Juri Debat Cantik dari UAD
Pemilik nama asli Nila Wati, mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2016, berkesempatan bersilaturahmi ke Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD. Di sana, ia juga ditunjuk untuk menjadi juri acara debat bahasa Indonesia.
Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati hari lahir Himpunan Mahasiswa Jurusan Sistem Pemerintahan STPMD APMD yang ke-63. Peserta berasal dari universitas swasta dan negeri se-DIY. Tema yang diangkat adalah tentang pemilu dan birokrasi karena saat ini tema tersebut sedang hangat-hangatnya.
Awalnya, teman Nila yang berasal dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menghubungi melalui akun Instagram. Ia memberi informasi bahwa sedang ada lomba debat di STPMD APMD dan meminta Nila untuk ikut. Tak disangka, Nila yang awalnya ingin menjadi peserta, justru dijadikan juri.
“Saya speechless saat teman saya meminta agar ikut lomba di STPMD APMD. Kebetulan saya tidak ada teman untuk berpartisipasi, karena syarat debat tersebut adalah tiga orang dalam satu regu. Kamis malam ada yang menghubungi saya untuk menjadi juri debat, tentu saja saya terkejut,” jelas Nila.
Mahasiswi yang sempat mengajar di Thailand ini menambahkan, “Juri debat diambil dari tokoh publik, di antaranya kepala Komisi Pemilihan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta, mantan Wakil Bupati Mentawai, dan debater sekaligus mahasiswa berprestasi dari UMY. Kebetulan, saya menjadi juri perempuan satu-satunya. Sebuah amanah istimewa yang diberikan oleh pihak STPMD APMD memilih saya menjadi juri.”
Pelaksanaan debat cukup lama yaitu dimulai pukul delapan pagi sampai pukul enam sore. Jumlah keseluruhan ada enam belas tim, dengan masing-masing anggota tiga orang. Peserta melalui babak penyisihan, semifinal, perebutan juara tiga, dan final.
Nila menjelaskan, pengalamannya menjadi juri sangat berharga. Selain tidak boleh subjektif, juri juga harus menguasai tema yang sedang diperdebatkan. (Dew)