• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Pemilu dan Demokrasi yang Terbajak

20/02/2023/in Feature /by Ard

Seminar tentang Pemilu 2024 dan Demokrasi oleh MKM Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Novita)

Pakar Hukum Tata Negara Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M. atau yang akrab disapa Bang Uceng berkesempatan menjadi narasumber dalam seminar nasional “Tantangan dan Harapan dalam Mewujudkan Pemilu 2024 yang Demokratis dan Konstitusional”. Acara ini diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi Mahasiswa (MKM) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di Amphitarium lantai 9 Gedung Utama Kampus IV UAD (9-2-2023). Dr. Zainal lebih fokus menyampaikan tantangan Pemilu secara substantif.

Sebelum sampai pada pembahasan inti, ia bercerita mengapa memilih topik “Pemilu dan Demokrasi yang Terbajak”. Ia sempat bertemu dan berbincang-bincang dengan Prof. Mahfud M.D. saat tahun baru.

“Saya tanya ke Prof. Mahfud, sebenarnya ia mau nyalon capres atau enggak. Kemudian, ia menjawab kalau belum terpikir karena Pemilu ada atau tidak saja masih harus mikir. Seorang Prof. Mahfud pun khawatir akan keberlangsungan Pemilu. Betapa mengerikannya kondisi itu,” terangnya.

Ketigaperiodean atau Third Termism

Pembicaraan tantangan terbesar Pemilu dan demokrasi adalah ketigaperiodean atau third termism. Third termism merupakan pembicaraan panjang adanya gejala negara-negara di dunia melakukan perpanjangan masa jabatan dengan berbagai alasan seperti kedaruratan, salah satunya Covid-19.

“Giorgio Agamben menuliskan bahwa demokrasi terbangun dari keadaan darurat. Prinsip-prinsip demokrasi selalu dibangun dari keadaan darurat. Keadaan ini maksudnya dalam keadaan chaos, seperti hak asasi menguat karena ada bunuh-bunuhan. Namun, sayangnya demokrasi akan sering menggunakan alasan kedaruratan untuk merusak demokrasi itu sendiri. Hal ini terjadi bukan hanya negara kita, tetapi juga negara-negara di dunia.”

Konsep atau istilah third termism berbeda-beda tiap negara. Di Turki, dikenal dengan istilah autocratic legalism atau otokratik legalism, bagaimana otoritarian dilegalkan. Kekuasaan yang berlaku terlalu lama menjadi ciri otokratik legalism ini. Di Indonesia pun sama, wacana 3 periode masih naik dan hangat diperbincangkan, tidak mati. Skenarionya adalah menafsirkan ulang Pasal 7 UUD 1945: “Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk 1 kali masa jabatan”.

“Perdebatannya adalah penggunaan kata ‘dan’ dalam ‘Presiden dan Wakil Presiden’. Jadi, katanya, yang dibatasi 2 kali kalau mereka berpasangan secara bersamaan, tetapi kalau tidak, itu bisa selamanya. Dan gilanya menurut saya, ini bisa saja di-‘iya’-kan oleh kekuatan politik. Adapun yang mempersiapkan skenario lain untuk kembali ke perubahan pertama, yaitu dipilih oleh MPR. Saya pikir hal ini terjadi karena ada kebingungan yang belum terselesaikan di tingkat konstelasi capres-capresan ini,” jelas Dr. Zainal.

Third termism berbahaya karena dapat mengonstruksi negara menjadi otokratik legalism atau kudeta. Selain itu, dapat juga menghilangkan konstitusionalisme dan pembatasan kekuasaan. Inilah tantangan terbesar Pemilu.

Hoaks dan Disinformasi

“Saya bertemu dengan politisi yang menjelaskan secara detail pola-pola kecurangan yang dilakukan saat Pemilu 2019, legislatif maupun pilpres. Katanya, ‘saya adalah pendosa’. Dan pola kecurangan tersebut kemungkinan terulang. Bahkan, ada seorang bohir (cukong) yang saya temui yang sudah menyiapkan teknologi yang merusak atau membajak data Pemilu,” terang Dr. Zainal.

Tantangan berikutnya adalah hoaks dan disinformasi. Keduanya merupakan produk sehari-hari. Demokrasi yang besar memiliki potensi hoaks yang besar pula. Bahkan, demokrasi polis dianggap masih terlalu besar oleh Aristoteles. Noam Chomsky dalam buku Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media (1988) mengatakan bagaimana kesepakatan (consent) bisa dibangun atau dimanufaktur dan media punya ‘mesin’ untuk membangun kesepakatan itu. Citra seseorang dapat dibangun melalui media (second hand reality). Inilah jalan lahirnya hoaks dan disinformasi.

Lame-duck dan Cinderella Action

Indonesia sebagai negara demokrasi yang menyelenggarakan Pemilu secara langsung tidak memiliki peraturan yang tegas, yang menetapkan batas-batas apa saja yang boleh dan tidak dilakukan oleh Presiden menjelang berakhirnya masa jabatan. Di Amerika, dikenal dengan istilah lame-duck.

“Kita tidak punya aturan yang mengatur kuasa presiden antarwaktu kepemiluan, bagaimana jika mencalonkan diri lagi dan jika sudah tidak bisa mencalonkan, apa yang harus dibatasi. Ada istilah Cinderella action, Cinderella akan berubah tepat pukul 12 malam, sedangkan presiden akan berubah menjadi orang biasa karena masa jabatannya berakhir. Biasanya, ia akan melakukan hal-hal tertentu seperti menandatangani ratusan Keputusan Presiden (Kepres), Perpu, hingga SK. Hal-hal tersebut seharusnya dibatasi.”

Penyelenggara yang Curang dan Sistem yang Berubah-ubah

“Ada partai yang seharusnya lolos, tetapi tidak diloloskan, dan sebaliknya. Ada pula yang mengaku sebagai wakil partai padahal ia seorang anggota KPU sekaligus penyelenggara Pemilu,” ungkapnya.

