• TERKINI
  • UAD BERDAMPAK
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Potensi Pengolahan Citra pada Sistem Komunikasi Digital

13/01/2024/in Feature /by Ard

Prof. Ir. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. guru besar Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Bidang Ilmu Sistem Telekomunikasi (Dok. Bidang Humas dan Protokol UAD)

Citra telah menjadi bagian integral dalam kehidupan sehari-hari manusia. Dari media sosial hingga industri kreatif, teknologi citra terus berkembang, membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.

Hal tersebut disampaikan Prof. Ir. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D. dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Pengolahan Citra pada Sistem Komunikasi Digital untuk Pengembangan Keilmuan Teknik Elektro dan Informatika”. Adapun Prof. Sunardi dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sistem Telekomunikasi di Ruang Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 28 Desember 2023 lalu.

Ia menuturkan bahwa pertumbuhan pesat dalam teknologi citra digital telah membawa perubahan mendalam dalam berbagai sektor. Fotografi digital menggantikan film, pengolahan gambar digital mengubah cara manusia berinteraksi dengan gambar, dan virtual reality membuka pintu ke pengalaman visual yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perkembangan ini tidak hanya memengaruhi dunia seni dan hiburan, tetapi juga ilmu pengetahuan, kedokteran, dan industri lainnya.

“Citra itu sangat berperan penting dalam produksi konten visual. Jadi sebetulnya kalau Ibu Bapak melihat di media, televisi, dan sebagainya, gim dan seterusnya, fotografi ya semuanya itu berurusan dengan citra, dibuat lebih cantik, lebih ganteng, dan seterusnya. Oleh sebab itu, dibuat manipulasi-manipulasi yang positif agar kemudian bisa menampilkan sesuatu yang lebih bermakna,” jelas Prof. Sunardi.

Meskipun perkembangan yang signifikan, citra juga dihadapkan pada berbagai tantangan. Salah satunya adalah pemrosesan sinyal gambar yang kompleks, termasuk deteksi objek, pengenalan pola, dan pemahaman konteks. Isu privasi juga muncul seiring dengan peningkatan kemampuan analisis citra yang memungkinkan identifikasi orang dan objek dengan tingkat ketelitian yang semakin tinggi.

Apa Itu Citra?

Citra merupakan representasi, gambaran, kemiripan, imitasi dari suatu objek/benda. Terdapat beberapa jenis, yakni citra analog dan citra digital. Citra analog merupakan citra yang dibentuk dari sinyal analog yang bersifat kontinu dan dihasilkan dari alat akuisisi citra analog seperti mata manusia dan kamera analog. Sedangkan citra digital adalah bagian dari barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu yang dihasilkan dari alat akuisisi seperti kamera digital, ponsel pintar, webcam, pemindai, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Ultrasonography (USG).

Peran Pengolahan Citra

Citra memiliki peran yang penting dalam berbagai bidang, di antaranya sebagai berikut.

1. Produksi konten visual

a. Bidang media

Pembuatan efek visual yang menakjubkan dalam film, acara televisi, dan produksi video lainnya.

b. CGI (Computer-Generated Imagery)

Penciptaan dunia fantasi yang memukau serta karakter yang realistis, mengubah sepenuhnya cara kita menyaksikan dan berinteraksi dengan film serta televisi.

c. Augmented Reality (AR)

Menggunakan dunia virtual dengan dunia nyata secara realtime menggunakan bantuan ponsel pintar.

d. Gim

Pembuatan grafis yang realistis, lingkungan interaktif, dan pengalaman gaming yang imersif.

e. Fotografi

Manipulasi gambar, retouching, dan peningkatan kualitas gambar.

2. Keamanan

Dalam bidang keamanan, citra berfungsi sebagai media deteksi kejadian mencurigakan, pengawasan keamanan, identifikasi pola perilaku untuk mencegah kejahatan, pengawasan video, pemindaian wajah, identifikasi sidik jari, dan pengenalan plat kendaraan.

3. Pengawasan kota

Citra turut memegang peranan krusial dalam pengawasan kota seperti pengawasan aktivitas publik, deteksi kejahatan, pengendalian lalu lintas, serta penanganan keadaan darurat,

4. Keamanan perbatasan

Citra turut berperan penting dalam menciptakan keamanan perbatasan, seperti menciptakan citra satelit dan pengolahannya, membantu dalam pemantauan pergerakan ilegal, serta mengidentifikasi ancaman potensial seperti penyusup atau aktivitas teroris.

5. Bidang kesehatan

Peran citra dalam bidang kesehatan sangat penting karena memberikan informasi visual yang kritis untuk diagnosis, perawatan, dan pemantauan kondisi kesehatan. Berikut adalah beberapa peran utama citra dalam bidang kesehatan:

a. Diagnosis penyakit

Dokter dapat melihat gambaran internal tubuh pasien secara detail menggunakan teknologi seperti MRI (Magnetic Resonance Imaging), CT Scan (Computer Tomography), dan sinar-X. Dokter dapat mendeteksi adanya penyakit atau kelainan dalam organ-organ tubuh, seperti tumor, kista, patah tulang, atau penyakit jantung yang mungkin sulit atau bahkan tidak terlihat dalam pemeriksaan fisik biasa.

b. Perencanaan dan pemantauan obat

Membantu dokter dalam merencanakan operasi atau perawatan yang spesifik dan sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu, penggunaan citra medis juga memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap respons pasien terhadap pengobatan yang diberikan.

c. Deteksi dini dan pencegahan

Deteksi penyakit pada tahap awal, memungkinkan intervensi medis yang lebih efektif, dan pencegahan perkembangan lebih lanjut dari penyakit tersebut. Misalnya deteksi dini kanker melalui mamografi atau pemeriksaan lainnya dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien

d. Pengembangan pengetahuan medis

Mendukung riset medis dan pengembangan teknologi baru dalam bidang kesehatan, membantu para peneliti dan ilmuwan dalam memahami penyakit, mencari metode baru untuk diagnosis, serta mengembangkan terapi yang lebih efektif.

Dengan demikian, peran citra medis dalam bidang kesehatan sangat luas dan sangat penting untuk diagnosis yang tepat, perawatan yang efektif, dan pemantauan kondisi kesehatan secara keseluruhan.

6. Kendaraan otonom

Penggunaan citra memungkinkan mobil untuk mengidentifikasi rute, mengenai objek di sekitarnya, dan membuat keputusan realtime seperti penghindaran tabrakan atau navigasi yang tepat. Dalam robotika, penggunaan citra memungkinkan robot untuk mengidentifikasi lingkungan sekitar, melakukan navigasi, dan berinteraksi dengan objek atau orang di sekitarnya.

7. Sensor pintar

Dengan teknologi pengolahan citra yang canggih, kemampuan sistem otonom untuk mengerti dunia di sekiranya semakin berkembang, membawa inovasi yang signifikan dalam bidang teknologi mandiri, meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan dalam berbagai aplikasi yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

8. Industri kreatif

Citra dalam industri kreatif menjadi pondasi utama menghasilkan konten visual yang menarik dan beragam. Dalam dunia periklanan dan pemasaran, penggunaan teknologi pengolahan citra memungkinkan pembuatan iklan yang memikat, visualisasi produk yang menarik, serta pengembangan merek yang kuat melalui gambaran visual yang kuat dan persuasi.

9. Desain grafis dan animasi

Citra dapat digunakan untuk menciptakan karya-karya yang inovatif, mulai dari desain logo hingga animasi menghibur. Dalam industri fesyen dan desain, teknologi, pengolahan citra membantu dalam visualisasi desain-desain pakaian, menciptakan pola, atau bahkan dalam mendefinisikan tren mode baru.

10. Bidang pertanian dan lingkungan

Dalam pertanian, teknologi pengolahan citra seperti citra satelit membantu petani dalam pemantauan lahan pertanian, identifikasi pada pertumbuhan tanaman, serta pemetaan kebutuhan air dan nutrisi tanaman secara akurat. Pengelolaan yang lebih efisien dan pengambilan keputusan yang tepat, pengaturan irigasi yang optimal, pemilihan varietas tanaman yang sesuai dengan kondisi lingkungan.

