Yuk, Lihat Usaha Tren Masa Kini
Gaya hidup manusia sering berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman, atau biasa disebut dengan tren masa kini, terutama kaum muda kalangan mahasiswa dalam mengikuti perkembangan fesyen.
Febriyani Dyah Wulandari, mahasiswi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) memiliki usaha dalam bidang fesyen yang mendapat dana hibah dari Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Saat ditemui (13/4/18) di kampus 5 UAD, Febriyani memaparkan cara ia merintis usaha fesyennya hingga mendapat dana hibah tersebut.
Apa latar belakang membuka usaha fesyen?
Mahasiswa tidak mau ketinggalan zaman, mereka selalu ingin mengikuti gaya hidup atau tren masa kini. Mahasiswa terkadang seminggu atau sebulan sekali pasti membeli pakaian.
Apa motivasi membuka usaha fesyen?
Di lingkup UAD yang statusnya perguruan tinggi Muhammadiyah, saya ingin membantu dan memudahkan mahasiswi untuk berpakaian lebih syar’i, yakni dengan berjualan gamis. Terlebih mahasiswa di UAD jumlahnya banyak.
Sudah berapa lama berwirausaha dan berapa modal membuka usaha ini?
Sudah tujuh bulan ini, sejak September 2017 lalu. Modalnya, saya memakai uang sendiri, tapi orang tua kadang melengkapi. Misalnya harga 100 ribu kurang5 ribu, orang tua yang menambahkan.
Bagaimana cara merintis usaha?
Awalnya saya hanya dropship, kemudian karena banyak pesanan, saya menjadi reseller. Selain itu, untuk mengisi waktu luang, saya seminggu sekali juga berjualan di Ahad Morning.
Bagaimana membagi waktu antara kuliah dan usaha?
Kuliah seperti biasa, jika ada jadwal kuliah ya saya kuliah. Kalau ada yang pesan bisa online dan langsung. Selain jualan di online shop, saya juga jualan di Ahad Morning dekat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Jadi tidak mengganggu perkuliahan.
Dari mana bisa tahu informasi tentang program Kementerian Koperasi dan UMKM?
Informasi saya dapatkan dari dosen. Awalnya ada pengumuman tanggal 23 Februari 2018 di grup kelas. Ia mengatakan jika ada yang memiliki usaha atau yang akan merintis usaha, bisa menghubungi dosen tersebut. Kemudian saya menghubunginya, lalu ia meminta saya untuk mengisi formulir secara online.
Bagaimana proses mengikuti program tersebut?
Setelah mengisi formulir dan lolos tingkat universitas, mahasiswa yang terpilih diundang untuk menghadiri sosialisasi pemasyarakatan kewirausahaan, temanya “Gerakan Mahasiswa Pengusaha” di Hotel Sahid. Di sana saya diberi formulir yang berkaitan dengan syarat untuk mendapatkan dana hibah. Kemudian dalam tahap ini saya lolos, dan mengikuti diklat di Hotel Satoria selama tiga hari. Di sana saya diajarkan tentang pemasaran, strategi, membuat proposal, wawancara, dan lain-lain. Selanjutnya, saya diminta untuk membuat proposal kewirausahaan, dari awal produksi hingga menjadi barang jadi, dan alhamdulillah saya lolos dan mendapat dana hibah sebesar Rp13.000.000,00.
Rencananya, uang hibah tersebut digunakan untuk apa?
Setelah menjadi reseller, sekarang saya mau fokus mengembangkan usaha yang modalnya saya dapatkan dari Kementerian Koperasi dan UMKM. Uang tersebut saya gunakan untuk membuka toko kecil-kecilan di rumah. Untuk bahannya (kain), saya mau membeli kain sendiri. Untuk produksinya, saya bekerja sama dengan penjahit. Tapi sekarang masih dalam tahap survei tempat jual kain yang cocok.
Bagaimana pemasaran selama ini dan apa labelnya?
Saya jualan online lewat Instagram, OLX, dan Shopee. Promosi juga saya lakukan dengan membuat kartu nama dan brosur, kadang minta tolong teman untuk membuat story biar lebih dikenal orang. Label saya bernamanya “Febri Collection”.
Bagaimana dengan segmentasinya?
Segmentasinya sekarang baru Bantul-Jogja, insya allah nanti kalau sudah berkembang lagi mau buka untuk luar Jogja.(wpw)