Tantangan Energi Indonesia di Masa Depan
Cadangan minyak dan gas Indonesia sangat kecil. Jika tidak ada pencarian minyak baru, Indonesia akan terus tergantung pada impor minyak. Mulai tahun 2022, Indonesia impor gas. Hal itu disampaikan oleh Prof. Dr. Maizar Rahman, dalam kuliah umum Program Studi Teknik Kimia, 29 Juni 2019, di Aula Islamic Centre Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Tantangan energi yang dihadapi Indonesia yaitu produksi minyak terus menurun, sementara konsumsi makin besar. Impor minyak bumi juga makin besar sedangkan cadangan penyangga energi belum tersedia. Sementara itu, kegiatan eksplorasi migas rendah dan keberhasilan penemuan baru rendah, iklim investasi kurang kondusif, energi baru belum berkembang dengan baik, kurangnya infrastruktur energi, efisiensi pemakaian energi rendah, serta pemanfaatan energi baru dan terbarukan masih rendah.
“Enam proyek kilang menuju 2 juta barel per hari. Infrastruktur migas Indonesia cukup rumit, karena jarak antarpulau jauh, itu salah satu hambatan dan tantangan untuk Indonesia. Tahun 2050 ke atas, penggunaan energi terbarukan akan lebih dominan. Tenaga air, panas bumi, tenaga surya, dan tenaga angin merupakan sumber daya dan potensi energi terbarukan,” jelasnya.
Arah teknologi minyak dan gas perlu dirumuskan untuk meningkatkan prospek, cadangan baru. Misalnya melakukan eksplorasi dan produksi migas, eksplorasi laut dalam, dan pencarian gas terpencil. Masih ada 74 cekungan migas potensial, diprioritaskan eksplorasi dan produksi untuk menciptakan kemandirian bidang migas. (JM)