• TERKINI
  • PRESTASI
  • FEATURE
  • OPINI
  • MEDIA
  • KIRIM BERITA
  • Menu
News Portal of Universitas Ahmad Dahlan

Kepedulian UAD Terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa

22/12/2021/in Feature /by Ard

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., Wakil Dekan FKIP UAD menyampaikan materi dan pandangannya mengenai isu mental mahasiswa (Foto: Didi)

Mental merupakan bagian penting yang harus selalu diperhatikan pada diri manusia. Jika mental sejahtera dan sehat, maka akan memberikan dampak baik yang berpengaruh pada jalannya kehidupan. Sayangnya, perhatian terhadap kesejahteraan dan kesehatan mental di Indonesia masih cukup minim, terlebih di dalam lingkup perguruan tinggi. Beranjak dari hal tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sampai saat ini menaruh perhatian khusus terhadap isu kesejahteraan dan kesehatan mental di setiap kepribadian mahasiswa.

Dr. Dody Hartanto, M.Pd., selaku Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD mengatakan bahwa perjuangan sebagai mahasiswa terdapat delapan aspek. Di antaranya manajemen waktu, masalah finansial, kompetensi dalam keterampilan, konflik batin menghadapi dosen, perubahan jadwal perkuliahan, deadline sekaligus kuis dadakan, adaptasi lingkungan, dan depresi. Kedelapan aspek tersebut adalah rangkaian masalah yang perlu untuk segera ditangani dengan bijak.

“Berikutnya yang perlu disaksikan lagi adalah fenomena kekerasan seksual di kampus. Apakah masalah tersebut kemudian perlu ditangani? Iya, ini harus segera ditangani. Selain itu, data dari WEduShare pada 21 November 2021, menunjukkan bahwa 87 persen mahasiswa Indonesia merasa salah masuk jurusan. Bayangkan jika masalah ini masih berkelanjutan, mahasiswa yang bersangkutan tidak akan memiliki kompetensi secara maksimal, sama halnya ketika terjun dalam dunia kerja,” terang Dody.

Lebih lanjut Dony mengungkapkan, tingkat depresi mahasiswa di Indonesia cukup tinggi, jika hal tersebut tidak segera ditangani maka berdampak fatal pada dunia pendidikan. Bijak kemudian UAD menggencarkan pendidikan karakter dan kepedulian mental hingga saat ini. Selain itu mahasiswa kerap mengalami future anxiety, yakni ketakutan terhadap masa depan, ketakutan ini bermula dari keraguan akan jadi apa di masa depan kelak.

Bersama Dony, Muslikah, M.Pd., selaku Dosen Program Studi (Prodi) Bimbingan dan Konseling (BK) Universitas Negeri Semarang (Unnes) turut memberikan pandangannya terkait isu mental di kepribadian mahasiswa. Ia mengatakan bahwa hidup tidak selalu harus cerdas secara intelektual, tetapi bagaimana kecerdasan emosional dan spiritual menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki. Konseling pada usia sebaya penting untuk digagas sebab umumnya remaja lebih nyaman untuk menceritakan masalahnya pada teman. Untuk hal ini konseling sebaya yang dimaksudkan adalah layanan konseling yang diberikan oleh teman sebaya, dan ia telah terlebih dahulu mendapatkan pelatihan untuk menjadi konselor.

Sebagai penutup, Diana Septi Purnama, Ph.D., selaku Kepala Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) BK Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengungkapkan, konsep sejahtera ialah rasa bahagia, tingkat stres yang rendah, dan sehat secara fisik maupun mental. Selain itu harus pula ditemukan kesejahteraan psikologis, yaitu kondisi ketika individu memiliki sikap positif terhadap dirinya dan orang lain, dapat membuat keputusan sendiri dan mengatur tingkah lakunya, mampu mengendalikan lingkungan untuk kebutuhannya, memiliki tujuan hidup yang bermakna, serta berusaha untuk terus mengembangkan potensi dalam diri. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Dr.-Dody-Hartanto-M.Pd_.-selaku-Wakil-Dekan-Fakultas-Keguruan-dan-Ilmu-Pendidikan-FKIP-UAD-menyampaikan-materi-dan-pandangannya-mengenai-isu-mental-di-mahasiswa.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-22 10:09:562021-12-22 10:09:56Kepedulian UAD Terhadap Kesejahteraan Mental Mahasiswa

Hidup Cemerlang Bermasyarakat Berawal di Harmonisnya Keluarga

20/12/2021/in Feature /by Ard

Ustaz Drs. H. Anhar Anshory, M.S.I., Ph.D., Kepala LPSI Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai pemateri di Kajian Rutin ba’da Maghrib Aqidah Akhlak (Foto: Didi)

Kehidupan bermasyarakat merupakan salah satu hal yang tidak boleh terabaikan karena manusia adalah makhluk sosial. Dalam bermasyarakat, manusia mendapatkan suatu proses hidup yang sangat bernilai, baik untuk diri sendiri maupun pada urusan yang meliputinya. Saat hal itu diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan bijak, maka dampak sebaliknya akan diperoleh, yakni kesulitan dan tidak mendapat kesejahteraan.

“Pada perspektif Islam, tentu masyarakat akan baik secara keseluruhan tergantung pola hidup di masyarakat itu sendiri. Maka dari itu, harus dibicarakan bagaimana internalisasi tauhid ini berawal di dalam hidup berkeluarga. Mengapa? Sebab keluarga berkaitan dengan tetangga dan keduanya bagian dari masyarakat. Jika di suatu wilayah kehidupan keluarga berjalan baik, maka tetangga pun sama halnya, dan berdampak luas di kehidupan bermasyarakat,” terang Ustaz Drs. H. Anhar Ansyory, M.S.I., Ph.D.

