• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Posts

FAI UAD Selenggarakan Short Course Internasional tentang Studi Islam Pascapandemi

05/10/2022/in Terkini /by Ard

Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar short course internasional (Foto: Istimewa)

Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar short course internasional dengan tajuk “Issues on Islamic Studies Post Pandemic” pada 3‒8 Oktober 2022. Kegiatan ini dihelat melalui kerja sama dengan Kolej Universiti Islam Antarbangsa Selangor (KUIS) Malaysia sebagai partner dan diikuti oleh peserta dari berbagai negara seperti Brunei Darussalam, Mesir, Malaysia, dan Indonesia.

Acara pembukaan digelar secara resmi pada Senin, 03-10-2022, selanjutnya, course akan dilaksanakan secara daring selama satu minggu. Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D. selaku Wakil Rektor Bidang Akademik UAD dalam sambutannya menjelaskan bahwa salah satu karakteristik ajaran Islam yang mulia adalah komprehensif atau syumuli.

“Islam adalah agama yang komplet dan universal karena menyediakan solusi untuk berbagai kebutuhan manusia, baik yang bersifat fisik, emosional, dan psikologis. Karena sifatnya yang syumuli tersebut, solusi ini juga tersedia pada saat umat Islam menghadapi pandemi Covid-19,” ungkap Rusydi.

Perubahan signifikan sebagai dampak dari pandemi Covid-19 memang menjadi latar belakang utama diselenggarakannya short course tersebut. Berbagai sektor mulai dari ekonomi, pendidikan, budaya, dan kehidupan beragama harus ikut beradaptasi dengan kondisi yang ada. Banyak isu baru muncul untuk dikaji, baik oleh para akademisi maupun tokoh agama. Berbagai perspektif mulai dari budaya, agama, dan lainnya akan terus mengemuka sebagai respons atas permasalahan tersebut.

Course juga menawarkan beberapa subtema kajian sesuai dengan disiplin keilmuan utama yang ada di FAI UAD, yaitu Ilmu Hadis, Sastra Arab, Perbankan Syariah, dan Pendidikan Agama Islam. Subtema yang disajikan adalah Arabic Issues during and after Pandemic, Hadith Studies during and after Pandemic, The Use of Media in Islamic Education during and after Pandemic, Prospect and Challenge of Islamic Finance during and after Pandemic, dan Building Organizational System on Educational Institution.

Sebagai program yang baru kali pertama diselenggarakan, banyak pihak berharap kegiatan ini bisa rutin diadakan setiap tahun. Dwi Santoso, Ph.D. selaku Kepala Kantor Kerja Sama Urusan Internasional (KKUI) UAD juga menyatakan hal selaras bahwa semoga short course itu bisa dilaksanakan secara luring di tahun-tahun berikutnya. (tsa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Fakultas-Agama-Islam-FAI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-menggelar-short-course-internasional-Foto-Istimewa.jpeg 800 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-05 10:43:112022-10-05 10:43:11FAI UAD Selenggarakan Short Course Internasional tentang Studi Islam Pascapandemi

Cara Pengajuan SKPI di UAD

05/10/2022/in Terkini /by Ard

Hany Srihartaya, S.Pd., selaku narasumber pelatihan pengajuan SKPI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)

Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI) ialah surat yang resmi dikeluarkan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa lulusan pendidikan tinggi bergelar. Beranjak dari penting dan dibutuhkannya SKPI ini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan pelatihan administrasi bagi organisasi mahasiswa (ormawa) dan seluruh mahasiswa UAD, dengan tajuk “Prosedur Pengajuan SKPI”.

Digelar secara daring pada Kamis, 29 Oktober 2022, melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal YouTube BIMAWA UAD Jogja, pelatihan dihadiri oleh tiga punggawa Bidang Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD. Mereka ialah Hany Srihartaya, S.Pd. selaku narasumber pelatihan dan Staf Urusan SKPI, Danang Sukantar, M,Pd. selaku Kepala Bidang Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi Mahasiswa, dan Rundra Jumiyanto selaku Kepala Urusan Bidang Prestasi dan Organisasi.

“Dalam SKPI terdapat penilaian segala komponen tertentu dari segi prestasi maupun kualifikasi terkait, yang nantinya dokumen tersebut digunakan sebagai syarat mahasiswa mengikuti pendadaran skripsi di tiap program studi (prodi). Bisa dikatakan, SKPI merupakan rekam jejak seorang mahasiswa saat menjalani masa perkuliahan dari segi nonakademik,” ucap Danang saat memberikan sambutan pelatihan.