Sedangkan, citra satelit dan teknologi pemrosesan citra memungkinkan analisis yang mendalam terhadap perubahan lahan dan ekosistem, serta membantu dalam identifikasi zona-zona yang membutuhkan perlindungan atau restorasi. Selain itu juga tentang informasi yang lebih akurat dan terperinci tentang kondisi lahan dan lingkungan. Pun juga pada pengambilan keputusan yang berkelanjutan dalam pengelolaan sumber daya alam, upaya konservasi, dan langkah-langkah untuk menjaga serta memulihkan lingkungan alamiah kita.

11. Pendidikan

Citra dalam bidang pendidikan dapat membantu mengembangkan sumber belajar yang interaktif dan menarik, serta memfasilitasi proses pembelajaran yang lebih visual dan mudah dipahami bagi para siswa. Teknologi ini mendukung penggunaan model 3D dan simulasi virtual untuk memperdalam pemahaman dalam berbagai topik, mulai dari anatomi tubuh manusia hingga fenomena alam.

12. Manufaktur

Teknologi pengalaman citra digunakan untuk inspeksi kualitas produk, memungkinkan identifikasi cacat, kecocokan, dan pemantauan proses produksi secara realtime. Penggunaan sistem penglihatan mesin (machine vision) juga meningkatkan kecerdasan dan keandalan sistem otomatisasi dalam memproses data visual.

13. Logistik dan distribusi

Pengolahan citra memungkinkan bidang logistik dan distribusi melakukan pemantauan inventaris, pengelolaan rantai pasokan, dan bahan dalam pengiriman otomatis menggunakan teknologi kendaraan tanpa pengemudi. Secara keseluruhan, pengolahan citra dalam industri ini tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi tetapi juga menghasilkan  proses yang lebih terkendali, meminimalkan kesalahan, dan membuka jalan bagi kemajuan teknologi dan inovasi dalam berbagai sektor industri.

Citra dalam Bidang Elektro dan Informatika

Pemrosesan atau pengolahan data agar dapat dikomunikasikan atau ditransmisikan terutama dalam sistem komunikasi digital tentu merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal-hal inilah yang menjadikan riset di bidang citra sangat penting dalam sistem komunikasi digital sebagai bagian dari pengembangan keilmuan Teknik Elektro dan Informatika.

Pengetahuan tentang Teknik Elektro dan Informatika dibutuhkan dalam mengoptimalkan pengambilan gambar, serta dalam pengolahan citra melibatkan penggunaan dan teknik pengolahan sinyal yang diterapkan pada data visual.

Pengembangan pemrosesan citra meliputi pengolahan, analisis, dan manipulasi citra untuk berbagai tujuan, seperti pengenalan pola, restorasi gambar, kompresi gambar, serta segmentasi. Dalam dunia medis, citra dari teknologi seperti MRI, CT Scan, dan pemindaian lainnya diinterpretasikan dan diproses untuk diagnosis.

Sensor dan perangkat kamera digital merupakan komponen elektro yang penting dalam akuisisi citra. Pengembangan sensor dan teknologi kamera membantu dalam mendapatkan citra berkualitas tinggi. Bidang yang sangat terkait dengan pemrosesan citra adalah visi komputer yang memungkinkan komputer “melihat” dan memahami dunia visual.

Transformasi domain, filter, pengenalan pola, dan analisis statistik erat kaitannya dengan prinsip-prinsip elektro dan informatika. Riset citra sangat tergantung pada prinsip-prinsip elektro dan informatika untuk mengembangkan teknologi, algoritma, dan aplikasi yang berhubungan dengan pengolahan dan analisis gambar bidang elektro dan informatika.

Tahap-Tahap Pengolahan Citra

1. Pra-pemrosesan

Normalisasi, yakni mengubah citra ke format standar dan menghilangkan noise, lalu disempurnakan dengan teknik meningkatkan kualitas citra dengan meningkatkan kecerahan, kontras, atau ketajaman (enhancement). Pengukuran nilai kualitas citra dalam piksel; Mean Square Error (MSE) dan Peak Signal to Noise Ratio (PSNR).

2. Proses sekmentasi citra dan teknik thresholding

Memisahkan objek dari latar belakang dengan memilih ambang tertentu menjadi salah satu pilihan atau dengan penerapan clustering mengelompokkan piksel ke dalam kelompok berdasarkan kesamaan atribut. Thresholding yakni citra biner dari skala abu-abu citra berwarna dengan menetapkan nilai piksel 1 atau 0 tergantung di atas atau di bawah threshold. Edge detection yakni menemukan batas antara objek dalam citra. Fungsi jarak dapat diterapkan dengan metode Euclidean, Manhattan, Canberra, dan Squared Chord.

3. Proses ekstraksi fitur dan teknik morfologi

Objek dalam citra disempurnakan dengan menambahkan fitur-fitur khusus. Histogram adalah representasi grafis dari distribusi warna citra digital. Gray Level Cooccurrence Matrix (GLCM); menggunakan proses identifikasi bertujuan mengetahui ciri-ciri (ekstraksi ciri), GLCM mewakili hubungan antara dua piksel yang berdekatan dengan intensitas, jarak, dan sudut skala abu-abu. Convolutional Neural Network (CNN); mengklasifikasi model yang menggunakan jaringan saraf sebagai pembelajaran mesin dari objek yang diuji. Support Vector Machine (SVM); klasifikasi menggunakan hyperplane sebagai perantara untuk setiap kategori sebagai pembeda untuk setiap kategori.

Menurut Prof. Sunardi, dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, manusia dapat membayangkan masa depan citra digital yang lebih canggih. Penggunaan kecerdasan buatan dalam analisis citra, pengembangan teknologi augmented reality, dan inovasi dalam visual computing dalam bidang elektro dan informatika dapat membawa perubahan yang lebih besar di masa yang akan datang. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Ir.-Sunardi-S.T.-M.T.-Ph.D.-guru-besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Bidang-Ilmu-Sistem-Telekomunikasi-Dok.-Bidang-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 1333 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-01-13 09:41:552024-01-13 09:41:55Potensi Pengolahan Citra pada Sistem Komunikasi Digital

Pengenalan Pola Berbasis Kecerdasan Buatan dan Aplikasinya

03/01/2024/in Feature /by Ard

Prof. Drs. Ir. Abdul Fadlil, M.T., Ph.D. memberikan pidato pengukuhan Guru Besar Universitas Ahmad Dahlan (Dok. Istimewa)

Salah satu contoh pengenalan pola yang cukup kompleks dalam bidang kecerdasan buatan ialah membuat mesin yang mampu mengenali sebuah gambar atau coretan tulisan tangan. Sejalan dengan hal itu, Prof. Drs. Ir. Abdul Fadlil, M.T., Ph.D. yang merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melakukan Penelitian dan Pengembangan Pengenalan Pola Berbasis Kecerdasan Buatan dan Aplikasinya.

Menurut Prof. Abdul Fadlil, Q.S. An-Nuhl ayat 78 merupakan salah satu sumber inspirasi bagi pengembangan kecerdasan buatan jaringan saraf tiruan untuk pengenalan pola ucapan wajah, tulisan tangan, dan lainnya. “Tujuan utama kecerdasan buatan ialah meniru proses kecerdasan yang dimiliki oleh manusia. Seseorang bisa menjadi cerdas karena adanya proses pembelajaran. Hal tersebut merupakan ciri utama dari sebuah sistem berbasis kecerdasan buatan,” tuturnya.

Pengenalan Pola

  1. Biometrik

Istilah biometrik dapat diartikan sebagai data-data biologis seseorang. Oleh karena itu, pengenalan biometrik merupakan pengenalan yang bekerja dengan mengambil data biometika seseorang. Data biologis tersebut berupa data fisik seperti sidik jari, bentuk geometri tangan atau jari, retina, bentuk telinga, atau rambut. Data yang bersifat perilaku seperti ucapan, tanda tangan, gerak mimik bibir, gerak langkah kaki.