Ia mengisi Kajian Rutin Ba’da Magrib Aqidah Akhlak yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD, Masjid Islamic Center UAD, dan Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan (Persada). Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sekaligus Kepala LPSI UAD tersebut memberikan nasihat pentingnya terkait hidup bijak bermasyarakat. Kajian ini disiarkan langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD, pada Kamis, 16 Desember 2021.

Dengan tema “Internalisasi Tauhid pada Kehidupan Bermasyarakat sedari Keluarga”, Anhar menyampaikan bahwa tauhid dalam bermasyarakat merupakan konsekuensi dari tauhid Rububiyah dan Uluhiyah. Tauhid Rububiyah ialah bagaimana manusia bersikap ideal dari segi dunia dengan praktiknya di kehidupan bermasyarakat, sedangkan tauhid Uluhiyah adalah ibadah atau bentuk pendekatan manusia kepada Allah.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Islam memulai dari bawah yakni keluarga, seperti yang terdapat di dalam Surah At-Tahrim ayat 6. Ayat ini mengandung konteks dakwah dan pendidikan, karena pendidikan adalah bagian dari dakwah. Untuk mewujudkan keluarga yang harmonis disertai ketaatan pada Allah, maka harus diawali dengan proses yang cermat dan kepekaan. Dalam proses ini berawal dari mencari pasangan hidup karena pasangan adalah pilar utama dalam berkeluarga. Itulah alasan dalam perspektif pendidikan Islam menikah adalah suatu proses seleksi manusia, makanya jangan gegabah dan mendahului hawa nafsu semata.

Manusia tidak memakan agama tetapi dengan agama manusia bisa menapaki jalan hidup secara benar. Agama mampu membimbing di segala aspek kehidupan dengan nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan agama manusia mampu mengemban hidup berumah tangga secara baik.

“Jika komunikasi yang baik telah dimiliki, maka seseorang akan mampu menghadapi berbagai dimensi permasalahan yang dihadapi. Apa pun yang diperoleh di dunia harus tetap disyukuri. Tidak lupa juga bahwa keharmonisan dalam keluarga tidak boleh padam, ia harus menyinari diri sendiri dan orang lain di sekitarnya, sehingga menciptakan kehidupan masyarakat yang cemerlang,” tutup Anhar. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Drs.-H.-Anhar-Anshory-M.S.I.-Ph.D.-yang-merupakan-anggota-Majelis-Tabligh-PP-Muhammadiyah-dan-Kepala-LPSI-UAD-sebagai-pemateri-di-Kajian-Rutin-bada-Maghrib-Aqidah-Akhlak.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-20 16:02:012021-12-20 16:02:36Hidup Cemerlang Bermasyarakat Berawal di Harmonisnya Keluarga

Mentransformasikan Kehadiran Teknologi untuk Kebaikan

03/12/2021/in Feature /by Ard

Prof. Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed., Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat menjadi pembicara pada Pengajian Milad ke-61 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Humas UAD)

Pengajian umum yang merupakan serangkaian acara Milad Universitas Ahmad Dahlan (UAD) ke-61 bertajuk “Transformasi Teknologi untuk Ketahanan Ekonomi Menuju Pembangunan Berkelanjutan” berlangsung pada Rabu (1-12-2021) secara daring dan luring di ruang Amphitarium, Kampus IV UAD.

“Perjalanan UAD yang sudah ke-61 tahun ini, atau memasuki dekade ketujuh telah banyak sekali mengalami dinamika. Berawal pada 1958 berbentuk B-1 kemudian dikukuhkan pada 1960 sampai saat ini menjadi perguruan tinggi telah menghasilkan sarjana muda, dan saat itulah ditetapkannya sebagai hari lahir UAD,” tutur Rektor UAD Dr. Muchlas M.T. dalam sambutannya, Rabu (1-12-2021).

Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah sebagai narasumber pengajian ini, menuturkan bahwa bersyukur atas pencapaian yang telah diraih adalah bagian penting untuk kita lebih maju lagi dan lebih berkontribusi. Terutama dalam hal yang digabungkan oleh Muhammadiyah, yaitu mencerdaskan dan memajukan.

Terkait dengan teknologi yang semakin berkembang, Abdul Mu’ti memaparkan beberapa literasi tentang teknologi yang sering dikutip, salah satunya buku Harari, berjudul 21 Lessons for the 21st Century. Dalam buku tersebut terdapat 21 tema tentang tren abad 21. “Selain itu terdapat bagian ketika Harari berbicara tentang pendidikan dan agama,” ujar Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu.

Ia menjelaskan, pendidikan dan teknologi menurut Harari yang sekarang kita kejar dengan berbagai teori dan berkaitan dengan ketenagakerjaan itu baginya tidak penting. Masih menurutnya, pendidikan di masa depan yang penting itu sejarah, filsafat, dan sejenisnya, dibandingkan mengejar teknik informatika dan sejenisnya. Teknologi akan terus berkembang, tidak sekadar mengalami transformasi tetapi mengalami revolusi yang cepat terjadi.

Seperti yang telah terjadi saat ini, yakni akibat adanya pandemi Covid-19. Khususnya di dunia pendidikan, berjalan dengan daring dan yang telah diproyeksi oleh para ahli, ia menjelaskan terkait buku Smith tentang hidup dalam era digital bahwa pada tahun 2025 mendatang manusia akan hidup serba internet.

