• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Perang Indentitas Pemicu Konflik Sosial

08/11/2012/0 Comments/in Terkini /by Super News

Wajiran_S.S._PBI

Oleh

wajiran, S.S., M.A.

(Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Konflik merupakan sebuah upaya untuk menyingkirkan kelompok lain, sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan antar kelompok itu. Pemicu adanya konflik ada yang bersifat sederhana, tetapi ada juga yang bersifat sangat kompleks. Konflik yang bersifat sederhana umumnya disebabkan karena adanya kesalahpahaman antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan konflik yang kompleks memiliki sifat politis karena dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan yang lebih besar daripada isu-isu yang menjadi sumber konflik itu sendiri. Seperti isu-isu yang berkaitan dengan konflik agama di beberapa daerah mungkin saja hanya sebagai sumbu penyulut saja, tetapi di belakang terjadinya konflik itu ada suatu kepentingan politik yang melatari terjadinya konflik itu.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan membuat kelompok-kelompok sesuai dengan kepentingan mereka. Kelompok-kelompok juga ditentukan oleh adanya kesamaan ciri-ciri tertentu; seperti warna kulit, persamaan paham (keagamaan/kepercayaan), teritori (bangsa), umur, profesi, dan lain sebagainya. Masing-masing kelompok ini pun bersifat sangat resisten terhadap kelompok lain agar kepentingan mereka tidak diganggu. Itu sebabnya konflik mudah sekali menjalar menjadi besar karena adanya kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kepentingan tersebut. Konflik karena perbedaan-perbedaan inilah sebenarnya yang disebut dengan perang identitas.

Identitas berasal dari kata Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan yang lainnya. (id.shvoong.com)

Berdasarkan pengertian identitas tersebut, maka sangat tidak mungkin konflik bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Karena setiap orang dikodratkan berbeda antara satu dengan yang lain. Manusia juga akan memiliki kecenderungan untuk memiliki kepentingannya masing-masing. Itu sebabnya konflik akan selalu ada dan menjadi sesuatu yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik oleh masing-masing orang.

Konflik yang terjadi di Myanmar, konflik Sampang-Madura, juga tawuran yang dilakukan geng motor merupakan contoh konflik identitas. Konflik di Myanmar adalah upaya pembasmian orang Rohingya yang disebabkan oleh multi faktor; agama, teritori, ras, suku, etnis dan kepentingan lainnya. Secara agama kelompok Rohingya berbeda dengan penduduk asli Myanmar yang mayoritas Hindu, sedangkan secara etnis/suku mereka adalah orang-orang keturunan India dan China. Mereka sebagai pendatang baru dianggap akan mengganggu kepentingan penduduk asli atas dasar kedaulatan negara mereka. Itu sebabnya, semua konflik yang terjadi di manapun sangat dipengaruhi oleh adanya perbedaan identitas.

Penyelesaian sebuah konflik yang dilatari multi faktor membutuhkan waktu yang cukup panjang. Diperlukan adanya usaha penyadaran kepada setiap individu bahwa perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan. Setiap orang harus berpegang pada prinsip saling menghargai dan menghormati atas perbedaan atara satu dengan yang lainnya. Perbedaan adalah anugrah yang diberikan Tuhan untuk menguji kesabaran setiap manusia. Karena tidak akan pernah ada seorangpun yang sama persis dengan diri kita. Itu sebabnya tidak ada jalan lain kecuali menerima dan menghormati perbedaan itu.

Komunikasi yang baik merupakan sebuah usaha untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antarkelompok. Komunikasi ini merupakan proses pendidikan yang akan memberi kesadaran untuk saling menghormati adanya perbedaan. Setiap orang harus disadarkan bahwa keindahan hanya dapat diraih dengan penggabungan perbedaan-perbedaan. Seperti halnya dalam tubuh kita, keindahan diri kita tidak akan pernah tercapai kecuali adanya perbedaan-perbedaan dari bagian tubuh kita yang lain. Hanya kombinasi banyak warna lah yang dapat menghasilkan keindahan dalam lukisan. Hal ini mengindikasikan bahwa jika kita ingin hidup dengan indah dan mencapai kesempurnaan maka kita harus berdamai dengan berbagai perbedaan itu.