Selain penyelenggara yang curang, Pemilu akan makin kacau apabila sistem yang digunakan berubah-ubah. Proporsional terbuka adalah sistem yang paling tepat. Proporsional terbuka mengembalikan kedaulatan rakyat secara kuat dengan menghadirkan relasi antara pemilih dan dipilih secara langsung. Pernah terjadi ketegangan dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK): 1 partai mendukung proporsional tertutup, sedangkan 8 partai lainnya mendukung proporsional terbuka. Namun, anehnya, tidak ada teguran dari MK, suara DPR dibiarkan terpecah. Ini memungkinkan terjadinya perubahan sistem terbuka menjadi tertutup.

“Demokrasi kita dibangun atas dasar lesser evil. Demokrasi memang tidak sempurna, tetapi the best among the world. Yang dibutuhkan adalah komitmen, jangan sampai konstitusi diubah seenaknya oleh para politisi. Kita semua harus terlibat: negasi dan tolak hoaks dan disinformasi. Ayo lawan kecurangan, jangan terima uangnya, tetapi laporkan. Jika kita biarkan Pemilu dibajak dan dirusak, saya kira Pemilu hanyalah sarana untuk membunuh Pemilu itu sendiri.” (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Seminar-tentang-Pemilu-oleh-MKM-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Novita-scaled.jpg 1572 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-20 09:01:442023-02-20 09:01:44Pemilu dan Demokrasi yang Terbajak

Menjadi Hamba Allah Seutuhnya

14/02/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M. Hum. Pemateri Kajian Rutin Ahad Pagi Masjid IC Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)

Kajian Ahad Pagi yang diselenggarakan secara rutin bertempat di Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) serta ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube resmi Masjid Islamic Center UAD pada (12-2-2023). Acara kali ini dibersamai oleh Ustaz Fajar Rachmadani, Lc., M. Hum. sebagai pembicara.

Fajar Rachmadani memaparkan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu bagaimana menjadi hamba Allah Swt. seutuhnya. Menurutnya, ada 3 poin penting pembahasan. Pertama, menjadikan hanya Allah Swt. dan rida-Nya saja sebagai tujuan hidup, tanpa adanya Tuhan-Tuhan tandingan bagi-Nya. Kedua, menumbuhkan keyakinan bahwa semua yang ada pada diri kita saat ini adalah titipan. Ketiga, berserah diri atas segala ketetapan-Nya.

Pada poin bahasan pertama, sangat berkaitan dengan Al-Qur’an surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. Dari ayat ini, dapat diambil pelajaran hamba Allah Swt. yang beriman hendaklah menjadikan visi misi hidupnya hanya untuk Allah Swt. semata. Dibuktikan dengan melakukan segala aktivitas yang diniatkan untuk ibadah hanya untuk-Nya tanpa adanya Tuhan-Tuhan tandingan.

Maksud Tuhan-Tuhan tandingan di sini ialah penilaian manusia yang berupa, pujian, harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, ketenaran, kekaguman, pengakuan, dan pujian dari manusia. Padahal Allah memerintahkan manusia harus ikhlas menyembah kepada Allah Swt. saja. Sesuai dengan Al-Qur’an surah Al-Bayyinah ayat 5, “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah Swt. dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar)”.

Pembahasan yang kedua, penting untuk menumbuhkan sikap tidak merasa memiliki apa pun di dunia ini. “Semua yang ada pada diri kita adalah titipan, artinya bersikaplah merasa dititipi, tidak merasa memiliki. Tidak ada yang disebut kehilangan karena semua yang ada dalam diri kita hanyalah titipan jadi sebenarnya tidak ada yang kita miliki yang ada hanyalah dititipi,” ucapnya.

Ia melanjutkan, “Bersikaplah seperti tukang parkir. Ketika yang memiliki akan mengambil barangnya kembali, tukang parkir pun tidak merasakan sedih dan kecewa yang berlebihan. Begitulah seharusnya orang beriman bersikap. Karena boleh jadi Allah Swt. mengambil dari kita apa yang kita cintai suatu saat akan digantikan dengan yang lebih baik. Sekali-kali lihat orang yang berada di bawah kita dalam urusan dunia agar hati kita senantiasa merasa bersyukur.”

Fajar Rachmadani juga membahas pada poin yang ketiga. Berserah diri atas segala ketetapan-Nya. Karena Dialah yang paling tahu apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Konsekuensi dari sebuah penghambaan jika sesuai dengan yang diinginkan maka ia bersyukur jika tidak sesuai dengan yang diminta maka hendaknya ia bersabar, itulah hamba Allah Swt. yang terbaik.

Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an surah At-Talaq ayat 1–2 yang artinya,” Barang siapa bertakwa kepada Allah Swt. niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah Swt. niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya”. Tentunya tawakal dapat dilakukan setelah adanya doa dan usaha maksimal.

“Mudah-mudahan yang hadir pada kajian pagi hari ini Allah Swt. berikan kekuatan dan istikamah untuk berusaha menjadi hamba Allah Swt. yang seutuhnya. Hingga kelak kita semua akan dikumpulkan di surga bersama dengan orang beriman. Semoga apa yang disampaikan ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari tentunya harapan saya bisa menambah keimanan kita semua,” tutupnya. (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Fajar-Rachmadani-Lc.-M.-Hum.-Pemateri-Kajian-Rutin-Ahad-Pagi-Masjid-IC-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Catur.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-14 12:33:372023-02-14 12:33:37Menjadi Hamba Allah Seutuhnya

Cerita Naima: Lika-liku Kuliah, Magang, dan Organisasi hingga Jadi Best Leader LKMM se-DIY

03/02/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Muthmainnatun Nur Khikmah (kanan) menerima penghargaan Best Leader LKMM Tingkat Dasar se-DIY Tahun 2022 (Foto: Istimewa)

Sudah sering dibahas bahwa mahasiswa itu agen perubahan, mahasiswa adalah penggerak. Tak hanya dituntut untuk belajar di ruang yang terbatas oleh sekat-sekat, mereka juga harus untuk terjun ke masyarakat. Naima, mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) adalah representasi nyata mahasiswa sebagai penggerak itu. Nama lengkapnya Muthmainnatun Nur Hikmah, berasal dari Lewa, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Naima kini menempuh semester 6 Sastra Indonesia.

