• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

Mahasiswa UAD Kritisi Pendidikan Inklusi di Indonesia

03/06/2023/in Terkini /by Ard

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada kegiatan program Going Global Partnership 2023 di University of Gloucestershire (Foto: Istimewa)

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yaitu Imamiatul Azizah mengkritisi pendidikan inklusi di Indonesia masih sangat kurang. Ia menyampaikan bahwa adanya kekurangan itu masih terjadi terutama di daerah pedesaan.

Hal tersebut disampaikan pada saat ia menjelaskan materi tentang “Government handling in overcoming lack of inclusive education in villages” di University of Gloucestershire, Inggris, sebagai perwakilan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini (PGPAUD) UAD. Imamiatul menjelaskan, banyak desa di Indonesia belum mendapatkan pendidikan inklusi atau sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

“Saya mengangkat permasalahan tersebut karena memang pada dasarnya pendidikan inklusi di desa masih sangat kurang, bahkan masih banyak desa yang sama sekali tidak ada sekolah inklusi atau sekolah khusus ABK,” jelas Imamiatul saat diwawancarai reporter News UAD pada Kamis, 25 Mei 2023.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini banyak ABK tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Hal itu, kata Imamiatul, disebabkan karena tidak adanya alokasi pendidikan inklusi yang dilakukan Indonesia untuk ABK guna melanjutkan pendidikannya. “Karena hal ini, ABK yang ada di daerah pedesaan banyak yang harus putus sekolah. Mereka hanya berdiam diri di rumah dan tidak mendapatkan pendidikan yang mana seharusnya mereka dapatkan,” kata Imamiatul.

Adanya permasalahan itu, Imamiatul menyampaikan terdapat salah satu desa di Indonesia yang masih kurang mendapatkan perhatian pendidikan inklusi. Ia menyebut jika jarak antara desa dengan sekolah untuk ABK terlalu jauh. “Di Desa Wonorejo, ABK kesulitan untuk pergi sekolah karena jarak sekolah inklusi atau Sekolah Luar Biasa (SLB) dari desa tersebut sekitar 35 kilometer,” ujarnya.

Dalam penjelasan yang disampaikan, Imamiatul mengatakan terdapat banyak tantangan yang harus dihadapi. Terutama, dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi di Indonesia dan cara pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Perlu diketahui juga bahwa Imamiatul Azizah merupakan perwakilan mahasiswa dalam penyelenggaraan program Going Global Partnership 2023 yang diselenggarakan University of Gloucestershire Inggris. Kegiatan tersebut diikuti oleh 2 dosen dan 3 mahasiswa PGPAUD serta PGSD UAD. (Han)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-pada-kegiatan-program-Going-Global-Partnership-2023-di-University-of-Gloucestershire-Foto-Istimewa.jpg 457 766 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-03 08:01:182023-06-03 08:01:18Mahasiswa UAD Kritisi Pendidikan Inklusi di Indonesia

Mempelajari Budaya hingga Filosofinya

02/06/2023/in Terkini /by Ard

Didik Nini Thowok, pemateri webinar nasional UKM seni tari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Massyifa Ajeng)

Ketika kita membicarakan bangsa Indonesia, maka tidak akan terlepas dari sebuah budaya Nusantara yang merupakan warisan leluhur dengan nilai-nilai yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pada webinar nasional antropologi seni tari dan beauty class yang diadakan pada 14 Mei 2023 oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Tari Universitas Ahmad Dahlan (UAD), sang maestro seni tari Indonesia Didik Nini Thowok hadir sebagai pembicara. Ia mengulas dan menekankan pentingnya melestarikan budaya.

Didik Nini Thowok yang kerap disapa Eyang mengawali materinya dengan memaparkan bahwa setiap daerah memiki kesenian yang berbeda-beda. Ia juga menyarankan bahwa kita harus lebih banyak menggali, paling tidak kesenian-kesenian lokal dari mana kita berasal.

“Jika ingin belajar budaya, jangan hanya kulitnya saja, melainkan belajar hingga filosofinya, karena setiap budaya yang ada memiliki sejarah yang berbeda-beda. Contohnya di daerah Ternate ada kesenian bambu gila, di Maluku ada namanya pajage lariangi, dan masih banyak sekali bisa kita ulas, dan itu sangat menarik,” ungkap Eyang.

Kemudian ia juga mengatakan bahwa tarian itu bermacam-macam, ada tarian khusus hiburan, ada tarian tradisi kerakyatan, ada pula tarian yang digunakan untuk ritual upacara adat. Macam-macam tarian tersebut memiliki filosofi dan bentuk yang berbeda.

“Pada zaman sekarang, anak-anak yang menganggap tarian ritual itu untuk pemujaan setan, mereka berhipotesis karena tidak tahu filosofinya, mereka tidak tahu jenis dan fungsinya untuk apa, sehingga menimbulkan salah persepsi.”

Tidak hanya jenis dan bentuk tariannya, kostum yang dipakai pun memiliki filosofinya sendiri. Sebagai eksper di bidang tata rias, Eyang mengungkapkan bahwa ada tarian yang batiknya harus dengan motif yang sesuai, dengan warna yang tidak boleh diubah. Contohnya seperti tari bedoyo, kostum yang mereka pakai adalah kemben, maka tidak boleh asal mengubah dan mengobrak-abrik kostum tari tradisional

“Kalau kita tidak mau belajar yang benar maka akan menjadi generasi muda yang pekok permanen, marilah belajar agar dapat mengakulturasikan budaya dengan baik,” ungkap Eyang.

