• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis

01/11/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Alfiandana Susilo Aji yang akrab dipanggil Alfian merupakan Alumnus Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang lulus bulan Januari 2020, dan saat ini bekerja di salah satu media berita nasional.

Lulus sarjana merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan serta pengalaman selama di bangku kuliah. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, yang semasa kuliah aktif berorganisasi serta berkomunitas ini juga pernah menyabet juara I lomba sastra penulisan puisi pada ajang bergengsi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) pada 2018 dan satu-satunya perwakilan dari UAD.

Di tengah kesibukan bekerja dengan gaji tetap tak membuatnya berpuas diri, tak lama ini ia mendirikan Toolisen sebuah jasa penulisan media digital seperti penulisan copywriter, content writer, social media manager, script naskah film, script advertising, dan co-writer. Tidak hanya itu, Alfian bersama rekannya juga merintis sebuah bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberi nama Cantingan Nenek. Berikut hasil dari wawancara, pada Selasa, (27-10-2021).

Proses pembuatan batik tulis Cantingan Nenek (Foto: Istimewa)

Apa yang melatarbelakangi berdirinya Toolisen?

Untuk latar belakangnya sendiri, sebenarnya ide ini muncul setelah mengamati perkembangan penulisan di era digital sesuai kebutuhan industri di masa sekarang. Dari beberapa bidang penulisan media digital ini saya kira sangat prospek dan cocok untuk Sastra Indonesia. Selain itu, karena saya sering diminta untuk menuliskan, seperti naskah film dan content writer oleh beberapa teman, sedangkan waktu dan tenaga terbatas. Akhirnya saya mengajak beberapa mahasiswa Sastra Indonesia untuk menjadi bagian dari Toolisen.

Kenapa memilih mahasiswa Sastra Indonesia menjadi bagian dari Toolisen?

Pertama waktu mencari SDM saya memprioritaskan dari teman-teman Sastra Indonesia, karena saya sebagai alumnus dan kenal beberapa adik tingkat yang masih sering berkomunikasi dan minat di kepenulisan, saya mengajak mereka untuk belajar bareng dan menggarap proyek penulisan bareng. Selain itu ya, harapannya agar di Sastra Indonesia nantinya ada orang yang merintis penulisan media di era digital atau bahkan mendirikan media digitalnya.

Kedua, Toolisen yang berkaitan dengan bisnis ini saya kira salah satu peluang prospek kerja sesuai dengan Sastra Indonesia di era media digital seperti sekarang ini. Karena pada umumnya setelah lulus dan mencari kerja di pabrik, perusahaan, atau tempat lainnya, sebenarnya tidak masalah. Tapi dengan adanya semacam Toolisen ini, ketika lulus tidak sebatas pergi ke tempat kerja melainkan kita bisa menjalankan dan mendirikan bisnis yang sesuai dengan keterampilan kita.

Bisa dijelaskan apa itu Cantingan Nenek?

Sebelum mendirikan Toolisen, saya dan seorang teman sudah mendirikan Cantingan Nenek. Cantingan Nenek ini merupakan merek bisnis atau UMKM yang memproduksi dan menjual batik tulis dengan motif kekinian. Bisnis ini saya rintis dua tahun lalu pada 2019, sejak saya masih kuliah.

Kenapa memilih bisnis tersebut? Apa alasannya?

Kami mendirikan ini berangkat dari kegelisahan mengenai pandangan orang yang memakai batik hanya untuk acara formal bahkan dianggap ketinggalan zamanlah, kuno, dan lainnya walaupun tidak semua orang beranggapan demikian. Karena itu Cantingan Nenek hadir dengan hasil produksi batik ini bisa dipakai oleh orang-orang di segala kondisi, jadi tidak hanya waktu acara formal, tapi nonformal juga, seperti dipakai waktu nongkrong, acara keluarga, atau kegiatan santai lainnya, karena lebih kekinian dan bisa dipakai untuk berbagai kalangan.

Apa keunggulan produk yang ditawarkan Cantingan Nenek?

Cantingan Nenek punya beberapa keunggulan yang membedakan produk kami dengan batik tulis lainnya. Pertama, kami menawarkan produk limited edition karena merupakan batik tulis yang dibuat secara handmade. Lalu produk kami menghadirkan motif dengan gaya kekinian atau kontemporer, berbeda dengan jenis-jenis batik pada umumnya yang sudah menjadi pakem di masyarakat seperti motif parang, mega mendung, dan sebagainya. Kami memang seolah menabrak pakem motif batik. Tapi bagi kami definisi batik itu kan bukan dari motifnya, melainkan teknik pembuatannya memakai alat canting dan malam dengan digoreskan secara titik-titik dan garis. Jadi kami bisa membuat berbagai gambar, dan ini memungkinkan batik kita bisa berkembang lebih inovatif lagi.

Kemudian dari segi konten gambar, Cantingan Nenek ingin mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan masyarakat dan aktivitas budaya di Indonesia agar tetap dikenal dan tidak hilang karena laju zaman. Gambar motif yang kami buat, di antaranya gambar nelayan, tandur, panen, jatilan, panen durian, tari daerah, dan sebagainya.

Di balik motif bergaya kekinian dari produk Cantingan Nenek inilah kami punya misi untuk mengajak anak muda percaya diri dan bangga memakai batik. Kami ingin membuat batik bisa dipakai dalam segala kondisi baik kegiatan formal maupun santai, dengan tetap membuat penampilan menjadi elegan.

