• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

PEMBELAJARAN SASTRA DIANAKTIRIKAN

17/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Sudaryanto, M.Pd.

Dosen PBSI FKIP UAD Yogyakarta


Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Pardi Suratno menyampaikan pernyataan yang menarik. Ia menyatakan, pembelajaran sastra di sekolah selama ini masih menjadi pelajaran “kelas dua”, setelah pembelajaran bahasa Indonesia. “Pembelajaran sastra Indonesia, termasuk puisi di sekolah-sekolah perlu ditingkatkan,” katanya, saat acara pergelaran Lomba Cipta Puisi Indonesia dan Jawa di Semarang, Minggu (21/10) lalu.

Jauh sebelum itu, penyair yang juga guru besar ilmu sastra dari Universitas Negeri Yogyakarta, Suminto A. Sayuti, mengungkapkan, pembelajaran sastra di sekolah selama ini terkesan menyebalkan. Ungkapan itu penulis dengar tatkala mengikuti acara Apresiasi Sastra Daerah (Apresda) bagi para guru bahasa Indonesia tingkat SMA se-Indonesia di Cisarua, Bogor, dua tahun silam. Saat itu, ajaibnya, ungkapan Profesor Suminto itu kami setujui meski menyesakkan dada.

Betapa tidak, pembelajaran sastra yang semestinya memerdekakan siswa dan guru, ternyata sebaliknya. Di sekolah atau madrasah kita, pembelajaran sastra belum menjadi mata pelajaran yang disenangi oleh siswa. Para siswa hanya dicekoki oleh materi-materi tentang nama sastrawan, judul-judul karya sastra, dan angkatan dalam sastra Indonesia. Sementara itu, minat membaca dan menulis karya sastra di kalangan guru masih rendah.

Kondisi di atas, jika ditambah lagi dengan persoalan minimnya ketersediaan buku-buku sastra di perpustakaan sekolah, tentunya makin membuat hati kita miris. Melihat hal tersebut, kiranya kita tak bijak menyalahkan guru sebagai pihak yang menyebabkan pembelajaran sastra dianaktirikan ketimbang pembelajaran bahasa. Untuk itu, kita perlu mencari langkah-langkah yang jitu guna meningkatkan kualitas pembelajaran sastra di sekolah lebih baik lagi.

Pertama, pola pembelajaran sastra diarahkan sebisa mungkin tidak bersifat teoretis, tetapi lebih bersifat apresiatif. Para guru dapat mengajak para siswanya untuk berkunjung ke perpustakaan daerah atau komunitas sastra di daerah. Kunjungan itu dapat dirutinkan seminggu atau sebulan sekali. Dengan cara begitu, daya apresiasi para siswa terhadap karya sastra diharapkan dapat meningkat, bahkan ke tahap penciptaan karya sastra yang unik dan menarik.

Kedua, para guru dapat mengambil bahan ajar sastra dari media massa lokal dan/atau nasional. Semua koran edisi Minggu biasanya memuat rubrik cerpen, puisi, dan esai budaya/sastra. Menurut hemat saya, kesemua rubrik itu dapat didayagunakan untuk pembelajaran sastra, sembari dipikirkan ulang mengenai pemahaman para siswa terhadap isi cerpen, puisi, dan esai budaya/sastra. Jadi, bahan ajar sastra tidak harus dari buku pelajaran yang ada.

Ketiga, saat pembelajaran sastra berlangsung para siswa dapat diajak ke luar kelas, seperti taman sekolah. Sebagai guru, kita berikan kebebasan kepada siswa-siswa untuk mengembangkan imajinasinya dengan cara menulis karya sastra. Para siswa diajak untuk merasakan desir angin yang berhembus, harumnya wangi bunga, teriknya sinar matahari, dan gejala alam lainnya. Dengan merasakan itu semua, kelak imajinasi para siswa dapat berkembang.

Dengan langkah-langkah di atas, kiranya kondisi pembelajaran sastra yang selama ini dianaktirikan dapat diubah menjadi lebih baik. Untuk mewujudkan hal itu, mau tidak mau, semua pihak memiliki peran yang sama. Para guru didorong untuk “rangkap jabatan”: sebagai pendidik sekaligus penulis sastra yang mumpuni. Pula, pihak sekolah dapat menyediakan bahan bacaan karya sastra yang lengkap di perpustakaan. Saya optimis hal itu terwujud, Anda juga? Semoga.[]

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-17 21:05:132012-12-17 21:05:13PEMBELAJARAN SASTRA DIANAKTIRIKAN

Pemicu kejahatan kemanusiaan

17/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Oleh: Wajiran, S.S. , M.A.