“Sebanyak 85 persen penduduk dunia terkoneksi dengan internet, sebab kemajuan teknologi informasi yang luar biasa. Buku ini terbit pada 2010 dan dia memproyeksi apa yang akan terjadi 15 tahun ke depan,” jelasnya

Pada konteks pendidikan menurut Abdul Mu’ti tidak hanya dipengaruhi oleh faktor demografi tetapi juga teknologi. “Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, apa yang telah diproyeksi oleh Smith ini berlangsung lebih cepat. Terjadi proses akselerasi, di mana kita dipaksa online karena Covid-19, dan kita beruntung. Bayangkan jika ini terjadi sebelum internet bisa diakses di mana-mana. Maka teknologi telah menjadi bagian di kehidupan umat manusia, bahkan mengubah aspek dalam hidup manusia termasuk yang berkaitan dengan agama,” tambahnya.

Ia menekankan terkait berkembangnya berbagai jenis teknologi telah dirancang secara personifikasi tinggi, sehingga menurutnya di masa depan manusia belajar akan semakin individual tetapi tidak individualistis. “Ke depan, teknologi ini tidak bisa kita hindari. Teknologi akan berubah dengan cepat seiring keinginan manusia untuk melakukan sesuatu yang mudah dan murah,” paparnya.

Termasuk dalam hal ekonomi, menurutnya banyak hal mengubah cara manusia berbisnis. Manusia tidak perlu menghadirkan barang bertemu dengan pembeli di tempat yang sama, cukup jual beli online. Walaupun kehadirannya sangat memengaruhi segala aspek, teknologi tidak bisa menggantikan fungsi dan kemanusiaan. Di sisi lain adanya teknologi perlu ditransformasikan untuk kebaikan dan kebajikan.

“Kita memang harus bisa menguasai teknologi dengan kekuatan moral dan iman, karena kehadiran manusia, agama, serta pentingnya moralitas itu tidak bisa digantikan oleh teknologi,” pungkas Abdul Mu’ti. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Prof.-Dr.-H.-Abdul-Muti-M.Ed_.-Sekretaris-Umum-Pimpinan-Pusat-Muhammadiyah-saat-menjadi-pembicara-pada-Pengajian-Milad-ke-61-Universitas-Ahmad-Dahlan-UAD.jpg 1666 2500 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-12-03 08:01:462021-12-03 08:06:59Mentransformasikan Kehadiran Teknologi untuk Kebaikan

Catatan dalam Pembagian Warisan untuk Anak Laki-laki

30/11/2021/1 Comment/in Feature /by Ard

Ustaz Akhmad Arif Rifan, S.H.I.,M.S.I saat menyampaikan kajian tentang pembagian harta warisan untuk anak laki-laki (Foto: Gufron)

Seperti yang sudah diketahui bahwa manusia akan mengalami peristiwa kematian. Oleh karena itu, membicarakan tentang waris atau warisan sering kali terjadi permasalahan dalam hal kepengurusan dan keberlanjutan dari harta mengenai hak-hak properti yang ditinggalkan oleh pewaris yang sudah meninggal dunia. Waris sendiri adalah harta kekayaan ataupun utang yang dimiliki dan ditinggalkan oleh pewaris (pemilik waris), ketika pewaris tersebut mengalami peristiwa kematian. Sehingga dalam hal ini tidak heran, jika waris menjadi hal sensitif untuk dibicarakan dalam kehidupan manusia.

Pada kajian rutin bakda Magrib yang diselenggarakan oleh Masjid Islamic Center UAD, Ustaz Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I. menjelaskan terkait pembagian waris untuk anak laki-laki dalam perspektif ilmu faraid. Ilmu faraid adalah ilmu untuk mengetahui dengannya siapa yang berhak mendapat waris, siapa yang tidak berhak, dan berapa ukuran untuk setiap ahli waris.

Warisan dalam hukum Islam, anak laki-laki memiliki bagian lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan dari pewaris. Sekitar dua kali lipat lebih besar bagiannya. Namun bila anak laki-laki itu anak tunggal, maka bagiannya menjadi setengah dari jumlah warisan pewaris (ayahnya).

Terdapat pada firman Allah Swt. pada Q.S. An-Nisaa’ ayat 11 yang mengandung arti “Allah mengisyaratkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu; bagian anak laki-laki sama dengan dua bagian anak perempuan …”. Terkait firman tersebut Akhmad Arif memberikan beberapa catatan berdasarkan tafsir. Pertama, bahwa terdapat kata yang artinya mewajibkan dan kata jamak dari anak, baik anak laki-laki maupun anak perempuan. Kedua, Allah Swt. menjadikan bagian anak laki-laki dua kali lipat dari anak perempuan, sebab tanggung jawab anak laki-laki lebih banyak dibandingkan anak perempuan. Di antaranya menafkahi dirinya, anak-anaknya, istrinya, dan kerabat yang berada di bawah tanggung jawabnya. Sedangkan anak perempuan tidak demikian.

“Sesungguhnya agama Islam telah memuliakan hak perempuan, yaitu dengan memberinya bagian dalam hal pewarisan. Bila dibandingkan pada masa jahiliah, perempuan tidak mendapat hak waris. Hal ini dijelaskan pada surah An-Nisaa’ ayat 7,” jelasnya.

Lebih lanjut, pembagian waris pada anak laki-laki terdapat dua hal yaitu asobah binnafsi (apabila tidak memiliki anak perempuan) dan ‘ashobah bilghair (apabila memiliki anak laki-laki dan perempuan). Dalam asobah binnafsi ada beberapa hal yang bisa mendapat waris, yaitu disebabkan pernikahan, kekerabatan, dan sebab seseorang yang telah membebaskan budak.