Alfiandana Susilo Aji S.S, Alumni UAD Founder Toolisen dan Cantingan Nenek memakai hasil produksi batik tulis Cantingan Nenek (Foto: Istimewa)

Produk apa saja yang sudah Cantingan Nenek produksi?

Cantingan Nenek sendiri sampai saat ini sudah berjalan kurang lebih tiga tahun. Selain hasil produk kain, kami membuat beberapa produk seperti syal serta tas kombinasi batik dan kulit. Kami juga menjual alat-alat untuk membuat batik tulis. Seiring berjalannya waktu kemudian kami kembangkan lagi yaitu dengan melayani pelatihan pembuatan batik tulis yang bekerja sama dengan instansi-instansi dan juga komunitas untuk mendampingi mereka yang ingin belajar membatik, karena Cantingan Nenek tidak hanya berorientasi pada jualan saja.

Dari kesibukan bekerja, mengurus Toolisen, dan Cantingan Nenek, apakah masih aktif menulis?

Sampai saat ini saya masih menulis walaupun tidak seproduktif dulu ya, kalau dulu puisi sama cerpen, untuk sekarang ini saya fokus di cerita anak. Jadi setelah lulus karena saya masih aktif di yayasan Sahabat Gorga sebuah yayasan yang bergerak di bidang literasi anak, melalui pendekatan seni rupa, sastra, sama teater.

Dari sinilah saya banyak belajar dan lebih mendalami penulisan cerita anak, untuk saat ini buku kumpulan cerpen anak sudah selesai saya garap dan sudah masuk di penerbit, kemungkinan akan diluncurkan November kalau tidak Desember nanti.

Tips buat teman-teman pembaca supaya tetap produktif?

Yang paling penting bisa memanajemen waktu dan menanamkan mindset positif, terus kalau ingin tetap produktif dan menulis paling tidak meluangkan waktu untuk membaca, karena membaca ini penting banget, apalagi kalau mau jadi penulis bekal utama adalah banyak membaca.

Jangan lupa juga untuk tetap ingat bahwa usia paling produktif dalam hidup manusia adalah ketika muda. Jadi manfaatkan masa muda dengan seproduktif mungkin, sehingga bisa memanen hasilnya ketika tua nanti. Saya selalu teringat bahwa orang-orang sukses seperti Elon Musk, Steve Job, Bill Gates, dan sebagainya, mereka saja masih bekerja keras. Masak kita mau rebahan saja di kasur. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Gufron-Proses-pembuatan-batik-tulis-Cantingan-Nenek-28-Oktober-2021-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-01 13:22:582021-11-01 13:33:24Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis

Literasi Digital untuk Mahasiswa Cerdas Berkemajuan

30/10/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Kemenkominfo dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melaksanakan seminar bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan” (Foto: Didi) (Foto: Didi)

Perkembangan modern dalam kehidupan semakin meluas, dibarengi dengan banyaknya alternatif untuk berkomunikasi. Dalam praktiknya, sering dijumpai kekeliruan di dalam memanfaatkan alternatif ini. Sebut saja media digital. Kerugian kepada diri sendiri sampai masyarakat luas terdampak karena banyak yang tidak memperhatikan kaidah atau cara bijak dalam berinteraksi media. Padahal sebaliknya, keuntungan dari sana bisa saja didapatkan.

Berlandas pada fenomena tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Kemenkominfo dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melaksanakan seminar yang bertujuan agar media digital ini mampu merealisasikan nilai literasi, keuntungan, dengan tetap berperilaku sebagai manusia yang beradab. Acara diselenggarakan pada Sabtu, 23 Oktober 2021, berlangsung secara daring via Zoom Meet dan YouTube UAD.

Bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan”, seminar ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aprika Kemenkominfo. Menurutnya, “Literasi digital merupakan kunci dan pondasi utama yang harus dimiliki. Kemenkominfo bersama pemerintah dalam hal ini berusaha meningkatkan literasi digital di masyarakat.”

Setelahnya dilanjut oleh sambutan dari Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, dengan hangat dan beberapa nilai penegasan, “Kejahatan di ruang digital terus meningkat. Hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital, perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Harus makin banyak masyarakat yang melek digital.”

Usai mendengar beberapa sambutan, dimulailah pengenalan tiga pemateri, di antaranya Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD, Khusnul hidayah, S.E., M.Si. sebagai dosen ekonomi dan Wakil Ketua Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pengembangan dan Penelitian UAD, dan Royan Agil Nugroho mahasiswa yang merupakan aktivis terbaik 1 UAD.

Topik seminar terbagi ke dalam tiga topik berbeda, yang masing-masing dibahas oleh pemateri. Menjadi narasumber pertama, Muchlas membawakan tema “Mendorong Generasi Muda Cerdas Bermedia Sosial dengan Akhlaqul Medsosiyah Muhammadiyah maupun Fiqih Informasi”. Topik ini berisi tentang cara menjadi manusia yang berperilaku bijak dalam bermedia digital

Persis seperti yang disampaikannya, “Cerdas bermedia sosial yang dimaksud adalah bermanfaat dan aman dalam menggunakannya, terutama bagi diri sendiri. Sebab di dalam bermedia sosial terlibat pengambilan keputusan serta interaksi, melakukan selektivitas dalam memilih konten. Tidak semua informasi memiliki kebenaran di dalamnya. Karena informasi bersumber luas bisa dari siapa saja.”

