• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Dilema Petani

16/01/2013/0 Comments/in Terkini /by Super News

Sukadi

Delan Fakultas Ekonomi UAD

Tugas pemerintah pada kondisi pertentangan dan perebutan penetapan harga beras tentunya akan memihak kedua belah pihak, satu sisi memihak petani dan sisi lain harus memihak warga masyarakat ekonomi rendah pada umumnya, adalah menciptakan harga beras terjangkau, petani tidak dirugikan, ialah dengan memberikan subsidi semaksimal mungkin pada bibit, pupuk ataupun obat-obatan tanaman. Hal untuk menggairahkan usaha pertanian dan penentuan harga beras terjangkau oleh pasar.

Sangat Jarang para investor menanamkan modal untuk investasi dibidang produksi pertanian padi, kecuali di bidang perdagangan, investasi bidang pertanian (padi) tidak menarik, hal ini karena semua hal yang terkait dengan beras telah diatur harganya oleh pemerintah. Realita dilapangan para penghasil beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat kita, ternyata dalam kondisi kesejahteraannya tanda petik, mereka hidup dalam kondisi “tidak ada pekerjaan lain yang lebih menjanjikan”. Kehidupannya lebih monoton, selalu tergantung pada alam, inilah pekerjaan pejuang penyokong pangan negara.

Para tengkulak dan pedagang beraslah yang mampu mengambil peluang mendapatkan keuntungan, mereka mengubah gabah menjadi beras, dan membawanya ke kota mendekatkan pada konsumen, menjualnya dengan mengambil margin yang mampu mendukung usahanya. Para tengkulak mampu menjalani tugas ini sepanjang waktu mengambil gabah berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lain, daerah mana yang sedang panen di situlah tempat menjadi sasaran mendapatkan bahan dagangan, ketika panen harga gabah relative lebih murah, setiap hari para tengkulak bisa terus menampung gabah atau beras dari berbagai daerah secara bergiliran dikirim ke kota yang membutuhkannya.

Sebaliknya para petani mereka bisa memanen padi setahun 2 kali saja, musim tanam lahan 2 kali padi satu kali palawija. Penanaman polowijo dalam kondisi tanah setengah kering, selain menghilangkan hama tanaman padi, kondisi ini untuk menciptakan tanah bisa istirahat dan bisa mendapat penyinaran matahari. Proses penanaman bibit padi sampai panen memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan, tidak dapat diproses dipercepat seperti memproduk olahan pangan dalam pabrik atau produk lainnya dalam pabrik yang disa diperpendek waktu dengan mempercecat proses aktifitasnya. Produksi beras selalu dipengaruhi oleh kondisi cuaca alam, mungkin terlalu banyak hujan angin, padi yang sedang berbuah, bunga benangsarinya kena angin akan jatuh keluar putik, mengakibatkan padi (gabahnya) tidak berisi penuh, banyak angin bisa mengakibatkan tanaman padi menjadi roboh, buah padi tidak berisi penuh, tanaman roboh, banyak hujan lahan sawah menggenang, padi (gabahnya tidak berisi penuh. Padi tidak dipupuk dengan baik, hasilnya kurang dan sebagainya. Dikala musim kemarau sawah yang jauh dari sungai besar kadang kekurangan kebutuhan air, mengakibatkan pertumbuhannya terhambat dan menghasilkan buah yang terbatas.

Para petani yang setiap hari bergelut dengan tanah, bermandikan keringat dan bekerja di bawah terik matahari, dengan sabar pekerjaan harian untuk menghidupi anak dan keluarga. Pekerjaan itu memang nasib yang diterima dari nenek moyang yang tinggal di daerah pertanian. siapa orangnya betah hidup seperti itu, kecuali terpaksa tidak ada pekerjaa lain. Merekapun disanjung sebagai pahlawan bangsa yang berjasa menyediakan pangan untuk menghidupi 240 juta penduduk Indonesia ini. Saat ini di berbagai daerah anak-anak muda sudah enggan ke sawah, mereka bersekolah dan lebih memilih bekerja di bidang jasa yang pasti menghasilkan, kerja tidak lagi bergulat dengan tanah, lumayan bisa bekerja dengan bersepatu.

Mengapa tidak ada invertor pertanian sewa lahan, tanam padi ? dialog yang pernah kami lakukan kepada para petani sangat mengejutkan, sebidang tanah seluas satu hiktar dengan besaran sewa 5 juta rupiah satu tahun, disuruhlah orang lain menanam dengan bibit dan pupuk dari penanam, ketika panin, hasil dibagi 2 sama banyak. Kondisi panin normal, tidak kenal hama dan tidak pengaruh musim. Nilai jual perolehan gabah bagi hasil , satu kali panenan masa tunggu 3 bulan laku nilai 2,5 juta. Sewa lahan satu tahun dua kali panen padi normal baru balik modal

Sukadi

Delan Fakultas Ekonomi UAD

Tugas pemerintah pada kondisi pertentangan dan perebutan penetapan harga beras tentunya akan memihak kedua belah pihak, satu sisi memihak petani dan sisi lain harus memihak warga masyarakat ekonomi rendah pada umumnya, adalah menciptakan harga beras terjangkau, petani tidak dirugikan, ialah dengan memberikan subsidi semaksimal mungkin pada bibit, pupuk ataupun obat-obatan tanaman. Hal untuk menggairahkan usaha pertanian dan penentuan harga beras terjangkau oleh pasar.

