UAD-LSBO PP Muhammadiyah Adakan Diskusi Sastra: “Benarkah Majapahit Sebuah Kerajaan dan Kesultanan Islam di Jawa?”
Sejarah adalah satu hal yang akan terus membuat manusia ingat tentang asal-usul segala sesuatu. Bahkan, sebuah pepatah menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Sejarah pada kenyataannya bersifat dinamis, yaitu terus berubah. Perubahan yang terjadi menunjukkan bahwa sejarahrawan dengan adanya pembelokan karena kepentingan-kepentingan tertentu.
Rabu (11/1/2012), bertempat di Aula Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) Yogyakarta, digelar sebuah diskusi sastra yang mengangkat tema: “Majapahit sebagai Sebuah Kerajaan dan Kesultanan Islam di Jawa atau Nuswantara”. Diskusi ini hasil kerja sama antara penggiat sastra di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah. Hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut yaitu Viddy AD Daery, selaku penyair, novelis, penulis skenario, dan penceramah budaya yang sudah dikenal sampai luar negeri, Rinto Tri Nugroho, sebagai Ketua Tim Kesultanan Majapahit dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Imam Qalyubi, mahasiswa S3 Linguistik UGM sekaligus pemangku Masyarakat Daun lontar Yogyakarta dan anggota tim Kajian Kesultanan Majapahit Yogyakarta, serta dimoderatori oleh alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD, yaitu Fitri Merawati, S.S. Hadir juga Prof. Rachmad Djoko Pradopo dan beberapa dosen UAD seperti Drs. Jabrohim, M.M. Dra. Rina Ratih S.S., M.Hum. yang penuh antusias mengikuti jalannya diskusi sampai akhir acara. Para peserta menganggap waktu yang disediakan panitia kurang karena masih banyak pertanyaan yang ingin disampaikan mereka.
“Leluhur nusantara atau bangsa Indonesia adalah orang-orang yang luar biasa. Kita harus bangga karena bukan Indonesia yang sesungguhnya menjiplak dari bangsa lain sepert India atau pun China tetapi sesungguhnya Indonesia telah memiliki lebih dulu.” ujar Rinto penuh semangat. “Sebelum Majapahit berdiri sesungguhnya sudah ada komunitas Islam. Jadi sangat mungkin bahwa majapahit merupakan kerajaan Islam di Jawa. Hal ini bisa kita lihat dari peninggalannya. Hadirin bisa baca di buku Kesultanan Majapahit Fakta Sejarah yang Tersembunyi karya Herman Sinung Janutama. Contohnya adalah di ruang logam koleksi Museum Trowulan terdapat sebuah lemari kaca yang di dalamnya terdapat koin pada jaman Majapahit. Di koin tersebut terdapat gambar jelas lambang Majapahit dan inskripsi aksara arab, laa ilaaha ilallah Muhammad Rosulullah.” Tambah Imam. Dan Vidi juga menghimbau kepada seluruh peserta bahwa penafsiran adalah sesuatu yang tidak akan berhenti. Semoga dengan terus meneliti, kebenaran-kebenaran akan terungkap dan menjadi jihad bagi kaum muslim dalam meluruskan sejarah yang mungkin sempat dibengkokkan. (FM)
Sejarah adalah satu hal yang akan terus membuat manusia ingat tentang asal-usul segala sesuatu. Bahkan, sebuah pepatah menyatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya. Sejarah pada kenyataannya bersifat dinamis, yaitu terus berubah. Perubahan yang terjadi menunjukkan bahwa sejarahrawan dengan adanya pembelokan karena kepentingan-kepentingan tertentu.
Rabu (11/1/2012), bertempat di Aula Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) Yogyakarta, digelar sebuah diskusi sastra yang mengangkat tema: “Majapahit sebagai Sebuah Kerajaan dan Kesultanan Islam di Jawa atau Nuswantara”. Diskusi ini hasil kerja sama antara penggiat sastra di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dan Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah. Hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut yaitu Viddy AD Daery, selaku penyair, novelis, penulis skenario, dan penceramah budaya yang sudah dikenal sampai luar negeri, Rinto Tri Nugroho, sebagai Ketua Tim Kesultanan Majapahit dan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta, Imam Qalyubi, mahasiswa S3 Linguistik UGM sekaligus pemangku Masyarakat Daun lontar Yogyakarta dan anggota tim Kajian Kesultanan Majapahit Yogyakarta, serta dimoderatori oleh alumni Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UAD, yaitu Fitri Merawati, S.S. Hadir juga Prof. Rachmad Djoko Pradopo dan beberapa dosen UAD seperti Drs. Jabrohim, M.M. Dra. Rina Ratih S.S., M.Hum. yang penuh antusias mengikuti jalannya diskusi sampai akhir acara. Para peserta menganggap waktu yang disediakan panitia kurang karena masih banyak pertanyaan yang ingin disampaikan mereka.
“Leluhur nusantara atau bangsa Indonesia adalah orang-orang yang luar biasa. Kita harus bangga karena bukan Indonesia yang sesungguhnya menjiplak dari bangsa lain sepert India atau pun China tetapi sesungguhnya Indonesia telah memiliki lebih dulu.” ujar Rinto penuh semangat. “Sebelum Majapahit berdiri sesungguhnya sudah ada komunitas Islam. Jadi sangat mungkin bahwa majapahit merupakan kerajaan Islam di Jawa. Hal ini bisa kita lihat dari peninggalannya. Hadirin bisa baca di buku Kesultanan Majapahit Fakta Sejarah yang Tersembunyi karya Herman Sinung Janutama. Contohnya adalah di ruang logam koleksi Museum Trowulan terdapat sebuah lemari kaca yang di dalamnya terdapat koin pada jaman Majapahit. Di koin tersebut terdapat gambar jelas lambang Majapahit dan inskripsi aksara arab, laa ilaaha ilallah Muhammad Rosulullah.” Tambah Imam. Dan Vidi juga menghimbau kepada seluruh peserta bahwa penafsiran adalah sesuatu yang tidak akan berhenti. Semoga dengan terus meneliti, kebenaran-kebenaran akan terungkap dan menjadi jihad bagi kaum muslim dalam meluruskan sejarah yang mungkin sempat dibengkokkan. (FM)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!