  1. Non-Biometrik

Pengenalan pola yang bukan dari data biologis seseorang atau non-biometrik contohnya ialah pengenalan pola batik, pengenalan jenis darah, dan lainnya.

Komponen Sistem Pengenalan Pola

  1. Akuisisi data

Pada proses ini menggunakan sensor misalnya kamera ponsel, mikroskop, dan pemindai yang akan digunakan untuk mengambil data.

  1. Pre-processing

Merupakan proses transformasi dari data mentah yang berfungsi membantu proses menghasilkan ekstraksi ciri yang berkualitas.

  1. Ekstraksi ciri

Proses yang dilakukan untuk mendapatkan penajaman perbedaan ciri untuk suatu objek yang labelnya sama akan diperoleh pola yang mirip. Sedangkan untuk label yang berbeda diperoleh pola yang terlihat bedanya.

  1. Klasifikasi

Pada dasarnya proses pengelompokan atau pemisahan data mentah yang sudah menjadi pola dari sejumlah data. Kemudian menjadi kelompok kelas yang dimaksud.

  1. Keputusan akhir

Proses yang dilakukan dengan memanfaatkan hasil penetapan kategori dan menghubungkan antara masukan dengan pola target untuk menentukan keputusan akhir.

Ucapan yang disampaikan seseorang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kondisi emosi seseorang. Emosi seseorang merupakan perasaan intens yang ditujukan kepada orang lain atau sesuatu yang diungkapkan melalui ucapan atau dapat diungkapkan dengan raut wajah.

Prof. Abdul Fadlil mengatakan, pengenalan emosi berdasarkan ucapan bertujuan untuk membandingkan hasil akurasi pengenalan emosi berdasarkan ucapan menggunakan ekstraksi ciri Linier Predictive Coding (LPC) dan Mel-Frequency Cepstrum Coefficients (MFCC) dengan teknik klasifikasi Jaringan Saraf Tiruan.

Ia menambahkan bahwa strategi pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) pada tahun 2020 hingga 2045 memberikan arah pemanfaatan AI untuk pemerintahan, layanan publik, keuangan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya. “Sejalan dengan hal itu, kami bersama mahasiswa melakukan pengembangan sistem monitoring dan terapi potensi cedal berdasarkan ucapan serta monitoring dan terapi strok berdasarkan ucapan,” imbuhnya. (umh)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Drs.-Ir.-Abdul-Fadlil-M.T.-Ph.D.-memberikan-pidato-pengukuhan-Guru-Besar-Universitas-Ahmad-Dahlan-Dok.-Istimewa.png 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2024-01-03 13:51:512024-01-03 13:51:51Pengenalan Pola Berbasis Kecerdasan Buatan dan Aplikasinya

Guru Besar UAD Dukung Pengembangan Transportasi Masa Depan Berbasis Kendali Vektor dan Artificial Intelligence

30/12/2023/in Feature /by Ard

Pemaparan pidato Prof. Ir. Tole Sutikno, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dalam pengukuhan Guru Besar UAD (Dok. Istimewa)

Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki tantangan unik dalam mengelola mobilitas dan transportasi. Pertumbuhan pesat penduduk, urbanisasi, dan ekonomi yang dinamis telah menciptakan tekanan besar pada sistem transportasi di negara ini. Salah satu masalah utama yang dihadapi Indonesia sekarang adalah kemacetan lalu lintas yang parah, terutama di kota-kota besar. Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang cepat, kurangnya infrastruktur yang memadai, dan kurangnya pengelolaan lalu lintas yang efektif telah menyebabkan kemacetan dan polusi udara menjadi masalah serius yang memengaruhi produktivitas dan kualitas hidup masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Prof. Ir. Tole Sutikno, S.T., M.T., Ph.D., IPM., ASEAN Eng. dalam pidato pengukuhannya yang berjudul “Teknologi Transportasi Listrik Masa Depan Berbasis Kendali Vektor dan Artificial Intelligence (AI)”. Adapun Prof. Tole dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Teknik Elektronika, Instrumen, dan Kendali di Ruang Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada Senin, 4 Desember 2023.

Pribadi yang masuk sebagai 2% ilmuwan paling berpengaruh di dunia versi Stanford University dan Elsevier BV tahun 2021–2023 itu menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai menyadari urgensi untuk mengatasi masalah mobilitas dan transportasi, termasuk pengembangan sistem transportasi berkelanjutan. Hal tersebut diwujudkan dengan diterbitkannya regulasi kendaraan listrik dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

“Teknologi listrik merupakan salah satu inovasi otomotif global terkini yang menyajikan perubahan besar pada paradigma transportasi darat masa depan. Mobil listrik menjadi topik yang paling banyak diteliti dan dikembangkan karena potensinya menggantikan mobil konvensional yang beredar,” tuturnya.

Saat ini, teknologi transportasi masa depan menggunakan mobil listrik atau motor listrik tidak hanya berfokus pada transportasi darat, tetapi berkembang pada transportasi udara dan laut. Pada Desember 2019 telah dilakukan uji terbang perdana pesawat terbang komersial bertenaga listrik di Vancouver, Kanada. Selain itu, dilakukan juga uji terbang pesawat listrik dengan 21.500 sel baterai tahun 2022 di Washington, Amerika Serikat. Sedangkan pada April 2022 diluncurkan kapal tanker bunker bertenaga listrik pertama di dunia yang mulai beroperasi di Jepang.

Adapun kendaraan listrik dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, berdasarkan catu daya dan jenis penggeraknya, antara lain sebagai berikut.

  1. Kendaraan Listrik Hibrid Plug-in (Plug-in Hybrid Electric Vehicle, PHEV)
  2. Kendaraan Listrik Hibrid (Hybrid Electric Vehicle, HEV)
  3. Kendaraan Listrik Murni (Pure Electric Vehicle, PEV)

Artificial Intelligence (AI) untuk Kendaraan Listrik

Pengembangan teknologi transportasi masa depan tentu tidak terlepas dari adanya peran Artificial Intelligence (AI). Guna memanfaatkan sepenuhnya keunggulan kendaraan listrik, maka diperlukan sistem cerdas yang dapat mengoptimalkan kinerja dan mengatasi berbagai tantangan terkait kendaraan listrik ini. Sinergi antara AI dan Electric Vehicle (EV) akan mendorong pengembangan sistem cerdas yang mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan keselamatan, dan memberikan pengalaman pengguna. Beberapa peran penting AI untuk EV lainnya, antara lain sebagai berikut.

  1. Meningkatkan efisiensi dan manajemen energi kendaraan
  2. Kemudi otonom (Autonomous Driving)
  3. Pemeliharaan prediktif
  4. Optimasi infrastruktur pengisian daya
  5. Pengembangan teknologi baterai
  6. Pengalaman pengguna
  7. Perbaikan electric drive

Electric Motor Drive Berbasis Kendali Vektor

Prof. Tole mengungkapkan bahwa dirinya berfokus pada bidang Direct Torque Control (DTC) yang menitikberatkan pada kendali vektor dalam kendaraan listrik. Teknologi transportasi listrik masa depan berbasis kendali vektor adalah strategi yang menjanjikan untuk mengintegrasikan metode kendali vektor pada berbagai jenis kendaraan listrik, seperti sepeda listrik, mobil listrik, dan kereta listrik. Kendali vektor dapat digunakan untuk mengoptimalkan traksi setiap roda secara independen sehingga mempermudah manuver yang lebih baik termasuk juga pengendalian yang lebih cepat saat berbelok dan menghadapi medan berat. Selain itu, kendali vektor dalam kendaraan listrik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kinerja.

Sistem Manajemen Energi (EMS)

Keberadaan teknologi transportasi masa depan tentu ini akan memberikan penghematan biaya yang signifikan bagi banyak pihak, salah satunya adalah maskapai penerbangan. Teknologi transportasi masa depan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan mempromosikan kendaraan berbasis energi terbarukan. Hal ini kemudian juga berdampak pada sistem manajemen energi kendaraan nantinya. Sistem manajemen baterai (battery management system) atau secara umum sistem manajemen energi (energy management system) merupakan bagian penting pada kendaraan listrik. EMS memastikan kinerja baterai dalam mengendalikan dan memanajemen energi pada sistem kendaraan listrik. Selain itu, BMS juga harus memantau kinerja dan melindungi sistem penyimpanan energi baterai dari kendaraan.