Aktif Berorganisasi hingga Jadi Pembina Upacara di Sumba

Naima sudah aktif berorganisasi sejak sekolah menengah pertama (SMP). Ia pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Sebelumnya, ia pernah mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) di tingkat Provinsi. Sepulang dari LDK, ia diamanati menjadi Ketua OSIS SMP N 1 Lewa. Jiwa berorganisasinya tak tertinggal saat Naima meninggalkan bangku SMP. Di sekolah menengah atas (SMA), bahkan ia sempat mencalonkan diri 2 kali sebagai ketua OSIS walaupun akhirnya menjabat sebagai anggota saja. Menurutnya, pengalaman paling berkesan saat SMA adalah menjadi pembina upacara.

“Pengalaman paling berkesan, dulu sih, pernah jadi pembina upacara ketika SMA kelas XI. Biasanya pembina upacara, kan, guru-guru ya. Padahal, waktu itu saya bukan ketua OSIS, hanya anggota,” tutur Naima.

Persiapan untuk menjadi pembina upacara kurang lebih sekitar seminggu. Naima mengaku menyiapkan naskah sendiri. Ia banyak membicarakan perkembangan dan kenalan remaja. Ia juga menyentil sikap inferior anak luar Jawa—mengapa mereka dipandang sebelah mata.

“Alhamdulillah, lancar. Wali kelas saya sampai peluk dan menangis terharu, katanya bangga,” ungkapnya.

Demisioner HMPRISAI, Naima Jadi Staf Ahli DPM dan Ketua Luar Ruang

Dengan bekal organisasi tersebut, Naima menjabat sebagai Sekretaris Himpunan Sastra Indonesia (HMPRISAI). Setelah demisioner atau lengser, ia kemudian menjabat sebagai staf ahli di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FSBK.

“Setelah demisioner, saya mencoba bergabung dengan DPM, jadi staf ahli saja, bukan anggota komisi. Kalau mau jadi anggota itu dari awal, lewat partai, sedangkan jadi staf itu enggak perlu. Sistem pemilihan anggota DPM di UAD ini mirip DPR. Bahkan UAD itu dikenal sebagai miniatur negara,” jelas Naima.

Sebagai mahasiswa Sastra Indonesia, Naima aktif mengikuti kegiatan diskusi sastra melalui Komunitas Luar Ruang hingga akhirnya dipercaya sebagai ketua. “Kegiatan di Luar Ruang itu diskusi sastra meliputi cerpen, puisi, dan novel. Belakangan ini kami membicarakan wacana sastra seperti postmodern, postkolonial, perkembangan linguistik, dan lain sebagainya.”

Mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai sekretaris himpunan, staf ahli, dan ketua Luar Ruang tak membuatnya kewalahan. Ia bersyukur, orang-orang di sekitarnya memberikan arahan dan bantuan selama ini. Bertemu dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki latar belakang beragam semakin membuka luas mata dan pikirannya,

“Saya bertemu dengan orang di tingkatan yang lebih tinggi, di lingkup yang lebih luas, dan tentu saja dengan ego yang lebih tinggi. Ya, jadi tambah hati-hati dalam berucap dan bertindak, aja, sih. Seiring berjalannya waktu, saya juga telah memahami ‘nilai’ saya,” ungkap Naima.

Magang di Bale Ristan

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) membuka peluang Naima untuk terjun ke dunia pers melalui magang di Bale Ristan. Bales Ristan adalah perusahaan pemerhati pendidikan dan sekolah vokasi. Selama 2 bulan ia bergelut dengan dunia pers. Karena kinerjanya, ia mendapat tawaran sebagai dewan redaksi tetap.

“Magang selama kurang lebih 2 bulan. Dalam kurun waktu selama 2 bulan setelah selesai magang, saya dipanggil kembali untuk menjadi pegawai tetap,” terangnya.

Jadi Best Leader LKMM se-DIY

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) tingkat dasar bagi ormawa se-DIY merupakan program Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD dalam rangka mengembangkan mahasiswa melalui pemberian bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam manajemen organisasi mahasiswa. Naima diutus untuk mewakili DPM FSBK dalam kegiatan tersebut.

“Selama 2 hari latihan, kami dituntut untuk membuat luaran dengan modal 2–3 juta tiap kelompok. Kelompok saya memilih untuk menyelenggarakan lomba baca puisi dan menyanyi bertemakan “Pahlawanku Inspirasiku” karena tepat diadakan bulan November. Ternyata, kelompok kami meraih juara I kategori Penyelenggara Lomba. Saya sendiri meraih predikat best leader,” terangnya.

Rahasia Stabil Kuliah, Magang, dan Organisasi

Tugas utama seorang pembelajar adalah belajar. Agar tak tertinggal materi yang disampaikan oleh dosen, Naima memiliki beberapa tips. Pertama, menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan teman kelas, jadikan teman kelas sebagai tutor sebaya. Kedua, mencuri start dengan mempelajari materi sebelum pertemuan diadakan. Ketiga, jadilah penggerak.

“Ketika dosen memberikan tugas kelompok, kalau bisa jadi penggerak, minimal buat group chat. Ini membuat kita enggak mudah bergantung sama orang lain,” pungkasnya. (nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Muthmainnatun-Nur-Khikmah-kanan-menerima-penghargaan-Best-Leader-LKMM-Tingkat-Dasar-se-DIY-Tahun-2022-Foto-Istimewa.jpg 1406 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-03 08:22:242023-02-03 08:22:24Cerita Naima: Lika-liku Kuliah, Magang, dan Organisasi hingga Jadi Best Leader LKMM se-DIY

Cerita Perjuangan Dhita Jadi Mawapres UAD 2022

02/02/2023/in Feature /by Ard

Dhita Pratama Putra (tengah) Mawapres Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tahun 2022 (Foto: Istimewa)

Dhita Pratama Putra atau akrab dipanggil Dhita adalah salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Fisika Fakultas Sains dan Teknologi Terapan (FAST) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta angkatan 2020. Dalam ajang Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Tingkat Universitas tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD pada bulan Desember lalu, ia berhasil menduduki juara I.