(Dosen Fakultas Sastra UAD dan Pemerhati Kebijakan Politik Amerika)


Kejahatan kemanusaan dunia saat ini nampaknya semakin merajalela. Pembunuhan atas nama agama, ras, suku, ekonomi, politik bahkan kemanusiaan itu sendiri. Pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Rohingya merupakan sebuah contoh kejahatan kemanusiaan multy interest, dimana latar belakang agama, ras dan bahkan kewilayahan memicu adanya pembasmian etnis tertentu. Di suriah, atas nama kekuasaan dan juga keyakinan melahirkan sebuah huru-hara yang menewaskan demikian banyak orang. Runtuhnya WTC, bom bali, dan bom bunuh diri yang dilarbelakangi agama telah menjadi isu paling santer di era global ini. Ironisnya lagi, atas nama kemanusiaan dan keamanan global, Amerika dan sekutunya justru sering melakukan kejahatan kemanusiaan dengan melakukan invasi militer secara besar-besaran ke negara lain.

Memperhatikan sifat dan sikap menusia yang melakukan pembunuhan dan pembantaian secara massal itu, kita jadi bertanya-tanya apa sebenarnya yang dicari oleh manusia? Jika setiap orang, setiap individu merindukan kedamaian, kesejahteraan dan kemajuan, tetapi justru saling bunuh satu dengan yang lainnya? Hal ini tentu ada yang salah dalam diri manusia itu sendiri.

Dalam makalahnya, Huntington (1993) menyebutkan bahwa di Era Global manusia akan saling memperkuat ikatan kepentingan berdasar pada identitas. Identitas muslim, identitas kristen, identitas komunis dan identitas-identitas lain akan memicu adanya persaingan global yang melahirkan adanya konflik kepentingan. Itu sebabnya perang bukan lagi hanya antar negara, tetapi perang akan terjadi antar kelompok-kelompok peradaban (Mansbach, 2008: 874). Islam seumpamnya, semua pemeluk Islam dimana pun berada akan saling bersatupadu melawan musuh bersama tanpa memandang batas negara. Demikian juga dengan identitas lainnya, mereka akan berlomba-lomba membangun kekuatan mempertahankan atau mengunggulkan identitasnya masing-masing.

Menurut Huntington peradaban manusia (identitas) dibagi dalam delapan kelompok besar; Barat, Konghucu, Jepang, Islam, Hindu, Slavia-Ortodoks, Amerika Latin, dan Afrika. Masing-masing peradaban itu memiliki perbedaan terutama dari sejarah, bahasa, budaya, tradisi dan yang paling penting adalah agama. Perbedaan-perbedaan ini kemudian akan mengkumulasi menjadi sebuah pertarungan sengit antara satu dengan yang lainya, disebabkan adanya perbedaan standar kebaikan atau keberadaban itu sendiri. Komunitas peradaban muslim seumpamanya, selamanya tidak akan pernah bisa menerima peradaban barat yang sekuler dan liberal. Karena di dalam sekulerisme dan liberalisme manusia hidup bebas tanpa kendali dengan syarat tidak mengganggu orang lain, sedangkan di dalam islam agama mengatur segala sendi kehidupan manusia dan setiap individu memiliki tanggungjawab untuk mengingatkan satu sama lainnya. Prinsip ini tentu sangat bertentangan dan akan menimbulkan konflik antar kedua peradaban tersebut. Itu sebabnya sampai kapanpun antara sekulerisme-liberalisme akan melahirkan adanya pertentangan bagi umat islam.

Adanya ketegangan karena perbedaan peradaban tersebut akan mudah tersulut saat ada gesekan kepentingan lain. kepentingan ekonomi, sosial dan politik akan semakin mempermudah adanya permusuhan antar kelompok peradaban tersebut. Itu sebabnya ketegangan karena perbedaan beradaban ini sering dijadikan legitimasi untuk melakukan peperangan. Karena pada dasarnya setiap kebijakan yang dilakukan suatu negara terhadap negara lain akan berimplikasi pada persoalan ini; yaitu kepentingan politik yang berdampak pada ekonomi, sosial dan bahkan budaya itu sendiri.