Menutup pidatonya, Prof. Tole menyebutkan bahwa teknologi transportasi masa depan akan menuju berlistrik, netral karbon, otonom, dan cerdas. “Tren dan inovasi teknologi listrik masa depan akan berpusat pada efisiensi, mudah diakses, terjangkau, dan dirancang khusus memerangi polusi dan kemacetan,” tutupnya. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Pemaparan-pidato-Prof.-Ir.-Tole-Sutikno-S.T.-M.T.-Ph.D.-IPM.-ASEAN-Eng.-dalam-pengukuhan-Guru-Besar-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1080 1919 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-12-30 11:53:392023-12-30 11:53:39Guru Besar UAD Dukung Pengembangan Transportasi Masa Depan Berbasis Kendali Vektor dan Artificial Intelligence

Milad Muhammadiyah ke-111: Merayakan Perjalanan Panjang Pengabdian dan Pembaruan

05/12/2023/in Feature /by Ard

Sambutan Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Global Forum for Climate Movement (Dok. Bidang Humas & Protokol UAD)

Muhammadiyah, sebuah gerakan Islam yang lahir di Indonesia pada tahun 1912, merayakan miladnya yang ke-111 pada tahun ini. Milad, atau hari jadi, bukan sekadar peringatan usia, tetapi juga momentum untuk merenung, memperingati perjalanan panjang, dan merayakan pencapaian. Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah telah tumbuh menjadi salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki dampak yang signifikan dalam bidang pendidikan, sosial, kesehatan, hingga lingkungan.

Berkaitan dengan hal tersebut, isu lingkungan dan masa depan alam semesta dibahas dalam Global Forum for Climate Movement, sebuah forum kolaborasi antara Muhammadiyah dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI). Kegiatan ini diselenggarakan pada 17–18 November 2023 di Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam sambutannya mengatakan bahwa kondisi lingkungan, terutama iklim global, semakin memburuk. Saat ini, bahkan dunia tidak lagi menghadapi fase global warming, melainkan fase global boiling. Haedar menyebut istilah perubahan iklim sekarang ini lebih tepat disebut dengan istilah krisis iklim.

Ia tidak hanya menyoroti kompleksitas isu krisis iklim, tetapi juga memberikan panggilan kepada semua peserta forum untuk bersatu dalam mengambil tindakan nyata. Ia menyampaikan, Muhammadiyah sebagai organisasi yang memiliki pengaruh besar di masyarakat, terutama di Indonesia, memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga kelestarian alam.

Kontribusi Muhammadiyah dalam Pendidikan dan Pembaruan Sosial

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai respons terhadap kondisi masyarakat Islam yang kala itu tengah menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi sosial maupun pendidikan. Kini Muhammadiyah terus berkembang dalam membangun masyarakat yang berdasarkan nilai-nilai Islam yang sejati, serta memperkuat keyakinan dan pengetahuan umat Islam.

Salah satu aspek yang paling mencolok dari perjalanan Muhammadiyah adalah kontribusinya dalam bidang pendidikan. Sejak awal berdiri, Muhammadiyah telah menekankan pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk mengangkat martabat umat Islam. Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia menjadi wadah penting dalam membentuk karakter dan memberikan akses pendidikan kepada masyarakat.

Muhammadiyah dalam kiprahnya di masyarakat juga aktif dalam bidang sosial. Melalui berbagai program kemanusiaan dan kesejahteraan sosial, organisasi ini telah membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam situasi bencana alam atau konflik sosial. Semangat gotong-royong dan kepedulian terhadap sesama menjadi landasan dalam menjalankan misi sosialnya.

Dalam dua dekade terakhir, Muhammadiyah memiliki perhatian yang khusus pada lingkungan hidup dan persoalan-persoalan ekosistem di ranah global, salah satunya adalah perubahan iklim/krisis iklim. “Kita hari ini melakukan ikhtiar untuk pertemuan di tingkat global, Global Forum, membahas bukan hanya persoalan mengenai perubahan iklim, tetapi gerakan untuk mengatasi perubahan iklim,” tuturnya.

Pemahaman Agama dan Peran Manusia dalam Menghadapi Krisis Iklim

Krisis iklim telah menjadi salah satu isu paling mendesak yang dihadapi manusia pada abad ke-21. Dalam beberapa dekade terakhir, peningkatan suhu global, perubahan pola cuaca, dan dampak ekstrem lainnya telah menjadi lebih nyata. Haedar menyebutkan bahwa dampak dari krisis iklim lebih berbahaya dari bom nuklir. Hal ini dikarenakan kerusakan yang ditimbulkan bersifat multidimensi dan jika terus berlanjut, kerusakannya tidak dapat dipulihkan.

Ia menegaskan bahwa ajaran Islam menekankan konsep khalifah, atau pemimpin yang bertanggung jawab terhadap bumi. Oleh karena itu, melibatkan diri dalam pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab sosial, tetapi juga panggilan spiritual. Ia menjelaskan ajaran-ajaran agama dapat menjadi panduan dalam upaya menjaga keberlanjutan planet ini.

Haedar menggarisbawahi urgensi kerja sama global dalam menghadapi perubahan iklim. Ia menekankan nilai-nilai Islam yang mendorong umat Islam untuk menjadi pelindung bumi (khalifah fil ardh) dan pandangan ini sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan. Ia pun menyoroti dampak perubahan iklim yang tidak merata, memengaruhi terutama negara-negara berkembang dan berbagai komunitas. Dalam konteks ini, ia menegaskan pentingnya kerja sama internasional yang adil dan berkeadilan.

“Kami mendeklarasikan sebuah pandangan yang berada dalam perspektif teoantroposentris. Paradigma ini memosisikan langit dan bumi sebagai satu kesatuan. Sehingga manusia sebagai khalifah fil ardh, punya nilai, punya etika, yang harus kita jaga dan lestarikan bersama,” ujarnya.

Menurutnya, krisis iklim merupakan masalah global yang memerlukan perhatian dan tindakan segera karena kondisi bumi saat ini akan berdampak serius dan menjadi pertaruhan masa depan peradaban manusia. “Kondisi kehidupan akan menyerupai kiamat, baik secara harfiah, maupun secara metaforis membawa dampak kematian dan kiamatnya ekosistem serta kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun budaya,” jelas Haedar.

Bersama dengan para pembicara dari 13 negara, Muhammadiyah memandang dan meyakini bahwa Global Forum for Climate Movement ini kemudian tidak hanya dapat menginspirasi dan menjadi pandangan alternatif, tetapi juga dapat membangun dan menyelamatkan alam dengan paradigma membangun tanpa merusak, menghadirkan gerakan yang dimiliki bersama oleh masyarakat dunia dari setiap bangsa.

Komitmen Muhammadiyah pada Keberlanjutan

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, tidak hanya memiliki peran penting dalam pengembangan spiritualitas umat, tetapi juga turut ambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan. Keberlanjutan dan keadilan lingkungan adalah bagian integral dari ajaran Islam, dan Muhammadiyah berkomitmen untuk mengembangkan pemahaman dan tindakan berbasis lingkungan.

Sebagai bagian dari Global Forum for Climate Movement, Muhammadiyah secara resmi mengumumkan berbagai inisiatif dan program keberlanjutan. Hal ini mencakup kampanye edukasi lingkungan di sekolah-sekolah dan pesantren, pengembangan energi terbarukan, serta advokasi untuk kebijakan lingkungan yang lebih berkelanjutan.

Haedar memimpin langkah-langkah ini dengan memberikan contoh nyata melalui program-program di berbagai lembaga di bawah naungannya. Dalam hal ini, Muhammadiyah bukan hanya mengambil peran sebagai agen perubahan di Indonesia, tetapi juga sebagai bagian dari gerakan global untuk melindungi planet kita. Lebih lanjut, Muhammadiyah dalam kesempatan yang sama turut membangun dan mengembangkan Muhammadiyah Climate Center (MCC), sebuah wadah yang akan menjadi instrumen gerakan baru dalam menghadapi perubahan iklim untuk menyelamatkan dunia.