Ketika kita memahami lebih mendalam mengenai budaya Indonesia, akan banyak sekali kesempatan-kesempatan untuk memperkenalkan budaya ke seluruh penjuru dunia, seperti Eyang. Ia mengatakan sudah mengelilingi 5 benua untuk memperkenalkan budaya Indonesia, dan diundang untuk mempresentasikan tarian Indonesia ke 38 negara, dan beberapa universitas terkemuka seperti Winston University.

Pada penutup paparannya, Eyang menjawab pertanyaan salah satu peserta webinar tentang bagaimana menimbun stigma negatif masyarakat terhadap penari pria. Eyang menjelaskan bahwa dari dulu memang banyak sekali stigma negatif yang membayang-bayangi penari khususnya laki-laki. Namun, sebagai penari jangan selalu mendengarkan kritik orang, kita hanya perlu membuat pemahaman terhadap masyarakat bahwa menari bukan hanya miliki perempuan. (syf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Didik-Nini-Thowok-pemateri-webinar-nasional-UKM-seni-tari-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Massyifa-Ajeng.jpg 693 1360 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 12:26:452023-06-02 12:26:45Mempelajari Budaya hingga Filosofinya

KKN UAD Promosikan Pengelolaan Sampah Plastik dengan 3R

02/06/2023/in Terkini /by Ard

Sosialisasi dan pelatihan pengelolaan sampah dengan 3R di Notoprajan, Ngampilan, oleh mahasiswa KKN Alternatif 87 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Melonjaknya jumlah sampah anorganik terutama plastik dari hasil aktivitas masyarakat masih menjadi PR bersama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebutkan adanya kenaikan produksi sampah hingga 5‒10 ton per hari pada awal tahun 2023. Begitu pula Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY yang menyatakan perlunya peran berbagai elemen untuk tuntaskan permasalahan sampah.

Berdasarkan hal itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif 87 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung dalam Unit IV.D.3 mengajak warga RW 07 Notoprajan, Ngampilan, untuk bergerak membenahi permasalahan tersebut. Melalui upaya promotif kesehatan mengenai “Pentingnya Pengelolaan Sampah dengan 3R (reduce, reuse, recycle)” gerakan ini pun dimulai. Upaya ini dilaksanakan melalui 2 tahap yaitu dengan sosialisasi pada Rabu, 24 Mei 2023 dan pelatihan memilah sampah di bank sampah pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Perlu diketahui, 3R merupakan bagian dari hierarki sampah berupa proses untuk melindungi lingkungan dan melestarikan sumber daya melalui pendekatan prioritas. Proses tersebut dilakukan dengan reduce (mengurangi) jumlah penggunaan barang, reuse (menggunakan kembali) barang yang masih layak pakai, dan recycle (mendaur ulang) sampah menjadi barang bermanfaat yang bernilai tinggi. Dengan hal ini, produktivitas masyarakat menjadi lebih baik dan angka sampah yang dihasilkan masyarakat dapat menyusut. Dampak dari menyusutnya angka sampah di lingkungan masyarakat nantinya dapat bermanfaat bagi kesehatan masyarakat itu sendiri.

Menurut Ketua RW 07 Notoprajan, Nur Ismail, upaya KKN UAD ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya. “Sosialisasi dan pelatihan sampah dengan 3R belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Warga biasanya langsung mengumpulkan dan menjual sampah plastiknya ke bank sampah,” jelasnya. “Dengan adanya upaya ini, masyarakat dapat melakukan langkah sederhana dalam mengelola barang habis pakainya agar tidak menjadi sampah secara langsung.”

Dalam sosialisasi tersebut, dijelaskan bahwa pengaplikasian reduce dapat dilakukan dengan membeli barang yang menggunakan kemasan lebih sedikit untuk meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan. Sedangkan penerapan reuse dilakukan dengan memperbaiki barang yang rusak dan memberikan barang tidak terpakai kepada orang lain daripada membuangnya. Sementara, recycle dapat dilakukan melalui pembuatan ecobrick dengan memanfaatkan botol dan koran bekas, serta masyarakat juga dapat memanfaatkan sedotan plastik bekas untuk membuat hiasan dinding.

Sosialisasi dan pelatihan disambut dengan antusias yang tinggi oleh warga. “Bagus sekali materinya, upaya 3R tersebut nantinya bisa kami terapkan setiap bulan di pertemuan ibu-ibu PKK. Terutama upaya mendaur ulang ini dapat menambah keterampilan ibu-ibu,” tutur Eli, salah satu warga RW.07 Notoprajan, Ngampilan. Sepakat dengan Eli, Nur Ismail berharap dengan adanya program ini masyarakat dapat terus terdorong untuk mengelola sampah anorganik secara lebih bijak dengan menerapkan konsep 3R. (doc/eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sosialisasi-dan-pelatihan-pengelolaan-sampah-dengan-3R-di-Notoprajan-Ngampilan-oleh-mahasiswa-KKN-Alternatif-87-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 900 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 09:44:542023-06-02 09:44:54KKN UAD Promosikan Pengelolaan Sampah Plastik dengan 3R

Pengampunan Allah Itu Penting

02/06/2023/in Feature /by Ard

Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Kajian Rutin Ahad Pagi. Acara tersebut diisi oleh Dr. H. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. dari Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UAD. Ia menyampaikan materi terkait tafsir Surah Ali-Imran ayat 133‒134.

