EO Kopma UAD Kenalkan Kerajinan Kayu Karya KP2B
Β
Bagi kebanyakan orang, jika mendengar kata mangrove pasti yang terlintas hanyalah konservasi alam di sekitar pantai. Lebih luas dari itu, padahal banyak yang bisa diulik. Dusun Baros, Tirtohargo, Kretek, Bantul, menjadi salah satu wilayah yang dekat dengan konservasi mangrove. Sehari-hari, warga mengumpulkan sampah kayu yang hanyut hingga ke Pantai Baros dan wilayah konservasi mangrove. Sampah kayu yang dikumpulkan warga kemudian akan dijual ke pengumpul untuk diolah menjadi kerajinan kayu.
Andi Wibowo bersama dengan dua rekan lainnya adalah pengrajin sampah kayu yang tiga tahun terakhir ini fokus mengembangkan kerajinan dari sampah kayu pantai. Laki-laki yang mengenakan jaket hijau ini menuturkan bahwa awal mula kerajinan ini digagas oleh Josh, warga negara Jerman yang memberi ide mengelola sampah kayu pantai menjadi kerajinan. Tidak sembarang sampah kayu bisa digunakan untuk kerajinan. Kayu bamboo dan kayu telo menjadi salah satu jenis kayu yang tidak dapat diolah menjadi kerajinan.
βKerajinan berbentuk bowl, cemara, dan wadah buah, yang sering diminati pembeli baik lokal maupun mancanegara,β tutur laki-laki berkulit sawo matang itu.
Harga kerajinan tersebut dipatok mulai harga 40 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, tergantung tingkat kesulitannya. Seperti kerajinan berbentuk ikan yang memerlukan ketelitian yang tinggi, sehingga harga yang dipatok hingga jutaan rupiah. Hasil kerajinan akan disetorkan ke CV yang menjadi mitra kerja sama.
Kendala yang dialami Andi beserta kedua rekannya berupa kebutuhan alat-alat pendukung, galeri kerajinan, pemasaran, serta modal untuk mengembangkan kerajinan sampah kayu. Oleh karena itu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) yang memiliki Unit Komunitas Mahasiswa (UKM) seperti Koperasi Mahasiswa (Kopma), berupaya untuk menjadi wadah yang tepat dalam membantu mengembangkan usaha kerajinan sampah kayu itu. Bantuan dikhususkan pada bidang pemasaran yakni dengan membawa hasil produk ke berbagai Event Organizing (EO) yang biasa diadakan setiap tahunnya. Hal ini bisa menjadi salah satu cara mudah untuk mengenalkan produk kerajinan ramah lingkungan karya anak bangsa, sehingga meningkatkan minat generasi muda dalam melakukan pemberdayaan sampah kayu pantai.
Kopma yang memiliki galeri di kampus 1 UAD dapat digunakan untuk menampung serta memasarkan hasil kerajinan kayu sampah pantai, mengingat Andi beserta kedua rekannya belum memiliki galeri tetap. Harapan Andi dan kedua rekannya yang tergabung dalam Kelompok Pemuda Pemudi Baros (KP2B) dapat memiliki CV dan galeri sendiri. (chk).