Dengan demikian, cara-cara yang diambil negara adidaya dan sekutunya dengan mengintervensi dan mengintimidasi negara-negara lain adalah sebuah kesalahan besar. Tindakkan itu justru akan memancing lahirnya gerakan-gerakan perlawanan baik atas nama kedaulatan suatu negara atau pun identitas keberadaban itu sendiri. Semakin agresif Amerika melakukan gerakan mencampuri urusan negara lain, maka akan semakin banyak juga perlawanan yang dilakukan baik atas nama identitas peradaban atau kedaulatan negara. Karena pada dasarnya setiap negara tidak ingin kedaulatanya diganggu. Apalagi secara terang-terangan orang-orang barat memang sering menunjukan kebencian terhadap umat muslim, hal ini tentu hanya akan menambah persoalan yang semakin sulit.

Peningkatan peranan Lembaga Internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah langkah yang paling tepat untuk mengurus keamanan global. Lembaga Internasional harus meningkatkan perannya secara maksimal di dalam menjaga keamanan global. Itu sebabnya saat ada konflik di dalam suatu negara, atau antarnegara, lembaga inilah yang harusnya berperan aktif mendamaikan dan mencari jalan keluar atas segala perselisihan yang terjadi. Dengan catatan, lembaga ini harus memiliki indepensi dan lepas dari kepentingan negara tentu. Jika lembaga PBB bisa berperan maksimal, tentu peperangan dan kejahatan kemanusiaan di dunia ini bisa dikurangi. Wallahu a’lam bishawab.

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-17 20:41:432012-12-17 20:41:43Pemicu kejahatan kemanusiaan

PSW UAD adakan Seminar Nasional

17/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Pusat Strudi Wanita (PSW) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adakan seminar nasional mengenai Pemberdayaan Perempuan dalam Pencegahan dan Penanggulan HIV AIDS

Brosur_PSW_UAD3

Yang berminat silahkan daftarkan diri anda ikuti syarat yang dijelaskan oleh pamphlet di atas. Di bawah ini Formulis pendaftara, silahkan di download.

Pusat_Wanita_UAD4

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-17 19:37:482012-12-17 19:37:48PSW UAD adakan Seminar Nasional

STKIP Muhammadiyah Bulukumba Kunjungi Kantor SDM UAD

17/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Semakin pesatnya animo masyarakat masuk kuliah menjadikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) mulai berbondong-bondong berbenah dengan penanganan yang lebih modern dan terintegrasi. Jum’at, (14/12/2012) STKIP Muhammadiyah Bulukumba Sulawesi Selatan berkunjung ke Universitas Ahmad Dahlan (UAD) khususnya Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Maksud kedatangan mereka adalah dalam rangka Studi Banding.

UAD dipandang dapat dijadikan acuan dan dengan saling bertukar informasi sehingga didapat masukan yang membangun bagi kedua amal usaha muhammadiyah tersebut. Selanjutnya pertemuan tersebut mengarah pada jumlah pegawai. STKIP Muhammadiyah Bulukumba memiliki 15 orang karyawan administrasi dengan kapasitas mahasiswa 4000an.

“Seorang karyawan hampir dapat menangani semua pekerjaan yang ada. Selesai mengerjakan satu pekerjaan mereka segera mengerjakan pekerjaan lain yang sangat lain dengan pekerjaan pertama. Hal tersebut bertujuan mempercepat dan mengintegrasikan antar bagian” begitulah yang dilarsir web http://psdm.uad.ac.id.



Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-17 05:03:462012-12-17 05:03:46STKIP Muhammadiyah Bulukumba Kunjungi Kantor SDM UAD

Delapan Dosen UAD Lulus Serdos Gelombang II Tahun 2012

17/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Merujuk surat Kopertis no 3595/K5/KP/2012 pada tanggal 28 November 2012, bahwa delapan  dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah dinyatakan lulus sertifikasi dosen gelombang II Tahun 2012. Dengan bertambahnya delapan orang dosen tersebut,  UAD saat ini telah memiliki 101 dosen bersertifikat.