“Dalam konteks penerimaan anak maka jenisnya yang memengaruhi. Jika hanya memiliki anak perempuan saja maka jumlahnya yang memengaruhi, artinya tidak selalu anak perempuan mendapat bagian sedikit daripada anak laki-laki,” jelasnya. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Gufron-Ustaz-Akhmad-Arif-Rifan-S.H.I.M.S.I-saat-menyampaikan-kajian-tentang-pembagian-harta-warisan-untuk-anak-laki-laki-Foto_-Gufron-28-November-2021-2.jpg 768 1366 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-30 08:02:152021-11-30 08:02:53Catatan dalam Pembagian Warisan untuk Anak Laki-laki

Rokubar Bang Mael: Mahasiswa UAD dan Rintisan Bisnis Mandiri

23/11/2021/in Feature /by Ard

Roti Bakar Bang Mael tampak depan (Foto: Istimewa)

Berstatus sebagai mahasiswa, mencari kesibukan di luar rutinitas akademik merupakan hal umum yang kerap dilakukan. Mulai dari mengikuti organisasi, komunitas, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan bekerja. Dengan seperti itu, beberapa di antaranya kemudian menemukan teman baru, memiliki relasi yang luas, keahlian semakin berkembang, dan hal bermanfaat serta keuntungan lainnya.

Ismail Burhanuddin adalah salah satunya. Laki-laki kelahiran Sragen, 13 Oktober 2000, ini tercatat sebagai mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI). Di tengah kesibukan perkuliahan, Ismail menjalankan bisnis kuliner miliknya yang didirikan awal Januari 2020 lalu. Dengan berbekal usaha, keyakinan, dan doa, Roti Kukus Bakar (Rokubar) Bang Mael mampu bertahan dan mendatangkan keuntungan sampai saat ini.

“Waktu awal penjualan dulu sepi, jadi aku harus banyak belajar tentang penjualan,” ungkap Ismail dengan senyum khasnya. Latar belakang orang tua yang juga pengusaha roti membuatnya sangat terbantu, dan dimanfaatkannya sebaik mungkin. “Kedua orang tua sepenuhnya mendukung apa yang aku lakukan ini,” tambahnya.

Ismail mahasiswa UAD Prodi PAI yang memiliki usaha roti bakar dan narasumber di Cakap Enterprenuer Virtual HMPS PAI (Foto: Istimewa)

Mental dan sabar merupakan salah satu pondasi utama yang harus dimiliki, sebelum atau saat bisnis berjalan. Sembari berusaha mengingat, Ismail menceritakan pengalamannya saat diprotes oleh seorang pembeli.

“Pernah, ceritanya saat itu karyawanku salah memberikan pesanan, akhirnya kami berikan roti bakar lagi secara gratis sesuai dengan pesanan awalnya, dan kita meminta maaf. Waktu itu dia komplain via WhatsApp”.

Sebab masyarakat luas umumnya mengakses internet dan bermedia sosial, Ismail pun memanfaatkan Instagram (@rokubar.bangmael) dan Facebook untuk promosi penjualan. “Jika diperhatikan, sekarang apa pun harus gencar promosi di media sosial, karena sudah eranya digital dan itu sangat membantu,” jelasnya.

Outlet Rokubar Bang Mael berlokasi di Prambanan, dan saat ini sedang dalam proses untuk menghadirkan cabang pertamanya, di pusat kota, Yogyakarta. Ismail berencana untuk cabang pertamanya kelak diberikan perkembangan inovasi, karena target penjualan diharap bisa lebih meningkat dan mampu bersaing.

“Produktif serta bertanggung jawab di kegiatan akademik tentu menjadi yang utama. Selain itu aku berusaha secara maksimal kemudian bersyukur, tidak bergantung pada orang lain, dan tanamkan mind set untuk terus maju,” ucap Ismail pada sesi terakhir Cakap Entrepreneur Virtual, bersama HMPS PAI UAD beberapa pekan lalu. (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Roti-Bakar-Bang-Mael-tampak-depan.jpeg 768 1024 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-23 08:16:442021-11-23 08:16:44Rokubar Bang Mael: Mahasiswa UAD dan Rintisan Bisnis Mandiri

Cara Pandang Islam Menilai Hukum Menikah Beda Agama

02/11/2021/1 Comment/in Feature /by Ard

Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. saat memberikan kajian bakda magrib di IC UAD (Foto: Chika)

Menikah menjadi salah satu penyempurna dalam beribadah kepada Allah Swt. Pernikahan akan memberikan kebahagiaan bagi setiap pasangan yang semata-mata mengharapkan rida-Nya. Di Indonesia, pernikahan beda agama menjadi salah satu fenomena yang kerap ditemui. Ustaz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. dalam Kajian Rutin Bakda Magrib berkesempatan mengulas hukum menikah dengan orang kafir dan musyrik.

“Menikah akan indah dan diliputi keberkahan jika sama-sama dalam satu keyakinan. Agama menjadi kunci kebahagiaan manusia. Tidak perlu mencari pembenaran hanya semata-mata karena cinta maka melanggar hukum Allah. Sudah terbukti bahwa orang yang menikah beda agama tidak mendapatkan kebahagiaan karena diliputi perbedaan keyakinan,” tutur Ustaz Budi.

Agama Islam secara terang-terangan melarang adanya menikah beda agama. Allah Swt. berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 221 yang mengandung arti, “Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik”.

Di agama lain pun melarang adanya menikah beda keyakinan. Di negara Indonesia telah tercantum dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 dijelaskan bahwa “Pernikahan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaan itu”.

“Wanita atau laki-laki musyrik tidak boleh dinikahi oleh laki-laki dan wanita muslim. Musyrik menurut syariat Islam merupakan tindakan menyekutukan Allah Swt. Mereka tidak mau mengesakan Allah Swt. Sedangkan orang kafir ialah orang yang ingkar dan tidak mau beriman kepada Allah Swt,” paparnya.