Pendidikan merupakan upaya memberikan informasi sekaligus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Itu sebabnya melalui proses pendidikan akan wawasan kehidupan yang baik yang dapat mengurangi adanya konflik berkepanjangan. Sikap saling menghormati dan menghargai harus dikedepankan dalam memandang adanya perbedaan. Itu sebabnya, dibutuhkan kebijakan yang adil dari para pemimpin agar dalam mengambil keputusan tidak mengesampingkan yang lain. Karena pada hakekatnya konflik juga sering dipicu oleh penguasa yang dholim terhadap kelompok lain yang akhirnya menyulut adanya konflik horisontal di dalam masyarakat. Wallahua’lam bishawab.

Wajiran_S.S._PBI

Oleh

wajiran, S.S., M.A.

(Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta)

Konflik merupakan sebuah upaya untuk menyingkirkan kelompok lain, sebagai akibat adanya perbedaan kepentingan antar kelompok itu. Pemicu adanya konflik ada yang bersifat sederhana, tetapi ada juga yang bersifat sangat kompleks. Konflik yang bersifat sederhana umumnya disebabkan karena adanya kesalahpahaman antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan konflik yang kompleks memiliki sifat politis karena dilatarbelakangi kepentingan-kepentingan yang lebih besar daripada isu-isu yang menjadi sumber konflik itu sendiri. Seperti isu-isu yang berkaitan dengan konflik agama di beberapa daerah mungkin saja hanya sebagai sumbu penyulut saja, tetapi di belakang terjadinya konflik itu ada suatu kepentingan politik yang melatari terjadinya konflik itu.

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan membuat kelompok-kelompok sesuai dengan kepentingan mereka. Kelompok-kelompok juga ditentukan oleh adanya kesamaan ciri-ciri tertentu; seperti warna kulit, persamaan paham (keagamaan/kepercayaan), teritori (bangsa), umur, profesi, dan lain sebagainya. Masing-masing kelompok ini pun bersifat sangat resisten terhadap kelompok lain agar kepentingan mereka tidak diganggu. Itu sebabnya konflik mudah sekali menjalar menjadi besar karena adanya kelompok-kelompok yang memiliki perbedaan kepentingan tersebut. Konflik karena perbedaan-perbedaan inilah sebenarnya yang disebut dengan perang identitas.

Identitas berasal dari kata Inggris identity yang memiliki pengertian harfiah; ciri, tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang, kelompok atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain. Identitas juga merupakan keseluruhan atau totalitas yang menunjukan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan yang lainnya. (id.shvoong.com)

Berdasarkan pengertian identitas tersebut, maka sangat tidak mungkin konflik bisa dihilangkan dari muka bumi ini. Karena setiap orang dikodratkan berbeda antara satu dengan yang lain. Manusia juga akan memiliki kecenderungan untuk memiliki kepentingannya masing-masing. Itu sebabnya konflik akan selalu ada dan menjadi sesuatu yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik oleh masing-masing orang.

Konflik yang terjadi di Myanmar, konflik Sampang-Madura, juga tawuran yang dilakukan geng motor merupakan contoh konflik identitas. Konflik di Myanmar adalah upaya pembasmian orang Rohingya yang disebabkan oleh multi faktor; agama, teritori, ras, suku, etnis dan kepentingan lainnya. Secara agama kelompok Rohingya berbeda dengan penduduk asli Myanmar yang mayoritas Hindu, sedangkan secara etnis/suku mereka adalah orang-orang keturunan India dan China. Mereka sebagai pendatang baru dianggap akan mengganggu kepentingan penduduk asli atas dasar kedaulatan negara mereka. Itu sebabnya, semua konflik yang terjadi di manapun sangat dipengaruhi oleh adanya perbedaan identitas.