Berikut nama-nama delapan dosen UAD tersebut; Widodo (Pendidikan. Fisika), Ardiansyah (Teknik Informatika),Laela Hayu Nurani (Farmasi), Siti Fatimah (Sastra Indonesia), Sugiyarto (Matematika), Maryudi (Teknik Kimia), Rahmat Muhajir Nugroho (Ilmu Hukum) dan Uus Kusdinar (Pendidikan Matematika).

Selamat kepada Bapak/Ibu yang berhasil lulus Sertifikasi Dosen (Serdos) 2012. Semoga kedepan para dosen UAD semakin berkualitas dan kreatif seiring lulusnya para dosen tersebut.

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-17 04:44:072012-12-17 04:44:07Delapan Dosen UAD Lulus Serdos Gelombang II Tahun 2012

Membenahi Kekeliruan Presidential Threshold

15/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Dani Fadillah*


Kala bangsa ini memerlukan sosok pemimpin alternatif yang dapat membawa bangsa ini keluar dari keterpurukan, sebuah fenomena unik terjadi, yaitu kesibukan anggota-anggota dewan di DPR yang tengah menggodok sebuah kebijakan yang menjurus pada seolah kualitas presiden ditentukan oleh besar-kecilnya dukungan parpol atas calon presiden. layaknya Pemilu Presiden 2009 dimana seseorang hanya bisa dicalonkan menjadi presiden dan wakilnya ketika mendapat dukungan paling sedikit 25% dari partai-partai pendukungnya secara nasional atau 20% kursi DPR. Kebijakan ini tertuang dalam UU No 42/2008 dan saat ini tengah diperbicangkan secara transaksional oleh DPR apakah persentasenya dikurangi atau malah diperbesar. Sebuah kebijakan yang menurut hemat penulis seharusnya tidak perlu dipersoalkan, lebih baik jika kebijakan itu dihilangkan saja.

Karena pemberlakuan ambang batas tertentu dalam pencalonan presiden sungguh tidak dapat diterima oleh akal sehat maupun dari segi kacamata politik. Begini, basis legitimasi presiden dalam sebuah negara yang menganut sistem presidensial seperti Indonesia, tidak ditentukan oleh formasi politik parlemen hasil pemilu legislatif. Presiden dan parlemen adalah dua institusi yang berbeda dan memiliki basis legitimasi yang berbeda pula.

Singkat kata, pemberlakuan presidential threshold tidak dapat dijadikan sebagai standar batasan untuk pencalonan seseorang menjadi presiden nmaun dalam rangka menentukan persentase suara minimum sang calon presiden dinyatakan sahtelah terpilih untuk menjabat selama satu periode kedepan. Di Indonesia, kebijakan presidential threshold ini sudah sangat jelas bahwa Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih 50% dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Simpel, bukan?

Kebijakan tidak perlu semacam ini tidak perlu muncul seandainya para elit parpol tidak terperangkap ke dalam egoisme mereka. Beberapa partai besar mengusulkan ambang batas pencalonan presiden yang relatif tinggi karena terlalu percaya diri dengan elektabilitas masing-masing calon yang hendah mereka jagokan melalui hasil laporan lembaga survey kepercayaan mereka.

Dapat dikatakan tidak ada satupun elit partai yang berbicara soal kebutuhan kepemimpinan nasional dalam konteks krusial dan strategis untuk bangsa kita kedepan. Dan sangat minim ada parpol yang dengan jumawa mau mengakui ada sosok yang lebih oantas untuk memimpin bangsa ini yang berada diluar partainya jabatan sebagai ketua umum partai dengan dukungan matematis diatas kertas adalah syarat sah seseorang dicalonkan untuk menjadi presiden, bukan kualitas secara hakiki yang diakui dengan ksatria secara komunal.dan ujung-ujungnya Pilpres tak ubahnya ladang adu banyak uang untuk meraup suara sebanyak-banyaknya antar ketua umum parpol. Dalam pemaparan visi dan misi juga tidak akan diperjuangkan oleh masing-masing kandidat, dalam forum-forum debatpun hanya akan menjadi bumbu bahwa sekarang sedang dalam suasana pilpres.

