuk dibangun dan perjuangkan guna memperbaiki demokrasi, tata negara, dan konstitusi bangsa agar lebih baik. “Saya yakin, mahasiswa dari kampus-kampus di Indonesia akan melahirkan ide-ide yang cemerlang, guna memperbaiki kondisi negara kita.”

“Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar dan unggul di waktu mendatang. Tetapi dengan catatan, demokrasi, tata negara, dan konstitusi bangsa ini harus dibenahi,” pungkas Sultan. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kunjungan-dan-Diskusi-oleh-Wakil-Ketua-DPD-III-RI-Sultan-Baktiar-Najamudin-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-Foto-Humas-UAD-1.jpg 1406 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-02-17 12:08:172022-02-17 12:08:17Pandangan Sultan Baktiar Najamudin untuk Demokrasi, Tata Negara, dan Konstitusi Indonesia yang Lebih Baik

Mobil Listrik dan Kreativitas Inovasi Mahasiswa UAD

14/02/2022/in Feature /by Ard

Mobil Listrik buatan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (kiri) dalam Podcast Kita Talk Edisi 40 (kanan) (Foto: Didi)

Ilham Eko Prakoso dan Aji Apri Setiawan adalah dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Al Qorni, yaitu organisasi mahasiswa UAD yang terfokus pada penciptaan dan pengembangan inovasi teknologi otomotif.

Pada Kita Talk Episode 40 yang tayang pada Kamis, 10 Februari 2022 di kanal YouTube Televisi UAD, acara talkshow mahasiswa UAD yang digagas oleh Televisi UAD, Ilham dan Aji berkesempatan untuk berbagi cerita tentang pengalaman dan kisah menarik mereka.

Bersama Al Qorni, Ilham dan Aji menciptakan mobil listrik sebagai jawaban atas pandangan mahasiswa UAD menyaksikan perkembangan teknologi saat ini, dan wujud antisipasi terhadap kekhawatiran mereka pada persediaan bahan bakar minyak yang kian berkurang.

“Bermula di tahun 2019, mahasiswa Prodi PVTO UAD termasuk saya di dalamnya. Kami berpikir bahwa bahan bakar minyak lambat laun akan habis, lalu banyak universitas di Indonesia telah melakukan pengembangan dan menciptakan mobil listrik. Berdasarkan hal tersebut kami kemudian berinisiatif untuk turut melakukannya, dengan usaha agar inovasi yang kami ciptakan bisa lebih baik,” ujar Aji.

Lelaki asal Pekalongan tersebut juga menceritakan tentang asal mula terbentuknya Al Qorni secara singkat. “Al Qorni adalah organisasi yang dibentuk tahun 2019 silam, dengan arahan dari UAD langsung. Adapun tujuan organisasi ini ialah untuk pengembangan teknologi, penciptaan mobil listrik ini salah satunya. Prodi PVTO UAD juga turut mengambil peran yang dominan demi keberlangsungan jalannya organisasi. Kami di Al Qorni memiliki lima divisi, yang mengurus bagian mekanikal, industri, informatika, elektronika, dan administrasi.”

“Sebagai wadah bagi mahasiswa Prodi PVTO UAD yang memiliki minat dan bakat pada bidang elektronik, kelistrikan, dan inovasi mobil listrik. Itulah tujuan lain mengapa Al Qorni ini dibentuk,” Ilham menambahkan.

Pada mulanya, Aji dan Ilham bersama Al Qorni meminta perizinan dan pengajuan dana ke kampus. Setelah mendapatkan keduanya, mereka membuat rancangan desain mobil listrik, membuat prototype dari kayu dan paralon, membuat kerangka, proses perakitan, lalu sampai pada tahap akhir pengerjaan.

“Kesulitan saat pengerjaannya itu ada di proses pembuatan kerangka mobil sungguhan, seperti pada detail pengelasan di bagian rool bar karena harus benar-benar presisi, sebab itu adalah bagian penyambung ke kerangka mobil di bagian lain. Selain itu, kesulitan lainnya ialah harus memperhatikan mesin listriknya agar jangan sampai panas saat mobil dijalankan. Mengapa mesin listrik bisa panas? Ini dikarenakan oleh sifatnya yang dipenuhi energi besar,” jelas Ilham.

“Buat mesin untuk mobil listrik sangat rumit. Jadi kami melakukan impor mesin dari Amerika, yaitu Kelly Motor. Sedangkan untuk beberapa komponen lain di mobil listrik ini kami bikin sendiri, dan melibatkan bantuan dari pihak ketiga,” lelaki asal Jogja itu menambahkan.

Dari cerita keduanya, banyak kesulitan yang ditemui saat menciptakan mobil listrik. Namun kesulitan itulah yang menjadi salah satu tantangan bagi mereka. “Sampai tidur pun enggak nyenyak kadang dan bisa terbawa sampai ke mimpi, karena kepikiran bagaimana inovasi selanjutnya agar mobil listrik kami bisa lebih baik.”

Al Qorni dalam pembuatan mobil listrik memiliki dua konsentrasi, yaitu ada pada keperluan mengikuti kompetisi dan keperluan komersial. Untuk saat ini, Al Qorni sedang melakukan persiapan untuk mengikuti kompetisi Formula Student Electric Competition (FSEC) yang diadakan oleh Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta. Kompetisi ini rencananya akan digelar pada 31 Maret 2022.

“Sebenarnya dalam waktu dekat ini, yakni tanggal 27 Februari, kami berangkat menuju kompetisi itu, tapi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diberlakukan, kami tidak jadi berangkat. Hal baiknya setelah keberangkatan ditunda, kami memanfaatkan waktu yang ada untuk riset lebih mendalam, serta melakukan pengembangan pada mobil listrik yang kami ciptakan,” jelas Ilham.

Kepala Prodi (Kaprodi), dosen, dan tenaga pendidik di Prodi PVTO UAD sangat mendukung kegiatan Al Qorni. “Mereka memberikan ide, saran, dan gagasan. Kami merasa mendapat pengayoman dalam proses pembuatan mobil listrik ini, mereka rasa-rasanya sudah seperti bapak kedua kami sebagai mahasiswa,” ungkap Ilham dan Aji.

Saat ini mobil listrik Al Qorni telah memasuki tahap 90% penyempurnaan. Ilham dan Aji berharap, pada waktu mendatang Al Qorni dan mahasiswa Prodi PVTO UAD bisa menciptakan inovasi kreatif lain di bidang teknologi transportasi.

“Lebih semangat dalam berproses, dan banyak pengalaman yang saya dapatkan saat bergabung di Al Qorni, selain memiliki teman baru juga menambah relasi. Untuk para mahasiswa UAD dari prodi selain PVTO yang memiliki minat terhadap dunia teknologi dan mesin, sangat dipersilakan untuk bergabung bersama kami di Al Qorni!” tutup Ilham. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ilham-Eko-Prakoso-dan-Aji-Apri-Setiawan-dan-mobil-listrik-yang-dilakukan-oleh-keduanya-Sumber-Foto-SS-YouTube-Televisi-UAD.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-02-14 10:13:542022-02-14 10:13:54Mobil Listrik dan Kreativitas Inovasi Mahasiswa UAD
Page 31 of 56«‹2930313233›»

TERKINI

  • UAD Gelar Wisuda Periode III Tahun Akademik 2024/202510/05/2025
  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top