Sangat Jarang para investor menanamkan modal untuk investasi dibidang produksi pertanian padi, kecuali di bidang perdagangan, investasi bidang pertanian (padi) tidak menarik, hal ini karena semua hal yang terkait dengan beras telah diatur harganya oleh pemerintah. Realita dilapangan para penghasil beras yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat kita, ternyata dalam kondisi kesejahteraannya tanda petik, mereka hidup dalam kondisi “tidak ada pekerjaan lain yang lebih menjanjikan”. Kehidupannya lebih monoton, selalu tergantung pada alam, inilah pekerjaan pejuang penyokong pangan negara.

Para tengkulak dan pedagang beraslah yang mampu mengambil peluang mendapatkan keuntungan, mereka mengubah gabah menjadi beras, dan membawanya ke kota mendekatkan pada konsumen, menjualnya dengan mengambil margin yang mampu mendukung usahanya. Para tengkulak mampu menjalani tugas ini sepanjang waktu mengambil gabah berpindah pindah dari satu tempat ke tempat lain, daerah mana yang sedang panen di situlah tempat menjadi sasaran mendapatkan bahan dagangan, ketika panen harga gabah relative lebih murah, setiap hari para tengkulak bisa terus menampung gabah atau beras dari berbagai daerah secara bergiliran dikirim ke kota yang membutuhkannya.

Sebaliknya para petani mereka bisa memanen padi setahun 2 kali saja, musim tanam lahan 2 kali padi satu kali palawija. Penanaman polowijo dalam kondisi tanah setengah kering, selain menghilangkan hama tanaman padi, kondisi ini untuk menciptakan tanah bisa istirahat dan bisa mendapat penyinaran matahari. Proses penanaman bibit padi sampai panen memerlukan waktu 3 sampai 4 bulan, tidak dapat diproses dipercepat seperti memproduk olahan pangan dalam pabrik atau produk lainnya dalam pabrik yang disa diperpendek waktu dengan mempercecat proses aktifitasnya. Produksi beras selalu dipengaruhi oleh kondisi cuaca alam, mungkin terlalu banyak hujan angin, padi yang sedang berbuah, bunga benangsarinya kena angin akan jatuh keluar putik, mengakibatkan padi (gabahnya) tidak berisi penuh, banyak angin bisa mengakibatkan tanaman padi menjadi roboh, buah padi tidak berisi penuh, tanaman roboh, banyak hujan lahan sawah menggenang, padi (gabahnya tidak berisi penuh. Padi tidak dipupuk dengan baik, hasilnya kurang dan sebagainya. Dikala musim kemarau sawah yang jauh dari sungai besar kadang kekurangan kebutuhan air, mengakibatkan pertumbuhannya terhambat dan menghasilkan buah yang terbatas.

Para petani yang setiap hari bergelut dengan tanah, bermandikan keringat dan bekerja di bawah terik matahari, dengan sabar pekerjaan harian untuk menghidupi anak dan keluarga. Pekerjaan itu memang nasib yang diterima dari nenek moyang yang tinggal di daerah pertanian. siapa orangnya betah hidup seperti itu, kecuali terpaksa tidak ada pekerjaa lain. Merekapun disanjung sebagai pahlawan bangsa yang berjasa menyediakan pangan untuk menghidupi 240 juta penduduk Indonesia ini. Saat ini di berbagai daerah anak-anak muda sudah enggan ke sawah, mereka bersekolah dan lebih memilih bekerja di bidang jasa yang pasti menghasilkan, kerja tidak lagi bergulat dengan tanah, lumayan bisa bekerja dengan bersepatu.

Mengapa tidak ada invertor pertanian sewa lahan, tanam padi ? dialog yang pernah kami lakukan kepada para petani sangat mengejutkan, sebidang tanah seluas satu hiktar dengan besaran sewa 5 juta rupiah satu tahun, disuruhlah orang lain menanam dengan bibit dan pupuk dari penanam, ketika panin, hasil dibagi 2 sama banyak. Kondisi panin normal, tidak kenal hama dan tidak pengaruh musim. Nilai jual perolehan gabah bagi hasil , satu kali panenan masa tunggu 3 bulan laku nilai 2,5 juta. Sewa lahan satu tahun dua kali panen padi normal baru balik modal

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png 0 0 Super News https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Super News2013-01-16 20:34:242013-01-16 20:34:24Dilema Petani
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

TERKINI

  • Kisah Inspiratif Silmi Kaffah, Lulus S2 Farmasi dengan Cepat19/05/2025
  • Membangun Komunikator Inspiratif dan Pemimpin Berdampak19/05/2025
  • Meneguhkan Ideologi Muhammadiyah sebagai Fondasi Gerakan19/05/2025
  • Berjuang dalam Cinta dan Disiplin19/05/2025
  • Laboratorium Teknologi Pangan UAD Fasilitasi Praktikum bagi Mahasiswa UT19/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa UAD Juara I Rope Access di Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Prestasi di Ajang Scouting Skill Competition Tingkat Nasional16/05/2025
  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025

FEATURE

  • Lathifah: Menggerakkan Lewat Kata, Menginspirasi Lewat Suara19/05/2025
  • Kenali Potensi dan Rancang Karier Masa Depan19/05/2025
  • Menulis dengan Etika, Merespons Realitas19/05/2025
  • Bahaya Sikap Tamak dan Bakhil19/05/2025
  • Menjaga Etika Kehumasan di Tengah Laju AI17/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top