Berbagai informasi dan alur tahapan disampaikan oleh Hany mengenai pengajuan untuk mahasiswa mendapatkan SKPI. “Untuk mendapatkan SKPI mahasiswa harus melakukan unggah berkas sertifikat Program Pengenalan Kampus (P2K), soft skills, prestasi, dan organisasi di situs portal UAD. Lalu melakukan terjemahan sertifikat di dua pelayanan yang telah disediakan, yakni di Laboratorium Bahasa PBI atau di Ahmad Dahlan Language Center (ADLC). Setelah melakukan dua prosedur itu, langkah selanjutnya ialah melakukan verifikasi berkas yang dilakukan oleh Bimawa dan Tata Usaha (TU) Prodi.

“Jika verifikasi berkas telah selesai dilakukan, maka blangko SKPI akan dikeluarkan oleh TU Prodi dan telah ditandatangani oleh dekan. Pada langkah akhir, TU Prodi mengirimkan cetakan SKPI ke Biro Akademik dan Admisi (BAA) lalu dilakukanlah pendistribusian mahasiswa oleh BAA melalui website terkait.”

Pada pelatihan tersebut dihadirkan pula sesi tanya jawab yang kemudian membantu tersampaikannya informasi secara maksimal. Hany bersama Bimawa memiliki harapan, dengan diadakannya pelatihan administrasi semacam ini dapat bermanfaat dan memberikan kemudahan bagi para mahasiswa khususnya. (did)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Hany-Srihartaya-S.Pd_.-selaku-narasumber-menayangkan-slide-materi.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-05 09:32:452022-10-05 09:32:45Cara Pengajuan SKPI di UAD

Solid Team UAD Rancang Aplikasi Edukasi Seks

05/10/2022/in Terkini /by Ard

Solid Team Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dapatkan medali perak dalam ajang LEC RISKI (Foto: Istimewa)

Tiga mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yakni Rashika Ardafa Sahila dan Catur Rohmiati dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta Catur Rohmiasih dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) yang tergabung di dalam Solid Team, berhasil mendapatkan medali silver bidang teknologi pada Lomba Esai Lombok (LEC) yang diselenggarakan oleh Ruang Inovasi Sains dan Karya Ilmiah (RISKI) bekerja sama dengan Universitas Mataram. Di bawah bimbingan Dr. Ika Maryani., M.Pd. juga sebagai salah satu dosen PGSD UAD, Solid Team merancang sebuah aplikasi berbasis android edukasi seks yaitu Anak Bangsa Peduli Reproduksi Remaja (AMPERA).

Dafa selaku ketua tim mengatakan, “Melihat tingginya kasus pernikahan dini di Indonesia dan rendahnya tingkat edukasi seks remaja, maka kami mengambil langkah merancang suatu aplikasi edukasi seks agar remaja dan orang tua lebih melek pada edukasi seks serta tidak menganggap tabu persoalan yang menyangkut seks. AMPERA memiliki empat fitur di antaranya sex education, parenting about sex, youth reproductive ambassador, dan bot chat. Tidak hanya itu, di dalam aplikasi ini kami sengaja merancangnya secara menarik dan interaktif agar tidak membosankan.”

Perlombaan yang bersifat nasional ini diselenggarakan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), dari tanggal 24–25 September 2022. Ada sembilan bidang yang diperlombakan yaitu bidang ekonomi, teknologi, peternakan, pertanian, pangan, hukum, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, dengan mengambil tema besar “Ide dan Inovasi Menyongsong Indonesia Emas”. Pada hari pertama, setiap peserta yang dinyatakan sebagai finalis wajib mempresentasikan karya di depan dewan juri dan hari kedua diadakan field trip mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Lombok.

“Tentunya, sebelum keberangkatan ke Lombok untuk presentasi, kami mempersiapkan beberapa hal. Di antaranya, latihan presentasi bersama dengan dosen pembimbing, membuat Power Point, dan mempersiapkan tiket pesawat maupun kereta serta keperluan pribadi lainnya,” papar Dafa.

Keberlanjutan aplikasi AMPERA ini nantinya akan bekerja sama dengan lembaga pemerintah seperti Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN); Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI); Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek); Kementerian Agama; dan Kementerian Kesehatan. Sebelum itu, perlunya pembuatan aplikasi AMPERA yang akan bekerja sama dengan mahasiswa Sistem Informasi dan Teknik Informatika yang bergerak di bidang IT.