Sungguh sangat mahal ongkos sosial dan politik yang harus ditanggung bansa ini jika kekeliruan dalam memahami persyaratan ambang batas pencalonan presiden yang tidak relevan dalam skema presidensial ini terus berlanjut. Karena yang seharusnya diperdebatkan bukanlah ambang batas pencalonan presiden yang memiliki tingkat elektabilitas tinggi dan basis dukungan parpol yang luas.Saatnya untuk membenahi dan mempertegas keberadaan UU Pilpres agar tidak hanya memfasilitasi para para elit parpol menjadi capres, namun turut membuka peluang agar munculnya calon-calon pimpinan alternatif terbaik untuk bangsa ini meski dari luar partai (independen). Jika tidak, pilpres yang berlangsung selama lima tahun sekali tidak akan menghasilkan perbaikan signifikan bagi kehidupan bangsa.

*Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan,

Pengamat Komunikasi Politik

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-15 17:47:442012-12-15 17:47:44Membenahi Kekeliruan Presidential Threshold

Pelajar dan Jiwa Kemerdekaan

15/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Catatan Untuk Muktamar IRM di Palembang 2012

Oleh : Hendra Darmawan

Cita-Cita Indonesia

Tiga cita-cita kemerdekaan Indoensia yang termaktub dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 yaitu : mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan menciptakan perdamaian dunia. Tanpa merasa lelah, muhammadiyah terus berbuat untuk dirinya dan untuk Indonesia secara umu. Tidak heran jika dalam memperingati ulang tahunnya yang ke 103 masehi dank ke 100 tahun hijriah, Muhammadiyah mengambil tema “Sang Surya tidak berhenti menyinari Bumi”. Prof Taufik Abdullah mengatakan bahwasanya Muhammadiyah sangat berjasa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Muhamamadiyah sebagai narasi besar perubahan social telah melewati banyak fase. Kontribusinya pada bangsa ini tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Muhammadiyah juga memiliki gerakan yang juga menyempurnakan segmentasinya sesuai usia dan jenis kelamin seperti Aisyiah, Nasyiah aisyiah, Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathon dan tapak suci untuk beladiri.

Setelah IRM mendapatkan ASEAN Award sebagai organisasi pelajar yang prestatif pada tahun 2012, maka masyarakat juga akan terus menanti kontribusi-kontribusinya yang lebaih besar, sesuai amanah yang diemban. Menjadikan pelajar Indonesia untuk tetap prestatif dalam bidang kademik adalah keharusan. Menjadikan mereka sholeh secara social jug merupakan hal yang tidak bisa disikapi secara taken for granted. Harus ada upaya yang sistematis untuk menjadikan mereka tetap dekat dengan rakyat dan melek realitas. Islam menekan pencapaian dua hal yakni Alim dan Soleh yang artinya sesorang harus menjadi cerdas dan juga memiliki kesholehan social. Banyak diantara kita hanya memiliki satu diantara dua hal tersebut.

Jumlah pelajar yang ada di Indonesia jutaan, sebagian besar dari mereka adalah dari kaum menengah kebawah. Upaya perubahan Kurikulum pendidikan dasar yang dicanangkan oleh Kementrian pendidikan nasional pasti akan memakan biaya yang tidak sedikit, minimal milyaran rupiah. Muncul pertanyaan dalam banyak benak orang apakah itu akan efektif, apakah uapya itu akan menciptkana atmosfir yang lebih baik atau apakah dengan merubah kurikulum dapat menciptkan pelajar yang tidak hanay cerdas tetapi juga dapat berfihak kepada rakyat. Menjadikan pelajar hari ini memiliki rasa kemerdekaan, watak yang dekat dengan rakyat. Atau dengan bahasa yang lain, apakah pendidikan hari ini dapat menciptakan pelajar yang melek dengan realitas karena kita yakin akan kuasa Ilmu (knowledge is power). Syaidina Ali mengatakan bahwa manusia akan menjadi musuh atas apa-apa yang ia tidak ketahui.