Ternyata di balik kesuksesan yang diraih, terdapat proses panjang yang harus dengan sabar dan tekun ia lalui. Awalnya ia mengakui bahwa motivasinya mengikuti Mawapres adalah karena didorong oleh rasa penasaran. Meski begitu, akhirnya berujung pada keinginan untuk lebih meningkatkan prestasi usai ia meraih juara harapan II Mawapres Tingkat Universitas tahun 2021.

“Jadi, saya sudah menargetkan mengikuti ajang Mawapres sejak masih semester awal. Saya mengetahui ajang ini dari situs web Bimawa, dan saya berpikir akan keren kalau saya mendapat gelar juara. Namun sayangnya syarat mendaftar Mawapres itu minimal semester 3,” ungkapnya (30-1-2023).

Saat itu Dhita sempat patah semangat, tetapi ia dapat mengambil sisi positifnya jika itu artinya ia harus menyiapkan berbagai prestasi dan berkas-berkas pendukung seleksi Mawapres sejauh dan sebaik mungkin. “Saya mulai mengikuti berbagai kejuaraan supaya saya memiliki banyak sertifikat prestasi. Kemudian saat sudah duduk di semester 3, saya mulai mengikuti ajang Mawapres Tingkat Fakultas,” imbuhnya.

Usaha yang telah Dhita lakukan membuahkan hasil, ia berhasil meraih juara II Mawapres Tingkat Fakultas dan juara harapan II Mawapres Tingkat Universitas UAD 2021. Tidak berhenti sampai di tahap itu, ia makin giat dalam mengikuti pelatihan-pelatihan, publikasi, berbagai kejuaraan, dan pengajuan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk mengikuti ajang Mawapres selanjutnya.

“Alhamdulillah pada tahun 2022 lalu, terhitung saya sudah mendapat 50 lebih sertifikat kejuaraan, dan saya juga aktif dalam mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan oleh program prodi bersama dosen-dosen prodi maupun jenis-jenis pengabdian lainnya yang diakui,” jelasnya.

Selain itu, berbagai pelatihan yang ia ikuti seperti pelatihan menulis Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan pelatihan Arduino, tentunya telah diakui dan bersertifikat. Kemudian, ia juga bergabung untuk short course yang diselenggarakan secara daring oleh Universitas Gajah Mada (UGM) dan University of New York untuk menunjang pengetahuan dan prestasinya.

Dhita menambahkan jika terdapat beberapa penelitian yang ia ikuti serta beberapa proyek yang memiliki HAKI dan saat ini sedang proses pengajuan paten. Menurutnya, poin-poin itu sangat menambah penilaian dalam seleksi Mawapres.

Gagasan yang ia ajukan dalam ajang Mawapres Tingkat Universitas adalah sebuah alat pendeteksi kebakaran gedung berbasis internet of thinks yang bisa dipantau melalui aplikasi dan situs web. Alat tersebut juga dapat mendeteksi dari mana arah kebakaran, seberapa parah kebakaran, dan memiliki multisensor.

“Alhamdulillah ide tersebut tidak hanya berupa gagasan, karena sudah ada prototipenya, sehingga untuk pengembangan lebih lanjut akan lebih mudah.”

Dhita juga mengatakan bahwa kelebihan dari gagasan yang ia ajukan adalah memiliki multisensor sebanyak lebih dari 5 sensor, sedangkan menurut studi pustaka yang telah ia lakukan selama ini hanya ada 2 sampai 3 sensor saja. Alat yang ia gagas tersebut pun berupa aplikasi yang dapat dipantau menggunakan gawai dan situs web pemantau yang akan dihubungkan langsung dengan pemadam kebakaran.

“Jadi ketika kebakaran gedung terjadi dan pemilik gedung sedang tidak berada di lokasi, melalui notifikasi di gawai, pemadam kebakaran tetap bisa mengetahui karena adanya pemantauan di pemberitahuan,” jelasnya.

Kendala yang Dhita alami selama proses seleksi Mawapres Tingkat Universitas adalah terletak di penggunaan bahasa asing (bahasa Inggris), karena dasarnya yang bukan pengguna bahasa Inggris aktif. Namun hal itu dapat ia atasi dengan baik dan lancar sampai akhirnya ia berhasil meraih juara I Mawapres UAD 2022.

“Kalau untuk seleksi Mawapres nasional saya kurang tahu, tetapi berdasarkan pengalaman tahun lalu, 5 besar Mawapres Universitas akan diseleksi terlebih dahulu di tingkat wilayah. Jadi mohon doanya saja semoga saya berkesempatan mewakili UAD maju ke tingkat nasional,” tutupnya. (SFL).

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dhita-Pratama-Putra-tengah-Mawapres-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-tahun-2022-Foto-Istimewa-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-02 08:59:212023-02-02 08:59:21Cerita Perjuangan Dhita Jadi Mawapres UAD 2022

Kewajiban Mengubah Kemungkaran

01/02/2023/in Feature /by Ard

Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. pemateri kajian rutin bakda Maghrib Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Catur)

Kajian keislaman rutin Masjid Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tayang di YouTube Masjid Islamic Center UAD memasuki pembahasan Hadis Arbain ke-34. Pada kesempatan kali ini dibersamai oleh Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. yang juga menjabat sebagai Kepala Asrama Pesantren K.H. Ahmad Dahlan (Persada). Dalam penyampaian kajian rutin setelah Magrib, dijelaskan secara singkat dengan tema “Mengubah Kemungkaran dalam Pandangan Islam”.

