UAD Buka Dua Program Studi Baru
Universitas Ahmad Dahlan (UAD) resmi membuka dua program studi baru untuk tahun ajaran 2020/2021. Penambahan Program Studi Gizi dan Program Studi Pendidikan Vokasional Teknik Elektronika (PVTE) menjadikan UAD saat ini total memiliki 52 program studi.
Hal tersebut disampaikan Rektor UAD, Dr. Muchlas, M.T. saat memberikan sambutan pada penyerahan Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia tentang pendirian program studi baru. Dari total 52 program studi yang ada di UAD, 36 di antaranya merupakan program S1, 12 program S2, tiga program profesi, dan satu program D4.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta LLDIKTI Wilayah V yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk membuka dua program studi baru. Kami berharap penyelenggaraan dua program studi baru ini akan ditindaklanjuti fakultas dalam bentuk penyelenggaraan program akademik yang profesional,” ujarnya di Kampus IV UAD, Rabu (19-2-2020).
Pada kesempatan ini, Muchlas juga menyampaikan komitmennya untuk terus meningkatkan akreditasi program studi. Saat ini 30 persen program studi yang ada di UAD telah terakreditasi A. Program Studi Gizi masuk ke dalam Fakultas Kesehatan Masyarakat. Sementara PVTE merupakan bagian dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Sementara Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt. pada sambutannya menyampaikan selamat kepada UAD yang telah memiliki dua program studi baru. “Ke depan, persaingan antar perguruan tinggi akan semakin ketat. Apalagi dengan adanya kebijakan empat butir kampus merdeka dari Mendikbud RI. UAD harus benar-benar siap bersaing,” katanya.
Didi berharap dua program studi baru akan meningkatkan kontribusi UAD terhadap masyarakat. Apalagi program studi gizi yang erat hubungannya dengan masyarakat. Ia mencontohkan tentang isu stunting, UAD harus berkontribusi dengan memberikan solusi tentang permasalahan ini.
“Jadi, peningkatan akreditasi memang penting, tetapi yang lebih penting adalah perguruan tinggi mampu memberi kontribusi nyata kepada masyarakat. Tidak sekadar menjalankan program akademik saja,” ujarnya. (ard)