Visi dan Peran Muhammadiyah dalam Menyelamatkan Alam Semesta

Muhammadiyah memiliki peran yang amat penting dalam membangun kesadaran masyarakat akan isu-isu lingkungan. Global Forum for Climate Movement yang diinisiasi oleh Muhammadiyah bersama Kemlu RI merupakan wadah untuk mendiskusikan tantangan lingkungan global dan mencari solusi yang inklusif. Komitmen Muhammadiyah lainnya juga diwujudkan dengan pendirian MCC yang telah disebutkan sebelumnya, yang diinisiasi sebagai upaya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan perlindungan lingkungan.

Muhammadiyah Climate Center merupakan penegasan dari kegiatan Muhammadiyah di bidang lingkungan hidup sejak tahun 2005 melalui Lembaga Lingkungan Hidup (yang sekarang menjadi Majelis Lingkungan Hidup). Selain itu, sejak pandemi, ‘Aisyiyah juga terlibat dalam menghadapi krisis iklim dan membangun ketahanan keluarga dan masyarakat Indonesia. Muhammadiyah juga telah memobilisasi Idulfitri Hijau dan Iduladha Hijau, selain organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) yang telah melakukan aksi untuk iklim yang melibatkan 2.000 pelajar dari 80 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

MCC hadir bukan hanya sebagai sebuah inisiatif untuk mengurangi dampak perubahan iklim, tetapi juga sebuah upaya untuk membentuk pemahaman yang lebih baik mengenai keterkaitan antara ajaran agama dan perlindungan lingkungan. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama, pendidikan, dan keterlibatan masyarakat, MCC diharapkan akan menjadi motor perubahan yang signifikan dalam menjaga keberlanjutan bumi bagi generasi mendatang.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Dalam merayakan milad ke-111, Muhammadiyah dihadapkan pada berbagai tantangan zaman, seperti globalisasi, teknologi, dan perubahan sosial. Namun, semangat keislaman, ketangguhan, dan semangat pengabdian yang telah menjadi ciri khas Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi pilar kokoh dalam menghadapi perubahan ini.

Milad Muhammadiyah ke-111 menjadi kesempatan bagi seluruh anggota dan simpatisan untuk merenung, merayakan pencapaian, dan merancang langkah-langkah ke depan. Dengan warisan nilai-nilai Islam yang kuat dan semangat pelayanan kepada masyarakat, Muhammadiyah dapat terus menjadi kekuatan positif dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Tantangan krisis iklim, menurut Haedar memerlukan kesadaran dan aksi bersama. Ia menekankan bahwa solusi untuk perubahan iklim tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga memerlukan transformasi nilai-nilai dan budaya.

Harapannya, berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah dapat menjadi pemicu kesadaran global tentang pentingnya pelestarian alam serta dapat menginspirasi masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi. Tak lupa, ia memotivasi masyarakat untuk bersatu dalam usaha melindungi bumi sebagai amanah yang harus dijaga bersama.

Partisipasi masyarakat diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam mewujudkan upaya Muhammadiyah untuk mengatasi tantangan krisis iklim. Melalui visi dan komitmennya, Muhammadiyah bukan hanya menjadi pelaku lokal tetapi juga bagian dari gerakan global yang berfokus pada keberlanjutan.

Dengan kesadaran yang meningkat, kerja sama internasional, dan keputusan bijak dalam kebijakan lingkungan, kita dapat berkontribusi pada perlindungan planet ini untuk generasi yang akan datang. Setiap langkah kecil yang diambil oleh individu dan komunitas dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan bumi kita. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sambutan-Prof.-Dr.-Haedar-Nashir-M.Si_.-Ketua-Umum-Pimpinan-Pusat-Muhammadiyah-dalam-Global-Forum-for-Climate-Movement-Dok.-Bidang-Humas-Protokol-UAD.jpg 1000 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-12-05 12:20:182023-12-05 12:20:18Milad Muhammadiyah ke-111: Merayakan Perjalanan Panjang Pengabdian dan Pembaruan

Pentingnya Kolaborasi Global dalam Mengatasi Perubahan Iklim

30/11/2023/in Feature /by Ard

Sambutan H.E. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M. selaku Menteri Luar Negeri RI dalam pembukaan acara Global Forum for Climate Movement di UAD (Dok. Istimewa)

Global Forum for Climate Movement yang beberapa waktu lalu telah digelar di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) merupakan kolaborasi antara Muhammadiyah dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI). Berkaitan dengan hal ini, H.E. Retno Lestari Priansari Marsudi, LL.M. selaku Menteri Luar Negeri RI turut menyampaikan sambutannya dalam pembukaan acara secara daring melalui sebuah tayangan video. Retno menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini terkait perubahan iklim dan mendukung upaya bersama untuk menghadapi krisis lingkungan global.

Lebih lanjut, sambutannya juga mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mempromosikan kerja sama global untuk menjaga keberlanjutan alam semesta.

Langkah-Langkah Konkret yang Diambil oleh Pemerintah Indonesia dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Sebagai negara yang memiliki keragaman alam dan budaya, Indonesia memahami betul urgensi pelestarian lingkungan. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan Indonesia termasuk kebijakan energi terbarukan, pelestarian hutan, peningkatan ketahanan pangan, dan program-program inovatif lainnya yang bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

Retno mengungkapkan kontribusi Indonesia dalam mendukung net zero emission melalui pengurangan emisi pada tahun 2030 yang tertuang dalam Laporan Iklim dan Pembangunan Negara (Country Climate and Development Report atau CCDR). Ia mengatakan bahwa Indonesia meningkatkan target iklim dalam bentuk Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) tanpa syarat dari 29% menjadi 31,89% dan NDC bersyarat dari 41% menjadi 43,2%.

Peran Aktif Muhammadiyah dalam Gerakan Iklim Global

Retno menyoroti bahwa upaya bersama atau diplomasi iklim dalam mengatasi perubahan iklim bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan kontribusi aktif dari semua pihak. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, hingga organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah dalam merumuskan solusi yang berkelanjutan dalam rangka menghadapi perubahan iklim.

“The magnitude of the climate crisis and the urgent need for action required innovative partnership. Government alone can not reach this commitment, we need the whole national ecosystem to pitch in, including Muhammadiyah. The engagement of faith-based organizations can really make a real difference to build on Indonesia’s ongoing climate efforts and Global commitment,” jelasnya.

Ia juga memberikan apresiasi kepada Muhammadiyah atas peran aktifnya dalam gerakan iklim global. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki potensi besar untuk memobilisasi masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan. Lebih lanjut, ia menyambut baik upaya Muhammadiyah dalam mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

Retno juga menyampaikan tiga hal mengenai pentingnya organisasi keagamaan dalam mendukung upaya penyelamatan bumi dari krisis iklim. “Pertama, membangun hubungan dengan masyarakat untuk menyebarluaskan informasi dan kesadaran tentang iklim. Kedua, kontribusi intelektual, terutama bagi generasi muda agar terinformasi, termotivasi, dan berkontribusi. Ketiga, memberikan panduan moral dan etika dengan menyebarluaskan gagasan dan praktik ramah lingkungan, seperti yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah.”

Muhammadiyah Climate Center

Dalam kesempatan yang sama, Muhammadiyah sekaligus meluncurkan Muhammadiyah Climate Center. Retno dalam hal ini memberikan sambutan hangatnya perihal pendirian Muhammadiyah Climate Center yang merupakan sebuah upaya baru dari Muhammadiyah dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin kompleks.