“Saat ini, kemungkaran sangat banyak dijumpai di dunia nyata maupun media sosial. Namun sebelum masuk ke dalam pembahasan, perlu dipahami bahwa arti sederhana kemungkaran adalah sesuatu yang melanggar dari apa yang telah diatur oleh Allah Swt. dan Rasul-Nya. Dengan banyaknya kemungkaran yang terjadi, sudah seharusnya seorang muslim mengetahui kewajibannya menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan,” paparnya.

Hal ini selaras dengan pembahasan yang disampaikan selanjutnya. Merujuk dari Hadis Arbain ke-34 yang artinya: Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Barang siapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman’.”

Lebih lanjut, Budi menjelaskan faedah dari hadis yang disampaikan. Setidaknya dibagi dalam 3 pokok hal. Apabila melihat kejahatan/kemungkaran hendaknya mengubah dengan tangan, jika tidak mampu ubahlah dengan lisan, terakhir jika tidak mampu ingkarilah dengan hati.

“Kita perlu mempelajari dan mengambil manfaat dari hadis tersebut. Pertama, mencegah dengan tangan artinya orang yang memiliki kekuasaan tinggi seharusnya dapat menegakkan keadilan di negeri ini. Kedua, mengubah kemungkaran dengan lisan dapat dipahami bahwa seseorang yang pandai berbicara dengan ilmunya hendaknya saling memberi nasihat dengan perkataannya yang baik. Terakhir, jika tidak mampu dengan keduanya maka mengingkari perbuatannya dengan hati,” jelas Ustaz Budi.

Ia melanjutkan, “Tingkatan mengingkari dengan hati masuk dalam kategori iman yang paling rendah. Ada 2 yang ditawarkan yakni membenci kemungkaran yang dilakukan atau meninggalkan kemungkaran yang terjadi. Janganlah menjadi penonton maupun pendengar. Allah Swt. memberikan 3 poin penting yang tujuannya untuk umat Islam agar memilih mana yang sesuai dengan kapasitasnya.”

Di akhir, Budi berharap, “Semoga kita semua diberikan oleh Allah Swt. karunia, kekuasaan, lisan yang fasih mendakwahkan syariat Islam, dan hati yang bersatu padu. Sehingga dapat mencegah kemungkaran dan menjadi hamba Allah Swt. yang paling bermanfaat untuk membawa ajaran Islam yang mulia ini menuju rahmatan lil alamin.” (ctr)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustadz-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-Pemateri-Kajian-Rutin-Bakda-Maghrib-Masjid-Islamic-Center-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Catur.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-02-01 08:54:432023-02-01 08:55:11Kewajiban Mengubah Kemungkaran

Wisuda Merupakan Titik Awal Pengabdian kepada Masyarakat

31/01/2023/in Feature /by Ard

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. pada Wisuda Periode Januari 2023 (Foto: Humas dan Protokol UAD)

Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. mengungkapkan bahwa wisuda merupakan titik awal pengabdian seseorang kepada masyarakat melalui penerapan ilmu dan teknologi yang diperoleh selama masa perkuliahan. Hal ini ia sampaikan pada Sidang Senat Terbuka dengan Agenda Wisuda Sarjana Terapan, Sarjana, dan Magister pada Sabtu, 28 Januari 2023 di Graha Pradipta Jogja Expo Center.

“Wisuda bukan merupakan akhir dari perjuangan hidup, justru merupakan titik awal pengabdian saudara kepada masyarakat melalui penerapan ilmu dan teknologi yang diperoleh dari UAD,” kata Rektor. Ia menambahkan, dinamika masyarakat yang terus berkembang perlu dihadapi dengan kemampuan adaptasi yang baik, dengan menambah berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri pada saat ini.

“Pengalaman menyelesaikan kuliah yang saudara alami kemarin, yang kebetulan didera oleh situasi pandemi, telah memberikan pelajaran berharga. Bahwa sesulit apa pun keadaannya, kita harus terus berusaha dan berjuang untuk meraih keberhasilan dan kini terbukti walaupun banyak kendala dihadapi.”

Pada periode ini, UAD mewisuda sebanyak 1.452 lulusan program diploma, sarjana, dan magister. Dari jumlah tersebut, 817 di antaranya lulus dengan predikat cum laude atau dengan pujian. Dalam kesempatan yang sama, tak lupa Muchlas menyampaikan ucapan selamat kepada para wisudawan dan wisudawati yang telah berhasil meraih gelar akademis di UAD.

Di hadapan para wisudawan, Rektor berpesan untuk dapat menjadi contoh teladan bagi lingkungan tempat mereka nanti akan berkiprah. Ia memiliki keyakinan yang kuat bahwa di dalam diri para wisudawan telah tersemat jiwa kepemimpinan sekaligus nilai-nilai keislaman yang kuat.

“Untuk itu kami berharap saudara nanti mampu berperan secara signifikan menjadi bagian dari kepemimpinan, tidak hanya lokal dan nasional, tetapi juga kepemimpinan global.”

Muchlas juga berharap, para wisudawan dapat terus menjunjung tinggi nama baik almamater UAD. Itu dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kerja seperti kerja produktif, inovatif, profesional, dan dedikatif di lingkungan pengabdian masing-masing, yang semuanya menunjukkan nilai-nilai keunggulan UAD dan lulusannya.

Prosesi wisuda oleh Rektor UAD dilakukan secara khidmat dengan didampingi Wakil Rektor Bidang Akademik Rusydi Umar, S.T., M.T., Ph.D. Hadir juga Kepala LLDikti Wilayah V, Prof drh. Aris Junaidi, Ph.D., serta Majelis Dikti PP Muhammadiyah Prof. Dr. H.M. Noor Rochman Hadjam, S.U., Psikolog. (eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Rektor-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dr.-Muchlas-M.T.-pada-Wisuda-Periode-Januari-2023-Foto-Humas-dan-Protokol-UAD-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-31 09:19:002023-01-31 09:23:00Wisuda Merupakan Titik Awal Pengabdian kepada Masyarakat

3 Faktor Utama untuk Menjadi Pemimpin

16/01/2023/in Feature /by Ard

Kuliah Umum Musyawarah Komisariat IMM FEB ke-XXI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan pemateri Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si. (Foto: Dinu)

“Saya mencintai Universitas Ahmad Dahlan (UAD) karena mendekatkan saya kepada Muhammadiyah, yakni Muhammadiyah yang sangat berkemajuan. Jadi, saya ingin pemimpin di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) selanjutnya dapat bekerja secara integritas dan bertanggung jawab,” ujar Dr. Dini Yuniarti, S.E., M.Si. yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) sekaligus pemateri dalam Kuliah Umum yang merupakan rangkaian dari kegiatan Musyawarah Komisariat (Musykom) IMM FEB ke-XXI.