Terakhir Dafa berpesan, jangan pernah takut mencoba hal baru, terus belajar, dan semangat. Munculkanlah motivasi belajar yang tinggi, karena di dalam jiwa yang terdapat motivasi tinggi ia akan terus mau belajar. Jika belum dinyatakan sebagai juara, selalu evaluasi apa yang salah dengan hal yang telah dilakukan. (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Solid-Team-berfoto-bersama-saat-mendapatkan-silver-medali-4.jpeg 1200 1600 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-05 08:11:282022-10-05 08:11:28Solid Team UAD Rancang Aplikasi Edukasi Seks

PPG UAD Gelar Workshop Wawasan Kebhinekaan

04/10/2022/in Terkini /by Ard

Trisna Sukmayadi, M.Pd., pembicara workshop yang diselenggarakan Prodi Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)

Program Studi (Prodi) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Workshop Wawasan Kebhinekaan. Kegiatan berlangsung secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube PPG UAD pada Kamis, 29 September 2022. Hadir sebagai pembicara, Trisna Sukmayadi, M.Pd., selaku dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) UAD.

Trisna menyampaikan, tujuan workshop untuk meningkatkan pemahaman toleransi dan menumbuhkan sikap toleransi pada guru juga tenaga kependidikan, serta menjadikan guru dan tenaga kependidikan sebagai agen promosi toleransi kebhinekaan. Adapun indikator keberhasilan dari workshop kebhinekaan ini yaitu guru mampu melakukan analisis terhadap persepsi toleransi, bentuk-bentuk pelanggaran intoleransi di dunia pendidikan, serta konsep pencegahannya dengan pendekatan penanaman prinsip dan nilai moderasi program kebhinekaan di sekolah.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bangsa Indonesia merupakan satu kesatuan yang berbeda. Alat tes DNA membuktikan bahwa dalam setiap darah manusia terdapat unsur beragam bangsa. Tidak ada ras yang 100% murni, semua merupakan gabungan dari berbagai bangsa yang pada akhirnya akan terhubung pada sumber yang sama. Keragaman tingkat kecerdasan bangsa Indonesia akan memperkaya cara berpikir dan bijak dalam bertindak. Orang yang memahami keragaman budaya pun lebih menghargai dan berempati terhadap budaya lain.

“Peran pendidikan multikultural atau pendidikan kearifan sangat penting diberikan agar kita menyadari dan menghargai bahwa perbedaan tentunya tetap kita hormati bersama. Orang yang hidup seragam dan pengalamannya terbatas, cenderung memiliki pikiran dan pandangan yang terbatas juga,” papar Trisna.

Terakhir, ia menjelaskan mengenai konsep kerentanan dan kunci sukses di abad ke-21. Untuk mengatasi kerentanan akan kebhinekaan, anak-anak sejak dini dilatih dan dibiasakan menerapkan empat keterampilan kunci sukses. Pertama, kreativitas. Proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan, anggitan baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Kedua, berpikir kritis untuk merespons seseorang dengan menganalisis fakta untuk membentuk penilaian. Ketiga, komunikasi. Berkomunikasi merupakan kegiatan mentransfer informasi baik secara lisan maupun lisan. Komunikasi menjadi hal penting dalam peradaban manusia. Terakhir, kolaborasi. Melalui keterampilan kolaborasi diharapkan setiap individu nantinya dapat bekerja sama dalam memecahkan berbagai permasalahan. (frd)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Trisna-Sukmayadi-M.Pd_.-pembicara-Workshop-Wawasan-Kebhinekaan-Pendidikan-Profesi-Guru-PPG-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.-foto-Farida-1.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-04 08:08:252022-10-04 08:08:25PPG UAD Gelar Workshop Wawasan Kebhinekaan

UAD Berdayakan Desa Ngalang Melalui Program Riset Desa dan MBKM

03/10/2022/in Terkini /by Ard

Pemberdayaan Desa Ngalang Melalui Program Riset Desa dan MBKM oleh Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui tim pengusul program riset keilmuan dengan skema riset desa menginisiasi program “Pemberdayaan Masyarakat Desa Ngalang Gunungkidul dalam Mewujudkan Desa Mandiri, Sehat, dan Sejahtera”. Kegiatan ini dilaksanakan selama satu tahun pada Desember 2021‒Desember 2022 dengan didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Tim pengusul terdiri atas Dr. Fatwa Tentama, M.Si. selaku ketua, dan beranggotakan Dr. Surahma Asti Mulasari, M.Kes., Dr. Tri Wahyuni Sukesi, M.P.H., Sulistyawati, S.Si., M.P.H., Ph.D., dan Desta Rizky Kusuma, S.E., M.Sc. Selain itu, lima mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi juga turut terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Program riset desa yang dilakukan meliputi kegiatan pelatihan kewirausahaan, pelatihan pengolahan dan pemanfaatan limbah sampah, optimalisasi dan pengembangan empat bank sampah Desa Ngalang, pelatihan pemanfaatan potensi lokal untuk wirausaha, serta pelatihan pengolahan objek wisata Desa Ngalang.