Muchlas mengatakan bahwa dalam merealisasikannya perlu bekerja sama dari beberapa elemen pendukung. Untuk hal ini Majelis Pustaka dan Informasi dengan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah turut mengambil peran.

“The Akhlaqul Karimah behind the social media,” tegasnya di akhir kata.

Berlanjut ke narasumber kedua, berbicara tentang cara media digital dapat mendatangkan keuntungan dari segi finansial, alasan “Membangun Skill Digital Ekonomi untuk Generasi Muda” menjadi tema yang dipilihnya. Ia percaya di era modern saat ini banyak pilihan mudah dalam mencari pemasukan sumber ekonomi, salah satunya ialah dengan pemasaran di media sosial.

“Saat ini mahasiswa sangat berpotensi di bermedia sosial yang bisa mendatangkan keuntungan tadi. Landasan utamanya ialah paham dengan komunikasi online, digital market, riset pasar, dan marketing harus dipahami serta dengan riset maupun keahlian penunjang seperti fotografi dan sebagainya,” imbuhnya.

Dengan senyum dan keyakinan Khusnul mengakhiri, “Digital ekonomi adalah peluang dan opportunity.”

Moderator tersenyum manis sembari memberikan giliran kepada narasumber ketiga, Royan Agil Nugroho yang membawakan tema “Kecakapan Digital untuk Mahasiswa Berprestasi”. Salam pembuka selesai saat moderator memberikan pertanyaan pembuka kepadanya, “Sikap atau pemikiran apa yang dibutuhkan mahasiswa bisa berprestasi nantinya?”

“Ilmu, pengalaman, dan karya. Penting berliterasi digital adalah melepas apa yang ada di diri lalu membagikan kepada publik. Menyiarkan kegiatan bermanfaat pribadi kepada khalayak umum, melalui sosial media. Sebab saat ini pun kita terbatas untuk pertemuan, ajang personal branding agar mewujudkan pencapaian melalui sosial media dan menginspirasi,” jawab Royan dengan mantap.

Sebagai penutup Royan menambahkan, “Jangan lupa untuk memanfaatkan fasilitas guna meraih prestasi.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Literasi-Digital-untuk-Mahasiswa-Cerdas-Berkemajuan-Bertajuk-Mahasiswa-Cerdas-untuk-Indonesia-Berkemajuan.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-30 17:36:222021-10-30 17:39:28Literasi Digital untuk Mahasiswa Cerdas Berkemajuan

Kampus Mengajar, Langkah Awal Ida untuk Konsisten

15/06/2021/in Feature /by Ard

Ida Ma’rifah saat mengikuti program Kampus Mengajar di SD N Kawunganten 06

Ida, begitu teman-teman memanggilnya. Perempuan bernama lengkap Ida Ma’rifah itu lahir di Cilacap, 4 Maret 2000. Berkat rekomendasi dari program studinya, ia dapat mengisi waktu luang dengan mengikuti program Kampus Mengajar. Melalui program tersebut, untuk pertama kalinya ia mengajar anak usia Sekolah Dasar (SD) dan bertemu dengan pendidik-pendidik lain.

Semangat aktivis Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Matematika itu membara berkat sambutan dari Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. saat pembekalan. Nadiem dalam sambutannya menyampaikan, jika pembelajaran dalam jaringan (daring) terus, maka tidak berjalan optimal. Peserta didik harus dituntun untuk belajar dan bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah, sehingga sosok pendidik bagi peserta didik SD sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagi Ida, tahapan yang rumit dalam program Kampus Mengajar yaitu konsisten. Konsisten dalam mengajar, pergi ke SD setiap hari dengan jarak yang jauh, bertemu dengan siswa, membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP), dan konsep pembelajaran. Selanjutnya konsisten dalam membuat laporan yakni laporan awal, harian, mingguan, bulanan, dan akhir harus dimasukkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah baginya karena telah dibekali ilmu dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Mahasiswi dengan kacamata minus itu menyampaikan, “Ketika belajar di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD bukan hanya mendapat ilmu pengetahuan saja, tetapi kami juga diberikan kemampuan ilmu mengajar seperti cara mengajar dan membuat media pembelajaran yang menarik. Selain itu kami juga dilatih untuk bisa memanajemen kelas dan mengenal karakteristik anak yang bermacam-macam.”

Anak pertama dari tiga bersaudara itu sangat bersyukur mengikuti program tersebut karena menambah relasi. Bersama Rizal Fadly Ardiansyah dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD dan keenam temannya dari kampus yang berbeda, Ida menjalankan program Kampus Mengajar di SD Negeri Kawunganten 06. Mereka juga mendapat ilmu psikologi seperti sabar, menahan marah, semangat, memberikan contoh yang baik, dan berucap yang baik. Mahasiswa peserta program Kampus Mengajar juga mendapat bonus, karena bisa mengonversi mata kuliah sebanyak 12 Satuan Kredit Semester (SKS) dan mendapatkan potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp2.400.000,00.