Ia menambahkan, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berpandangan bahwa menikahi atau dinikahi oleh ahli kitab dan beda agama adalah haram dan tidak sah. “Menikah dengan orang yang beda agama dilarang oleh agama dan negara Indonesia. Lalu bagaimana jika sudah telanjur menikah? Maka berpisahlah sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Mumtanah ayat 10 yang berbunyi, ‘Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu perempuan-perempuan yang beriman maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka’. Firman tersebut sangat jelas dan jangan hanya menikah karena cinta, harta, dan nafsu belaka,” tandas Ustaz Budi saat mengisi kajian yang disiarkan langsung di kanal YouTube Masjid Islamic Center UAD (25-10-2021). (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ustaz-Budi-Jaya-Putra-S.Th_.I.-M.H.-saat-memberikan-kajian-bakda-magrib-di-IC-UAD.jpeg 720 1279 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-02 10:49:262021-11-02 10:49:26Cara Pandang Islam Menilai Hukum Menikah Beda Agama

Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis

01/11/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Alfiandana Susilo Aji yang akrab dipanggil Alfian merupakan Alumnus Program Studi Sastra Indonesia (Sasindo) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang lulus bulan Januari 2020, dan saat ini bekerja di salah satu media berita nasional.

Lulus sarjana merupakan waktu yang tepat untuk mengembangkan dan mengaplikasikan wawasan serta pengalaman selama di bangku kuliah. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, yang semasa kuliah aktif berorganisasi serta berkomunitas ini juga pernah menyabet juara I lomba sastra penulisan puisi pada ajang bergengsi Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) pada 2018 dan satu-satunya perwakilan dari UAD.

Di tengah kesibukan bekerja dengan gaji tetap tak membuatnya berpuas diri, tak lama ini ia mendirikan Toolisen sebuah jasa penulisan media digital seperti penulisan copywriter, content writer, social media manager, script naskah film, script advertising, dan co-writer. Tidak hanya itu, Alfian bersama rekannya juga merintis sebuah bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang diberi nama Cantingan Nenek. Berikut hasil dari wawancara, pada Selasa, (27-10-2021).

Proses pembuatan batik tulis Cantingan Nenek (Foto: Istimewa)

Apa yang melatarbelakangi berdirinya Toolisen?

Untuk latar belakangnya sendiri, sebenarnya ide ini muncul setelah mengamati perkembangan penulisan di era digital sesuai kebutuhan industri di masa sekarang. Dari beberapa bidang penulisan media digital ini saya kira sangat prospek dan cocok untuk Sastra Indonesia. Selain itu, karena saya sering diminta untuk menuliskan, seperti naskah film dan content writer oleh beberapa teman, sedangkan waktu dan tenaga terbatas. Akhirnya saya mengajak beberapa mahasiswa Sastra Indonesia untuk menjadi bagian dari Toolisen.

Kenapa memilih mahasiswa Sastra Indonesia menjadi bagian dari Toolisen?

Pertama waktu mencari SDM saya memprioritaskan dari teman-teman Sastra Indonesia, karena saya sebagai alumnus dan kenal beberapa adik tingkat yang masih sering berkomunikasi dan minat di kepenulisan, saya mengajak mereka untuk belajar bareng dan menggarap proyek penulisan bareng. Selain itu ya, harapannya agar di Sastra Indonesia nantinya ada orang yang merintis penulisan media di era digital atau bahkan mendirikan media digitalnya.

Kedua, Toolisen yang berkaitan dengan bisnis ini saya kira salah satu peluang prospek kerja sesuai dengan Sastra Indonesia di era media digital seperti sekarang ini. Karena pada umumnya setelah lulus dan mencari kerja di pabrik, perusahaan, atau tempat lainnya, sebenarnya tidak masalah. Tapi dengan adanya semacam Toolisen ini, ketika lulus tidak sebatas pergi ke tempat kerja melainkan kita bisa menjalankan dan mendirikan bisnis yang sesuai dengan keterampilan kita.

Bisa dijelaskan apa itu Cantingan Nenek?

Sebelum mendirikan Toolisen, saya dan seorang teman sudah mendirikan Cantingan Nenek. Cantingan Nenek ini merupakan merek bisnis atau UMKM yang memproduksi dan menjual batik tulis dengan motif kekinian. Bisnis ini saya rintis dua tahun lalu pada 2019, sejak saya masih kuliah.

Kenapa memilih bisnis tersebut? Apa alasannya?

Kami mendirikan ini berangkat dari kegelisahan mengenai pandangan orang yang memakai batik hanya untuk acara formal bahkan dianggap ketinggalan zamanlah, kuno, dan lainnya walaupun tidak semua orang beranggapan demikian. Karena itu Cantingan Nenek hadir dengan hasil produksi batik ini bisa dipakai oleh orang-orang di segala kondisi, jadi tidak hanya waktu acara formal, tapi nonformal juga, seperti dipakai waktu nongkrong, acara keluarga, atau kegiatan santai lainnya, karena lebih kekinian dan bisa dipakai untuk berbagai kalangan.

Apa keunggulan produk yang ditawarkan Cantingan Nenek?

Cantingan Nenek punya beberapa keunggulan yang membedakan produk kami dengan batik tulis lainnya. Pertama, kami menawarkan produk limited edition karena merupakan batik tulis yang dibuat secara handmade. Lalu produk kami menghadirkan motif dengan gaya kekinian atau kontemporer, berbeda dengan jenis-jenis batik pada umumnya yang sudah menjadi pakem di masyarakat seperti motif parang, mega mendung, dan sebagainya. Kami memang seolah menabrak pakem motif batik. Tapi bagi kami definisi batik itu kan bukan dari motifnya, melainkan teknik pembuatannya memakai alat canting dan malam dengan digoreskan secara titik-titik dan garis. Jadi kami bisa membuat berbagai gambar, dan ini memungkinkan batik kita bisa berkembang lebih inovatif lagi.