Sebagai seorang diplomat ulung, ia turut memberikan apresiasi yang tinggi terhadap langkah proaktif Muhammadiyah dalam menghadapi isu global seperti perubahan iklim. Ia menyatakan bahwa langkah diadakannya Global Forum for Climate Movement dan pendirian Muhammadiyah Climate Center merupakan sebuah tindakan nyata Muhammadiyah dalam mendukung upaya dunia dalam mengurangi dampak buruk perubahan iklim. Keberadaan Muhammadiyah Climate Center menjadi bukti konkret bahwa Indonesia bersama-sama dengan elemen-elemen masyarakatnya, termasuk organisasi keagamaan seperti Muhammadiyah, berperan aktif dalam merintis jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Komitmen Indonesia dan Muhammadiyah akan Terus Berlanjut

Kolaborasi internasional, langkah-langkah konkret, dan peran aktif organisasi masyarakat Indonesia seperti yang dilakukan Muhammadiyah menjadi elemen kunci dalam membangun masa depan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. Melalui upaya bersama ini, Indonesia bersama Muhammadiyah di dalamnya tentu akan terus berkomitmen untuk menjadi kontributor dalam menjaga keberlanjutan planet kita. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sambutan-H.E.-Retno-Lestari-Priansari-Marsudi-LL.M.-selaku-Menteri-Luar-Negeri-RI-dalam-pembukaan-acara-Global-Forum-for-Climate-Movement-di-UAD-Dok.-Istimewa.jpg 1009 1794 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-11-30 11:52:262023-11-30 11:52:26Pentingnya Kolaborasi Global dalam Mengatasi Perubahan Iklim

Perubahan Iklim: Tantangan Global yang Mendesak untuk Dihadapi Bersama

30/11/2023/in Feature /by Ard

Sambutan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. dalam pembukaan acara Global Forum for Climate Movement di UAD (Dok. Bidang Humas & Protokol UAD)

Pada tahun 2023, Muhammadiyah merayakan milad ke-111 dengan tema yang menginspirasi, “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta”. Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang berperan besar dalam pengembangan pendidikan, sosial, dan kesehatan, menandai perjalanan panjangnya dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Rangkaian milad ke-111 tahun Persyarikatan Muhammadiyah dibuka dengan diselenggarakannya forum lingkungan internasional yakni Global Forum for Climate Movement: Promoting Green Culture, Innovation, and Cooperation. Acara ini digelar di Ruang Amphitarium Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 17–18 November 2023.

Pada sesi sambutan, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. menyebut bahwa ada sebanyak 13 negara yang terlibat sebagai pembicara pada forum ini. Adapun mereka memiliki latar belakang yang beragam, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pembuat kebijakan (policy maker) yang telah mendedikasikan hidupnya untuk merawat alam semesta.

“In this context, Muhammadiyah wants to bring this issue as a part of our commitment to save the nature and also to nurture the nature. It is our responsibility as human beings and also as muslims to be the Khalif of God. And one of the responsibilities of the Khalif of God is to nurture and to create prosperity on this earth,” tutur Abdul Mu’ti.

Perubahan iklim merupakan isu yang sangat kompleks karena menyangkut teologi, ekologi, sekaligus budaya. Ia menambahkan bahwa Muhammadiyah dalam hal ini berfokus untuk meningkatkan kesadaran manusia sebagai khalifah di muka bumi tentang tantangan lingkungan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim di dalam maupun di luar Persyarikatan Muhammadiyah.

“But here we want to bring to be a more practical in relation to how we could contribute to the issue of climate change, not only from the intellectual perspective but also how we could have movement in order that we could save the nature as a part of our responsibility as God’s Khalif in the earth,” jelasnya.

Sekilas tentang Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan pada 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta. Organisasi ini bertujuan untuk membawa perubahan positif dalam masyarakat melalui pendidikan, dakwah, dan kesejahteraan sosial. Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah berkembang menjadi salah satu kekuatan utama dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Komitmen ini terus dikembangkan hingga Muhammadiyah memperluas cakupannya untuk terlibat dalam isu-isu kontemporer, termasuk tantangan lingkungan seperti perubahan iklim.

Dengan memilih tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” untuk milad ke-111, Muhammadiyah ingin menekankan pentingnya peran umat Islam dalam menjaga keberlanjutan dan keseimbangan alam. Ikhtiar atau usaha yang dimaksudkan dalam hal ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pelestarian lingkungan, pengembangan ekonomi berkelanjutan, hingga kepedulian terhadap kesejahteraan sosial.

Perhatian serius Muhammadiyah terhadap isu lingkungan dan perubahan iklim, kata Mu’ti, sebetulnya telah digaungkan sejak Muktamar ke-47 di Makassar pada tahun 2015. Pada sisi praktis, lembaga pendidikan Muhammadiyah bahkan telah banyak yang menyisipkan kurikulum terpadu dan berbagai inisiatif untuk aksi penyelamatan lingkungan, seperti program Sedekah Sampah.

Global Forum for Climate Movement

Global Forum for Climate Movement merupakan sebuah forum yang berfungsi sebagai platform bagi para pemimpin, cendekiawan, aktivis, dan praktisi untuk berkumpul dan mendiskusikan strategi untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Forum ini menekankan pentingnya memasukkan nilai-nilai Islam ke dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Tujuan Utama Forum

Terdapat beberapa tujuan utama hadirnya forum ini. Pertama, inisiatif pendidikan. Muhammadiyah menyadari pentingnya pendidikan dalam menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang isu-isu perubahan iklim. Forum ini dapat menampilkan program dan inisiatif pendidikan untuk memberdayakan individu dengan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi pada praktik-praktik berkelanjutan.

Kedua, kolaborasi dan kemitraan. Membangun kolaborasi dan kemitraan dengan organisasi global, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat lainnya merupakan hal yang sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim. Forum ini menyediakan ruang bagi Muhammadiyah untuk terlibat dalam kemitraan yang bermakna untuk aksi kolektif.

Ketiga, advokasi kebijakan. Melalui forum ini, Muhammadiyah dapat mengadvokasi kebijakan di tingkat lokal, nasional, dan internasional yang mendorong praktik-praktik ramah lingkungan dan mengatasi akar penyebab perubahan iklim.

Perspektif Islam tentang Perubahan Iklim

Muhammadiyah, yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam, menekankan tanggung jawab umat manusia sebagai khalifah di bumi. Forum ini mengeksplorasi bagaimana ajaran Islam dapat menginformasikan dan memandu upaya-upaya untuk mengatasi perubahan iklim, dengan menyoroti keterkaitan antara kesejahteraan lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Global Forum for Climate Movement merupakan bukti komitmen Muhammadiyah dalam menjawab tantangan kontemporer melalui kombinasi nilai-nilai Islam, pendidikan, kolaborasi, dan advokasi. Dengan berpartisipasi aktif dalam diskusi global tentang perubahan iklim, Muhammadiyah berkontribusi pada upaya kolektif yang diperlukan untuk membangun masa depan yang berkelanjutan dan tangguh bagi generasi mendatang.

Pesan Kebersamaan

Dalam merayakan milad ke-111, Muhammadiyah mengajak semua pihak, tidak hanya anggota organisasi, untuk bersama-sama berikhtiar dalam menjaga keberlanjutan semesta. Kebersamaan umat Islam, kolaborasi dengan berbagai pihak, dan upaya nyata dalam menjaga alam adalah kunci untuk mencapai visi dan misi Muhammadiyah.

Milad ke-111 Muhammadiyah dengan tema “Ikhtiar Menyelamatkan Semesta” bukan hanya merayakan sejarah panjang organisasi ini, tetapi juga menjadi panggilan bagi semua pihak untuk ikut serta dalam upaya menyelamatkan semesta. Dengan pendidikan, dakwah, dan pelayanan sosial sebagai pondasi, Muhammadiyah terus berkomitmen untuk menjadi kekuatan positif dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan berkelanjutan. (Lid)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Sambutan-Sekretaris-Umum-Pimpinan-Pusat-Muhammadiyah-Prof.-Dr.-Abdul-Muti-M.Ed_.-dalam-pembukaan-acara-Global-Forum-for-Climate-Movement-di-UAD-Dok.-Bidang-Humas-Protokol-UAD.jpg 1000 1500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-11-30 11:10:402023-11-30 11:10:40Perubahan Iklim: Tantangan Global yang Mendesak untuk Dihadapi Bersama

LOGO MILAD KE-63 UAD

21/11/2023/in Feature /by Ard

Logo Milad ke-63 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Bidang Humas dan Protokol UAD)

Download Logo Milad ke-63 Universitas Ahmad Dahlan (UAD)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Logo-Milad-ke-63-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Bidang-Humas-dan-Protokol-UAD.jpg 2084 2084 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-11-21 10:53:092023-11-21 10:53:09LOGO MILAD KE-63 UAD

Tantangan PTS Hadapi Penurunan Mahasiswa Baru dan Upaya Mengatasinya

07/11/2023/in Feature /by Ard

Breakfast Seminar Pelatihan Peningkatan Kepemimpinan Melalui Program iHiLead Erasmus+ di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Dok. Humas dan Protokol UAD)

Berdasarkan Peraturan Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri dari Permendikburistek No. 48 tahun 2022, kuota Seleksi Jalur Mandiri di Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) sampai 50 persen. Hal tersebut berdampak pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia yang mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru tahun 2023.