“Generasi penerus bangsa merupakan suatu julukan yang sangat besar tanggung jawabnya. Oleh karena itu, setelah program ini kami berharap peserta didik memiliki budi pekerti yang baik. Selanjutnya, semoga mereka tetap mengikuti perkembangan teknologi dengan baik,” tutup perempuan yang hobi berenang itu pada 12-06-2021. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ida-Marifah-saat-mengikuti-program-Kampus-Mengajar-di-SD-N-Kawunganten-06..jpg 720 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-06-15 11:30:022021-08-16 21:02:18Kampus Mengajar, Langkah Awal Ida untuk Konsisten

Jahe We’cana Hidupkan UMKM Dusun Guyangan

08/03/2021/in Feature /by Ard

Mahasiswa KKN Reguler 81 sedang menunjukkan produk unggulan berupa Jahe We’cana sebagai peningkatan UMKM di dusun Guyangan, Pleret, Bantul

Pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) yang sudah setahun mewabah di Indonesia membuat berbagai sektor mengalami penurunan. Sektor ekonomi menjadi salah satu hal yang memprihatinkan. Toko dan usaha kecil ikut terdampak yang memaksa pengusaha dan pedagang gulung tikar. Daya beli dan permintaan pasar menjadi faktor utama turunnya sektor ekonomi. Kreativitas dan inovasi produk dengan memanfaatkan teknologi sangat penting dilakukan agar dapat bertahan di masa pandemi.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 81 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai salah satu program pengabdian terhadap masyarakat, ikut serta memaksimalkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di dusun Guyangan, Pleret, Bantul. Jahe Wedang Calon Sarjana (We’cana) menjadi salah satu produk yang diinisasi oleh KKN UAD unit XIV C.2.

We’cana memadukan bubuk jahe dengan tampilan masa kini dan berbagai varian. Minum wedang jahe lebih mudah dan praktis dengan We’cana olahan serbuk jahe dalam kemasan. Tiara Kusumaning Tiyas selaku bendahara KKN UAD unit XIV C.2 menuturkan alasan memberikan merek We’cana ialah mahasiswa KKN sebagai mahasiswa calon sarjana yang menginisasi produk tersebut.

“Jahe emprit dan gula menjadi bahan utama dari We’cana. Jahe berkualitas dipilih dan diolah tanpa tambahan pengawet. Tidak seperti wedang jahe pada umumnya, We’cana memiliki varian rasa dengan tampilan menarik. We’cana dapat dipesan secara online sehingga praktis,” ujar Tiara saat menjelaskan kelebihan produknya.

Produk Jahe We’cana (Wedang calon sarjana) karya mahasiwa KKN UAD di Guyangan, Pleret, Bantul

Ia mengimbuhkan, proses pembuatan We’cana dimulai dengan mencuci jahe dan dikupas, selanjutnya diparut dan diperas. Air perasan jahe dimasak dengan gula dan diaduk hingga menjadi bubuk. Perbandingan antara jahe dan gula ialah 1:2.

Selain memberikan pelatihan dan edukasi tentang mengolah jahe, mahasiswa KKN UAD pun mengajarkan cara menanam jahe sebagai bahan utama pembuatan We’cana. Hal ini bertujuan agar menghemat pembelian bahan pembuatan We’cana dan memaksimalkan lahan kosong di pekarangan rumah.

“Inovasi produk wedang jahe yang kami lakukan sebagai langkah meningkatkan nilai jual jahe dan menghidupkan UMKM di dusun Guyangan. Terlebih di masa pandemi banyak warga yang kehilangan mata pencaharian,” tutup Tiara. (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-KKN-Reguler-81-sedang-menunjukkan-produk-unggulan-berupa-Jahe-Wecana-sebagai-peningkatan-UMKM-di-dusun-Guyangan-Pleret-Bantul.jpg 529 955 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-03-08 12:18:442021-08-16 21:02:45Jahe We’cana Hidupkan UMKM Dusun Guyangan

Program KMP Kemendikbud: Berbagi Manis Pahitnya Pendidikan Indonesia

27/01/2021/in Feature /by Ard

Sebanyak tiga belas mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) terpilih mengikuti program Kampus Mengajar Perintis (KMP) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI). Program ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan siswa di desa maupun kota yang saat ini harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau daring.

Proses kegiatan belajar mengajar daring (jarak jauh) di SD Negeri 28 Sungailiat Bangka

Vera Yuli Erviana, S.Pd., M.Pd. pembimbing mahasiswa program KMP dari UAD mengatakan, tiga belas mahasiswa UAD yang terpilih diterjunkan di Ogan Komeling Ulu Timur, Pangkal Pinang, Oku Selatan, Kebumen, Biak Numfor, Bangka Barat, Ketapang, Cilacap, Pesawaran, Garut, Lombok Tengah, Pangkal Pinang, dan Bangka. Sekolah yang dipilih di daerah tersebut merupakan sekolah dengan akreditasi B dan C, dan yang masuk dalam zona hijau selama pandemi Covid-19.

“Selama sepuluh minggu, kami terus berkomunikasi dengan mahasiswa. Berdiskusi untuk menyelesaikan laporan maupun mencari solusi atas permasalahan yang ada di sekolah yang ditempati mahasiswa. Alhamdulillah mahasiswa UAD memiliki bekal yang cukup serta memiliki inovasi dan kreativitas dalam mengajar,” katanya.

Selain mengajar siswa, mahasiswa UAD juga melatih para guru untuk mengoperasikan berbagai perangkat untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Tidak semua guru bisa menggunakan perangkat-perangkat modern, apalagi guru yang sudah senior.

