Septiana : Tidak Menyangka Menjadi Lulusan Terbaik UAD
Duduk di depan dan menghargai dosen serta menyukai pelajarannya menjadi langkah yang baik untuk memahami pelajaran dengan santai. Begitulah cara Septiana Dewi, Lulusan Terbaik UAD periode 11 Desember 2010/2011 dalam menjalankan masa studinya selama di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Indonesia.
Mahasiswa dua bersaudara itu mengatakan tidak menyangka menjadi lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,90. Padahal kesehariannya biasa-biasa saja bahkan dia cendrung kaku dibanding teman-teman lainnya. “Saya hanya mencoba mencintai dan menghargai dosen untuk mendapatkan ilmunya dan menekuni dengan serius, selanjutnya saya menjalani keseharian seperti mahasiswa kebanyakan” ungkapnya santai.
Septiana Dewi adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi. Dia dikenal pendiam di kalangan teman-temanya, seperti mahasiswa kebanyakan dia juga tidak ikut organisasi di kampus dan dia tercatat mahasiswa sering telat jika ada kuliah di pagi hari. “Di pagi hari saya harus menyelesaikan berbagai pekerjaan. Ya mencuci baju, mencuci piring, menyiapkan sarapan pagi dan membereskan kamar sebelum berangkat. saya tidak akan berangkat jika belum menyelesaikan semua itu, makanya ketika ada kuliah pagi biasanya sering telat. Tapi meskipun telat saya tidak pernah duduk di belakang” Ungkapnya ketika ditemui (09/12).
Mahasiswi yang hobinya membaca itu mempunyai kebiasaan duduk di depan ketika perkuliahan berlangsung. Katanya duduk di depan membuatnya gampang memahami pelajaran dengan baik, selain itu duduk di depan tidak terganggu oleh mahasiswa yang lainnya, lebih konsentrasi.
Selain duduk di depan dia juga aktif di kelas dan tekun dalam belajar. “Saya selalu bertanya untuk melatih keberanian dan melatih untuk berpikir lebih luas tentang mata pelajaran, dan yang paling utama senang dengan dosennya maka akan dijamin lebih gampang menerima pelajarannya” ungkapnya
Mahasiswa berkacamata itu pernah menjadi asdos (Asisten Dosen). Hal itulah yang membantu dia dalam proses belajar, sebagai Asdos dia diharuskan menguasai mata pelajaran semester bawah untuk memberikan materi. “semenjak saya menjadi Asdos, saya selalu membaca mata kuliah semester bawah. Kalau saya jenuh dengan bacaan pelajaran, saya biasanya membaca komik untuk merilekskan otak saya” ucapnya sambil tertawa. (Sbwh).
Duduk di depan dan menghargai dosen serta menyukai pelajarannya menjadi langkah yang baik untuk memahami pelajaran dengan santai. Begitulah cara Septiana Dewi, Lulusan Terbaik UAD periode 11 Desember 2010/2011 dalam menjalankan masa studinya selama di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Indonesia.
Mahasiswa dua bersaudara itu mengatakan tidak menyangka menjadi lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,90. Padahal kesehariannya biasa-biasa saja bahkan dia cendrung kaku dibanding teman-teman lainnya. “Saya hanya mencoba mencintai dan menghargai dosen untuk mendapatkan ilmunya dan menekuni dengan serius, selanjutnya saya menjalani keseharian seperti mahasiswa kebanyakan” ungkapnya santai.
Septiana Dewi adalah mahasiswa Program Studi (Prodi) Akuntansi Fakultas Ekonomi. Dia dikenal pendiam di kalangan teman-temanya, seperti mahasiswa kebanyakan dia juga tidak ikut organisasi di kampus dan dia tercatat mahasiswa sering telat jika ada kuliah di pagi hari. “Di pagi hari saya harus menyelesaikan berbagai pekerjaan. Ya mencuci baju, mencuci piring, menyiapkan sarapan pagi dan membereskan kamar sebelum berangkat. saya tidak akan berangkat jika belum menyelesaikan semua itu, makanya ketika ada kuliah pagi biasanya sering telat. Tapi meskipun telat saya tidak pernah duduk di belakang” Ungkapnya ketika ditemui (09/12).
Mahasiswi yang hobinya membaca itu mempunyai kebiasaan duduk di depan ketika perkuliahan berlangsung. Katanya duduk di depan membuatnya gampang memahami pelajaran dengan baik, selain itu duduk di depan tidak terganggu oleh mahasiswa yang lainnya, lebih konsentrasi.
Selain duduk di depan dia juga aktif di kelas dan tekun dalam belajar. “Saya selalu bertanya untuk melatih keberanian dan melatih untuk berpikir lebih luas tentang mata pelajaran, dan yang paling utama senang dengan dosennya maka akan dijamin lebih gampang menerima pelajarannya” ungkapnya
Mahasiswa berkacamata itu pernah menjadi asdos (Asisten Dosen). Hal itulah yang membantu dia dalam proses belajar, sebagai Asdos dia diharuskan menguasai mata pelajaran semester bawah untuk memberikan materi. “semenjak saya menjadi Asdos, saya selalu membaca mata kuliah semester bawah. Kalau saya jenuh dengan bacaan pelajaran, saya biasanya membaca komik untuk merilekskan otak saya” ucapnya sambil tertawa. (Sbwh).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!