Sebagai ketua tim, Fatwa Tentama berharap rangkaian kegiatan ini dapat membantu Desa Ngalang menjadi lebih berkembang menuju desa mandiri, sehat, dan sejahtera. Di samping itu, Surahma Asti juga menambahkan, “Tujuan lain dari program riset desa ini adalah sebagai upaya penguatan masyarakat Desa Ngalang terutama dalam hal kesehatan dan kesejahteraan yang terdampak akibat pandemi Covid-19.”

Dalam praktiknya, mahasiswa juga berperan aktif dalam pelaksanaan riset desa ini, baik di lapangan maupun di ruang kelas melalui penyelesaian program dengan metode penelitian kualitatif. Mereka juga ikut melaksanakan magang sosial di empat bank sampah Desa Ngalang, melakukan penelitian pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Desa Ngalang, merancang desain dan pengembangan pelatihan, serta menyusun artikel publikasi di jurnal nasional dan internasional. Nantinya, kegiatan tersebut akan direkognisi ke dalam mata kuliah yang relevan sesuai dengan ketentuan program MBKM. (tsa)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemberdayaan-Desa-Ngalang-Melalui-Program-Riset-Desa-dan-MBKM-oleh-Dosen-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 960 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-03 10:24:402022-10-03 10:24:40UAD Berdayakan Desa Ngalang Melalui Program Riset Desa dan MBKM

Bimawa dan PKM Center UAD Masifkan Pembinaan Menuju Satria Data 2022

03/10/2022/in Terkini /by Ard

Sosialisai Satria Data 2022 oleh Bimawa dan PKM Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Gufron)

Dalam mempersiapakan mahasiswa ikut serta dalam kompetisi Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022, Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Pembinaan Organisasi Kemahasiswaan dan Prestasi Mahasiswa (Pokresma) bekerja sama dengan Pengembangan Kreativitas Mahasiswa (PKM) Center menyelenggarakan Sosialisasi dan Sharing Pembina. Agenda ini digelar pada Selasa, (27-09-2022) secara daring Zoom Meeting dan kanal YouTube BIMAWA UAD Jogja.

Satria Data sendiri merupakan kompetisi tahunan berskala nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) didukung Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa pada bidang statistika dan sains data. Terdapat empat kategori perlombaan di antaranya National Statistics Competition (NSC), Statistics Essay Competition (SEC), Statistics Infographic Competition (SIC), dan Big Data Challenge (BDC).

Hadir sebagai narasumber yaitu Joko Purwadi, S.Si., M.Sc. selaku Koordinator NSC, Farid Suryanto, S.Pd., M.T. yang merupakan Koordinator SIC, Imam Azhari, S.Si., M.Sc. yakni Ketua Pembina Sastria Data UAD, Nursyiva Irsalinda, M.Sc. selalu Koordinator SEC, dan Iwan Tri Riyadi Yanto, S.Si., M.I.T. yakni Koordinator BDC.

Kepala Bidang Pokresma, Danang Sukantar, M.Pd., menuturkan setelah sosialisasi selesai akan dibentuk tim khusus untuk selanjutnya dilakukan pembinaan secara intensif bagi mahasiswa yang akan mengikuti kompetisi. Tujuannya agar mahasiswa lebih paham terkait Satria Data dan dapat memilih jenis-jenis lomba yang cocok serta sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Bimawa berharap, tahun ini tim UAD bisa mendaftar semua bidang perlombaan dalam Satria Data 2022 yang akan diselenggarakan secara luring di Universitas Isalam Indonesia (UII) selaku tuan rumah pada 30 Semptember nanti.

“Dalam waktu yang cukup singkat ini, mahasiswa akan didampingi oleh para pembina berpengalaman sejak tahun kemarin, agar berhasil meloloskan tim-tim UAD masuk 10 finalis tingkat nasional. Sebab, tidak banyak perguruan tinggi swasta yang mampu menembusnya, sehingga ini menjadi peluang UAD menuju final dan meraih juara,” ujar Danang.