Penyelesaian sebuah konflik yang dilatari multi faktor membutuhkan waktu yang cukup panjang. Diperlukan adanya usaha penyadaran kepada setiap individu bahwa perbedaan itu adalah sebuah keniscayaan. Setiap orang harus berpegang pada prinsip saling menghargai dan menghormati atas perbedaan atara satu dengan yang lainnya. Perbedaan adalah anugrah yang diberikan Tuhan untuk menguji kesabaran setiap manusia. Karena tidak akan pernah ada seorangpun yang sama persis dengan diri kita. Itu sebabnya tidak ada jalan lain kecuali menerima dan menghormati perbedaan itu.

Komunikasi yang baik merupakan sebuah usaha untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antarkelompok. Komunikasi ini merupakan proses pendidikan yang akan memberi kesadaran untuk saling menghormati adanya perbedaan. Setiap orang harus disadarkan bahwa keindahan hanya dapat diraih dengan penggabungan perbedaan-perbedaan. Seperti halnya dalam tubuh kita, keindahan diri kita tidak akan pernah tercapai kecuali adanya perbedaan-perbedaan dari bagian tubuh kita yang lain. Hanya kombinasi banyak warna lah yang dapat menghasilkan keindahan dalam lukisan. Hal ini mengindikasikan bahwa jika kita ingin hidup dengan indah dan mencapai kesempurnaan maka kita harus berdamai dengan berbagai perbedaan itu.

Pendidikan merupakan upaya memberikan informasi sekaligus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan. Itu sebabnya melalui proses pendidikan akan wawasan kehidupan yang baik yang dapat mengurangi adanya konflik berkepanjangan. Sikap saling menghormati dan menghargai harus dikedepankan dalam memandang adanya perbedaan. Itu sebabnya, dibutuhkan kebijakan yang adil dari para pemimpin agar dalam mengambil keputusan tidak mengesampingkan yang lain. Karena pada hakekatnya konflik juga sering dipicu oleh penguasa yang dholim terhadap kelompok lain yang akhirnya menyulut adanya konflik horisontal di dalam masyarakat. Wallahua’lam bishawab.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2012-11-08 18:33:482012-11-08 18:33:48Perang Indentitas Pemicu Konflik Sosial
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

TERKINI

  • Isu Lingkungan, Keadilan Gender, dan Peran Mahasiswa dalam Advokasi Ekologis05/07/2025
  • Mahasiswa KKN UAD Ajak Warga Kasihan Bantul Tingkatkan Kesadaran Pemilahan Sampah05/07/2025
  • BEM FH UAD Adakan Pelatihan Public Speaking05/07/2025
  • Gagas UMKM Mandiri, KKN UAD Gelar Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring05/07/2025
  • UAD Selenggarakan Workshop Literasi Budaya Batik Indonesia melalui Teknologi AI di Korea Selatan05/07/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Raih Bronze Medal dan Best Poster di Kompetisi Nasional Business Plan05/07/2025
  • Mahasiswa Gizi UAD Raih Juara I Lomba Poster Contest 2025 Tingkat Nasional05/07/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Juara II dan The Golden Quill di National Creathink Festival 202505/07/2025
  • I-WASLABOT: Inovasi Mahasiswa UAD Raih Juara di PIKIR 202504/07/2025
  • Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD Raih Juara II dalam BE-FEST 202503/07/2025

FEATURE

  • Kepribadian dan Metode Pendidikan Nabi05/07/2025
  • Belajar ONMIPA dari Ahlinya04/07/2025
  • Kunci Mendapatkan Kebahagiaan Hidup04/07/2025
  • Memperteguh Jati Diri Mahasiswa03/07/2025
  • Strategi Advokasi dalam Melahirkan Solusi atas Permasalahan Hukum di Masyarakat03/07/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top