Dini mengatakan bahwa tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujudlah masyarakat Islam yang sebenarnya, seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB III pasal 6. Sebagai intermeso, ia juga menceritakan pengalamannya yang merasa telat dalam mengenal Muhammadiyah.

“Walaupun saya terlambat di masa lalu, tidak menjadi alasan bagi saya untuk tidak mencintai Muhammadiyah,” jelasnya pada kuliah umum yang berlangsung Rabu, 11 Januari 2023 di Joglo Salak, Daren Kidul, Donokerto, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebelum masuk ke pokok pembahasan, Dini menyinggung sedikit mengenai integritas dan tanggung jawab. Integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.

Sedangkan tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatu sehingga kewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab, dan menanggung akibatnya. Dalam halnya kepemimpinan, Dini mengatakan menjadi pemimpin, berarti menanggung tanggung jawab. Tidak ada anak buah yang salah karena kesalahan itu ada pada pemimpin.

Pemimpin adalah penggerak pertama dalam segala keputusan. Agar pemimpin ini mampu memiliki hal-hal seperti yang disampaikan oleh Dini, ada 3 kompetensi dasar yang harus terpenuhi yaitu religiusitas, intelektualitas, dan humanitas.

Pertama, religiusitas merupakan sesuatu dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya kepada agama. Dini memberikan contoh yang paling mudah untuk dilakukan yaitu melakukan segala sesuatu dengan kasih sayang. “Lakukan dengan kasih sayang, entah di saat memimpin atau memberikan nasihat supaya sampai ke orang lain secara baik.”

Kedua, intelektualitas yaitu menjadikan IMM berproses untuk menjadi pusat-pusat unggulan terutama di bidang intelektual. Dalam wadah ini diharapkan kader-kader mampu menjadi ide-ide pembangunan dan pengembangan serta dapat berpikir universal tanpa tersekat-sekat. Terakhir, humanitas dalam melakukan gerakan untuk membantu manusia atau kemanusiaan.

Dini menyampaikan bahwa implementasi ketiga kompetensi dasar ini memang sulit, tetapi ada cara agar ketiganya dapat terpenuhi dalam satu waktu untuk efisiensi tenaga dan waktu. Berikan busur yang bisa bergerak ke segala arah, atau dengan kata lain melakukan kegiatan atau program kerja yang bisa melingkupi ketiga kompetensi dasar tersebut. Mulai dari religiusitas hingga humanitas. (Ema)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-Umum-Musyawarah-Komisariat-IMM-FEB-ke-XXI-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-dengan-pemateri-Dr.-Dini-Yuniarti-S.E.-M.Si_.-Foto-Dinu-scaled.jpg 1920 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-16 08:31:362023-01-16 08:31:363 Faktor Utama untuk Menjadi Pemimpin

Urutan ke-6 Penyalahgunaan Narkoba, Yogyakarta: Daerah Istimewa bagi Pengedar

14/01/2023/1 Comment/in Feature /by Ard

Kepala BNNP DIY Jaksa Utama Muda Susanto, S.H., M.H., bahas narkoba dalam seminar Strategi Penanganan Anti NAPZA di Perguruan Tinggi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Novita)

Kepala Badan Narkotika Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta (BNN DIY) Jaksa Utama Muda Susanto, S.H., M.H. menyatakan bahwa DIY menempati posisi ke-6 penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2022. Hal ini tentu menunjukkan suburnya transaksi jual beli narkoba di wilayah tersebut. Bahasan menarik itu ia sampaikan dalam seminar Strategi Penanganan Anti-NAPZA di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Sabtu (29-12-2022).

Kasus penyalahgunaan narkoba masih menjadi momok bagi bangsa Indonesia. Dalam rapat terbatas bidang politik, hukum, dan keamanan (Polhukam), Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami darurat narkotika (lkpp.go.id, 2020). Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan Kepala BNNP DIY, “Indonesia darurat narkoba karena penggunaan dan pengedar sudah sampai ke desa-desa dan anak-anak. Sebagai kota pelajar dan pariwisata, Yogyakarta menjadi sasaran empuk pengedaran narkoba secara masif.”

Angka Prevalensi

Angka prevalensi adalah jumlah orang memakai narkotika pada kurun waktu tertentu dan dikaitkan dengan besar populasi dari kasus berasal. Angka prevalensi narkotika diukur dalam 2 terminologi waktu: pernah pakai dan setahun pakai. Pernah pakai adalah mereka yang pernah memakai narkotika semasa hidupnya tanpa merujuk lama pemakaian, sedangkan setahun pakai merujuk pada satu tahun terakhir pemakaian (Survei Penyalahgunaan Narkoba, 2021).

Berdasarkan hasil Survei Nasional Penyalahgunaan Narkoba tahun 2021, angka prevalensi setahun terakhir penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat sebesar 0,15% dari 1,80% (2019) menjadi 1,95% (2021). Peningkatan ini cukup masif jika ditelaah dari jumlah mutlak penduduk, yaitu sebesar 3.662.646 orang (Press Release Akhir Tahun BNN, 2022). Provinsi Yogyakarta turut andil dalam bagian itu. Angka prevalensi Yogyakarta sendiri pada tahun 2019 adalah 2,30%. Hal ini menunjukkan peningkatan sebesar 0,53% dari tahun 2017 setara dengan 18.082 orang yang menyalahgunakan narkoba pada tahun tersebut.

