Pengajian, Amien Rais: Refleksi Masa Lalu untuk Menyonsong Masa Depan
Prof. Dr. H Amien Rais, M.A., dalam pengajian yang diselenggarakan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) mengungkapkan, setiap hari orang selalu merayakan ulang hari, ulang minggu, maupun ulang tahun. Menjelang satu Muharam, orang harus merefleksikan hidupnya di masa lalu untuk masa depan, meskipun dalam dalil tidak ada.
“Kita harus melakukan refleksi di masa lalu untuk menyongsong masa depan yang lebih baik,” ajaknya.
Menurut sejarah, ia meneruskan, apa yang orang lakukan hari ini merupakan efek yang telah dilakukannya di masa lalu, dan yang sekarang kita perjuangkan juga tidak lepas dari masa lalu. Lebih jelasnya, antara masa lalu dan masa depan tidak bisa dipisahkan. Sebab orang mengalir dalam sejarah kehidupan nyata, bukan mitos.
Orang beriman diharapkan memiliki masa sekarang yang lebih bagus dari masa lalu, dan masa depan yang lebih bagus dari masa sekarang ini.
“Bagi orang mukmin, kalau masa sekarang ini lebih bagus dari masa lalunya maka ia termasuk orang yang beruntung. Tetapi kalau nasibnya sama dari tahun kemarin, maka dia termasuk orang yang rugi.”
Amien Rais juga menyinggung tentang negara, ketika pemimpin tidak memperdulikan agama dari politik, maka ia termasuk pemimpin penganut paham komunis dan ateis. Sebab ia tidak percaya dengan agama, hanya mempercayai jalannya akal saja.
“Saya yakin kalau sebuah negara yang percaya pada hari akhir, percaya pada wahyu agama yang dipeluk, maka ia akan jadi bangsa yang tangguh. Namun, kalau sebuah manusia di suatu bangsa yang tidak percaya iman dan hal yang gaib, maka ia akan kehilangan imannya sebagai makhluk yang paling tinggi,” jelasnya di kampus 4 UAD Jln. Lingkar Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul, Senin (31-12-2018). (ASE)