Kemudian dari segi konten gambar, Cantingan Nenek ingin mendokumentasikan pekerjaan-pekerjaan masyarakat dan aktivitas budaya di Indonesia agar tetap dikenal dan tidak hilang karena laju zaman. Gambar motif yang kami buat, di antaranya gambar nelayan, tandur, panen, jatilan, panen durian, tari daerah, dan sebagainya.

Di balik motif bergaya kekinian dari produk Cantingan Nenek inilah kami punya misi untuk mengajak anak muda percaya diri dan bangga memakai batik. Kami ingin membuat batik bisa dipakai dalam segala kondisi baik kegiatan formal maupun santai, dengan tetap membuat penampilan menjadi elegan.

Alfiandana Susilo Aji S.S, Alumni UAD Founder Toolisen dan Cantingan Nenek memakai hasil produksi batik tulis Cantingan Nenek (Foto: Istimewa)

Produk apa saja yang sudah Cantingan Nenek produksi?

Cantingan Nenek sendiri sampai saat ini sudah berjalan kurang lebih tiga tahun. Selain hasil produk kain, kami membuat beberapa produk seperti syal serta tas kombinasi batik dan kulit. Kami juga menjual alat-alat untuk membuat batik tulis. Seiring berjalannya waktu kemudian kami kembangkan lagi yaitu dengan melayani pelatihan pembuatan batik tulis yang bekerja sama dengan instansi-instansi dan juga komunitas untuk mendampingi mereka yang ingin belajar membatik, karena Cantingan Nenek tidak hanya berorientasi pada jualan saja.

Dari kesibukan bekerja, mengurus Toolisen, dan Cantingan Nenek, apakah masih aktif menulis?

Sampai saat ini saya masih menulis walaupun tidak seproduktif dulu ya, kalau dulu puisi sama cerpen, untuk sekarang ini saya fokus di cerita anak. Jadi setelah lulus karena saya masih aktif di yayasan Sahabat Gorga sebuah yayasan yang bergerak di bidang literasi anak, melalui pendekatan seni rupa, sastra, sama teater.

Dari sinilah saya banyak belajar dan lebih mendalami penulisan cerita anak, untuk saat ini buku kumpulan cerpen anak sudah selesai saya garap dan sudah masuk di penerbit, kemungkinan akan diluncurkan November kalau tidak Desember nanti.

Tips buat teman-teman pembaca supaya tetap produktif?

Yang paling penting bisa memanajemen waktu dan menanamkan mindset positif, terus kalau ingin tetap produktif dan menulis paling tidak meluangkan waktu untuk membaca, karena membaca ini penting banget, apalagi kalau mau jadi penulis bekal utama adalah banyak membaca.

Jangan lupa juga untuk tetap ingat bahwa usia paling produktif dalam hidup manusia adalah ketika muda. Jadi manfaatkan masa muda dengan seproduktif mungkin, sehingga bisa memanen hasilnya ketika tua nanti. Saya selalu teringat bahwa orang-orang sukses seperti Elon Musk, Steve Job, Bill Gates, dan sebagainya, mereka saja masih bekerja keras. Masak kita mau rebahan saja di kasur. (hmd)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Gufron-Proses-pembuatan-batik-tulis-Cantingan-Nenek-28-Oktober-2021-scaled.jpg 1707 2560 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-11-01 13:22:582021-11-01 13:33:24Alumnus UAD Dirikan UMKM: Mumpung Masih Muda, Waktunya Berbisnis

Literasi Digital untuk Mahasiswa Cerdas Berkemajuan

30/10/2021/in Feature, Terkini /by Ard

Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Kemenkominfo dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melaksanakan seminar bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan” (Foto: Didi) (Foto: Didi)

Perkembangan modern dalam kehidupan semakin meluas, dibarengi dengan banyaknya alternatif untuk berkomunikasi. Dalam praktiknya, sering dijumpai kekeliruan di dalam memanfaatkan alternatif ini. Sebut saja media digital. Kerugian kepada diri sendiri sampai masyarakat luas terdampak karena banyak yang tidak memperhatikan kaidah atau cara bijak dalam berinteraksi media. Padahal sebaliknya, keuntungan dari sana bisa saja didapatkan.

Berlandas pada fenomena tersebut, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama Kemenkominfo dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah melaksanakan seminar yang bertujuan agar media digital ini mampu merealisasikan nilai literasi, keuntungan, dengan tetap berperilaku sebagai manusia yang beradab. Acara diselenggarakan pada Sabtu, 23 Oktober 2021, berlangsung secara daring via Zoom Meet dan YouTube UAD.

Bertajuk “Mahasiswa Cerdas untuk Indonesia Berkemajuan”, seminar ini dibuka dengan sambutan yang disampaikan oleh Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aprika Kemenkominfo. Menurutnya, “Literasi digital merupakan kunci dan pondasi utama yang harus dimiliki. Kemenkominfo bersama pemerintah dalam hal ini berusaha meningkatkan literasi digital di masyarakat.”

Setelahnya dilanjut oleh sambutan dari Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, dengan hangat dan beberapa nilai penegasan, “Kejahatan di ruang digital terus meningkat. Hoaks, penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, perundungan siber, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital, perlu diwaspadai karena mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Harus makin banyak masyarakat yang melek digital.”

Usai mendengar beberapa sambutan, dimulailah pengenalan tiga pemateri, di antaranya Dr. Muchlas, M.T. selaku Rektor UAD, Khusnul hidayah, S.E., M.Si. sebagai dosen ekonomi dan Wakil Ketua Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH) Pengembangan dan Penelitian UAD, dan Royan Agil Nugroho mahasiswa yang merupakan aktivis terbaik 1 UAD.