Fakta Permasalahan Narkotika

Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dikatakan sebagai miniatur Indonesia. Penduduknya terdiri atas penduduk lokal dan nonlokal (pendatang). Pendatang didominasi oleh pemuda-pemudi daerah dengan tujuan menempuh pendidikan. Tercatat, terdapat 84 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta.

Kekayaan alam dan magnet budaya menobatkan Yogyakarta sebagai destinasi wisata favorit di Jawa. Tampak, mobilisasi yang terjadi sangatlah tinggi apalagi dengan didirikannya Yogyakarta International Airport (YIA). Mobilisasi inilah yang membuat masifnya peredaran narkoba di Yogyakarta.

“Mahasiswa yang berasal dari luar Jogja mendominasi penyumbang nilai prevalensi,” ujar Susanto (29-12-2022).

Pada jalur udara, pemasok utama narkoba berasal dari Malaysia dan Thailand. Menurut Kepala BNNP DIY Susanto, ganja Malaysia memiliki kualitas yang bagus dan paling banyak diekspor ke Indonesia. Di sisi lain, Thailand yang sudah melegalkan ganja juga turut andil sebagai pemasok. Pada jalur darat, pemasok utama berasal dari Aceh kemudian diedarkan ke Medan, Lampung, dan berakhir di Jawa. Narkoba ini diedarkan di berbagai tempat meliputi hotel, kafe, kampus, hingga kos ke kos.

“Narkoba yang beredar di Jogja didominasi oleh obat-obatan,” jelas lanjutnya.

Aplikasi Sinau Yok (Sistem Informasi Narkotika untuk Yogyakarta)

Aplikasi Sinau Yok merupakan aplikasi layanan masyarakat dalam memerangi penyebaran dan penggunaan narkotika yang dibina oleh BNNP Yogyakarta. Beberapa pelayanan yang ditawarkan di antaranya konsultasi rehabilitasi berupa tes skrining narkotika dan rehabilitasi rawat jalan, layanan tes urin narkotika (pribadi/keperluan Surat Keterangan Hasil Pemeriksaan Urine atau disingkat SKHPN dan instansi/perusahaan), penyuluhan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN), besuk tahanan, magang dan penelitian, tim asesmen terpadu, hingga persuratan lainnya.

“Aplikasi tersebut merupakan bentuk kerja sama dan dapat diunduh di ponsel untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan narkotika. Ini adalah upaya-upaya BNNP untuk memberantas Narkoba,” ungkap Susanto. (Nov)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kepala-BNNP-DIY-Jaksa-Utama-Muda-Susanto-S.H.-M.H.-pemateri-dalam-seminar-Strategi-Penanganan-Anti-NAPZA-di-Perguruan-Tinggi-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Novita.jpg 562 1000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-14 08:49:342023-01-14 08:49:34Urutan ke-6 Penyalahgunaan Narkoba, Yogyakarta: Daerah Istimewa bagi Pengedar

Luthfi: Rintis Bisnis Agar Hidup Mandiri, Raih Omzet Puluhan Juta!

10/01/2023/in Feature /by Ard

M. Lutfi Aji Pamungkas, mahasiswa Program Studi Teknik Industri, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Eka Marcella)

Berawal dari keinginan menambah uang saku tanpa membebani orang tua, M. Lutfi Aji Pamungkas, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (UAD), memutuskan untuk berwirausaha hingga memperoleh keuntungan puluhan juta. Dalam Talkshow Kewirausahaan Saudagar Dahlan Muda (SDM) dengan tajuk “Start Your Experience, Be An Innovative Entrepreneur” yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (BIMAWA) UAD pada Kamis, 5 Januari 2023, Lutfi berbagi ilmu dan pengalaman yang ia peroleh dari awal membangun usaha hingga saat ini.

Ia mengaku mulai terjun ke dunia usaha sejak awal SMK. Pada saat itu, usaha pertamanya adalah berdagang yakni menjual peralatan olahraga, salah satunya sepatu bola. “Alhamdulillah melalui usaha itu, saya berhasil memenuhi kebutuhan tanpa terlalu merepotkan orang tua,” paparnya. Lutfi selalu percaya apa yang ditanam itulah yang akan dituai sehingga ia terus melanjutkan usahanya.

Seiring berjalannya waktu, mengetahui bahwa lingkungan bisnis dan permintaan pasar mengalami perubahan, Lutfi beralih pada bisnis yang diminati masyarakat saat ini. Ia merintis 4 usaha yaitu bengkel repair body dan pengecatan SB repaint; bengkel rekayasa teknik putra Andalan Mandiri; penjual besi, baut dan peralatan bengkel; serta jual beli motor dan variasi motor bekas.

Melalui usahanya itu, Lutfi mengaku sudah meraup keuntungan hingga puluhan juta. Tak hanya itu, ia pun memperoleh banyak sekali keuntungan lain seperti relasi yang luas dikarenakan berhubungan dengan konsumen dari berbagai daerah bahkan antarpulau. Ia juga bergabung dengan komunitas para pebisnis besar, memperoleh ilmu bisnis, dan banyak lainnya.

Sementara itu, beberapa alasan yang membuatnya tetap teguh untuk berwirausaha yaitu dapat menentukan apa yang akan dilakukan sesuai dengan yang diinginkan tanpa terpaku pada perintah orang lain. Alasan lainnya, ia ingin bermanfaat bagi orang lain.

“Menurut saya, dengan menjadi pengusaha, kita dapat membuka lapangan pekerjaan baru untuk orang-orang yang membutuhkan pekerjaan. Alhamdulillah, salah satu usaha saya, yaitu bengkel rekayasa teknik telah mempekerjakan sebanyak 15 orang.”

Lutfi memaparkan, ia tidak pernah mematok standar pendidikan bagi para calon pekerja. “Selagi calon pekerja tersebut memiliki niat dan etos kerja yang baik, maka saya akan menerimanya.”