Pada ayat 133 dimulai dengan ayat yang berbunyi wa saaringuu yang memiliki makna bersungguh-sungguh dan menganekaragamkan pekerjaan. Nur Kholis menjelaskan bahwa ketika manusia sudah bersungguh-sungguh maka waktu yang dimiliki akan efektif dan jauh lebih bermanfaat. Ibarat usia, usianya tidak panjang tetapi yang dikerjakan sudah banyak dan maksimal.

“Yang dimaksud berserah, menganekaragamkan pekerjaan, dan bersungguh-sungguh adalah beramal saleh, karena beramal saleh itulah yang akan mengantarkan manusia menuju surga,” imbuhnya.

Mengapa manusia harus demikian? Kemudian ia menjelaskan jika pengampunan itu adalah sesuatu yang paling berharga melebihi apa pun, untuk itu manusia harus bersungguh-sungguh. Pengampunan memiliki arti ditutupi, ditutupinya dosa manusia oleh Allah.

“Pengampunan Allah bisa menambah kekuatan, jadi mungkin kekuatan seperti sabar, ikhlas, rida, syukur yang kita miliki tidak sebanding dengan musibah yang akan kita hadapi. Maka dengan pengampunan itu, kekuatan-kekuatan yang telah kita miliki ditambah oleh Allah sehingga kita mampu menghadapi musibah pada suatu hari nanti,” tegasnya.

Selain itu, syawalan itu sejatinya adalah peningkatan. Peningkatan kekonsistenan amal saleh yang telah dibangun saat bulan Ramadan. Jadi ketika Ramadan rajin beribadah maka di bulan Syawal ini harus makin rajin lagi dalam beramal saleh.

Kemudian dalam akhir ayat 133 Allah menegaskan bahwa segala ampunan dan surga itu disediakan bagi orang yang bertakwa. Hal ini lanjut dijelaskan dalam ayat 134 jika takwa itu adalah sikap dan sifat yang keduanya akan tampak dalam perbuatan.

“Sikap dan sifat yang mencerminkan takwa adalah orang yang selalu, dalam arti dari sekarang dan sampai habis waktu, senantiasa berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit. Dalam tafsir Al-Misbah, infak ini maknanya umum tidak selalu berwujud harta, tetapi apa saja yang dapat diberikan dan bermanfaat,” ungkapnya.

Nur Kholis menyatakan, jika sekadar merukunkan tetangga yang lagi berselisih itu adalah pemberian. Dalam hal ini, hakikat memberi itu bukan sekadar soal apa yang diberi, tetapi terkait bagaimana sikap yang tertanam dalam hati sejatinya gemar memberi atau tidak.

Selanjutnya, wal kadhimiina berasal dari kata kadhuma yang memiliki arti mengikat dan menahan. Dalam ayat ini, ia menjelaskan bahwa Allah menyuruh hendaknya manusia menahan amarah. Apa tidak boleh marah? Tentu boleh karena marah adalah salah satu sifat manusiawi manusia, tetapi ketika marah harus tau waktu, tempat, sasaran yang tepat dan yang terpenting jangan berlebihan.

“Dan Allah kemudian menegaskan pula, jika yang lebih baik adalah mampu memaafkan. ‘Aafiin atau memaafkan itu memiliki makna menghapus, sekalipun mungkin tidak dapat sepenuhnya memaafkan. Namun, ketika manusia mampu memaafkan maka pihak yang paling diuntungkan adalah orang yang memaafkan bukan yang dimaafkan,” jelasnya.

Di akhir materi, Nur Kholis mengingatkan bahwa pengampunan Allah itu lebih penting dari harta yang banyak. Buat apa memiliki harta banyak tetapi tidak bermanfaat untuk amal saleh. Perlu diingat sabda Nabi yang menyatakan surga itu dapat diraih dengan 2 cara yaitu dengan pengampunan Allah dan rahmat Allah. (SFL).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Ahad-Pagi-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 720 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 08:39:492023-06-02 08:39:49Pengampunan Allah Itu Penting

Berwirausaha di Era Milenial Secara Kreatif dan Inovatif

02/06/2023/in Feature /by Ard

Webinar Kewirausahaan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meluncurkan Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) tahun 2023 sebagai strategi pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi. Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

Guna mendukung tercapainya tujuan kegiatan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (BEM FKM UAD) menghadirkan Candra Vionela Merdiana, S.E., M.Sc., dosen Program Studi Manajemen UAD sebagai narasumber dalam webinar kewirausahaan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi bekal kepada calon wirausahawan di lingkungan FKM UAD.

“Terdapat beberapa poin yang perlu dipahami sebelum berwirausaha, salah satunya adalah jiwa kreatif dan inovatif bagi mahasiswa di era milenial,” ungkap Candra.

