Sempat Utang Poin, Super Tri Tetap Raih Juara
Perhitungan poin menjadi menegangkan bagi peserta lomba cerdas cermat tingkat nasional Bimbingan dan Konseling. Lomba yang diikuti oleh universitas negeri maupun swasta ini melibatkan enam mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke dalamnya. Sempat cemas, karena salah satu tim dari UAD utang poin.
Nama tim itu ialah Super Tri. Gabungan dari tiga angkatan yaitu Wike Nurani angkatan 2016, Bayu Selo Aji angkatan 2017, dan Alivia Eka Arianti angkatan 2018. Sengaja dirancang dengan angkatan yang berbeda-beda, supaya ada regenerasi bagi Program Studi Bimbingan dan Konseling.
Wike dan Selo mengaku, sebelum mendarat di Jakarta mereka mengikuti lomba di Kediri. Belum sempat ambil napas panjang, mereka harus berpindah tempat lomba ke Universitas Kristen Indonesia. Sebelum lomba ke Kediri, mereka latihan rutin di Kampus II selepas Maghrib. Namun, saat ke Jakarta tidak sempat latihan. Pulang dari Kediri langsung persiapan ke Jakarta. Untungnya, sisa-sisa materi masih menempel. Kerja sama tim menjadi sumber semangat mereka. Jika salah satu anggota tidak satu pemikiran, mungkin saja tidak akan mendapat juara. Tujuan mereka jelas ingin menunjukkan eksistensi almamaternya, menjadi pemenang dan membanggakan UAD.
“Lomba sempat diundur dan terkesan dadakan. Universitas Negeri Semarang, Universitas Islam Negeri, Universitas Negeri Jakarta, dan beberapa universitas lain yang menjadi peserta lomba membuat semangat kami semakin berkobar. Sebelumnya saya pernah ikut lomba cerdas cermat di Universitas Atmajaya Jakarta saat semester tiga. Hal itu menjadi bekal tersendiri untuk saya,” ucap Wike.
Mekanisme perlombaan Bimbingan dan Konseling memang cukup ketat. Maka, tak heran jika ada kecemasan. Setiap pencet bel, poin akan dikurangi jika jawaban salah. Untungnya utang sepuluh poin tak menyurutkan semangat tim untuk merebut kemenangan. Super Tri mengucap syukur bisa bayar utang melalui pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Perjuangan berbuah manis, tim dari UAD mampu membawa juara.
Total ada enam mahasiswa yang dikirimkan UAD. Mereka tanpa dosen pendamping, berangkat ke Jakarta. Namun, kampus dan pihak program studi sangat mendukung terkait pembiayaan. Segala fasilitas ada dari kampus.
“Percaya pada kekuatan doa. Doa dari orang tua dan kepada Allah. Jangan lupa semangat dan memotivasi diri. Keajaiban akan datang dari mana saja. Rezeki sudah ada yang mengatur. Berusaha semampu kita, maka hasil tidak akan mengkhianati,” tutup Selo pada 15-10-19 di Hall Kampus Utama UAD. (Dew)