Proses kegiatan belajar mengajar di SD Negeri 28 Sungailiat Bangka

Di sisi lain, Alim Mustofa, mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika UAD yang diterjunkan di SD N 28 Sungailiat, Sungaliat, Bangka, menjelaskan, perbedaan pendidikan di kota dan di daerah benar-benar sangat mencolok. “Dari segi fasilitas, di sekolah yang saya tempati, tidak begitu jauh perbandingannya. Tetapi, yang menjadi pembeda adalah dari segi sumber daya manusianya.”

Menurutnya, kesenjangan sumber daya manusia terutama guru disebabkan pendidikan yang belum merata. Jadi hanya beberapa sekolah saja yang menonjol.

Selama mengikuti program KMP, Alim mengaku mendapat banyak pelajaran berharga. Terutama mengasah mental untuk menjadi seorang pendidik. Tantangan menjadi seorang guru bukan sekadar penguasaan materi dan sejenisnya, melainkan mental baja dan kesabaran untuk menghadapi siswa.

“Di N 28 Sungailiat, saya diperlakukan layaknya anak sendiri oleh para guru, karena kebanyakan merupakan guru-guru senior. Dari merekalah justru saya banyak belajar sesuatu yang tidak didapatkan di perkuliahan, yakni mental dan kesabaran,” jelasnya ketika diwawancarai, Kamis (14-1-2021).

Kesempatan mengajar di daerah selama pandemi menjadi pengalaman yang berharga bagi Alim. Selain mendapat pengalaman, ia dapat memperluas relasi sampai ke dinas pendidikan dan sekolah-sekolah lainnya.

Program KMP Kemendikbud RI, memberikan efek timbal balik yang luar biasa bagi mahasiswa, siswa, dan guru atau pendidik di sekolah. Masing-masing saling belajar, saling berbagi ilmu dari manis pahitnya pendidikan di Indonesia. (ard)

 

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Proses-kegiatan-belajar-mengajar-daring-jarak-jauh-di-SD-Negeri-28-Sungailiat-Bangka.jpeg 774 1032 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-01-27 14:11:082021-08-16 21:03:14Program KMP Kemendikbud: Berbagi Manis Pahitnya Pendidikan Indonesia

Potensi Herbal Kuatkan Kesehatan di Indonesia

27/01/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Rempah-rempah atau herbal sudah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional di Indonesia. Berbagai penyakit bisa disembuhkan dengan obat sederhana, misalnya meminum ramuan jahe atau jeruk nipis untuk meredakan gejala batuk. Potensi rempah-rempah inilah yang dapat memperkaya pengobatan di Indonesia. Banyak orang yang mengandalkan rempah sebagai obat, selain lebih terjangkau dan mudah didapat.

Prof. Dr. Apt. Nurkhasanah., M.Si. menjelaskan potensi herbal di Indonesia

Prof. Dr. Apt. Nurkhasanah, M.Si. selaku dosen Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyadari betul potensi herbal yang dimiliki Indonesia. “Potensi Herbal Indonesia sebagai Immunostimulan: Alternatif Menghadapi Pandemi Covid-19” menjadi temuan yang berhasil mengukuhkannya menjadi guru besar di bidang ilmu farmasi pada tanggal 10 Agustus 2020 lalu.

“Herbal di Indonesia ini sebenarnya sangat luar biasa manfaatnya. Agar herbal bisa diterima dan digunakan di pengobatan formal, maka diperlukan bukti ilmiah yang mendukung agar dapat meyakinkan bidang kesehatan,” ujar Nurkhasanah.

Penelitiannya di bidang herbal sudah dimulai sejak studi magister dengan meneliti aktivitas sitotoksin dari minyak atsiri kunyit putih (Curcuma mangga). Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kunyit putih memiliki aktivitas antikanker terhadap sel HeLa yang merupakan turunan sel kanker serviks dan sel Raji turunan sel kanker lyphoma.

Pilihannya mengabdi di bidang farmasi salah satunya karena polisi kesehatan memiliki derajat yang tinggi di Islam dan menjadikannya sebagai amal jariah. “Dalam melakukan penelitian, saya selalu mengutamakan kredibilitas data agar menjamin kualitas hasil penelitian.”

Ia mengimbuhkan, herbal Indonesia ternyata sudah banyak digunakan negara lain seperti Tiongkok untuk penanganan Covid-19, seperti rimpang jeringau, sambiloto, rimpang kunyit, jahe, kencur, serta tanaman herbal lainnya yang sudah teruji klinis khasiatnya.

“Potensi herbal Indonesia ini sangat besar khasiatnya, sayang jika tidak dilakukan riset-riset guna produksi obat herbal. Selain itu, bahan-bahan herbal juga menjadi ciri khas keilmuan di Prodi Farmasi UAD,” pungkas Nurkhasanah. (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-Apt.-Nurkhasanah.-M.Si_.-saat-menceritakan-potensi-herbal-di-indonesia.jpeg 720 1277 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-01-27 08:00:472021-01-26 09:01:07Potensi Herbal Kuatkan Kesehatan di Indonesia

Oce: Aktor yang Lebih Besar dari Kelas Kakap Adalah Kelas Paus

12/12/2020/in Feature, Terkini /by Ard

Dr. Oce Madril, S.H. M,A., Dev., saat memaparkan materi

Kita berbicara korupsi mungkin sudah biasa karena banyak disiarkan di televisi, koran, dan media sosial. Namun, pasti ada hal yang menarik di balik kasus korupsi karena ada banyak aktor yang selalu mengagetkan jagat dunia. Baru kemarin publik kembali dikagetkan terhadap seorang menteri yang melakukan tindak korupsi, boleh dibilang kasus tersebut merupakan kasus serius.