Kisah dari Sekolah Serikat Islam

Pelajar Turun ke Bawah (memasuki Kampung-kampung). Untuk mendapatkan dana dari masyarakat. Mereka mengenakan seragam putih-putih dengan Selempang kain merah bertuliskan “Rasa Kemerdekaan”. Menanamkan rasa kemerdekaan dan menunjukkan rasa kewajiban murid terhadap rakyat jelata merupakan iklim kejiwaan disekolah SI (sarekat Islam) yang dikatakan lebih dekat kepada watak dana asal anak dari timur, terutama kalau dibandingkan dengan jiwa sekolah-sekolah partikelir lainnya ataupun HIS gouvernement. (Abdurahman Suryomiharjo, 1977)

Murid-murid yang sudah cukup matang diajak untuk menyaksikan rapat-rapat SI dan Buruh, agar dapat mendengarkan sendiri suara si Kromo (kaum Kromo/rakyat Jelata) yang kemudian menjadi bahan diskusi antar mereka sendiri. Semua anak didik disekolah SI diharapkan mampu memahami hubungan pelajar di sekolah dengan daya upaya membela rakyat. Pendiri sekolah-sekolah SI, Ibrahim gelar Datuk Tan malaka, menerbitkan karangan-karangan tentang sekolahnya, satu terbit di Indonesia dan satu di Nederland. (De Sarekat Islam Scholen als pistol op de borst der koloniale regeering”, Tribune 29-30 Mei 1922.

Dua cerita diatas harapannya dapat menginspirasi jiwa pelajar hari ini. Pelajar yang tidak hanya akademik, berjiwa merdeka, cinta tanah air bahkan lebih dari pada itu dekat dengan masyarakat (Student Activism). Selamat buat mukatamar IRM di Palembang, masyarakat menanti kiprah kongkrit pelajar.

*) Hendra Darmawan

Dosen PBI FKIP UAD.

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-15 17:42:092012-12-15 17:42:09Pelajar dan Jiwa Kemerdekaan

Tapak Suci UAD Meraih Prestasi

15/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

tapak_suci_uad_juara_lagi

Setelah Tapak Suci (TS) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meraih prestasi pada Invitasi Pencak Silat antar mahasiswa Nasional di Universitas Airlangga Surabaya dengan menjadi juara umum. Kini Tapak Suci (TS) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali meraih dua Perak, empat perunggu, dan kontingen terbaik pada perlombaan Tapak Suci of Brawijaya University International Open 2012 di Universitas Brawijawa Malang.

Gatot Sugiharto, SH., MH. selaku pembina mengungkapkan bahwa keberhasilan meraih prestasi internasional terutama dalam bidang minat bakat menjadi bukti bahwa UAD telah mewujudkan visi dan misi menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional.

Dosen Fakultas Hukum ini menambahkan bahwa prestasi internasional yang sudah diraih merupakan bagian dari proses pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan diri mencapai prestasi melalui pencak silat.

“Kami cukup bangga dengan capaian Tapak Suci UAD dengan memperoleh kontingen terbaik. Keberhasilan ini karena tim sangat disiplin, kompak, dan sportif, ” tambah Kepala Bidang Kesekretariatan, Hukum, dan Tata Laksana Kantor Universitas Ahmad Dahlan tersebut di sela-sela kesibukannya.

Adapun nama-nama atlit tapak suci UAD yang meraih presrasi diantarannya: Agung Dwi RK (katagori figter kelas I); Adi Saputra, Naita Faulina, Yahya Zakiyah, Ifah Maya Sari, dan Rian Terna (perak kelas seni beregu); Adi Saputra (katagori figter kelas F Putra); Miftahudin (Kelas bebas beregu); Agung Dwi RK (Kelas bebas beregu); Amad Basyuni (Kelas bebas beregu); Abdul Muklis Jailani (Seni Tunggal putra); dan Isni Yuliza (Seni Tunggal putri). (Sbwh)

Read more

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-15 17:25:412012-12-15 17:25:41Tapak Suci UAD Meraih Prestasi

Upacara Milad ke-52 Universitas Ahmad Dahlan

15/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

 

Hari, tanggal: Senin, 17 Desember 2012

Waktu : 09:30 – 12:00 WIB

Tempat : Auditorium Kampus I UAD Jl. Kapas 9 Yogyakarta

Acara : Upacara Milad ke-52 Universitas Ahmad Dahlan

 

Susunan Acara:

  • Pembukaan
  • Lagu Indonesia Raya
  • Pembacaan Ayat-ayat Suci Al Qur'an
  • Pembukaan Sidang Senat Terbuka dilanjutkan Ucapan Selamat Datang oleh Rektor/ Ketua Senat UAD
  • Sambutan-sambutan