Berkaitan dengan hal itu, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Seminar Pelatihan Peningkatan Kepemimpinan Perguruan Tinggi melalui program Leadership and Management Development Program (LMDP) Indonesian Higher Education Leadership (iHiLead) Erasmus+. Seminar berlangsung pada Jumat, 27 Oktober 2023 di Ruang Amphitheater Gedung Fakultas Kedokteran UAD. Kegiatan tersebut merupakan langkah dan upaya PTS untuk menghadapi tantangan penurunan jumlah mahasiswa baru.

Lebih lanjut, Rektor UAD Prof. Dr. Muchlas, M.T. mengungkapkan, “UAD mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru yang cukup signifikan pada tahun 2023. Beberapa fakultas yang mengalami penurunan di antaranya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Sains, dan Keagamaan.”

Kemudian Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. yang merupakan Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Wilayah V DIY sekaligus Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan bahwa waktu yang tepat untuk penutupan Penerumaan Mahasiswa Baru (PMB) PTN adalah akhir Juli. Selain itu, penambahan kursi PTN yang tidak wajar menjadi salah satu penyebab penurunan mahasiswa.

Prof. drh. Aris Junaidi, Ph.D. yang merupakan Plt. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY menyampaikan beberapa penyebab penurunan mahasiswa baru di PTS beberapa tahun ini di antaranya sebagai berikut.

  1. Pandemi Covid-19.
  2. Pelaksanaan PMB Jalur Mandiri di PTN baik dari sisi kuota dan jalur mandiri yang terlalu besar dan waktu pendaftaran yang terlalu panjang yakni sampai 15 Agustus 2023, yang masih memungkinkan menerima mahasiswa baru di Jalur Mandiri sepanjang kuota 50 persen tersebut belum tercapai.
  3. Kondisi ekonomi.

Menanggapi hal tersebut beberapa upaya yang dilakukan pemerintah melalui LLDikti ialah berikut ini.

  1. Pembinaan mutu PTS.
  2. Bimbingan Teknis dan Workshop Penjaminan Mutu dalam rangka peningkatan mutu PTS baik dari Akreditasi Perguruan Tinggi maupun Akreditasi Prodi.
  3. Bimbingan Teknis Pengelolaan Perguruan Tinggi kepada Badan Penyelenggara.
  4. Pembinaan dalam rangka peningkatan kualifikasi dosen.
  5. Penyaluran beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
  6. Pendampingan, verifikasi, dan evaluasi pelaporan PDDikti.

Selanjutnya, langkah bagi PTS untuk meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing ialah sebagai berikut.

  1. PTS dapat lebih adaptif dengan kondisi saat ini dengan memanfaatkan media sosial yakni dalam hal promosi secara masif pada kanal-kanal sosial serta situs web.
  2. Peningkatan citra PTS melalui tiga aspek utama yaitu keuangan, pengelolaan, dan infrastruktur atau sarana prasarana.
  3. Kolaborasi PMB melalui Jogjaversitas.

Di samping upaya yang telah dipaparkan sebelumnya, terdapat usulan yang perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah yaitu meminta negara untuk meninjau ulang konsep PTN-BH yang menjadi alasan PTS mencari sumber dana alternatif. (umh)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Breakfast-Seminar-Pelatihan-Peningkatan-Kepemimpinan-Melalui-Program-iHiLead-Erasmus-di-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD-Dok.-Humas-dan-Protokol-UAD-1.jpg 1116 2000 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-11-07 08:47:332023-11-07 08:47:51Tantangan PTS Hadapi Penurunan Mahasiswa Baru dan Upaya Mengatasinya

HKI UAD Adakan Talkshow Desain Industri Potensi Komersial

24/10/2023/in Feature /by Ard

Talkshow Desain Industri Potensi Komersial oleh Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si. selaku narasumber (Dok. Zahro)

Peringati Milad Sentra Hak Kekayaan Industri (HKI) ke-12, HKI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta adakan talkshow desain industri bertajuk “Desain Industri Potensi Komersial” pada Kamis, 19 Oktober 2023 di Hall Gedung Utama Kampus IV UAD. Acara dipandu oleh Vani Dias Adiprabowo, S.Sn., M.Sn. selaku moderator.

Hadir sebagai narasumber Dr. Fatwa Tentama, S.Psi., M.Si. yang merupakan Wakil Dekan Fakultas Psikologi sekaligus dosen Program Studi Psikologi UAD, menjelaskan bahwa dalam talkshow tersebut ada tanya jawab dari moderator dan pemaparan oleh pemateri serta tanya jawab dari peserta dan pemaparan oleh pemateri.

Desain industri merupakan suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi warna dan garis atau garis dan warna, atau gabungan dari itu semua, yang berbentuk 3 dimensi atau 2 dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola 3 dimensi atau 2 dimensi, serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan.

Mengapa desain industri itu penting dan perlu dilindungi?

Desain industri itu penting dan perlu dilindungi karena teknologi yang terus berkembang dan desain industri juga harus terus dikembangkan dan untuk komersialisasi produk dengan desain yang bermanfaat. “Flashdisk merupakan salah satu contoh alat desain industri komersial. Karena teknologi terus berkembang maka selalu ada kebaruan dalam desainnya agar lebih efektif dan mudah digunakan. Jadi, desain industri itu kita membuat desain yang memang menjadi daya jual di masyarakat,” kata Tenta.

Lebih lanjut Tenta menuturkan bahwa sebab lain desain industri perlu dilindungi ialah memiliki nilai komersialisasi karena adanya penampilan atau desain suatu produk, faktor penentu keputusan konsumen membeli suatu produk, mencegah penggunaan atas penampilan suatu produk secara tidak sah, meningkatkan kreativitas dalam menciptakan produk yang beragam (mengikuti perkembangan zaman), serta mendorong pembangunan ekonomi.

Elemen Desain Industri

Dalam desain industri, elemen ini menjadi salah satu hal yang penting dan menentukan konsumen membeli suatu produk atau tidak. Tenta menyebutkan bahwa ada beberapa elemen desain industri, di antaranya bentuk merupakan sebuah rupa yang memiliki 3 dimensi, konfigurasi yaitu ornamen-ornamen yang terdapat pada produk. Ornamen dapat diartikan sebagai dekorasi atau hiasan dapat menjadi fungsi tambahan dan estetis membuat produk lebih lucu dan unik. Selanjutnya, komposisi yaitu pola tambahan berupa elemen 2 dimensi, komposisi garis atau warna yaitu garis saja cukup atau warna biru saja cukup. “Terakhir komposisi garis dan warna atau gabungannya yaitu tulisan warna merah, ada gunungnya warna hijau, dan ada airnya warna putih kebiru-biruan. Kemudian gabungan yaitu ada botol bentuknya, ada lekukan di bawah konfigurasinya dan komposisi garis warna,” imbuhnya.

Tenta pun menyampaikan salah satu jenis desain industri adalah desain industri keseluruhan. Ini merupakan desain yang satu keseluruhan, misalnya satu keseluruhan ponsel yang dilindungi. “Desain industri yang tidak bisa mendapat perlindungan adalah memuat HKI milik orang lain, melanggar kesusilaan atau ketertiban umum atau meresahkan, memuat kreasi milik umum atau negara, dan menistakan keyakinan atau agama tertentu,” ujarnya.

