Kunci Sukses Puspa Carika pada Lomba Tari se-DIY
Kunci sukses dari tim Puspa Carika yaitu kompak dan tidak egois. Maksudnya, semua anggota sama, tidak ada yang paling bagus dan paling jelek. Sesama anggota harus saling melengkapi. Ketika ada kesalahan harus bisa menutupinya dan yang paling penting tidak boleh menyatakan dirinya paling bagus dan menonjol.
Dina Ayu Martantita berasal dari Ponorogo, Jawa Timur, merupakan mahasiswi dari Program Studi (Prodi) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) angkatan 2016 yang ikut tergabung dalam Puspa Carika. Ini merupakan grup tari Saman yang belum ada satu tahun ada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Dahulu Dina menari daerah dari Jawa Timur seperti Jatil, Merak, dan Kreasi. Tapi, semenjak di Yogyakarta lebih menekuni tari Melayu. Walaupun baru mencoba tari Saman, ia sudah merasakan kekompakan dan komitmen dalam Puspa Carika. Berasal dari angkatan yang berbeda, buktinya tak menjadi halangan. Latihan tetap berlangsung meskipun anggotanya kadang tidak komplet. Puspa Carika bukan mencari orang yang mau menari, tapi mereka yang mau belajar.
Komitmen dan kekompakan diasah terus oleh anggota Puspa Carika. Hal itu dibuktikan dengan mengikuti lomba tari se-DIY pada 8 Desember 2019 di Kampus III UAD. Saat FKM mengadakan Public Health Party, Dina ditemani Dwi Afrilianti, Nurul Karina Sabrina, Fadhila Azzani H, Millennia Intan Borneo, Vionika, dan Putri Prihantanti, berhasil menjadi juara 5. Mereka menampilkan tari Saman dengan nama Ratoh Jaroe, tari yang dipentaskan oleh perempuan dengan live music.
“Ratoh Jaroe bukan sekadar tari, namun ada pesan di dalamnya yaitu manusia yang berdzikir kepada Tuhan diiringi dengan gerakan tangan. Selain berdzikir, juga melatih kekompakan. Esensinya manusia di sini bukan apa-apa dan hanya berdzikir untuk Tuhan.”
Ia berpesan, “Jangan pantang menyerah! Apa yang dimiliki kalian maka tampilkanlah. Apa saja bakat kalian, tidak perlu malu karena kita tidak tahu sukses kita dalam hal apa. Belum tentu kita sukses dalam akademik, mungkin saja sukses kita lewat jalur nonakademik. Jangan lupa harus percaya diri.” (Dew)