Kedisiplinan Tegas, Bukan Ganas
Selama kegiatan Program Pengenalan Kampus (P2K), tim kedisiplinan turut mengambil bagian yang penting dalam keberlangsungan kegiatan ini. Segala urusan ketertiban dan kedisiplinan adalah tanggung jawab mereka. Berbagai cara dilakukan untuk menanamkan kedisiplinan kepada mahasiswa baru dan panitia lainnya.
Banyak tanggapan tentang sikap tim kedisiplinan, ada yang setuju dan ada pula yang terganggu. Seperti halnya Orin, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang berharap agar tim kedisiplinan dapat lebih ramah.
“Saya tahu tim kedisiplinan identik dengan garang dan jarang tersenyum, namun juga bisa dipacu dengan bentuk keramahan, tidak melulu dengan kemarahan,” ucap perempuan yang mempunyai nama lengkap Izza Qorina ini.
Selain Orin, Nunung Azizah yang merupakan pendamping mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Fisika juga mengaku tidak menyukai sikap tim kedisiplinan yang terlalu otoriter.
“Tolong sikapnya dikondisikan saja, kapan akan tegas dan kapan akan baik.” ungkapnya.
Berbeda dengan Orin dan Nunung, Trisna Afilistia Ningrum justru setuju dengan sikap dari tim kedisiplinan karena baginya itu sangat membantu membangun karakter mahasiswa agar disiplin.
“Tidak masalah jika tidak diberi senyuman. Suatu saat, kita akan bertemu orang-orang yang lebih dari itu,” kata mahasiswa baru Program Studi Pendidikan Fisika tersebut.
Saat ditemui di lantai 3 UAD kampus 4, Iksadar selaku koordinator kedisiplinan FKIP mengklaim bahwa mereka hanya berusaha menjunjung tinggi profesionalitas. Kodrat kedisiplinan memang harus tegas kepada mahasiswa baru dan panitia lainnya. Jika membiarkan mereka berlaku semaunya, justru akan menimbulkan masalah. Sebelumnya, seluruh tim kedisiplinan telah melakukan pelatihan kepemimpinan untuk mendapat pengetahuan tentang peraturan serta tata tertib yang akan diterapkan kepada mahasiswa baru.
Anggota kedisiplinan lain seperti Eka dan Diana tidak takut apabila suatu saat akan muncul antipati dari pihak mahasiswa baru kepada mereka. Bagi mereka, selama P2K, mereka akan mengutamakan profesionalitas dan menyerahkan seluruhnya kepada mahasiswa baru dan panitia yang lain untuk bebas menilai.
Tim kedisiplinan jatuh bangun berusaha memberikan yang terbaik agar semuanya berjalan lancar. Ada senyum yang harus ditahan, ada lelah yang tak bisa terbendung, dan ada profesionalitas yang ingin segera diselesaikan. (nrl)