Lebih lanjut, Imam Azhari menyampaikan Satria Data tahun ini mengusung tema “Genggam Data, Kuasai Dunia Menuju Era Otomatisasi”. Terdapat tiga kegiatan meliputi pengembangan wawasan, kegiatan lomba, dan credit earning.

Menurutnya, kompetensi bidang statistika dan sains data pada era digital menjadi kompetensi utama yang perlu dikuasai. Sebab, berbagai proses pengambilan keputusan sangat bergantung berdasarkan data.

“Tidak sedikit tulisan para ahli dan praktisi yang menyebutkan bahwa statistician dan data scientist merupakan profesi yang paling dibutuhkan pada abad ini. Oleh karena itu, diperkirakan akan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sesuai dengan pesarnya perkembangan teknologi dan informasi,” paparnya. (guf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sosialisai-Satria-Data-2022-oleh-Bimawa-dan-PKM-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Gufron.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-03 09:11:292022-10-03 09:11:29Bimawa dan PKM Center UAD Masifkan Pembinaan Menuju Satria Data 2022

Privilese Muslimah dalam Pandangan Islam

01/10/2022/1 Comment/in Terkini /by Ard

Kajian Aisyah IMM zona tiga Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terkait Privillage Muslimah Dalam Pandangan Islam (Foto: Laela)

Dewasa ini, masih banyak didapati salah paham mengenai syariat Islam, di antaranya menganggap Islam merendahkan martabat perempuan. Sebagaimana laki-laki, ternyata hak-hak perempuan juga terjamin dalam Islam. Islam memberikan aturan untuk menjaga perempuan dari segala hal yang menodai kehormatannya dan merendahkan martabatnya. Bagai mutiara dalam karang di dasar lautan, Islam menempatkan perempuan sebagai makhluk yang mulia dan terjaga. Atas dasar itu, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) zona tiga Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang terdiri atas IMM Fakultas Teknologi Industri (FTI), IMM Farmasi, dan IMM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) mengadakan Kajian Aisyah pada Minggu, 25 September 2022.

Acara ini merupakan program kerja dari bidang Tabligh dan Kajian Keislaman (TKK) IMM yang bertujuan untuk memberikan pemahaman menjadi muslimah yang sesungguhnya sesuai ketentuan Islam. Hadir Immawati Arifah Nur Hayati, S.E. selaku pemateri. Ia saat ini juga menjadi pengurus Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada). Berlangsung selama dua jam melalui platform Zoom Meeting, sebanyak 35 partisipan ikut dalam acara tersebut yang terdiri atas Immawati Pimpinan Komisariat (PK) dan Immawati kader baik dari IMM FTI, IMM Farmasi, maupun IMM FKM.

“Harapannya, dengan adanya kajian ini dapat memberikan arahan dan bimbingan menjadi muslimah sesuai ketentuan Islam, serta mengajak menjadi muslimah pemberani dan mengambil peran penting di zaman sekarang ini,” papar Immawati Anisa Nur Hutami selaku ketua pelaksana dalam sambutannya.

Masuk ke tema bahasan, Immawati Arifah menyampaikan keistimewaan perempuan dalam Islam. “Islam sangat menjaga kehormatan dan martabat perempuan, sehingga tidak sedikit aturan dalam Islam terkait perempuan yang tidak lain untuk menjunjung kemuliaannya. Di dalam Al-Qur’an juga sudah dijelaskan keistimewaan seorang perempuan. Posisi perempuan dalam Islam adalah sebagai pendamping atau pasangan dari seorang laki-laki (Q.S. Al-Hujurat ayat 13); perempuan mendapat kepercayaan dari Allah untuk bisa mengandung, melahirkan, dan menyusui (Q.S. Al-Ahqaf ayat 15); perempuan sebagai ibu kedudukannya lebih tinggi dari seorang ayah (H.R. Bukhari); perempuan berhak mendapat mahar ketika dinikahi laki-laki (Q.S. An-Nisa ayat 4); kehormatan perempuan dilindungi dalam Islam (Q.S. Al-Ahzab ayat 59), dan seorang perempuan dapat memasuki surga lewat pintu mana pun.”

Lantas, bagaimana menjadi muslimah sesungguhnya yang sesuai ketentuan Islam?