Motivasi dan Moto Wirausaha

Motivasi dan moto menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh wirausahawan. Keuntungan/laba penjualan, kebebasan usaha, impian personal, dan kemandirian menjadi motivasi yang harus dipunyai. Selain motivasi, moto atau prinsip yang dijalankan dalam berwirausaha juga menjadi bagian yang penting.

“Modal bisa dicari, keahlian bisa dibeli, tetapi semangat dan cita-cita tidak. Seorang mahasiswa sebagai wirausahawan pemula hendaknya memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi, jangan mudah menyerah. Untung dan rugi adalah hal yang biasa dalam membangun suatu usaha,” tutur Candra.

Kunci Sukses Berwirausaha

Tingginya persaingan pasar membuat seorang wirausahawan harus memiliki jiwa yang kreatif dan inovatif. Kemampuan untuk menciptakan hal baru dengan menggabungkan beberapa ide di masa lalu serta membuat perubahan dari segi input, proses, maupun output menjadi bagian dari kunci sukses dalam berwirausaha.

Candra menyampaikan beberapa ciri orang kreatif dan inovatif. “Orang kreatif biasanya memiliki rasa penasaran yang tinggi, intuitif, berani mengambil risiko, berpikiran terbuka, dan sensitif. Sementara inovatif biasanya ditandai dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh seseorang untuk memperluas manfaat dari produk yang diciptakan sehingga dapat mempermudah aktivitas sehari-hari. Contoh inovasi misalnya donut stick, bolu puding, alat serut jagung, kemasan makanan ramah lingkungan, dan sebagainya.”

Cara Memunculkan Ide Bisnis

Ide bisnis merupakan penggabungan dari kemampuan, ketertarikan, keterampilan khusus, dan bakat yang disinkronkan dengan apa yang dibutuhkan maupun apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. “Sumber ide bisa diperoleh dengan memanfaatkan apa yang telah kita miliki, apa yang dibutuhkan oleh orang lain, dan apa yang sudah dikerjakan oleh orang lain. Ide bisa distimulasi dengan mengamati orang dan tempat, membaca publikasi, juga melihat tren. Sementara ide yang sudah didapat selanjutnya perlu diseleksi melalui tahap diferensiasi dan adaptasi sehingga dapat dikembangkan di kemudian hari,” ujar Candra.

Candra melanjutkan, “Ada 2 pendekatan yang bisa dilakukan oleh wirausahawan dalam menentukan peluang usaha yang cocok, yaitu inside out dan outside in. Pendekatan yang pertama berfokus pada gagasan sebagai kunci dalam menentukan keberhasilan usaha. Dalam kata lain, wirausahawan membuat produk atau jasa terlebih dahulu tanpa melakukan uji analisis kebutuhan pasar. Sementara pendekatan yang kedua berfokus pada kemampuan untuk menanggapi atau memenuhi kebutuhan masyarakat di pasaran.”

Strategi Memilih Jenis Usaha

Sebelum membuka usaha, calon wirausahawan hendaknya menyusun sebuah strategi untuk memilih jenis usaha yang akan dijalankan agar mampu bersaing di era milenial. Candra mengungkapkan bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih usaha sesuai minat atau hobi, baik berupa produk maupun jasa. “Jika seseorang mengerjakan sesuatu yang disukai, ia cenderung akan merasa senang dan nyaman. Setelah memperoleh jenis usaha yang sesuai, maka tentukan sektor usaha yang tepat sesuai tren masa kini tetapi bukan usaha yang sifatnya sementara (musiman). Selanjutnya, calon wirausahawan bisa membuka usaha dengan minim modal dalam skala kecil. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi kerugian yang bisa saja terjadi secara tiba-tiba,” imbuhnya.

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Webinar-Kewirausahaan-BEM-Fakultas-Kesehatan-Masyarakat-FKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 08:05:462023-06-02 08:05:46Berwirausaha di Era Milenial Secara Kreatif dan Inovatif

Muchlas: Peraturan Perbukuan untuk Membangun Kecerdasan

02/06/2023/in Terkini /by Ard

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. pada acara MoU dan FGD antara BK DPR RI dengan UAD (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Dalam sambutannya, Dr. Muchlas, M. T. selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyampaikan beberapa poin penting dalam acara focus group discussion (FGD) dengan topik “Urgensi Perubahan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem Perbukuan” yang diselenggarakan di Amphitarium UAD pada Jumat, 26 Mei 2023.

Acara ini dilangsungkan sekaligus dengan penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara UAD dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI) terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Sistem Perbukuan. Muchlas menyampaikan terima kasih kepada segenap DPR RI yang telah berkenan menjalin kerja sama dengan UAD, sekaligus diberikan kesempatan untuk pertama kali mengulas berbagai saran dan masukan terhadap RUU Sistem Perbukuan ini yang nantinya akan dibahas di lingkungan DPR RI.

“Hal ini penting karena pertimbangan-pertimbangan yang menyangkut berbagai hal. Antara lain, kami berkeinginan agar para mahasiswa dan dosen dapat memperoleh dan ikut bersama-sama DPR RI melakukan berbagai eksplorasi terhadap produk-produk legislatif yang dihasilkan oleh DPR RI. Termasuk di dalamnya proses menghasilkan undang-undang dari hulu ke hilir,” tambahnya.

