KKN UAD Ajarkan Batik Cap
“Saya mencoba mengangkat kearifan lokal dalam program kerja kali ini. Sesuatu yang dekat dengan masyarakat yaitu batik, terutama batik cap. Batik cap sudah ada sejak zaman dahulu. Namun muncul kembali berkat komunitas Dongaji di Bantul. Pada pelatihan ini, anak-anak bebas berkreasi untuk cap batik mereka, sementara untuk dewasa membuat motif aksara Jawa,” ujar Mirja Sentani, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Proses pembuatan batik cap tidaklah susah. Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk, malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam kondisi 60° sampai 70° celcius, masukkan canting cap ke dalam cairan malam (kurang lebih 2 cm bagian bawah canting cap yang tercelup cairan malam), kemudian dicapkan dengan tekanan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan.
“Kelebihan batik cap ialah lebih mudah dalam proses pengerjaan, lebih cepat dalam prosesnya, dan motifnya yang lebih rapi. Pada umumnya, membatik identik dengan motif tumbuhan tetapi saya mencoba menawarkan motif dan corak aksara Jawa, tujuannya juga untuk mengenalkan kembali aksara Jawa yang mulai dilupakan. Semoga batik cap tetap berlangsung dan menjadi daya tarik bagi pemuda dan remaja untuk ikut berpartisipasi melestarikan batik. Selain itu, bisa juga menjadi daya tarik wisata sehingga menunjang perekonomian pembuat batik cap,” paparnya di dusun Gunungkunir, Candirejo, Semanu, Gunungkidul. (JM)