Immawati Arifah melanjutkan, “Muslimah yang sesungguhnya ialah muslimah yang senantiasa menjaga aurat di mana pun dan kapan pun ia berada. Memiliki akhlak yang baik, yakni tidak ada kata yang menyakiti orang lain, senantiasa dicintai orang-orang sekitar karena berbudi luhur, dan tidak ada pandangan yang mengarah kepada ketidakhalalan. Muslimah hendaknya mengkaji dan paham akan ilmu agama sehingga ketika mengerjakan sesuatu tanpa taqid. Luas pergaulan juga penting bagi seorang muslimah, sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungan, ramah dengan siapa pun, dan banyak orang bersahabat dengannya.”

Lebih lanjut ia menjelaskan, penampilan muslimah menjadi poin yang harus diperhatikan sebagaimana Islam yang mencintai keindahan. Jadilah muslimah yang indah parasnya, cantik dengan hatinya, wajah cerah dengan wudu, bibirnya indah karena tasbih, raganya indah karena tidak terlihat oleh mahram, busananya sederhana tetapi enak dipandang.

“Menjadi muslimah yang sesuai ketentuan Islam tidaklah mudah, proses demi proses harus dilewati, mereka tertempa dengan proses dan pemaksaan diri, mereka belajar mengasah diri, rasa, dan intelektual. Mereka saja bisa, kenapa kita tidak?” tutupnya. (lae)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Aisyah-IMM-Zona-tiga-terkait-Privillage-Muslimah-Dalam-Pandangan-Islam-Foto-laela.jpg 719 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-01 12:54:432022-10-01 12:54:43Privilese Muslimah dalam Pandangan Islam

Lima Penyebab Umat Islam Pecah dalam Urusan Islam dan Politik

01/10/2022/in Feature /by Ard

Pemaparan materi dari Dr. H. Immawan Wahyudi, M.H., dosen Fakultas Hukum, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dalam pengajian rutin Sabtu pagi yang diselenggarakan oleh (PRM) Nitikan (Gambar: Gufron)

“Pada dasarnya, semua partai politik di Indonesia menerapkan strategi politik identitas untuk memperoleh kemenangan dan orang yang berpolitik menunjukkan identitasnya masing-masing. Hal yang tidak dibenarkan adalah menggunakan kekuatan politik berupa tindak kekerasan terhadap suatu kelompok untuk menekan, meremehkan, apalagi membuat kelompok lain menjadi terpinggirkan.”

Kalimat tersebut disampaikan oleh Dr. H. Immawan Wahyudi, M.H., dosen Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) selaku pemateri dalam Pengajian Rutin Sabtu Pagi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Nitikan. Pengajian bertajuk “Islam dan Politik” ini berlangsung di Masjid Muthohhirin pada Sabtu, 17 September 2022.

Dalam hal ini, urusan politik dan Islam merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan, sebab Islam bukanlah agama yang hanya mengatur persoalan ibadah individu saja melainkan mengajarkan segala urusan hidup. Salah satunya persoalan politik kenegaraan sebagai alat untuk mengontrol agar para penguasa tidak melakukan hal-hal yang merugikan rakyat, serta mencegah adanya kezaliman.

Ustaz Wahyudi menyampaikan tiga firman Allah Swt. yang menjelaskan tentang kekuasaan yaitu Surah Ali-Imran ayat 26, Ali-Imran ayat 189, serta Al-Baqarah ayat 282. Ia menerangkan bahwa isu politik dalam Al-Qur’an menjadi isu penting, dan ketiga ayat tersebut dinilai relevan dengan situasi politik di Indonesia saat ini yang sangat dikuasai oleh oligarki.

Menurutnya, implementasi berpolitik dengan Islam di Indonesia terdapat dialektika politik yang dimanfaatkan untuk memecah belah umat Islam. Misalnya dengan memakai terminologi asing yang salah secara konsep dan digunakan secara tidak benar. Di antaranya terorisme, radikalisme, intoleransi, dan politik identitas.

Ia memaparkan bahwa istilah-istilah tersebut digunakan sesuka hati tanpa berlogika dan tidak ada etika. Misalnya penggunaan istilah radikal yang memberikan stigma buruk kepada orang lain, yang justru masuk dalam perilaku intoleransi. “Radikalisme merupakan salah satu istilah untuk meneror umat Islam. Salah satunya yang pernah dialami oleh Prof. Dien Syamsudin dikategorikan tokoh radikal karena sikap kritisnya sebagai guru besar,” ujarnya.