Kepada audiens ia berpesan, dalam berbisnis penting untuk selalu mengembangkan usaha yang dimiliki. Beberapa di antaranya dapat dimulai dengan mencintai apa yang dilakukan, yakin dan percaya dengan apa yang dikerjakan, serta berpikir singkat.

“Seorang pengusaha harus bisa berpikir singkat tetapi juga memperhatikan akibatnya. Semakin lama berpikir, semakin banyak keraguan sehingga semakin bimbang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan. Jika kita memiliki niat baik, coba saja dulu. Jika muncul kendala, evaluasi. Terus lakukan perbaikan terhadap apa yang dikerjakan sehingga usaha dapat berkembang dan menjadi lebih baik lagi.” (eka)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/M.-Lutfi-Aji-Pamungkas-mahasiswa-Program-Studi-Teknik-Industri-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Foto-Eka-Marcella.jpg 1080 1920 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-10 11:49:282023-01-10 11:49:28Luthfi: Rintis Bisnis Agar Hidup Mandiri, Raih Omzet Puluhan Juta!

Utik Bidayati: Rakyat Indonesia Mampu Hadapi Resesi Ekonomi 2023

10/01/2023/in Feature /by Ard

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum, Utik Bidayati, S.E., M.M. pada dialog nasional tentang resesi yang diadakan FEB Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Muh Raihan Muzakki)

Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Utik Bidayati, S.E., M.M. menyebut masyarakat Indonesia mampu hadapi resesi ekonomi pada tahun 2023. Sebab, Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi pada 1997 hingga awal tahun 2000.

“Kita tahu pada 1990-an, 97, 98, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang tidak kalah besarnya. Sehingga, proses perbaikan yang dilakukan pemerintah saat itu sudah membuktikan bahwa kita bisa, mampu, kita itu fight, punya kekuatan untuk bisa mempertahankan diri,” jelas Utik dalam Dialog Nasional Resesi Ekonomi 2023 Ancaman dan Tantangan Perekonomian Indonesia di Yogyakarta pada Sabtu, 7 Januari 2023.

Menurutnya, peristiwa krisis ekonomi yang pernah terjadi di Indonesia dapat menjadi semangat untuk bangkit bagi rakyat Indonesia. Dalam menghadapi resesi ekonomi 2023, ia menganggap pemerintah dan masyarakat punya kesempatan untuk belajar menghadapi resesi berdasarkan peristiwa ekonomi yang telah terjadi.

“Salah satu yang perlu kita pertahankan tentu dukungan dari ekonomi. Inilah yang akan membawa kita untuk terus bisa berjalan, kita bisa menyelesaikan permasalahan pada tahun 1997 sampai awal 2000-an. Artinya, tentu kita punya kesempatan, keyakinan, dan semangat untuk bisa juga menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam 2 tahun kemarin. Itulah yang menjadi harapan besar ke depan.”

Dalam penjelasan yang disampaikan, Utik menilai adanya pencabutan status Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM oleh pemerintah akan memberikan dampak. Hal tersebut, kata dia, dapat menyerukan masyarakat Indonesia untuk bangkit dan mempercepat pembangunan ekonomi tahun ini.  

Ia juga mengatakan adanya resesi ekonomi merupakan bentuk ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Ia menganggap peristiwa kemerosotan ekonomi global dapat menaikkan derajat setiap manusia untuk memiliki rasa kesabaran yang tinggi. “Ini proses yang wajar saya rasa dihadapi semua, kita sebagai makhluk Allah tentu akan diuji. Ujian itu adalah cara Allah akan meningkatkan derajat kita,” katanya.

Oleh karena itu, Utik menuturkan bahwa setiap masyarakat harus memiliki daya juang yang tinggi dalam menghadapi resesi ekonomi tahun 2023. Misalnya dengan melakukan berbagai usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sejak awal tahun ini.

“Kita pasti ingin mempunyai keluarga yang kuat secara ekonomi dan sekeliling kita punya daya juang yang makin tinggi. Mari, 1 minggu awal ini kita mencoba untuk menata cara berpikir, menata semua impian kita yang tentu harus ada dasarnya,” tutup Utik. (Rai)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Wakil-Rektor-Bidang-Keuangan-Kehartabendaan-dan-Administrasi-Umum-Utik-Bidayati-S.E.-M.M.-jelaskan-soal-Resesi-Ekonomi-2023-Perlu-dihadapi-dengan-sinergi-yang-kuat-Foto-Raihan.jpg 1077 1915 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-01-10 08:02:492023-01-10 08:04:38Utik Bidayati: Rakyat Indonesia Mampu Hadapi Resesi Ekonomi 2023
Page 27 of 57«‹2526272829›»

TERKINI

  • UAD Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah Gratis dan Potongan Biaya Hingga 8 Semester15/05/2025
  • Lulusan FAI UAD Harus Tanggap dengan Perubahan Teknologi15/05/2025
  • Webinar Edukasi dan Pencegahan Kekerasan Seksual15/05/2025
  • Tim PKM UAD Buat Mini Terrarium Sebagai Obat Anti Stress15/05/2025
  • Menulis dengan Hati, Menyunting dengan Nurani15/05/2025

PRESTASI

  • Mahasiswa PPKn UAD Juara I Tournament Badminton Pubhfest 202515/05/2025
  • Mahasiswa FKM UAD Raih Juara I Lomba Futsal Tingkat Provinsi13/05/2025
  • Mahasiswi UAD Raih Juara 2 dalam Turnamen Badminton PUBHFEST 202513/05/2025
  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025

FEATURE

  • Wadek FKIP UAD: Lulusan UAD Harus Berilmu, Beraksi, dan Berarti15/05/2025
  • Relevansi Antara Pertumbuhan Lapangan Kerja dengan Pemuda Politik15/05/2025
  • Mentalitas Gen Z Dalam Dunia Kerja15/05/2025
  • Bagaimana Mengatasi Permasalahan Pengangguran di Indonesia15/05/2025
  • Menghidupkan Ilmu, Menyulut Aksi14/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top