Topik seminar terbagi ke dalam tiga topik berbeda, yang masing-masing dibahas oleh pemateri. Menjadi narasumber pertama, Muchlas membawakan tema “Mendorong Generasi Muda Cerdas Bermedia Sosial dengan Akhlaqul Medsosiyah Muhammadiyah maupun Fiqih Informasi”. Topik ini berisi tentang cara menjadi manusia yang berperilaku bijak dalam bermedia digital

Persis seperti yang disampaikannya, “Cerdas bermedia sosial yang dimaksud adalah bermanfaat dan aman dalam menggunakannya, terutama bagi diri sendiri. Sebab di dalam bermedia sosial terlibat pengambilan keputusan serta interaksi, melakukan selektivitas dalam memilih konten. Tidak semua informasi memiliki kebenaran di dalamnya. Karena informasi bersumber luas bisa dari siapa saja.”

Muchlas mengatakan bahwa dalam merealisasikannya perlu bekerja sama dari beberapa elemen pendukung. Untuk hal ini Majelis Pustaka dan Informasi dengan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah turut mengambil peran.

“The Akhlaqul Karimah behind the social media,” tegasnya di akhir kata.

Berlanjut ke narasumber kedua, berbicara tentang cara media digital dapat mendatangkan keuntungan dari segi finansial, alasan “Membangun Skill Digital Ekonomi untuk Generasi Muda” menjadi tema yang dipilihnya. Ia percaya di era modern saat ini banyak pilihan mudah dalam mencari pemasukan sumber ekonomi, salah satunya ialah dengan pemasaran di media sosial.

“Saat ini mahasiswa sangat berpotensi di bermedia sosial yang bisa mendatangkan keuntungan tadi. Landasan utamanya ialah paham dengan komunikasi online, digital market, riset pasar, dan marketing harus dipahami serta dengan riset maupun keahlian penunjang seperti fotografi dan sebagainya,” imbuhnya.

Dengan senyum dan keyakinan Khusnul mengakhiri, “Digital ekonomi adalah peluang dan opportunity.”

Moderator tersenyum manis sembari memberikan giliran kepada narasumber ketiga, Royan Agil Nugroho yang membawakan tema “Kecakapan Digital untuk Mahasiswa Berprestasi”. Salam pembuka selesai saat moderator memberikan pertanyaan pembuka kepadanya, “Sikap atau pemikiran apa yang dibutuhkan mahasiswa bisa berprestasi nantinya?”

“Ilmu, pengalaman, dan karya. Penting berliterasi digital adalah melepas apa yang ada di diri lalu membagikan kepada publik. Menyiarkan kegiatan bermanfaat pribadi kepada khalayak umum, melalui sosial media. Sebab saat ini pun kita terbatas untuk pertemuan, ajang personal branding agar mewujudkan pencapaian melalui sosial media dan menginspirasi,” jawab Royan dengan mantap.

Sebagai penutup Royan menambahkan, “Jangan lupa untuk memanfaatkan fasilitas guna meraih prestasi.” (didi)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Literasi-Digital-untuk-Mahasiswa-Cerdas-Berkemajuan-Bertajuk-Mahasiswa-Cerdas-untuk-Indonesia-Berkemajuan.jpg 750 1334 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-10-30 17:36:222021-10-30 17:39:28Literasi Digital untuk Mahasiswa Cerdas Berkemajuan

Kampus Mengajar, Langkah Awal Ida untuk Konsisten

15/06/2021/in Feature /by Ard

Ida Ma’rifah saat mengikuti program Kampus Mengajar di SD N Kawunganten 06

Ida, begitu teman-teman memanggilnya. Perempuan bernama lengkap Ida Ma’rifah itu lahir di Cilacap, 4 Maret 2000. Berkat rekomendasi dari program studinya, ia dapat mengisi waktu luang dengan mengikuti program Kampus Mengajar. Melalui program tersebut, untuk pertama kalinya ia mengajar anak usia Sekolah Dasar (SD) dan bertemu dengan pendidik-pendidik lain.

Semangat aktivis Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Matematika itu membara berkat sambutan dari Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. saat pembekalan. Nadiem dalam sambutannya menyampaikan, jika pembelajaran dalam jaringan (daring) terus, maka tidak berjalan optimal. Peserta didik harus dituntun untuk belajar dan bersosialisasi dengan teman-temannya di sekolah, sehingga sosok pendidik bagi peserta didik SD sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Bagi Ida, tahapan yang rumit dalam program Kampus Mengajar yaitu konsisten. Konsisten dalam mengajar, pergi ke SD setiap hari dengan jarak yang jauh, bertemu dengan siswa, membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP), dan konsep pembelajaran. Selanjutnya konsisten dalam membuat laporan yakni laporan awal, harian, mingguan, bulanan, dan akhir harus dimasukkan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Namun hal tersebut tidak menjadi masalah baginya karena telah dibekali ilmu dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD).

Mahasiswi dengan kacamata minus itu menyampaikan, “Ketika belajar di Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UAD bukan hanya mendapat ilmu pengetahuan saja, tetapi kami juga diberikan kemampuan ilmu mengajar seperti cara mengajar dan membuat media pembelajaran yang menarik. Selain itu kami juga dilatih untuk bisa memanajemen kelas dan mengenal karakteristik anak yang bermacam-macam.”

Anak pertama dari tiga bersaudara itu sangat bersyukur mengikuti program tersebut karena menambah relasi. Bersama Rizal Fadly Ardiansyah dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UAD dan keenam temannya dari kampus yang berbeda, Ida menjalankan program Kampus Mengajar di SD Negeri Kawunganten 06. Mereka juga mendapat ilmu psikologi seperti sabar, menahan marah, semangat, memberikan contoh yang baik, dan berucap yang baik. Mahasiswa peserta program Kampus Mengajar juga mendapat bonus, karena bisa mengonversi mata kuliah sebanyak 12 Satuan Kredit Semester (SKS) dan mendapatkan potongan Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp2.400.000,00.