Sedangkan dalam urusan intoleransi, kata Ustaz Wahyudi, sebenarnya istilah yang kurang tepat dengan kultur sosial Indonesia yang masyarakatnya ramah, suka bergotong-royong, dan saling membantu orang lain. “Beberapa perilaku umat Islam yang kurang baik menyebabkan umat Islam terus menerus dirundung stigma buruk, terutama pada hal toleransi, radikal, teroris, dan dalam politik identitas,” tandasnya,

Terakhir, ia menyampaikan lima hal penyebab umat Islam mudah diadu domba hingga sulit untuk bersatu kembali. Pertama, umat Islam sering tidak bisa menahan diri dalam perbedaan pendapat yang kemudian dilanjutkan dalam sikap “minna” dan “minhum”. Kedua, pandangan-pandangan yang secara kaku digunakan untuk mengklaim diri paling islami dan kelompok sesat jalan. Ketiga, tidak memahami situasi kondisi politik dan mudah diarahkan kepada suatu tujuan politik tertentu yang jelas-jelas bertentangan dengan aspirasi politik umat Islam. Keempat, adanya kecenderungan umat Islam untuk masuk “surga pragmatisme materialistic” untuk kepentingan duniawi. Kelima, lambatnya regenerasi ke pimpinan yang berimplikasi pada terhambatnya kemajuan sosial ekonomi dan sosial politik. (guf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemaparan-materi-dari-Dr.-H.-Immawan-Wahyudi-M.H.-dosen-Fakultas-Hukum-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dalam-pengajian-rutin-Sabtu-pagi-yang-diselenggarakan-oleh-PRM-Nitikan-Foto-Gufron.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-01 09:51:582022-10-01 09:51:58Lima Penyebab Umat Islam Pecah dalam Urusan Islam dan Politik

UAD Dukung APPTIMA Jadi Tren Positif Publikasi PTMA se-Indonesia

01/10/2022/in Terkini /by Ard

Musyawarah Nasional (Munas) ke-II APPTIMA di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)

Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (APPTIMA) bekerja sama dengan UAD Press sukses menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) ke-II yang berlangsung di Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD), pada Jumat, (23-09-2022). Agenda tersebut dihadiri oleh Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T., yang juga sebagai Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah. Andi Bawono, selaku perwakilan dari Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan. Sriyanto selaku Dewan Penasihat APPTIMA dan lebih dari tiga puluh PTM/A se-Indonesia yang berasal dari Sabang sampai Merauke, yang mewakili penerbit di PTM/A masing-masing.

Dalam sambutan sekaligus membuka acara Munas, Muchlas menyatakan bahwa APPTIMA sebagai afiliasi penerbit yang di dalamnya tergabung unit-unit atau badan penerbit yang ada di seluruh PTMA se-Indonesia diharapkan membawa tren positif untuk pengembangan publikasi di PTM/A se-Indonesia.

Pada Munas ke-II ini juga diselenggarakan soft launching aplikasi BukuMu, sebuah aplikasi buku digital yang menghimpun seluruh data penerbitan dan publikasi yang ada di seluruh PTM/A se-Indonesia. BukuMu akan memudahkan para pencinta buku karena aplikasi ini berbentuk digital tanpa harus mencari buku dalam bentuk fisik. Tentunya ini menjadi bentuk kemajuan bagi APTTIMA dalam mengikuti perkembangan buku digital yang makin dilirik oleh masyarakat. Selain itu, APPTIMA juga diberikan tanah wakaf seluas 1 hektare yang nantinya akan dipakai untuk membangun school of writing and publishing sebagai bentuk perhatian yang tinggi terhadap dunia penerbitan dan kepenulisan.

Sejauh ini, APPTIMA memiliki tujuh tujuan. Pertama, membantu memajukan dan mengembangkan penerbit perguruan tinggi dalam arti seluas-luasnya. Kedua, mengadakan pertukaran informasi tentang perkembangan penerbitan di perguruan tinggi dalam negeri dan luar negeri. Ketiga, mengadakan pertemuan, pendidikan, pelatihan, seminar, simposium di bidang penerbitan dan pengembangan SDM. Keempat, mendorong anggotanya untuk mengembangkan penerbitan di perguruan tinggi masing-masing. Kelima, mengadakan hubungan kerja sama kemitraan dengan penyediaan peralatan cetak, produsen kertas, pendistribusian, dan pemasaran. Keenam, mengakomodasi perkembangan ICT dalam dunia penerbitan. Terakhir, membantu pemerintah Indonesia dalam upaya peningkatan penyebaran informasi ilmiah di Indonesia, dalam arti hasil dari segala daya dan dana yang dapat dihimpun dan dikembangkan oleh APPTIMA dalam batas-batas kemampuannya, diserahkan kepada pemerintah untuk usaha peningkatan pendidikan.