Menurutnya, literasi dan pengetahuan semacam itu merupakan sesuatu yang tidak bisa diterima secara langsung melalui panggung kuliah atau hanya sekadar melalui eksplorasi pustaka. Jenis pengetahuan dan keterampilan ini dapat dijadikan sebagai wawasan baru di lingkungan sivitas akademika.

Muchlas menyampaikan, “Di dalam Fakultas Hukum UAD atau mungkin universitas lain, pada umumnya berpikir melalui pendekatan deduktif, dari segi filosofinya dan teori-teori hukumnya. Sedangkan di lingkungan DPR RI, mungkin, akan lebih banyak melalui proses kajian-kajian induktif, berangkat dari persoalan yang berkembang di masyarakat kemudian dikompilasi dan dijadikan aspirasi produk-produk legislasi.”

Gabungan antara kebutuhan-kebutuhan riil di lapangan serta kajian deduktif yang diturunkan dari cabang-cabang ilmu hukum akan memperkuat dan memperkaya RUU yang dibahas dalam acara tersebut. Sejalan dengan itu, Muchlas mendukung penuh betapa pentingnya pengembangan literasi bagi bangsa Indonesia, khususnya kepada generasi muda saat ini.

Sumber ilmu dan bahan literasi yang utama adalah melalui buku. “Melalui buku, kita bisa membuka pemikiran untuk bisa mengeksplorasi hal-hal yang ada di muka bumi ini. Oleh sebab itu, sekarang ini sangat penting untuk menetapkan peraturan agar sistem perbukuan dapat membangun kecerdasan yang terus menerus bagi bangsa kita terutama literasi-literasi yang terkini dan dapat membekali generasi muda dalam memandang dunia ini,” tambahnya.

Muchlas mengungkapkan, “Tantangan dalam sistem perbukuan ini sangat besar.” Saat ini, Indonesia dihadapkan dengan disrupsi informasi. Di media dikenal dengan munculnya citizen journalism di mana jurnalis masyarakat berkembang secara bebas ditambah dengan post-truth, hal ini tentu mendisrupsi otak generasi muda. Faktanya, generasi muda saat ini lebih cenderung memercayai berita yang lebih banyak disukai atau yang lebih banyak diunggah ulang atau viral daripada kebenaran dari berita itu sendiri, sama halnya seperti buku.

Muchlas yang dalam beberapa waktu lalu sempat berdiskusi dengan IKAPI DIY menuturkan, “Situasi disrupsi yang tentu jika tidak diberikan regulasinya maka tidak akan memberikan sinergi yang baik bagi semua stakeholders perbukuan.”

RUU Sistem Perbukuan akan sangat menarik, tidak hanya substansi dan perspektif ilmu hukum saja, melainkan harus memperhatikan juga tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam sistem perbukuan sekarang. Terutama terkait dengan distrupsi informasi dan teknologi yang makin bebas dan mudah diperoleh begitu juga buku.

“Penerbitan buku saat ini merasa dirugikan karena dokumen buku dalam bentuk pdf atau file beredar luas di dunia maya, artinya bajakan. Kemudian para penulis yang ingin menerbitkan buku sendiri secara daring juga perlu adanya regulasi.”

Kerja sama antara UAD dan DPR RI dapat diimplementasikan sebaik-baiknya, terutama dalam penerapannya pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) seperti magang dan lain-lainnya. Selain itu, Muchlas menegaskan bahwa UAD siap untuk ikut serta berperan bersama dengan DPR RI dalam kaitannya mengawal RUU dari hulu ke hilir, mulai dari pembahasan rancangan hingga ke depannya dalam rangka sosialisasi undang-undang. “Tentu, melalui Catur Dharma Perguruan Tinggi, UAD bisa memberikan kontribusi yang lebih berarti bagi bangsa dan negara.”

UAD memberikan banyak kontribusi dan beberapa guru besar pun diwakafkan kepada negara bagi kemajuan bangsa dan negara. Termasuk di antaranya Fakultas Hukum UAD yang memberikan banyak sekali prestasi di tingkat nasional bahkan internasional.

Di akhir sambutannya, Muchlas membuka acara FGD sekaligus bersama dengan DPR RI yang diwakili oleh Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dr.-Muchlas-M.T.-pada-acara-MoU-dan-FGD-antara-BK-DPR-RI-dengan-UAD-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-06-02 07:47:042023-06-02 07:56:16Muchlas: Peraturan Perbukuan untuk Membangun Kecerdasan

Tabungan Bank Sampah: Aset Rupiah Warga

31/05/2023/in Terkini /by Ard

Pengelolaan bank sampah oleh warga RW 13 Karangkajen Mergangsan bersama mahasiswa KKN Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Dalam rangka merealisasikan program kerja tematik sekaligus sebagai bentuk aksi menjaga lingkungan agar tetap bersih, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Alternatif 87 Unit I.B.1, bersama-sama dengan warga RW 13 Karangkajen, Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota D.I. Yogyakarta bergotong-royong membuat “Bank Sampah”. Kegiatan dilaksanakan pada Sabtu, 27 Mei 2023.