“Sebab aktornya adalah kelas kakap. Oleh sebab itu publik selalu bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi? Namun kalau aktornya masih kelas teri biasanya publik tidak terlalu tertarik. Mungkin ada aktor yang lebih besar dari kelas kakap, yaitu aktor kelas paus meskipun sekarang kita belum melihat secara langsung aktor kelas paus sebesar apa,” jelas Dr. Oce Madril, S.H., M,A., Dev., selaku kepala Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM).

Oce melanjutkan, pada zaman reformasi atau di awal tahun 2000-an, saat Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) menangani dengan serius tindakan korupsi, banyak pejabat tinggi yang diketahui melakukan tindak korupsi. Satu per satu pejabat mulai ditangkap oleh KPK karena terdakwa benar-benar melakukan tindakan korupsi.

“Pertanyaan sederhananya adalah mengapa tindakan korupsi harus diberantas? Boleh jadi semua orang menjawab karena tindakan korupsi adalah tindakan kejahatan. Namun, ada substansi yang menarik dalam pertanyaan tersebut,” kata Oce di acara seminar nasional daring yang diselenggarakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bekerja sama dengan Pukat UGM.

Oce mencontohkan kasus E-KTP yang beberapa waktu lalu sempat banyak diperbincangkan oleh publik. Katanya, E-KTP merupakan kartu identitas warga negara Indonesia yang sah. Bagi orang-orang KTP adalah hal yang penting dan serius untuk dikaji. Namun, menurut Oce, negara malah membuat E-KTP dengan bercanda karena selalu menyepelekan. Apalagi ada penyimpangan terhadap pengelolaan E-KTP.

“Ibu-ibu, bapak-bapak, dan mahasiswa pasti tahu kasus korupsi E-KTP yang memporak-porandakan gagasan besar di balik E-KTP yang kita semua miliki. Kalau kita lihat, gagasan dari penyebutan E-KTP atau KTP elektronik adalah id card yang berisi data-data sentral dan bisa digunakan untuk pelayanan publik di negara ini. Sebab E-KTP terkoneksi dengan BPJS, sedangkan BPJS berhubungan dengan pelayanan kesehatan,” ujarnya, Rabu (2-12-2020).

Gagasan pemerintah dalam berbicara sebuah sistem identitas yang terintegrasi, gagal total. Penyebab kegagalan gagasan tersebut karena ada mega korupsi proyek E-KTP. Jadi, proyek yang awalnya sangat bermanfaat bagi warga negara, malah menjadi proyek yang dimanfaatkan oleh kepentingan tertentu dan menghambur-hamburkan uang negara.

“Dana yang terhambur itu bisa dialokasikan untuk pelayanan dasar warga negara seperti layanan pendidikan, kesehatan, dan pangan. Mega korupsi proyek E-KTP adalah tindakan pencurian besar-besaran dengan total korupsi sekian triliun banyaknya.” (ASE)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Oce-Madril-S.H.-MA.-Dev.-saat-memaparkan-materi.-2.jpg 554 800 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2020-12-12 09:16:532020-12-12 09:16:53Oce: Aktor yang Lebih Besar dari Kelas Kakap Adalah Kelas Paus

Inas: Aku Sehat, Aku Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cuci Tangan

23/11/2020/in Feature, Terkini /by Ard

Poster karya Inas yang berhasil meraih juara 1 lomba poster di UNNES

“Semenjak sekolah daring ini, kegiatan keponakan saya hanya bermain di lingkungan sekitar. Saat dia pergi main, ibunya tidak pernah lupa mengingatkan untuk memakai masker dan mencuci tangan. Namun, karena masih anak-anak terkadang sulit untuk dinasihati. Nah, melalui poster ini saya ingin mengajak anak-anak untuk selalu menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari virus,” tutur Inas Rizky Murniawati peraih juara I lomba poster nasional yang diselenggarakan Universitas Negeri Semarang (Unnes) pada 6 November 2020.

Ia menambahkan, idenya dalam menggambar poster selain untuk sarana informasi juga menjadi edukasi yang menyenangkan bagi anak-anak. Poster dengan gambar yang menarik dan berwarna-warni memberikan kesan ceria.

“Di masa pandemi, penting sekali mengedukasi anak-anak dengan cara yang tepat. Poster menjadi salah satu sarana edukasi dan pengenalan pola kebiasaan baru bagi anak,” ujar mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) itu.

Inas sejak lama memiliki hobi menggambar dan melukis sehingga dalam pembuatan poster ini tidak mengalami kendala. “Aku Sehat, Aku Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cuci Tangan” menjadi judul poster yang dapat membawanya menjadi juara di ajang Kemilau PG PAUD Unnes ke-13. Poster menceritakan tentang kehidupan anak di masa pandemi. Digambarkan ada seorang petugas yang memakai alat pelindung diri (APD) tengah melawan virus Covid-19 menjadi gambaran akan kondisi saat ini. Selanjutnya, digambarkan pula anak-anak yang tengah melukis untuk mengisi waktu saat pembelajaran daring, ibu-ibu yang tengah mencuci tangan sehabis dari pasar, dan anak perempuan yang tengah bermain boneka tetapi tetap memakai masker, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan.