Hasil dari Munas ke-II APPTIMA menetapkan Budi Nugroho selaku perwakilan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) sebagai Ketua Umum, menggantikan Zalzulifa dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang terpilih pada Munas ke-I APPTIMA pada 2018 lalu. Selain itu juga menetapkan Hatib Rachmawan selaku perwakilan dari UAD sebagai Sekretaris Umum APPTIMA periode 2022–2025. (Bahry/guf)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Musyawarah-Nasional-Munas-ke-II-APPTIMA-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Istimewa.jpg 895 1493 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-10-01 09:04:482022-10-01 09:04:48UAD Dukung APPTIMA Jadi Tren Positif Publikasi PTMA se-Indonesia

Al-Qur’an sebagai Penyelamat Generasi Anti LGBT

29/09/2022/in Terkini /by Ard

Kajian Kolaborasi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) membahas tentang Al-Qur’an Sebagai Penyelamat Generasi Anti LGBT (Foto: Laela)

Minggu, 25 September 2022, Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Buya Hamka dan Tapak Suci Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengadakan kajian kolaborasi. Acara ini bertujuan untuk memupuk keimanan para kader, menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, dan memberikan pengetahuan bahaya LGBT yang kian marak pada zaman sekarang ini.

Berlangsung selama empat jam dan terbuka untuk umum secara luring di Masjid Islamic Center UAD, hadir Ustaz Sholahudin Zuhri, S.Pd., P.Mdy. dan Ustaz Nanang Wahyudi, S.Pd., M.Pd. selaku pemateri pada kajian kolaborasi ini. Sebanyak tiga puluh partisipan yang terdiri atas PK dan kader IMM Buya Hamka juga PK IMM lainnya, serta kader Tapak Suci UAD ikut dalam acara tersebut.

Dalam pemaparannya, Ustaz Sholahudin menyampaikan terkait hukum LGBT dalam Islam dan pentingnya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, sehingga meningkatkan keimanan agar terhindar dari larangan-larangan Islam. Seperti yang kita ketahui bersama, LGBT atau kepanjangan dari lesbian, gay, biseksual, dan transgender, bukan hanya ada dalam zaman Nabi Luth. Maraknya LGBT sekarang tentunya membuat kalangan masyarakat khawatir karena ini merupakan salah satu penyakit akal, jiwa, bahkan gangguan psikologi.

“Haram adalah hukum LGBT dalam Islam. Perbuatan keji dan tidak mengandung manfaat hendaknya ditinggalkan karena hal tersebut dibenci oleh Allah Swt. Kurangnya iman, ilmu, dan takwa merupakan peluang seseorang terkena penyakit LGBT, karena pada dasarnya orang yang kuat imannya tidak rentan dan terhindar dari hal-hal keji.”

Lantas bagaimana kita mencegah hal-hal keji tersebut?

“Salat adalah kewajiban seorang muslim untuk mencegah hal-hal keji dan mungkar. Selain itu, memupuk keimanan dengan mengikuti kajian-kajian Islam dan selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an merupakan penjagaan diri terbaik. Jika dalam diri sendiri belum bisa mencegah kemungkaran, dapat dipastikan masih ada kesalahan dalam ibadah tersebut baik dari niat ataupun hal lainnya. Sebab tidak mengherankan lagi generasi sekarang melaksanakan salat untuk sekadar menggugurkan kewajiban,” Ustaz Nanang menimpali.

Di akhir acara, Ustaz Sholahudin menyampaikan kepada para peserta kajian. “Jangan pernah membenci dan memusuhi orang LGBT, tetapi benci dan musuhilah perbuatannya. Jika kita bersikap menjauh dari orang tersebut, secara tidak langsung kita menghakimi. Berikan bimbingan, arahan semampu kita karena orang-orang tersebut butuh bimbingan agar kembali ke aturan Islam. Sebagaimana kita terapkan sifat dakwah yakni merangkul bukan memukul,” tutupnya. (lae)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kajian-Kolaborasi-membahas-tentang-Al-Quran-Sebagai-Penyelamat-Generasi-Anti-LGBT-Foto-Laela.jpg 1546 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2022-09-29 09:18:392022-09-29 09:18:39Al-Qur’an sebagai Penyelamat Generasi Anti LGBT
Page 338 of 465«‹336337338339340›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top