Suara Merdeka (15 Februari 2022)
Purwoko
Niat baik pemerintah menetapkan harga minyak Rp 14.000 per kilogram (kg) menjadi sesuatu yang sangat lucu karena baru kali ini ‘gorengan’ minyak goreng berhasil membuat pemerintah harus mencari alasan yang logis, dan sampai saai ini hanya penetapan harga yang bisa dilakukan.
Selengkapnya Siapa Penggoreng Minyak Goreng
Kedaulatan Rakyat (9 Februari 2022)
Gatot Sugiharto
Kampus yang baik adalah kampus yang memiliki tradisi berprestasi. Secara bahasa, tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang, sehingga ketika ia dikaitkan dengan istilah ‘prestasi’, maka definisi yang dimunculkan ialah situasi ketika sebuah kampus memiliki kebiasaan berulang dalam meraih prestasi.
Selengkapnya Membangun Tradisi Prestasi PT dengan Berpikir Kreatif
Koran Merapi (28 Januari 2022)
Iis Suwartini
Malam demi malam berlalu, isak tangis ibu selalu terdengar di telinga, juga suara dengkuran ayah. Mendengar ibu menangis serasa diiris sembilu. Ingin sekali membuka pintu kamar, lalu memluk dan mendengar keluh kesahnya. Sayangnya niat itu tak pernah terwujud, karena tidak akan membuahkan hasil. Ibu pasti lebih memilih bercerita pada sajadah yang mulai nampak lusuh, lalu segera bergegas pergi setelah menyiapkan sarapan. Bahkan ia tidak pernah memberikanku waktu untuk mencium tangannya. Dari kejauhan nampak punggung ibu dengan sepeda lusuhnya. Aku pun berlari mengejarnya.
Selengkapnya Kabar Gembira
Kedaulatan Rakyat (23 Februari 2022)
Nurkhasanah
Implementasi kewajiban sertifikasi halal pada semua produk yang beredar di wilayah Indonesia seperti termaktub dalam Undang-Undang no 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal adalah amanat rakyat kepada negara. Aturan kewajiban tersebut sangat menenangkan bagi konsumen muslim, karena akan meberikan kemudahan dalam memilih produk-produk yang sudah jelas kehalalannya. Umat muslim meyakini bahwa mengkonsumsi yang halal adalah bagian dari kesempurnaan ibadah.
Selengkapnya Implementasi Halal dan Thayyib Industri RT
Koran Merapi (11 Februari 2022)
Iis Suwartini
Nyi Ageng Serang memimpin dengan melakukan long march dari Serang ke Barat menyusuri Sungai Progo, kemudian bermarkas di Traju Mas Perbukitan Menoreh. Belanda pun mengakui kecerdasan Nyi Ageng Serang.
Selengkapnya Dampak Perjanjian Giyanti (8) Pertikaian Diakhiri dengan Perjanjian Salatiga
Koran Merapi (10 Februari 2022)
Iis Suwartini
Bagi Nyi Ageng Serang tidak ada pembedaan tanggung jawab karena kelak merekalah yang akan melanjutkan perjuangannya melawan penjajahan Belanda. Mereka juga diajarkan welas asih terhadap sesama sehingga ketika menjadi pemimpin dapat bersikap arif dan merasakan penderitaan rakyat.
Selengkapnya Dampak Perjanjian Giyanti (7) Nyi Ageng Serang Gigih Melakukan Perlawanan pada Penjajah
Koran Merapi (9 Februari 2022)
Iis Suwartini
Pangeran Notoprojo menguasai wilayah terpencil dari Kerajaan Mataram tepatnya di wilayah Serang yang sekarang berada di wilayah perbatasan Grobogan-Sragen. Panembahan Senopati Notoprojo sangat anti dengan Belanda. Beliau adalah keturunan Sunan Kalijaga. Semenjak kejadian itu ia tidak lagi bersedia berkunjung ke Surakarta maupun Yogyakarta. Ia beralasan lebih suka tinggal di Serang karena sudah lanjut usia. Padahal sebenarnya ia kesal karena raja-raja Mataram malah pro kepada Belanda. Padahal selama ini ia menjadi ujung tombak pemberontakan yang dilakukan Pangeran Mangkubumi.
Selengkapnya Dampak Perjanjian Giyanti (6) Panembahan Notoprodjo Mendapat Serangan Tentara Belanda
Koran Merapi (8 Februari 2022)
Iis Suwartini
Pihak yang menandatangani kesepakatan yakni Pemerintahh Hindia-Belanda atau VOC oleh Nicolas Hartingh, Kasunanan Surakarta oleh Pangeran Pakubuwono III dan Kasultanan Ngayogyakarta oleh Pangeran Mangkubumi. Penandatanganan kesepakatan tersebut kini dikenal dengan nama Perjanjian Giyanti. Setelah perjanjian damai ditandatangani, Pangeran Mangkubumi memerangi kelompok Pangeran Sumbernyawa.
Selengkapnya Dampak Perjanjian Giyanti (5) Niat Memecah Belah Mataram dengan 10 Pasal Perjanjian
Koran Merapi (7 Februari 2022)
Iis Suwartini
Hal tersebut tentu semakin membuat Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said Geram. VOC tetap pada misi utama yaitu memecah belah Kerajaan Mataram. Mengetahui adanya kesepakatan tersebut, Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said semakin sengit bertempur. VOC pun semakin terdesak dan pasukannya banyak yang tewas. Hanya dalam hitungan bulan, hampir seluruh wilayah Kerajaan Mataram sudah berada di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi.
Selengkapnya Dampak Perjanjian Giyanti (4) Perlawanan Pangeran Mangkubumi Membawa Korban di Kubu VOC
Koran Merapi (5 Februari 2022)
Iis Suwartini
Setelah cukup lama menghadapi peperangan dengan Raden Mas Said akhirnya Pangeran Mangkubumi mampu mengalahkannya. “Hamba sudah berhasil mengalahkan Raden Mas Said.” “Terima kasih atas perjuanganmu.” Namun sangat disayangkan, kedatangan Mas Said tidak disambut dengan baik. Hal tersebut dikarenakan bujukan Patih Pringgalaya, Pakubuwana II tidak memberikan tanah Sukowati kepada Pangeran Mangkubumi.
Selengkapnya Dampak Perjanjian Giyanti (3) Pangeran Mangkubumi Bersatu degan Raden Mas Said