“Semoga dengan poster yang saya buat dapat bermanfaat sebagai sarana informasi dan edukasi bagi anak-anak agar terus menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, saya akan terus menghasilkan karya dan tetap produktif di masa pandemi dengan mengikuti berbagai lomba lainnya,” pungkas Inas. (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/poster-karya-Inas-yang-berhasil-meraih-juara-1-lomba-poster-di-UNNES.jpg 939 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2020-11-23 10:00:392020-11-23 10:00:39Inas: Aku Sehat, Aku Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cuci Tangan

Tips Sukses Jadi Bankir Syariah Internasional

02/11/2020/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Profesi sebagai bankir kini sangat menjanjikan. Karier dan peluang, terutama bankir syariah sangat besar termasuk di dunia global. M. Iman Sastra Mihajat, Ph.D. selaku Head of Sharia Oman Arab Bank membagikan tips suksesnya pada stadium general “Menjadi Bankir Syariah Internasional”. Acara tersebut diikuti oleh mahasiswa Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tergabung pada Zoom dan disiarkan langsung di kanal YouTube HMPS Perbankan Syariah UAD (14-10-2020).

M. Iman Sastra Mihajat, Ph.D selaku Head of Sharia Oman Arab Bank saat berbagi tips sukses menjadi bankir syariah internasional

“Jika memiliki impian, haruslah bisa mengontrol diri agar mampu berproses dalam meraih target tersebut. Sebagai contoh, jika ingin menjadi bankir pada 5−10 tahun yang akan datang hendaknya mulai dari semester satu ini kita mengoptimalkan potensi di bidang yang ingin kita capai. Misalnya dengan mengikuti forum ekonomi, komunitas bank syariah, dan seminar sehingga menjadikan kita semakin berwawasan dan meluaskan jaringan,” tutur Iman saat memaparkan materi.

Ia mengimbuhkan, untuk menjadi bankir internasional penting sekali menguasai bahasa asing. Jadi, mulailah mengubah pemikiran dan mengatur tujuan agar tidak salah dalam bertindak. “Kuasai pengetahuan tentang ekonomi syariah, kuasai bahasa asing, dan kuasai ilmu praktik serta teori. Hal ini akan membuat impian menjadi bankir syariah akan terealisasi.”

Motivasi diri agar maju dan mengikuti berbagai forum yang sesuai dengan target impian juga menjadi hal yang sangat penting. Selain itu, menjadi seorang bankir haruslah mengetahui informasi teraktual mengenai perkembangan ekonomi dunia.

“Tahap yang tidak kalah pentingnya ialah mencari relasi sebanyak-banyaknya. Kita bisa mengikuti komunitas dan saling bertukar pendapat dengan praktisi. Setidaknya, bisa mengenal jajaran orang penting di dunia bankir syariah. Jangan lupa terus berdoa dan tingkatkan usaha agar target dapat tercapai,” pungkasnya di akhir pemaparan materi. (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/M.-Imam-Sastra-Mihajat-saat-menyampaikan-materi-e1604370342959.jpg 526 874 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2020-11-02 11:31:312020-11-03 09:25:47Tips Sukses Jadi Bankir Syariah Internasional

Surveilans Mendewasakan Kita melalui Covid-19

15/07/2020/in Feature, Terkini /by NewsUAD

Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan adanya wabah yang disebabkan virus baru corona virus yang saat ini ditetapkan dengan nama Covid-19. Kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, dilaporkan oleh WHO China Country Office pada 31 Desember 2020. Kemudian, World Health Organization (WHO) pada 30 Januari 2020 menetapkan Covid-19 sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KMMD) atau sering disebut Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Saat ini, Covid-19 telah ditetapkan oleh WHO sebagai pandemi dan Indonesia menjadi salah satu negara dengan local transmission.

Penularan dari manusia ke manusia dan persebaran kasus yang sulit dikendalikan menjadikan deteksi dini dan respons di wilayah menjadi sangat penting. Deteksi dini di wilayah dapat dilakukan melalui peningkatan kegiatan surveilans secara aktif maupun pasif. Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta membentuk SATGAS Covid-19 UAD sebagai wujud kepedulian terhadap negara dan kesehatan masyarakat. Turut serta dalam detect, prevent, and respond, para sivitas akademika UAD untuk membantu pemerintah dalam penemuan kasus, pencegahan, dan memberikan respons di lingkungan UAD terhadap pandemi Covid-19.

Hotline SATGAS Covid-19 UAD setiap hari akan menerima laporan dari sivitas akademika UAD yang pulang dari luar negeri dan atau luar DIY. Data masuk akan dilaporkan ke Divisi Surveilans dan Divisi Promosi Kesehatan. Apabila ada keluhan pelapor terhadap kesehatannya, maka akan dilaporkan ke Divisi Surveilans untuk dapat ditindaklanjuti sesuai dengan protokol yang ada di SATGAS Covid-19 UAD.

Tidak jarang hotline menerima laporan meskipun pelapor tidak dari luar negeri atau luar DIY. Pelapor hanya ingin meyakinkan dirinya dalam kondisi baik, karena adanya wabah membuat sebagian orang merasa “cemas” akan kondisi kesehatannya.

Kegiatan surveilans sangat penting dalam mendeteksi secara dini, mengetahui siapa saja yang mengalami gejala, bagaimana tindak lanjutnya sehingga dapat diketahui siapa saja yang berisiko tertular, bagaimana pencegahan penularannya, bagaimana memutus rantai penularannya, serta ketepatan dalam upaya penanggulangan.

