• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Diploma Disease, Pergeseran Persepsi Berkuliah

17/07/2025/in Harian Jogja, Opini, Publikasi 2024 /by NewsUAD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harian Jogja (5 Juli 2024)
Fuandani Istiati

Belum lama ini dunia pendidikan digemparkan oleh pernyataan sekretaris direktorat jendral Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Tjitjik Sri Tjahjandarie yang menyatakan pendidikan tinggi adalah pendidikan tersier.

Pernyataan ini menuai pro kontra di kalangan masyarakat serta dilematika pendidikan Indonesia yang terlihat tidak pernah dikemas secara serius. Ketidakseriusan tersebut sudah terlihat dari perubahan kurikulum yang tidak pernah usai yang untuk implementasinya sendiri terkadang tidak tuntas. Belum lagi permasalahan keterpaksaan dan pemaksaan pendidikan, masalah kesehatan mental, beban pelaku pendidikan sehingga esensi pendidikan itu sendiri mulai kabur dan nyaris tidak tampak lagi bagi para pelakunya.

Dinamika Tren Kuliah
Menilik sedikit ke belakang, di era 80-an ke belakang pendidikan tinggi menjadi sebuah pilihan dan memiliki prestige tersendiri. Karena faktanya, di era itu mereka yang berkuliah memiliki pekerjaan yang lebih menjanjikan dibanding mereka yang tidak. Bahkan ada kebanggaan tersendiri bagi orang tua di masa itu yang bisa menyekolahkan di perguruan tinggi.

Fenomena ini mulai berubah seiring perkembangan zaman, dimana bukan lagi manusia yang berkembang, melainkan teknologi. Manusia berkuliah bukan lagi sebagai sekedar menuntut ilmu, tetapi gengsi. Munculnya persepsi jika tidak kuliah maka nanti tidak sama dengan yang lainnya, dan merasa termajinalkan. Padahal dunia perkuliahan adalah tempat untuk mengekplorasi pengetahuan sesuai ilmu yang ingin ditekuni. Maka, tak heran jika banyak lulusan yang pada akhirnya tidak sesuai dengan output yang direncanakan perguruan tinggi.

Kebutuhan pasar yang berubah pun menjadi salah permasalahan baru dalam dunia perkuliahan. Dilansir dari Handayani, 2015 menyebutkan, beberapa pergeseran penting yang terjadi meliputi berkembangnya pengangguran terdidik baik pengangguran terbuka, maupun terselubung sebagai akibat dari massifikasi pendidikan tinggi. Berubahnya struktur sosio-ekonomi dan politik global yang mempengaruhi pasar dunia kerja dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat sehingga menyebabkan terjadinya berbagai perubahan-perubahan mendasar dalam hal kualifikasi, kompetensi, dan persyaratan untuk memasuki dunia kerja.

Faktanya, data BPS menemukan adanya kenaikan 50.000 orang sarjana yang meningkat dalam satu tahun pada tahun 2023 dan menyumbang 7,99% pengangguran di Indonesia adalah dari kalangan sarjana dan 45% nya adalah mereka yang memulai berkuliah di tahun 2020.

Selain itu, covid-19 yang tidak bisa dipungkiri menjadi salah satu penyumbang problematika ini, dan dunia pendidikan pun merasakan dampak yang cukup signifikan, yaitu beralihnya pembelajaran secara luring ke daring. Memang pembelajaran daring bukanlah alasan dari gagalnya transformasi keilmuan, namun efektivitas transformasi ilmu dan keterampilan memang cukup menantang pada proses daring tersebut.

Selain itu, terdapat juga beberapa alasan mengapa sarjana hari ini mengalami kesulitan kerja salah satunya pengalaman dan keterampilan kerja yang dibutuhkan tidak cocok . Artinya, dalam dunia pendidikan Indonesia ilmu yang diberikan kepada mahasiswa belum mencukupi bekal kompetensi mereka di dunia kerja saat ini. Dapat disimpulkan, pendidikan tinggi merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala bidang. Dengan demikian, akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi perlu ditingkatkan.

Revolusi Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi adalah ranah andragogy dimana pendidikan perlu dirancang secara khusus dan serius untuk orang dewasa agar proses pembelajaran berpusat pada peserta didik itu sendiri. Beberapa permasalah atau problematika pendidikan tinggi di Indonesia salah satunya adalah masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan, kedua, rendahnya pendidikan karakternya.

Saepudin (2004), penyebab umum kegagalan pendidikan berkenaan dengan rendahnya desain kurikulum, gedung tidak memadai, lingkungan kerja tidak menunjang, sistem dan prosedur kerja tidak cocok, pengaturan waktu tidak mencukupi, kurangnya fasilitas, sumber anggaran, dan pengembangan staff tidak memadai.

Adapun penyebab khususmya karena kegagalan tersebut muncul karena prosedur dan peraturan yang tidak dipatuhi, staf tidak memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja sebagaimana mestinya, kurangnya motivasi, kegagalan komunikasi, serta perlengkapan yang tidak memadai.

Memaknai hal tersebut, maka pendidikan andragogy perlu menangkap keterkaitan pentingnya pendidikan karakter dan problematika umum pendidikan tinggi. Maka dari itu perlu adanya pembangunan hasrat belajar dan menghidupkan inisiatif mahasiswa agaknya menjadi hal yang perlu disadari bagi pelaku pendidik di ranah pendidikan tinggi.

Tantangan kita tidak lagi manusia, melainkan teknologi yang dapat mendikte manusia, maka perlu adanya terobosan agar teknologi ini menjadi kawan dalam pendidikan tinggi. Dengan harapan lulusan pendidikan tinggi dapat bersaing dan menjawab kebutuhan zaman yang hari ini erat kaitannya dengan teknologi.

sumber : https://opini.harianjogja.com/read/2024/07/04/543/1180176/opini-diploma-disease-pergeseran-persepsi-berkuliah

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2025-07-17 10:14:172025-07-17 10:14:17Diploma Disease, Pergeseran Persepsi Berkuliah

TERKINI

  • Tim QINQ Capstone Kominfo Kembangkan SIDAPUS untuk Digitalisasi Perpustakaan17/07/2025
  • Kunjungan Multimedia IMM FTI UAD ke tvMu Yogyakarta17/07/2025
  • Pelatihan IMM FAI UAD: Bekali Generasi Muda dengan Skill Video Editing17/07/2025
  • BEM FH UAD Adakan Kegiatan LKMM17/07/2025
  • Program Studi Teknologi Pangan UAD Gelar Sosialisasi Kerja Praktik17/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Sabet Juara di FiPEX 2025 Lewat Inovasi Smart Locker IoT15/07/2025
  • UKM Karate UAD Borong Medali di Ajang Nasional12/07/2025
  • Langkah Berani Arya Eka Putra: Dari Keraguan Menjadi Juara I Pilmapres LLDikti V10/07/2025
  • Irgiawan, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II Nasional di Ajang SILAT APIK-PTMA 202510/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025

FEATURE

  • Mengungkap Rahasia Artikel Populer Bersama Harian Jogja17/07/2025
  • Menemukan Ketenangan dengan Mengingat Allah17/07/2025
  • Al-Qur’an sebagai Pedoman dalam Kehidupan11/07/2025
  • Terapi Kesehatan Mental Menurut Al-Qur’an dan as-Sunnah10/07/2025
  • Teman Sebaya Bukan Cuma Pendengar: Look, Listen, Link10/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top