    • Koordinator Kopertis Wilayan V DIY
    • Pimpinan Pusat Muhammadiyah
  • Pidato Tahunan Rektor UAD
  • Pidato Ilmiah oleh Dr. (Hc.) H. Zulkifli Hasan, S.E., M.M. (Menteri Kehutanan RI), dengan Tema:

Economy for Sustainable Development

  • Do'a
  • Penutup
  • Ramah tamah
  • Penanaman pohon untuk taman hutan kota di Kampus IV UAD oleh Menteri Kehutanan RI

 

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-15 02:48:522012-12-15 02:48:52Upacara Milad ke-52 Universitas Ahmad Dahlan

Kunjungan STKIP Muhammadiyah Bulukumba Sulawesi Selatan ke Biskom UAD

13/12/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Biro Sistem Informasi dan Komunikasi (Biskom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD)) menerima kunjungan tamu Studi Banding dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Bulukumba, Sulawesi Selatan, Jum'at, (14/12/2012). Tim IT dari STKIP terdiri dari 4 orang, dengan sistem paralel mereka mengunjungi Bidang SDM 2 orang dan ke Biskom 2 orang. Kunjungan ke Bisko yang diwakili oleh Bapak H. A. Asnawi, S.S. M.Hum dan Ibu Ernawati disambut langsung oleh jajaran kru Biskom antara lain Kepala Bidang Web dan Social Media, Ketua Urusan Jaringan dan Komunikasi, Kepala Urusan Pengembangan, Pemeliharaan, dan Keamanan Web, serta Kepala Urusan Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Informasi dan beberapa staf Biskom yang dipimpin oleh Tawar, S.Si., M.Kom. selaku Kepala Biskom.

Pertemuan yang berlangsung di ruang rapat Biskom, Tawar menjelaskan tentang sistem pengelolaan Biro Sistem Informasi dan Komunikasi yang meliputi struktur organisasi dan pengelolaan Data dan Jaringan dan Pembuatan Sistem Informasi. Lebih khusus lagi Asnawi mendiskusikan tentang penggunaan lebih detail tentang Sistem Informasi Akademik (SIA) di UAD, baik dari sisi user sebagai mahasiswa, dosen, tata usaha, maupun dari sisi adminitrator. Tawar juga menjelaskan keterkaitan SIA UAD dengan sistem informasi lain yang terkait, antara lain sistem pembayaran SPP Mahasiswa yang sudah bekerja sama dengan beberapa bank yang sudah terintegrasi dengan sistem SIA dan sistem pengelolaan keuangan UAD.
Selanjutnya dijelaskan tata kelola dan kebijakan yang berhubungan dengan penggunaan IT di UAD, prioritas pembangunan sistem informasi ditujukan pada operasional yang berhubungan dengan akademik. Asnawi dan rombongan menjelaskan kunjungan ke Biskom ini merupakan kunjungan di hari ketiga dari empat hari kunjungan yang dikhususkan untuk studi banding seluruh sistem di UAD, harapannya ke depan dapat terjalin kerjasama yang lebih intensif untuk kemajuan bersama. (@)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/field/image/kunjungan-stkip-muh-bulukumba-ke-biskom.jpg 310 640 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-12-13 20:40:402012-12-13 20:40:40Kunjungan STKIP Muhammadiyah Bulukumba Sulawesi Selatan ke Biskom UAD
Page 579 of 666«‹577578579580581›»

TERKINI

  • Kisah Inspiratif Silmi Kaffah, Lulus S2 Farmasi dengan Cepat19/05/2025
  • Membangun Komunikator Inspiratif dan Pemimpin Berdampak19/05/2025
  • Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah sebagai Fondasi Gerakan19/05/2025
  • Berjuang dalam Cinta dan Disiplin19/05/2025
  • Laboratorium Teknologi Pangan UAD Fasilitasi Praktikum bagi Mahasiswa UT19/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Juara I Rope Access di Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Prestasi di Ajang Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025

FEATURE

  • Lathifah: Menggerakkan Lewat Kata, Menginspirasi Lewat Suara19/05/2025
  • Kenali Potensi dan Rancang Karier Masa Depan19/05/2025
  • Menulis dengan Etika, Merespons Realitas19/05/2025
  • Bahaya Sikap Tamak dan Bakhil19/05/2025
  • Menjaga Etika Kehumasan di Tengah Laju AI17/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top