Tujuan utama dari surveilans di dalam kampus tidak berbeda dengan yang dilakukan di pemerintahan, hanya dinamika yang ditemui tentu berbeda. Dinamika kegiatan surveilans di lingkup universitas sangat beragam. Sivitas akademika mayoritas adalah mahasiswa yang berasal dari luar kota atau luar DIY. Jauh dari orang tua atau keluarga membuat mereka merasa butuh dukungan. Tak jarang dari mahasiswa yang melaporkan diri melalui hotline tetapi ketika ditindaklanjuti sebenarnya “hanya” butuh ditenangkan karena menghadapi kondisi wabah Covid-19. Dukungan atau support secara psikologis menjadikan energi positif bagi mereka. Mahasiswa harus kembali diingatkan bahwa masa belajar di rumah secara daring adalah media untuk semakin mendekatkan diri pada Allah Swt., diajak untuk tetap berpikir positif, dan melakukan banyak aktivitas positif akan dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Dari kegiatan surveilans yang berjalan, kita dapat belajar banyak hal. Pentingnya peran Dosen Pembimbing Akademik bagi mahasiswa harus terus dipupuk agar mahasiswa dapat terus diarahkan, dibimbing, bahkan ditenangkan dalam kondisi wabah dan jauh dari orang tua. Begitu juga pentingnya peran atasan langsung untuk dapat mendukung, memberikan perhatian, apresiasi, dan rasa nyaman bagi bawahan akan sangat membantu dalam optimalisasi kinerja.

Wabah Covid-19 mengajarkan kita tentang banyak hal. Saling peduli, saling mengisi, saling membantu, saling memberi perhatian, saling mengingatkan, saling memahami, saling mendoakan, saling menguatkan, dan banyak saling-saling positif lainnya. Kita didewasakan saat harus menghadapi dan menyelesaikan permasalahan bersama, menyingkirkan ego, mengedepankan empati dan simpati. Setiap ilmu membutuhkan ilmu lainnya. Kita harus mau untuk saling menyadari, bahwa kita membutuhkan orang lain, bahwa pemikiran kita mungkin benar, tetapi juga harus mempertimbangkan kebenaran pemikiran orang lain.

Wabah Covid-19 akan semakin mendewasakan kita, jika kita mau belajar dengan baik dan benar. Jika kita mau mensyukuri atas begitu banyak nikmat Allah Swt. yang kita terima.

Work from home, belajar dari rumah berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan memang tidak mudah. Tetapi kita pasti bisa jika mau berusaha dan menjadi dewasa. Bersyukur Allah Swt. masih memberi kemudahan mendapatkan listrik, air untuk kebutuhan sehari-hari, makan, minum, dan begitu banyak hal lain.

Sikap kita untuk “tetap di rumah” akan menyelamatkan banyak nyawa. Menjaga diri sendiri sama halnya menjaga orang lain. Menjaga orang lain sama halnya dengan menjaga diri sendiri. Covid-19 salah satunya dapat menyebabkan seseorang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala tetapi tetap dapat menularkan ke orang lain. Maka, sangat bijak jika kita mau memutus rantai penularan dengan “tetap di rumah”. Bisa jadi kita menjadi sumber penularan bagi orang lain, atau orang lain menjadi sumber penularan bagi kita.

 

Penulis: Rokhmayanti, S.K.M., M.PH. Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UAD sekaligus Divisi Surveilans SATGAS Covid-19 UAD.

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/edaran-rektor-uad-tentang-corona.jpg 641 641 NewsUAD https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png NewsUAD2020-07-15 12:43:412020-07-15 12:43:41Surveilans Mendewasakan Kita melalui Covid-19
Page 34 of 56«‹3233343536›»

TERKINI

  • PBI UAD Gelar Syawalan dan Lantik Pengurus KAMADA Periode 2025–202809/05/2025
  • Mahasiswa UAD Latih Kemampuan Jurnalistik Lewat Magang di Lembaga Muhammadiyah09/05/2025
  • PBSI FKIP UAD Gelar Sapa Prodi, Mahasiswa Dapat Ruang Suara dan Solusi09/05/2025
  • IMM FKM UAD Jalin Sinergi Inovatif dengan IMM Psikologi UMP09/05/2025
  • Skripsi Tanpa Galau? Ini Kata Yosi, Dosen Greenflag PBSI08/05/2025

PRESTASI

  • UKM Voli UAD Raih 2 Trofi pada Ajang Febipharm Championship 202508/05/2025
  • Mahasiswi Magister Kesehatan Masyarakat UAD Berprestasi di Nusantara Writing Festival 305/05/2025
  • Mahasiswa FEB UAD Raih Juara I Lomba Futsal dalam Semarak Milad IMM DIY03/05/2025
  • Pramudya Wijaya, Sabet Juara II Menyanyi Kategori Solo Pop Putra dan Solo Keroncong Putra02/05/2025
  • IMM Djazman Al-Kindi Sabet Juara I & II dalam Semarak Milad IMM se-DIY02/05/2025

FEATURE

  • Masyarakat yang Tangguh dalam Menghadapi Bencana09/05/2025
  • ABCDE-in Hidupmu: Strategi Membangun Karier dan Finansial Sejak Dini08/05/2025
  • Membentuk Mentalitas Juara Seorang Atlet08/05/2025
  • Bencana Urusan Bersama, Bukan Tanggung Jawab Tunggal07/05/2025
  • Pendidikan sebagai Jalan Jihad Melawan Kemiskinan07/05/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top