Membuat bank sampah merupakan kegiatan rutin bagi warga Karangkajen. Ketua KKN M. Anas Kurniawan mengatakan, “Kegiatan sampah yang dilakukan rutin di awal bulan dan akhir bulan ini membuktikan kepedulian warga RW 13 terhadap lingkungan. Sehingga sebagai mahasiswa KKN, saya dan teman-teman siap membantu proses pemilahan, penimbangan, hingga mengangkutan dan pengelolaan jumlah upah yang didapat dari setiap berat sampah,” ujarnya.

Pendirian ini adalah bagian dari mendukung program pemerintah khususnya pengelolaan sampah. “Dulu, sampah dianggap tidak berguna tetapi kini melalui pengolahan yang benar sampah dapat dimanfaatkan. Melalui bank sampah tersebut, warga RW 13 bisa menambah penghasilan,” tambah Anas.

Ia pun memaparkan, pencapain tertinggi dari program bank sampah ini mampu membantu warga untuk membayar uang sekolah anaknya. Bahkan terkumpul senilai jutaan rupiah untuk membeli sepeda sebagai transportasi keperluan sehari-hari hingga kebutuhan lainnya. Cara ini ternyata cukup efektif untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan sekaligus menambah pendapatan.

Menurut Kepala RW 13 Karangkajen Brontokusuman, Heri, warga RW 13 mulai merintis sejak tanggal 13 Februari 2013, tetapi sempat berhenti total pada tahun 2021 karena wabah Covid 19 dan berjalan kembali di pertengahan 2022. Bank sampah ini dikelola langsung oleh ibu-ibu RT 48, 49, 50, dan dibantu oleh warga. Setiap harinya, tiap-tiap kepala keluarga mengumpulkan dan memilah sampah untuk ditimbang lalu ditukar dengan uang pada akhir bulan, untuk kemudian dijadikan tabungan warga.

 “Sampah-sampah anorganik yang mempunyai nilai ekonomi seperti plastik, botol plastik, besi, seng, alumunium, kardus, dan sebagainya dikumpulkan, dipilah, kemudian setiap akhir bulan ditimbang, lalu dijual untuk dijadikan tabungan warga. Sebelum ditimbang, pengurus melakukan survei harga ke sejumlah pengepul sampah. Uang yang diterima dari hasil penjualan sampah tidak langsung diberikan, tetapi dijadikan sebuah tabungan warga. Tabungan bank sampah ini bisa dicairkan oleh sang pemilik,” ujar Rokyhayah, selaku ketua dalam program bank sampah di RW 13.

Kegiatan yang sudah berlangsung selama sepuluh tahun ini diharapkan membawa kebermanfaat untuk warga dan menjadi aset penting yang perlu ditingkatkan dan terus dikembangkan. (doc/eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pengelolaan-bank-sampah-oleh-warga-RW-13-Karangkajen-Mergangsan-bersama-mahasiswa-KKN-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 639 738 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-05-31 12:57:492023-05-31 12:57:49Tabungan Bank Sampah: Aset Rupiah Warga

Anak-Anak dalam Lingkar Perundungan

31/05/2023/in Feature /by Ard

Seminar Penanggulangan Perundungan Anak oleh Bimawa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan KPAI Republik Indonesia (Foto: Novita)

Maraknya kasus kekerasan dan perundungan anak membuat kita mempertanyakan kualitas sumber daya manusia dan kelangsungan peradaban bangsa Indonesia. Ini juga menjadi masalah besar ketika perundungan sudah merampas hak-hak anak, terutama hak atas perlindungan serta kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang. Siklus hidup ini seharusnya dipenuhi dengan kebahagiaan, bukan pengasingan dan penderitaan atau penebusan di balik jeruji besi yang mencekam.

Sebagai langkah maju dan upaya antisipasi hal tersebut, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar seminar “Anti Perundungan: Peran Mahasiswa dalam Penanggulangan Perundungan Anak” dengan menggandeng Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Ai Maryati Solihah, M.Si. sebagai narasumber.

Anak dan Perlindungan

Tak sulit untuk mendefinisikan anak-anak. Bercermin dari negara kita sebagai negara hukum, menurut Pasal 1 Ayat 1 UU No. 35/2014 tentang Perlindungan Anak Revisi atas UU No.23/2022 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan. Anak-anak mempunyai hak untuk hidup, untuk dilindungi. Mereka memiliki keunikan sebagai manusia utuh yang sempurna.

“Jadi, jangan pernah menganggap usia 5 tahun itu tidak sempurna, masih ‘ikut-ikutan’. Mereka sempurna pada siklus dan fase hidupnya. Sehingga, kita harus memberikan dukungan tumbuh-kembang optimal, memberikan peluang partisipasi, yaitu memberikan hak-haknya,” ujar Ai Maryati.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah anak mencapai 84,4 juta (31,6%) dari total 270,3 juta penduduk di Indonesia. Anak merupakan generasi yang akan menjadi penerus, menjadi pemimpin. Anak-anak menjadi subjek dan ujung tombak bonus demografi “Generasi Emas” tahun 2045. Oleh karena itu, anak-anak perlu mendapat perlindungan. Hal ini telah diatur dalam Mandat Ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) dalam Kepres 36/1990, UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak serta Pasal 28B Ayat 2 UUD 1945, “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

“Mungkin kita tidak bisa membayangkan, mengapa Uni Soviet hilang di peta peradaban? Apakah hanya keruntuhan politik dan dinasti? Salah satunya adalah keruntuhan peradaban yang disebabkan oleh hilangnya entitas masyarakat dari peradaban generasi bangsanya menuju generasi yang menjadi ketangguhan sebuah bangsa,” tambahnya.

