Nur Ratnawati Berikan Piala Juara I untuk Tapak Suci UAD
Tapak Suci (TS) adalah salah satu Organisasi Otonom (Ortom) yang ada di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Ortom ini menyediakan beasiswa bagi mahasiswa yang mempunyai prestasi dalam pencak silat tapak suci. Nur Ratnawati termasuk mahasiswa beruntung yang mendapatkan beasiswa tersebut. Tiap semester, dirinya hanya membayar 250 ribu rupiah.
Terlahir dari keluarga Muhammadiyah, membuat perempuan yang mempunyai motto hidup mandiri, berprestasi, dan tanpa membebani ini tidak asing dengan tapak suci. Kecintaannya dengan tapak suci sudah tumbuh dan mengalir sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia suka karena ini adalah budaya asli Indonesia sehingga secara tidak langsung ia turut menjaga budaya Indonesia. Manfaat yang ia rasakan ialah sehat, bisa belajar bela diri, bisa menangkis, dan bisa belajar rol.
Sebagai bentuk kecintaannya pada TS UAD, kemarin ia baru saja memenangkan perlombaan Ganda Tangan Kosong Putri dalam Tapak Suci World Championship 2019 di Solo. Menjadi juara I dalam kejuaraan nasional tidaklah mudah. Sebab, ia harus melawan 14 negara dan kurang lebih 600 peserta.
Berlatih dengan tekun menjadi salah satu kunci keberhasilan Nur. Ia mengaku latihan pukul 13.00 sampai 23.00 WIB kalau di kampus, tapi di gedung latihan bisa sampai pukul 24.00 WIB. Walaupun sampai malam, ia mengaku tetap senang dan semangat berkat dukungan dari orang tua, teman-teman, serta pihak UAD.
Tim Pekan Olahraga Daerah (Porda) ini menceritakan kisahnya, “Saya memainkan seni dan memperagakan jurus. Gerakan yang paling ekstrem dan membutuhkan tenaga yaitu bantingan karena ditarik terus dibanting. Seminggu baru sembuh dari sakitnya. Soalnya tidak pas gerakannya, sehingga terkilir. Dibanting berdua, jatuhnya kepala dahulu.”
Di sela-sela kesibukannya menjadi mahasiswa dan menekuni tapak suci, Nur juga mempunyai bisnis berupa kantin kejujuran dan usaha sablon. Hal yang lebih mengejutkan, ia mengajar tapak suci di dua belas sekolah di Yogyakarta. Tak hanya itu, di kampusnya ia belajar dan menjadi pelatih tapak suci bagian seni. Tentu saja, mahasiswa jurusan Teknik Elektro ini tidak melupakan tugasnya untuk kuliah.
“Bela diri itu kebutuhan. Kita bisa lebih berani dan kuat menghadapi apa saja. Jadilah seseorang yang mampu bermanfaat bagi orang lain. Ketika pulang sudah punya oleh-oleh, baik prestasi, ilmu, dan lainnya,” pesannya pada 19-9-2019 di Kampus I UAD. (Dew)