Kajian Sains Kembang Leson Biologi UAD
Kembang leson adalah racikan yang terdiri atas aneka rempah-rempah seperti cengkih, jinten, pala, secang, rimpang (temu lawak, temu giring, bangle), aneka dedaunan (pandan, jeruk, salam), serta aneka bunga (mawar, kenanga, melati, kantil). Semua bahan diseduh dengan air hangat, kemudian digunakan untuk mandi. Efek ramuan ini dapat memberi kesegaran dan bau wangi.
“Masyarakat Jawa/Yogyakarta sudah familiar dengan kembang leson. Racikan tersebut umum ditemui di pasar tradisional yang ada di Yogyakarta. Biasanya, kembang leson digunakan untuk mandi oleh pasien yang baru sembuh dari sakit. Manfaatnya dapat memberikan efek emosi semangat dan segar, menstimulasi hormon atau enzim, menstimulus otak menjadi tenang, serta mengandung senyawa dengan aktivitas antikosidan,” papar Ambar Pratiwi, M.Sc. selaku dosen Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Proses penyeduhan kembang leson dengan air hangat menghasilkan minyak atsiri yang memberikan aroma tertentu dan khas dari tumbuhan. Minyak tersebut memiliki sifat mudah menguap dan mudah larut dalam pelarut organik. Minyak atsiri paling banyak dijumpai pada tanaman aroma terapis yang tumbuh di negara tropis dan mediterania.
“Dari hasil riset Biologi UAD, kami menemukan potensi kembang leson yakni mampu meredam radikal bebas, antibakteri, dan menghasilkan efek relaksasi. Diperoleh 50 senyawa minyak atsiri dari hasil penelitian terhadap kembang leson. Jenis atsiri yang paling tinggi kadarnya adalah camphene, benzene, metil cymene, camphor, cyclohexane methanol dan curdione,” pungkasnya dalam Webinar series Lab Riset Biologi #2 di YouTube Universitas Ahmad Dahlan, (15-8-2020).
Riset ini masih terus dikembangkan. Harapannya, akan ada hasil berupa produk yang secara praktis bisa dimanfaatkan oleh orang banyak. Sebab, dilihat dari kandungannya, kembang leson berpotensi membuat tubuh sehat. Era pandemi seperti sekarang, menuntut setiap orang untuk sehat agar terhindar dari penyakit maupun serangan virus. (JM)