Ini menjadi gambaran bahwa sesungguhnya perlindungan anak adalah cara manusia dituntun secara teologis mencapai keimanan dan ketakwaan serta sebagai seseorang yang berkomitmen secara hukum untuk menghormati hak-hak manusia. Perlindungan anak juga berkolerasi erat dengan demokrasi, peningkatan kualitas suatu bangsa, dan sumber daya manusia.

Fakta Perundungan Anak di Indonesia

Kasus perundungan dewasa ini makin meningkat, apalagi dibarengi perkembangan era digital yang makin pesat. Perundungan bisa menjadi sebuah tindakan maladaptif. Berangkat dari teori kekerasan, Ai Maryati mengungkapkan tahap-tahap perundungan, bisa berubah dari verbal menjadi fisik, psikologis, seksual, penelantaran, ancaman, gangguan, bahkan konflik sosial. Hal ini menjadi masalah atas situasi kekerasan yang masuk ke dalam berbagai dimensi kehidupan.

Dalam 5 tahun terakhir, kasus perundungan didominasi oleh perundungan berbasis digital berupa kekerasan melalui media elektronik, media sosial, dan sebagainya. Kita perlu waspada terhadap bentuk-bentuk perundungan tersebut. Berdasarkan data pengaduan KPAI, perundungan banyak terjadi di lembaga pendidikan. Hal tersebut masuk dalam 3 dosa besar pendidikan bersama intoleransi dan kekerasan.

Ia juga menampilkan sebuah tayangan berita mengenai perundungan anak di lingkungan institusi pendidikan. Mirisnya, pelaku dan korban masih duduk di bangku sekolah dasar. Pelaku memaksa korban untuk bersetubuh dengan binatang.

“Ini sudah kategori perundungan verbal dan fisik. Kemudian, ada tindakan yang di luar nalar (perilaku seksual manusia), yaitu persetubuhan dengan binatang. Perundungan tersebut dibuat konten dan disebarkan. Dari 1 kasus saja, bentuk-bentuk perundungan sudah dapat dikenali.”

Perlakuan terhadap pelaku perundungan dengan status di bawah umur dan dewasa tentu berbeda. Pelaku yang masih di bawah umur disebut dengan anak berhadapan dengan hukum. Dan, negara menjamin hak atas perlindungan terhadap anak-anak dengan status tersebut.

Langkah KPAI

KPAI menerima pengaduan kasus. Kemudian, melakukan identifikasi masalah dan analisis. Lalu, merekomendasi mediasi atau pidana dan monitoring serta terminasi. Tugas dan fungsi KPAI dengan jelas diatur dalam UU No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, di antaranya melakukan pengawasan, pemantauan, evaluasi, pelaporan, dan kerja sama. KPAI tidak melakukan peradilan pidana anak, tetapi melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.

“Banyak hujatan dan caci maki terhadap kasus kekerasan yang dilakukan oleh Mario Dandy dan AG. Tak sedikit yang menyuarakan bui. Namun, untuk menyoal anak berkonflik dengan hukum, tidak boleh dilakukan langkah-langkah yang bisa mengganggu dan merampas hak-haknya. Ini yang kami disebut perlakuan hukum secara khusus. Dan, kami mengawasi hal tersebut.”

Mahasiswa sebagai Social Engineering

Pendidikan tinggi yang bermutu merupakan pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Berguna bagi masyarakat dalam hal ini perguruan tinggi berperan dalam pengembangan budaya ramah anak di sekolah, pesantren, dan lingkungan sosial. Perguruan tinggi juga berfungsi mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pengembangan perkuliahan diharap responsif terhadap kasus-kasus anak terkini. Setidaknya 2 hal penting inilah yang menjadi harapan KPAI.

“Buatlah cerita WhatsApp yang responsif terhadap kasus-kasus anak terkini. Mahasiswa bisa menjadi social engineering, mahasiswa bisa membangun sinergi dengan lembaga pendidikan dalam memastikan budaya dan iklim pelaksanaan pendidikan sudah ramah anak,” jelas Ai Maryati.

Lembaga pendidikan juga harus berkomitmen dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang ramah anak disertai sarana prasarana yang mendukung. Perlu partisipasi anak dan orang tua dalam penetapan kebijakan. Pendidik dan tenaga kependidikan pun perlu teredukasi dan terlatih mengenai hak-hak anak dan Sekolah Ramah Anak (SRA). (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-Penanggulangan-Perundungan-Anak-oleh-Bimawa-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-KPAI-Republik-Indonesia-Foto-Novita.jpg 493 890 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-05-31 12:32:472023-05-31 12:32:47Anak-Anak dalam Lingkar Perundungan

Prodi Pendidikan Matematika UAD dan UMT Gelar Seminar Bersama

31/05/2023/in Terkini /by Ard

Seminar bersama antara Prodi Pendidikan Matematika (UAD) dan UMT bertajuk “Assessment as, for, and of Learning in Mathematics” (Foto: Istimewa)

Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Prodi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) mengadakan seminar bersama bertajuk “Assessment as, for, and of Learning in Mathematics” yang diselenggarakan pada Selasa, 23 Mei 2023 di Aula Islamic Center UAD.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Prodi Pendidikan Matematika UAD Dr. Puguh Wahyu Prasetyo, M.Sc., Ketua Prodi Pendidikan Matematika UMT Dr. Prawidi W. Subroto, M.Pd., para dosen dan narasumber yakni Anggit Prabowo, M.Pd. juga Dr. Warsito, M.Si., serta sejumlah mahasiswa pendidikan matematika.