“Berikut adalah produk yang bukan desain industri, di antaranya produk alami, kreasi yang semata-mata berasal dari proses alamiah, kata-kata tanpa adanya elemen gambar, semata-mata hanya fungsi teknis, bangunan atau patung atau monumen, lukisan yang belum diaplikasikan pada produk atau barang, serta wewangian dan irama atau bunyi,” tutup Tenta. (Zah)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Talkshow-Desain-Industri-Potensi-Komersial-oleh-Dr.-Fatwa-Tentama-S.Psi_.-M.Si_.-selaku-narasumber-Dok.-Zahro.jpg 679 1208 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-10-24 09:56:462023-10-24 09:56:46HKI UAD Adakan Talkshow Desain Industri Potensi Komersial

Urgensi Pengendalian Tembakau dalam Mitigasi Bencana

20/10/2023/in Feature /by Ard

Kuliah tamu “Urgensi Pengendalian Tembakau dalam Mitigasi Bencana” oleh Rizanna Rosemary, Ph.D. (Dok. Isah)

Rizanna Rosemary, Ph.D. selaku dosen tamu dari Universitas Syiah Kuala Aceh didapuk sebagai narasumber dalam kuliah tamu Tobacco Control di Kampus III Universitas Ahmad Dahlan (UAD) pada 14 Oktober 2023. Pada kesempatan tersebut, Rizanna menyampaikan tentang urgensi pengendalian tembakau dalam mitigasi bencana.

“Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia yang belum meratifikasi kerangka kerja pengendalian tembakau yang dicanangkan oleh World Health Organization (WHO). Padahal, upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi beban penyakit, kematian, maupun dampak ekonomi yang timbul dari perokok atau orang yang terpapar rokok. Sama halnya dengan komunikasi, pengendalian tembakau juga hakikatnya interdisciplinary sehingga perlu melibatkan banyak sektor,” ungkapnya.

MPOWER FCTC

Rokok itu seperti alkohol, tidak bisa dibumihanguskan, tetapi bisa dikendalikan. Hal inilah yang melatarbelakangi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) meluncurkan strategi untuk mengendalikan tembakau di dunia melalui MPOWER pada tahun 2008. MPOWER merupakan singkatan dari beberapa kebijakan yang dibuat oleh WHO, yaitu M untuk monitoring tobacco use and prevention policies (kebijakan pencegahan dan pemantauan penggunaan tembakau), P untuk protecting people from tobacco smoke (melindungi masyarakat dari rokok), O untuk offering help to quit tobacco use (menawarkan bantuan untuk berhenti menggunakan produk tembakau), W untuk warning about the dangers of tobacco (peringatan tentang bahaya produk tembakau), E untuk enforcing bans on tobacco advertising, promotion, and sponsorship (menegakkan larangan iklan, promosi, dan sponsor rokok), dan R untuk raising taxes on tobacco (menaikkan pajak atas produk tembakau). Dengan kata lain, ini adalah kegiatan monitoring penggunaan dan cara mencegah atau mengurangi konsumsi tembakau. Di antaranya perlindungan terhadap paparan asap rokok, optimalisasi dukungan bagi orang yang ingin berhenti merokok, waspadakan masyarakat terhadap bahaya tembakau, eliminasi iklan, promosi dan sponsorship tembakau, serta raih peningkatan pajak dan cukai rokok.

“FCTC seyogyanya sudah komprehensif karena berisi panduan-panduan atau instrumen yang bisa membantu sebuah negara untuk mengendalikan tembakau dan sudah diratifikasi oleh banyak negara di Asia Tenggara,” kata Rizanna.

CSR Washing

Tanggung jawab sosial Corporate Social Responsibility/CSR Washing merupakan beragam kegiatan yang seakan-akan memaksimalkan dampak positif dan mengesampingkan dampak negatif. CSR Washing menjadi strategi industri rokok untuk menutupi dampak negatif yang ditimbulkan dengan tetap menjaga citra instansi melalui beasiswa pendidikan, pemberian suplai makanan korban bencana alam, pemberian alat pelindung diri (APD) untuk nakes, dan sebagainya.

“Meskipun banyak kegiatan positif yang dilakukan oleh industri rokok, mereka cenderung lupa mengurusi dampak negatif akibat mengkonsumsi produknya, seperti hipertensi, sesak napas, maupun beban penyakit lain yang tidak ditanggung oleh instansi, melainkan ditanggung individu itu sendiri. CSR di mata masyarakat awam dianggap hal baik, padahal terdapat banyak kejanggalan di dalamnya,” terang Rizanna.

Urgensi Tobacco Control dalam Mitigasi Bencana

Risiko yang ditimbulkan dari bencana bisa berupa fisik maupun psikis seperti halnya pandemi Covid-19 (bencana kesehatan). Kebijakan work from home membuat orang lebih aktif merokok sehingga terjadi second hand smoker yakni anggota keluarganya dan perokok tersebut menjadi kelompok rentan yang terkena wabah bencana Covid-19. “Mereka biasanya akan lebih memilih merokok daripada makanan karena rokok diklaim mampu menghilangkan stres sehingga dapat memperburuk kondisi kesehatan masyarakat,” ungkap Rizanna.

Selanjutnya, ia mengungkapkan bahwa upaya mitigasi bencana belum sepenuhnya berjalan dengan optimal. “Mitigasi bencana seharusnya dilakukan pada prabencana, saat bencana, juga pascabencana. Namun kenyataannya, orang-orang hanya akan bergerak pada saat bencana. Padahal, preventif menjadi fokus utama dari kesehatan masyarakat termasuk dalam pengendalian tembakau. Lemahnya dukungan pemerintah maupun stakeholder serta keterbatasan riset terkait sebagai bahan advokasi, menjadi tantangan besar bagi pengendalian tembakau di Indonesia hingga saat ini. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan riset dan juga advokasi yang agresif kepada para stakeholder agar CSR Washing tidak beroperasi terus-menerus,” pungkasnya. (ish)

uad.ac.id

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Kuliah-tamu-Urgensi-Pengendalian-Tembakau-dalam-Mitigasi-Bencana-oleh-Rizanna-Rosemary-Ph.D.-Dok.-Isah-scaled.jpg 1440 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2023-10-20 11:24:402023-10-20 11:24:40Urgensi Pengendalian Tembakau dalam Mitigasi Bencana
Page 34 of 71«‹3233343536›»

TERKINI

  • PPKO BEM Fakultas Psikologi Beri Pelatihan di Sekolah Perempuan Poetri Mardika07/11/2025
  • Hanif Menapaki Perjalanan Panjang Penuh Doa dan Usaha07/11/2025
  • Membangun Generasi Berdaya dengan Iman dan Karya07/11/2025
  • Program Studi Akuntansi UAD Sandang Akreditasi Unggul07/11/2025
  • Tak Menyerah Meski Tanpa Orang Tua, Nona Carolina Buktikan Mimpi Bisa Dicapai07/11/2025

PRESTASI

  • KPS FH UAD Raih Juara II dalam Kompetisi Surat Gugatan Lokajaya Law Fair 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Raih Gold Medal di National Writing Competition (NWC) Universitas Andalas 202507/11/2025
  • Staf Humas UAD Raih Juara II Lomba Desain Poster Internasional SEIFA 202507/11/2025
  • Mahasiswa UAD Torehkan Prestasi Internasional di Ahmad Dahlan International Seminar #3 Competition 202507/11/2025
  • Mahasiswa Psikologi UAD Raih Juara II Nasional Lomba Fotografi AP2TPI 202506/11/2025

FEATURE

  • Hakikat Takwa dalam Kehidupan28/10/2025
  • Tali Allah adalah Tali Persatuan28/10/2025
  • Meraih Amalan Ahli Surga22/10/2025
  • Perjalanan Salsabilla Raih Gelar Sarjana dalam 3,3 Tahun20/10/2025
  • Unlock Your Next Level15/10/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top