“Generasi penerus bangsa merupakan suatu julukan yang sangat besar tanggung jawabnya. Oleh karena itu, setelah program ini kami berharap peserta didik memiliki budi pekerti yang baik. Selanjutnya, semoga mereka tetap mengikuti perkembangan teknologi dengan baik,” tutup perempuan yang hobi berenang itu pada 12-06-2021. (Dew)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Ida-Marifah-saat-mengikuti-program-Kampus-Mengajar-di-SD-N-Kawunganten-06..jpg 720 1280 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-06-15 11:30:022021-08-16 21:02:18Kampus Mengajar, Langkah Awal Ida untuk Konsisten

Jahe We’cana Hidupkan UMKM Dusun Guyangan

08/03/2021/in Feature /by Ard

Mahasiswa KKN Reguler 81 sedang menunjukkan produk unggulan berupa Jahe We’cana sebagai peningkatan UMKM di dusun Guyangan, Pleret, Bantul

Pandemi Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19) yang sudah setahun mewabah di Indonesia membuat berbagai sektor mengalami penurunan. Sektor ekonomi menjadi salah satu hal yang memprihatinkan. Toko dan usaha kecil ikut terdampak yang memaksa pengusaha dan pedagang gulung tikar. Daya beli dan permintaan pasar menjadi faktor utama turunnya sektor ekonomi. Kreativitas dan inovasi produk dengan memanfaatkan teknologi sangat penting dilakukan agar dapat bertahan di masa pandemi.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 81 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sebagai salah satu program pengabdian terhadap masyarakat, ikut serta memaksimalkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di dusun Guyangan, Pleret, Bantul. Jahe Wedang Calon Sarjana (We’cana) menjadi salah satu produk yang diinisasi oleh KKN UAD unit XIV C.2.

We’cana memadukan bubuk jahe dengan tampilan masa kini dan berbagai varian. Minum wedang jahe lebih mudah dan praktis dengan We’cana olahan serbuk jahe dalam kemasan. Tiara Kusumaning Tiyas selaku bendahara KKN UAD unit XIV C.2 menuturkan alasan memberikan merek We’cana ialah mahasiswa KKN sebagai mahasiswa calon sarjana yang menginisasi produk tersebut.

“Jahe emprit dan gula menjadi bahan utama dari We’cana. Jahe berkualitas dipilih dan diolah tanpa tambahan pengawet. Tidak seperti wedang jahe pada umumnya, We’cana memiliki varian rasa dengan tampilan menarik. We’cana dapat dipesan secara online sehingga praktis,” ujar Tiara saat menjelaskan kelebihan produknya.

Produk Jahe We’cana (Wedang calon sarjana) karya mahasiwa KKN UAD di Guyangan, Pleret, Bantul

Ia mengimbuhkan, proses pembuatan We’cana dimulai dengan mencuci jahe dan dikupas, selanjutnya diparut dan diperas. Air perasan jahe dimasak dengan gula dan diaduk hingga menjadi bubuk. Perbandingan antara jahe dan gula ialah 1:2.

Selain memberikan pelatihan dan edukasi tentang mengolah jahe, mahasiswa KKN UAD pun mengajarkan cara menanam jahe sebagai bahan utama pembuatan We’cana. Hal ini bertujuan agar menghemat pembelian bahan pembuatan We’cana dan memaksimalkan lahan kosong di pekarangan rumah.

“Inovasi produk wedang jahe yang kami lakukan sebagai langkah meningkatkan nilai jual jahe dan menghidupkan UMKM di dusun Guyangan. Terlebih di masa pandemi banyak warga yang kehilangan mata pencaharian,” tutup Tiara. (Chk)

https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/Mahasiswa-KKN-Reguler-81-sedang-menunjukkan-produk-unggulan-berupa-Jahe-Wecana-sebagai-peningkatan-UMKM-di-dusun-Guyangan-Pleret-Bantul.jpg 529 955 Ard https://news.uad.ac.id/wp-content/uploads/logo-news-uad-2.png Ard2021-03-08 12:18:442021-08-16 21:02:45Jahe We’cana Hidupkan UMKM Dusun Guyangan
Page 41 of 64«‹3940414243›»

TERKINI

  • PBII Walkie Talkie, Ruang Bicara Anak Muda tentang Pancasila17/06/2025
  • UAD Gelar Pelatihan Publikasi Ilmiah Seri Kedua17/06/2025
  • Rakornas AIK: UAD Torehkan Prestasi Gemilang17/06/2025
  • IMM BPP UAD Gelar Seminar Nasional SDGs16/06/2025
  • “Sehari Menjadi Dahlan Muda” Merancang Masa Depan Generasi Emas di UAD16/06/2025

PRESTASI

  • Tim Indynamics UAD Raih Prestasi di UNITY Competition #1317/06/2025
  • Mahasiswi Gizi UAD Raih Juara I Kelas C Putri di Kejurnas Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UAD Raih Juara Umum II di Kejuaraan Nasional Tapak Suci Semar VI13/06/2025
  • UKM Karate UAD Raih 12 Medali dalam Kejuaraan Internasional11/06/2025
  • Mahasiswa UAD Juara 2 Nasional Cover Lagu Islami11/06/2025

FEATURE

  • Membangun Identitas Kader IMM di Tengah Tantangan Zaman17/06/2025
  • Peran Mahasiswa dalam Melahirkan Hukum yang Adil16/06/2025
  • Kolaborasi Digital, Kunci Mewujudkan SDGs di Era Gen Z16/06/2025
  • Langkah Kecil Gen Z untuk Dunia yang Berkelanjutan16/06/2025
  • Kunci Kesehatan Mental Menuju Indonesia Emas 204516/06/2025

TENTANG | KRU | KONTAK | REKAPITULASI

Scroll to top