Prawidi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada UAD yang sudah menerima kembali kolaborasi dan sinergitas sesama Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan rumpun ilmu yang sama. “UMT ingin selalu belajar dari kakak seniornya yakni UAD, dengan adanya kolaborasi ini sekaligus kunjungan ke UAD mampu meningkatkan kualitas di prodi kami.”

Senada dengan itu, Dr. Puguh menambahkan, “Tentu saja kami bahagia, tidak hanya silaturahmi, hal ini sekaligus ajang berbagi pengetahuan.”

Prodi Pendidikan Matematika erat kaitannya dengan proses belajar mengajar, dalam hal ini adalah rumpun ilmu keguruan. Seperti halnya yang dipaparkan oleh Warsito, salah satu keterampilan guru yang harus dimiliki adalah kemampuan Sains, Teknologi, Engineering, dan Matematika (STEM). Menurutnya, “Pembelajaran STEM secara tidak langsung mengajarkan para guru untuk memahami sains, teknologi, dan teknik, tidak hanya sekadar matematika. Kemampuan soft skill meningkat drastis.”

“Fakta di lapangan, STEM tidak diminati di Indonesia. Salah satu faktornya adalah profesionalisme dosen dan pendidik terkait STEM yang masih kurang,” jelasnya.

Di sisi lain, Warsito selaku narasumber kedua menyampaikan seputar Kurikulum Merdeka. “Para guru nantinya diharapkan mampu melakukan asesmen diagnostik kepada para siswa untuk pedoman desain pembelajaran kepada siswa.” Asesmen diagnostic merupakan asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai kompetensi dan kondisi peserta didik. Hal ini mendukung bagaimana peran STEM bekerja di dunia pendidikan.

“Idealnya, media pembelajaran di luar negeri saat ini sudah masuk ke laboratorium, siswa belajar sekaligus praktik. Anak diminta fokus kepada pemahaman prosesnya. Sayangnya, di Indonesia masih berfokus untuk menerima dan memaksa siswa untuk mengetahui semua materi A, B, C sekaligus, tidak sempat praktik. Konsep STEM lebih sesuai diterapkan by project atau studi kasus yang sederhana,” ujar Warsito. (roy)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-bersama-antara-Prodi-Pendidikan-Matematika-UAD-dan-UMT-bertajuk-Assessment-as-for-and-of-Learning-in-Mathematics-Foto-Istimewa.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-05-31 08:27:392023-05-31 08:35:46Prodi Pendidikan Matematika UAD dan UMT Gelar Seminar Bersama

Mahasiswa UAD Raih Juara III dalam Ajang NCC 2023

30/05/2023/1 Comment/in Prestasi /by Ard

Tim Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Tim Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berhasil meraih juara III lomba Business Case National Cooperative Concourse (NCC) 2023 yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mahasiswa tersebut ialah Ahmad Fauzan Wida, M. Rizky Pratama, dan Janan Afifah. Kompetisi diikuti oleh berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan berlangsung pada Sabtu‒Minggu, 20‒21 Mei 2023.

NCC tahun 2023 mengusung tema “Grow and Develop with Cooperatives: Mewujudkan Mahasiswa yang Bersinergi Demi Ciptakan Wirausaha Muda Mandiri Melalui Digitalisasi”. Ajang tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang perkoperasian mulai dari undang-undang perkoperasian, sejarah perkoperasian, prinsip-prinsip koperasi, serta pengetahuan umum koperasi.

Business Case NCC merupakan kompetisi memecahkan permasalahan bisnis baik dari segi pemasaran, operasi, keuangan, teknologi, sumber daya manusia, maupun arahan strategis perusahaan.

Saat diwawancarai mewakili tim, Ahmad mengaku senang dan bersyukur atas perolehan juara itu. Ia mengatakan, berbagai persiapan telah dilakukan sebelum kompetisi berlangsung, mulai dari kelengkapan paper hasil analisis permasalahan hingga presentasi solusi yang diajukan dalam perlombaan.

Lebih lanjut, Ahmad mengatakan bahwa, “NCC merupakan wadah untuk terus menambah kapasitas diri dan jam terbang di bidang yang sedang ditekuni,” ujarnya. Tidak hanya itu. Ia juga merasakan keseruan selama mengikuti perlombaan dan melakukan bonding dengan peserta lain.

Terakhir, ia mengatakan, “Semoga bisa belajar terus di bidang ini karena masih banyak hal yang perlu digali dan dipelajari,” tutupnya. (umh)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Tim-Koperasi-Mahasiswa-Kopma-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 540 720 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-05-30 10:03:102023-05-30 10:03:10Mahasiswa UAD Raih Juara III dalam Ajang NCC 2023
Page 273 of 466«‹271272273274275›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top